Islam percaya bahwa puasa dan pahala di bulan Ramadhan sangat berkaitan dengan penyucian dosa. Sebab ada keutamaan orang yang berpuasa di bulan itu. Merenungkan tulisan ini kita akan mengerti apakah tujuan penciptaan manusia mendukung konsep pahala.
Ajaran Wahyu Allah Soal Puasa Dan Pahala
Menurut Islam, keutamaan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan ialah beroleh pahala berlipat ganda. Maka mereka giat berpuasa di bulan itu.
Tapi, Wahyu Allah (Taurat, Zabur, dan Injil) tidak pernah mengajarkan pahala untuk beroleh sorga. Ibrahim, Musa, dan, Isa Al-Masih tidak pernah berpuasa guna mendapatkan pahala.
Jika Anda menemukan ajaran puasa untuk beroleh pahala dalam Wahyu Allah, silakan mengemail kami di sini.
Apakah Tujuan Penciptaan Mendukung Ajaran Pahala?
Kristen setuju dengan Al-Quran, bahwa Allah menciptakan manusia agar mengabdi kepada-Nya (Qs 51:56). Yaitu menaati semua perintah dan menjahui larangan-Nya. Atau menaati Dia secara sempurna (100%).
Maka, berpuasa dan berbuat baik guna beroleh pahala tidaklah sesuai dengan tujuan penciptaan itu. Haruskah orang tua mengupahi anaknya yang taat kepadanya?
Allah tidak memberi pahala bagi yang berbuat baik. Sebab menaati Dia adalah kewajiban manusia.
Berkat keselamatan dan hidup kekal ada dalam kesucian atau ketaatan yang sempurna kepada Allah.
Manusia yang normal ialah yang menaati semua perintah Allah dan semua larangan-Nya. Itulah sebabnya Allah menghukum Adam dan Hawa yang tidak normal/berdosa. Ketika mereka melanggar larangan-Nya.
Hukuman Bagi Manusia Yang Rusak/Berdosa
Akibat dosa Adam, semua manusia tidak dapat hidup normal/suci tanpa dosa. Sebaliknya, mereka selalu berbuat dosa dengan melanggar firman-Nya.
Kitab Nabi Islam menuliskan “Barangsiapa berbuat dosa . . ., mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs 2:81). Injil Allah juga menegaskan “Sebab upah dosa ialah maut” (Injil, Surat Roma 6:23).
Bagaimana caranya bebas dari hukuman dosa? Apakah benar itu adalah karena puasa dan pahala?
Bagaimana Allah Menolong Manusia Berdosa?
Allah rindu menyelamatkan manusia dari hukuman kekal di neraka. Maka Ia mengutus Kalimat-Nya, Isa Al-Masih ke dunia, menjadi manusia untuk mati disalib. Tujuannya untuk menanggung hukuman dosa manusia.
Kematian Isa Al-Masih menggantikan hukuman kematian kekal karena dosa. Lalu Isa bangkit dari kematian dan kembali ke sorga.
Isa berjanji, “Akulah kebangkitan dan hidup . . . setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Injil, Rasul Besar Yohanes 11:25-26).
Jaminan Sorga, Puasa dan Pahala ataukah Isa Al-Masih?
Jadi ajaran pahala bertentangan dengan tujuan penciptaan dan tidak menjamin sorga.
Sebaliknya, Isa Al-Masih menjamin pengampunan dosa dan hidup kekal setiap orang yang percaya kepada-Nya. Jika Anda keberatan tentang Isa menjamin sorga, silakan sampaikan kepada kami di sini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut artikel di atas mengapa konsep pahala harus kita tolak?
- Mengapa Allah tidak harus memberi kita pahala ketika menaati Dia?
- Apakah alasannya bahwa Isa Al-Masih dan bukan pahala yang menjamin manusia masuk sorga?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Puasa Dan Pahala Ditinjau Dari Tujuan Penciptaan Manusia”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718
Gandhi Waluyan mengatakan
~
Rekan Slamet,
Beberapa kali saya sampaikan kepada admin dalam beberapa artikel, mengapa Kristen lebih mempercayai perkataan Paulus yang hanya tertuang dalam secarik surat. Bukankah surat-surat Paulus itu hanya opini pribadi Paulus. Bukan perkataan Yesus atau Allah. Bukankah banyak ayat Alkitab Yesus sangat membenci Paulus sebagai orang Farisi yang suka memperdaya pengikut-Nya.
Bahkan banyak ayat Yesus hingga mengucapkn kata celakalah. Silakan periksa Matius 23. Tidak ada istilah Taubat bagi Farisi, tujuannya hanya menyesatkan pengikut Yesus. Dengan menjadikan Yesus Tuhan, berarti pengikut Paulus telah membantah perkataan Yesus sendiri. Baca Markus 10:18. Yesus hanya orang biasa yang merasa belum menjadi baik.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Gandhi,
Jelas Yesus Kristus tidak membenci orang Farisi karena Dia juga bersedia mati untuk menyelamatkan orang Farisi yang bertobat. Sebenarnya yang Yesus Kristus benci adalah ajaran orang Farisi. “Yesus berkata, ‘Sungguh celaka juga kalian yang menguasai Taurat, karena kalian membebani orang dengan beban yang berat, tapi kalian sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun'” (Injil, Rasul Lukas 11:46).
Benarkah tidak ada orang Farisi yang bertobat? Tidak benar. Rasul Paulus adalah salah satu contoh orang Farisi yang telah bertobat. Mari kita lihat pengakuannya, “Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin,orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi” (Injil, Surat Filipi 3:4-5).
Rasul Paulus tidak pernah mentahbiskan Yesus Kristus menjadi Tuhan, ia hanya mengimani kesaksian malaikat Allah bahwa Yesus Kristus itu adalah Tuhan. Malaikat Allah berkata, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud” (Injil, Rasul Lukas 2:11).
~
Slamet
Jesus Park mengatakan
~
Gandhi,
Mengapa saudara sangat membenci Paulus? Bukankah allah Islam tidak pernah menolak Paulus sebagai utusan Isa? Jika saudara menolak ajaran Paulus, mengapa saudara tidak menolak ajaran allah Islam? Bagaimana dengan nabi Islam yang menolak ajaran Isa?
Kata Isa: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Matius 19:18-19). Mengapa nabi Islam tidak mengikuti semua ajaran Isa? Isa juga tidak mengajarkan amalan akan mendapatkan surga, tapi mengapa allah Islam mengajarkan sebaliknya? Mengapa allah Islam dan nabi Islam menentang ajaran Isa?