Sebelum menulis artikel ini, saya baru merayakan hari ulang tahun saya beberapa hari lalu. Teman dan handai-taulan memberi selamat dan doa untuk saya. Saya sungguh senang bila hari ulang tahun saya tiba.
Tentu setiap orang akan merasakan hal yang sama, seperti yang saya rasakan. Bahkan tidak jarang beberapa orang, tidak hanya merayakan hari ulang tahun kelahiran. Tetapi juga merayakan hari ulang tahun pernikahan, dll. Dan menurut kami, perayaan tersebut adalah bentuk ucapan syukur mereka kepada Allah.
Pertanyaannya, bolehkah umat Islam merayakan maulid nabi? Bagaimana dengan maulid Isa Al-Masih?
Bolehkah Kita Merayakan Maulid Nabi?
Bila kita bertanya kepada umat Muslim pertanyaan ini, kita akan mendapat jawaban yang bervariasi. Perayaan Maulid nabi Islam mulai berkembang di negara Timur Tengah.
Di Indonesia sendiri, tidak semua umat Muslim merayakannya. Aliran Wahabi/Salaf salah satunya. Mereka tidak setuju dengan perayaan maulid nabi.
Alasannya: Karena tidak ada perintah dari Muhammad. Juga perayaan maulid nabi tidak terdapat dalam Al-Quran.
Namun umat Muslim lain memberi pandangan berbeda. Nabi yang diberi gelar sebagai nabi yang mulia di dunia ini, layak untuk dirayakan hari kelahirannya. Semua merupakan ekspresi kecintaan mereka pada sang nabi.
Apakah Anda merayakan maulid nabi? Silakan kirim jawaban Anda di sini.
Layakkah Kita Merayakan Maulid Isa Sang Kalimatullah?
Orang-orang modern merayakan hari kelahiran sebagai bentuk ucapan syukur. Umat Islam merayakan maulid nabinya karena mereka mencintainya. Bagaimana dengan Kalimat Allah? Layakkah jika kita merayakan maulid Isa Al-Masih yang telah datang ke dunia?
Bila kita merayakan kelahiran seseorang yang hanya mulia di dunia saja, bagaimana dengan orang yang disebut sebagai terkemuka di dunia dan di akhirat (Qs 3:45)? Bukankah lebih layak merayakan kelahirannya?
Siapakah Kalimat Allah yang terkemuka di dunia dan akhirat? Isa Al-Masih!
Merayakan Maulid/Hari Lahir Bentuk Ucapan Syukur
Sebagaimana umumnya orang merayakan hari kelahiran sebagai ucapan syukur, demikian juga dengan orang-orang Nasrani. Mereka merayakan kelahiran Isa Al-Masih sebagai ungkapan syukur. Sebab, Isa Al-Masih telah hadir di dunia dan di hati mereka. Juga Dia telah memberikan keselamatan dan hidup kekal.
Bukankah hal ini cukup menjadi alasan bagi seseorang merayakan kelahiran Isa Al-Masih? Ingatlah, Ia Kalimat Allah yang telah datang untuk membawa terang bagi dunia?
Inilah janji Isa Al-Masih bagi setiap orang, termasuk Anda. “Maka Yesus [Isa Al-Masih] berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: ‘Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup’” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).
Silakan hubungi kami jika Anda ingin mempunyai terang hidup ini dan hidup kekal.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa orang di seluruh dunia senang merayakan hari ulang tahun kelahirannya? Tujuannya apa?
- Menurut Saudara, layakkah kalau kita merayakan kedatangan Kalimat Allah ke dunia? Jelaskan!
- Apakah Saudara masih pikir pengikut Isa Al-Masih salah merayakan kelahiran-Nya walau Ia membawa keselamatan dan hidup kekal bagi mereka? Mengapa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Bolehkah Merayakan Maulid Nabi Islam dan Isa Al-Masih?” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Salah Satu Mukjizat Isa: Memulihkan Hubungan Kita Dengan Allah
- “Natal” Perayaan Kelahiran Isa Al-Masih Yang Hidup
- Apakah Kelahiran Isa Malam Teristimewa Bagi Muslim Dan Nasrani?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Bolehkah Merayakan Maulid Nabi Islam dan Isa Al-Masih?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718.
~
Saya tidak mengetahui ulang tahunnya Allah. Bagaimana merayakannya?
~
Saudara Era,
Allah tidak dilahirkan karena Dia adalah kekal. Namun, tahun kedatangan Kalimat Allah yang telah menjadi manusia itulah yang diperingati sebagai perayaan Natal. Perayaan natal bukanlah sekedar rutinitas perayaan keagamaan yang harus dijalani setiap tahunnya. Namun, inti natal adalah memperingati dan merenungkan kembali makna kedatangan Isa Al-Masih sebagai Juruselamat di dunia ini.
“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud….” (Injil, Rasul Lukas 2:11). Jadi, kedatangan Isa Al-Masih ke dunia ini adalah sebuah misi untuk membereskan persoalan terbesar manusia yaitu dosa.
Dosa memisahkan manusia dari Allah. Dosa merusak hubungan antara manusia dan Allah, dan penyebab konflik antara manusia dengan manusia. Isa Al-Masih datang untuk memulihkan hubungan tersebut. Untuk menyambut kedatangan-Nya, kiranya saudara berkenan membuka hati dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.
~
SL
~
Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi penyayang. Saudara, kenapa dipertikaikan perbedaan sikap mereka yang merayakan hari kelahiran Rasul Muhammad? Apabila seseorang yang kita cintai dan banyak berkorban untuk kita, maka tidak salah kalau kita mengingatinya. Cuma jangan berlebihan.
~
Saudara THA,
Sebagian umat Muslim tidak merayakan maulid Nabi Muhammad karena maulid dikategorikan sebagai bid’ah. Maulid adalah perkara baru dalam agama yang tidak ada dasarnya sama sekali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Waspadalah kalian dari perkara-perkara baru (dalam agama) karena sesungguhnya semua bid’ah itu sesat” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Bagaimana dengan Natal? Walaupun tidak ada perintah dalam Alkitab, namun merayakan Natal adalah baik dan perlu. Kita wajib bersyukur mengenang kelahiran Isa Al-Masih, sang Juruselamat dunia yang telah lahir 20 abad silam. Dan kita juga dapat ‘memuji dan memuliakan Allah’ yang telah mendatangkan ‘kesukaan besar bagi seluruh bangsa’ dan ‘damai sejahtera di bumi’.
Bahkan ketika berita Natal pertama kali disampaikan, bukan hanya para gembala di padang Efrata yang bersukacita. Tetapi para malaikat di sorga juga menyambutnya dengan sukacita.
“Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Injil, Rasul Lukas 11:13-14).
~
SL
~
[quote]kalau mampu ya dirayakan kalau tidak ya tidak memaksa,natal juga banyak yang tidak merayakan,sama saja.[/quote]
Kalau Maulud dirayakan secara besar-besaran nanti iri lagi. Merayakan sederhana saja acara Maulud Nabi Muhammad Saw sampai 1 bulan, apalagi besar-besaran. Maulud Nabi Muhammad dirayakan sampai 1 bulan sedangkan Natal hanya 1 hari.
~
Saudara Ella,
Sekalipun umat Muslim merayakan Maulud Nabi Muhammad secara besar-besaran, kami yakin umat Kristen tidak akan ada yang iri. Karena hal ini tidak mempunyai makna apa-apa bagi keselamatan manusia, kecuali hanya pemborosan.
Bagaimana dengan Natal? Walaupun Alkitab tidak memberikan pernyataan yang gamblang tentang perintah langsung untuk merayakan Natal. Tetapi umat Kristen dapat melihat bahwa Alkitab memberi perintah agar mereka selalu mengingat kasih dan anugerah Allah melalui Natal.
“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Injil, Rasul Lukas 2:11). Natal adalah anugerah Allah yang sangat besar bagi manusia. Karena melalui peristiwa kelahiran Isa Al-masih (inkarnasi) ke dalam dunia kita dapat melihat penggenapan rencana keselamatan dari Allah. Di mana Allah telah merencanakan keselamatan itu sejak manusia jatuh ke dalam dosa.
Tidak ada satu manusia pun yang mampu menjalankan dan memenuhi rencana keselamatan Allah, selain dari pada Allah sendiri yang harus turun menjadi manusia kemudian mati di kayu salib. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
SL
~
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Bagaimana dengan kelahiran Isa Al-Masih itu sendiri yang diperingati tanggal 25 Desember? Apakah di Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru menerangkan demikian, yaitu Isa Al-Masih lahir pada tanggal 25 Desember? Bagaimana jika Isa Al-Masih tidak dilahirkan pada tanggal 25 Desember, yang artinya Natal atau perayaan atas kelahiran Isa Al-Masih ternyata tidak sesuai atau tidak tepat waktunya?
~
Saudara Wayunendra,
Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, bahkan Al-Quran tidak pernah mencatat tanggal berapa pastinya Isa Al-Masih lahir. Allah juga tidak pernah memerintahkan umat Kristen untuk merayakan Natal. Walaupun demikian, kenyataanya mereka selalu merayakan Natal setiap 25 Desember.
Natal yang dirayakan oleh orang Kristen setiap 25 Desember bukanlah lahirnya Isa Al-Masih secara jasmani. Melainkan “lahirnya” Isa Al-Masih di dalam kehidupan rohani mereka. Dengan kelahiran Isa dalam hidup mereka, maka akan mempunyai “Cahaya Terang”. Sebab kedatangan Isa Al-Masih ke dunia untuk membawa Cahaya Terang.
“Akulah [Isa Al-Masih] terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).
~
Slamet
~
Kita tahu setiap tahun baru Cina setiap perayaannya berbeda tanggalnya setiap tahun karena mereka punya tanggal tersendiri (tanggal versi Cina). Sama halnya perayaan kelahiran nabi Muhammad setiap tahun berbeda tanggal bahkan bulannya.
Bagaimana dengan umat Israel (orang pilihan) apa tidak punya kalender sendiri selalu 25 Desember. Atau ini pekerjaan gereja Vatikan dalam penyesatan umat nabi Isa?
~
Saudara Kabayan,
Betapa kacau nya apabila tanggal kelahiran kita yang tertulis di KTP berubah setiap tahunnya. Oleh sebab itu, penanggalan Arab maupun Cina tidak digunakan secara internasional. Dunia internasional justru menggunakan penanggalan Masehi. Tahukah saudara?
“Masehi” berasal dari kata “Mesias” atau “Al-Masih” yang artinya “diurapi” yaitu gelar dari Isa Al-Masih. Percaya atau tidak, hal ini merupakan bukti bahwa penjelmaan Isa Al-Masih ke dalam dunia secara tidak langsung diakui oleh dunia internasional.
Sebelum kedatangan-Nya ke dunia, penanggalan menggunakan istilah B.C. (Before Christ), yang artinya “Sebelum Masehi”. Setelah Isa Al-Masih berada di dunia digunakan istilah Tahun Masehi, yang artinya “Tahun Juruselamat kita”, yang dalam dunia internasional disebut A.D (Anno Domini) yang berarti “Tahun Tuhan kita”.
~
Slamet
~
Staf IDA Ysh,
Injil Rasul Besar Yohanes 8:12, “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”
Mengikuti seperti apa yang dimaksud, karena 10 perintah Allah sudah saya ikuti.
1.Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
2.Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun.
3.Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan.
4.Hormatilah ayah & ibumu
5.Jangan membunuh
6.Jangan berzina
7.Jangan Mencuri
8.Jangan mengucapkan saksi dusta..
9.Jangan mengingini rumah sesamamu
10.Jangan mengingini milik sesamamu
Jika Kristen adalah mengikuti perintah Isa, maka saya lebih kristen dari yang mengaku Kristen.
~
Saudara Ifan,
Saudara mengaku lebih Kristen karena merasa telah melakukan 10 perintah Allah dalam Kitab Taurat. Namun itu semua belum memenuhi syarat untuk disebut Kristen. Mengapa?
Orang Kristen adalah orang yang mempunyai hidup baru dalam Isa Al-Masih. Orang yang mempunyai tabiat ilahi karena beriman dan bersandar kepada Isa Al-Masih.
“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Injil, Surat Galatia 2:20).
~
Slamet
~
Buat : Sdr Ifan
Saya setuju dengan apa yang anda katakan. Permasalahannya adalah adakah Injil mengatakan bahwa Muhammad adalah Nabi Allah? Malahan Muhammad berkata: “Imanilah Injil, di dalamnya ada cahaya, terang dan orang bertaqwa kepada Allah” (Qs 5:46).
Iman Muhammad menyembah Allah, Allah yang mana, anda mengatakan dia nabi, Lihat Ellia adalah Nabi Allah, setelah usai pekerjaan Allah melalui Nabi Ellia hak mendapat sorga, Bagai mana Muhammad? adakah haknya sorga?
Saudaraku anda berkata anda lebih Kristen dari pada saya, masih saya ragukan, karena anda tidak Mengenal siapa Allah, Yesus adalah perwujudan Allah di bumi. Ketika Yesus membangkitkan Lazarus yang wafat, Yesus tidak berdoa tetapi hanya berkata bangkitlah, maka Lazarus bangkit. Sadarlah
~
Saudara Kamelia,
Saudara benar, orang Kristen atau Nasrani adalah orang yang mempercayai bahwa Isa Al-Masih dari Nazaret itu merupakan perwujudan Kalimat Allah menjadi manusia. Mereka percaya bahwa Isa adalah Wahyu Allah yang menciptakan segala sesuatu.
Al-Quran sendiri mengatakan Isa Al-Masih itu Kalimat Allah. “(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al- Masih ‘Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah) ” (Qs 3:45).
~
Slamet
~
Alasannya: Karena tidak ada perintah dari Muhammad. Juga perayaan maulid tidak terdapat dalam Al-Quran.
Respon: Begini saja tanggapan Anda sudah salah, bukan tidak ada perintah tapi tidak ada contohnya. Ibadah itu harus ada contohnya, kalau perintah mah ada, kata siapa tidak ada? Saya sendiri tidak mengerjakan maulid, alasan saya tidak ada contohnya. Sedang mereka mengerjakan maulid, karena ada pertimbangan. Kita tidak mencela perbuatan mereka, asalkan jangan masalah aqidah. Sedang, kelahiran tgl 25 pada nabi Isa as tidak jelas. Kalau kelahiran nabi Isa as, berarti Isa as bukan Tuhan atau bukan Isa itu Allah. Ajaran Anda abu-abu “perbedaan pendapat dikalangan ulama boleh, asal bukan aqidah”
~
Saudara Hakkullah,
Terima kasih untuk tanggapannya. Menarik, membaca apa yang sdr sampaikan maka timbul pertanyaan kami. Jika aqidah sdr jelas, di mana tertulis dalam Al-Quran perintah untuk merayakan maulid nabi Islam? Kami menunggu jawaban sdr. Terima kasih.
Adapun kelahiran Isa Al-Masih tertulis jelas dalam Alkitab, “Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Injil, Rasul Lukas 2:10-11). Bahkan kisa kelahiran Isa tertulis jelas dalam kitab yang sdr imani yaitu Al-Quran (Qs 19:17-21, 3:45). Berharap sdr dapat membaca fakta tersebut. Terima kasih.
~
Purnama
~
Yang harus ditanya, pak admin. Benarkan Rasulullah saw tgl 12 rabiul awal? Bukan ditanyakan perbedaan pendapat tentang boleh mengerjakan atau tidak mengerjakan? Kita tidak boleh mengambil keputusan sendiri. Kita harus mengikuti generasi pertama, bukan mengikuti generasi sekarang ini. Ketika saya tanya antum, adakah contohnya? Anda tidak bisa jawab, yang ada jawaban anda ngawur dengan alasan ini ada perintah dari Al-Quran. Saya tidak tanya itu. Atau ini ada perintah dari Alkitab. Isi Alkitab itu tidak ada penjelasan dari para shahabat atau generasi berikut dan itu tidak ada juga. Dari Anda, tidak bisa juga. Anda generasi terakhir. Masa saya percaya sama generasi terakhir? Kira-kira begitulah.
~
Saudara Hakkullah,
Benar yang sdr sampaikan bahwa kita tidak boleh mengambil keputusan sendiri. Nah, sebenarnya kita tidak mengikuti pendapat manusia ataupun generasi pertama, patokan kita adalah firman Allah. Lagi, merayakan hari kelahiran tidak salah, semua orang patut merayakannya. Pertanyaannya apakah salah bila kita merayakan kelahiran Kalimat Allah Isa Al-Masih yang menyelamatkan manusia berdosa? Tentu tidak salah, bukan? Karena kedatangan Isa tertulis jelas dalam Kitab Suci Allah.
Oh ya, pertanyaan kami yang perlu sdr jawab adalah, jika aqidah sdr jelas, di mana tertulis dalam Al-Quran perintah untuk merayakan maulid nabi Islam? Karena sdr menyatakan ada perintahnya. Kami menunggu jawaban sdr. Terima kasih.
~
Purnama
~
Contoh surat Yunus: 58. Jika ayat ini menjadi pedoman, maka hari ulang tahunpun kita dirayakan. Misalkan: tgl 15 juni. Tanggal itulah kita merayakan, apalagi merayakan maulid Nabi. Ditanyakan: ada contohnya? Tidak ada contohnya. Lalu kenapa kita melakukannya? Tidak ada keharusan, yang Allah muliakan itu bukan acaranya itu, tapi siapa yang paling bertakwa di antara kita. Contoh: ada tetangga saya, merayakan acara maulid, lalu saya bilang, ibidah sampil mengucapkan yang tidak mengenakkan. Kalau begitu, apa bedanya merakayakan dengan tidak? Kalau yang namanya mein kata dengan ayat Alquran, semuanya bisa jadi halal yang haram itu bisa dibikin halal. Dapat dipahami?
~
Saudara Hakkullah,
Kami masih tidak memahami yang saudara sampaikan. Sdr mengatakan merayakan Maulid nabi Islam ada perintahnya, tapi sdr tidak memberikan dalilnya. Hanya berdasarkan jika ada contohnya. Namun saudara juga mengatakan bukan acaranya yang Allah muliakan, tapi siapa yang paling bertakwa. Jadi, kami menyimpulkan bahwa sdr setuju merayakan kelahiran nabi Islam walaupun tidak ada perintahnya, bukan? Nah, pengikut Isa pun demikian. Mereka merayakan kelahiran Isa yang adalah Kalimat Allah sebagai Juru selamat dunia. Patutlah disyukuri karena keselamatan dari Allah, manusia berdosa dapat berdamai dengan Allah melalui Isa Al-Masih. “Dan Ia (Isa Al-Masih) adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (Injil, Surat 1 Yohanes 2:2).
~
Purnama
~
Perintahnya ada secara umum bukan dibilang maulid. Tidak ada dalam ayat Al-Quran bilang, lakukanlah maulid nabi, tidak begitu. Kelahiran seorang bayi adalah karunia Allah, islamnya saya ini adalah rahmat Allah. Jadi, dalam ayat itu, bisa merayakan kelahiran Nabi, atau kelahiran kita ataupun merayakan kemenangan kita dalam membela tanah air kita. Atau apa saja yang diberikan karunia dan rahmat kepada kita. Tapi contoh dari para sahabat tidak ada. Orang tuanya contohnya kok perintah. Contoh dalam agama Kristen, contohnya nyanyi di Gereja tidak ada, kalau ditanya perintah, pasti ada. Makanya kita beda dengan Anda. Masalahnya Anda ibadah dan aqidah, sedang kita tidak menyangkut itu.
~
Saudara Hakkullah,
Kami setuju dengan Anda dalam hal antusiasme di dalam mensyukuri sesuatu hal dalam bentuk seremonial atau perayaan terutama berkaitan dengan keimanan. Namun merayakan kedatangan Kalimat Allah itu pun patut kita syukuri bersama sebab Islam dan Kristen sama-sama mengimani peristiwa tersebut. Mari mensyukuri hal itu.
~
Noni