Umat Islam yakin bahwa Al-Quran asli dan tidak dapat dirubah. Mereka percaya “. . . Al-Quran . . . (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh [Sorga]” (Qs 85:21-22). Al-Quran itu terpelihara di sisi Allah. Benarkah sejarah pembukuan Al-Quran membuktikan itu?
Protes Terhadap Naskah Usmani
Awalnya ayat-ayat Al-Quran tertulis pada lembaran lontar atau perkamen, batu tulis berwarna putih, pelepah kurma, tulang dan lembaran kulit. Maka Kalifah Ustman memerintahkan untuk menyusun Al-Quran. Lalu membakar naskah-naskah lainnya.
Aisyah memprotes tindakan itu, karena sebagian ayat-ayat Al-Quran hilang. Katanya “Pada masa Nabi, surah al-Ahzab berjumlah 200 ayat. Setelah Utsman melakukan kodifikasi, jumlahnya menjadi seperti sekarang [yakni 73 ayat].” (dari Jalaluddin Al-Suyuthi dalam kitab al-Itqan).
Perbedaan Mushaf Al-Quran
Ada mushaf/fragmen-fragmen Al-Quran yang berbeda jumlah dan susunan ayatnya dari Al-Quran versi Utsman. Yaitu, Mushaf Ubay 115 surah, Mushaf Ibn Mas’ud 108 surah, Mushaf Ibn Abbas 116 surah. Surah al-Khal dan al-Hafd pada Mushaf Ibn Abbas tidak masuk dalam Mushaf Utsmani.
Beberapa Versi Al-Quran
Menurut Ammi Nur Baits, Al-Quran Syiah – 17.000 ayat dan memiliki mushaf Fatimiyah. Itu berbeda dari Al-Quran Sunni.
Yudhianto menjelaskan bahwa Arab Saudi menyebarkan Al-Quran versi Asim ke seluruh dunia. Sedangkan Al-Quran versi Nafi dan Abu Amr tersisih. Meski langka,masih beredar di Maroko dan sekitarnya.
Al-Quran Sunni, Syiah, versi Asim, Nafi ataukah Abu Amr yang asli dan terpelihara?
Adakah Naskah Asli Al-Quran Yang Lengkap?
Belum ada penemuan naskah Al-Quran yang asli dan lengkap. Yang ada hanyalah mushaf Al-Quran di museum di Topkapi Istanbul -Turki, Tashkent-Uzbekistan, Inggris dan juga Jerman.
Jika terpelihara, mengapa naskah Al-Quran yang asli dan lengkap belum ditemukan? Mengapa sejarah pembukuan Al-Quran ini justru memberikan keragu-raguan pada kebenaran Al-Quran?
Palsukah Alkitab/Wahyu Allah?
Al-Quran mengakui keaslian Alkitab sebagai cahaya dan petunjuk (Qs 5: 46). Tepatlah, Injil Allah menuliskan “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu“ (Injil, Rasul Lukas 21:33).
Penemuan naskah Alkitab di Laut Mati yang berumur lebih dari 200 tahun SM membuktikan bahwa Allah memeliharanya.
Jika ingin tahu naskah Wahyu Allah dari Laut Mati, silahkan Anda mengemail kami di sini.
Mana Layak Dipercayai?
Jelas sejarah pembukuan Al-Quran di atas, menyulitkan kita meyakini bahwa Al-Quran asli dan terpelihara. Terlebih lagi Alkitab (Taurat, Zabur dan Injil) tidak mengakui Al-Quran itu firman Allah.
Maka kita harus menaati Alkitab, Wahyu Allah saja.
Bila Anda meragukan keaslian Alkitab, sampaikan kepada kami melalui email ini.
Tujuan pewahyuan Alkitab ialah “ . . . supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah [Isa Al-Masih] Mesias, . . . , dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 20:31).
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut artikel tentang sejarah pembukuan Al-Quran di atas, mengapa sulit mengimani bahwa Al-Quran itu asli dan terpelihara?
- Menurut Saudara apakah makna pengakuan Al-Quran (Qs 5:46) akan keaslian Taurat dan Injil?
- Dari uraian di atas, Al-Quran ataukah Alkitab (Taurat, Zabur dan Injil) yang adalah wahyu Allah sejati? Berikan alasannya!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718
bedil mengatakan
~
Staff Isa,
Penulisan Al- Quran sebelum dicetak terlebih dahulu dikoreksi secara ketat oleh para hafiz (penghafal) Al-Quran dan ulama serta ahli bahasa.
Jangankan di Arab Saudi, kami di Jawa terkenal dengan kelompok ulama yang disebut Wali Songo. Itu sebelum jaman kompeni. Sebelum cetak besar-besaran dari Arab tahun 1924, ratusan ribu orang Jawa sudah hafal Al-Quran. Apa kalian abaikan bukti sejarah ini? Jadi kalau ada satu kesalahan cetak walau hanya titik, kami sudah tahu terjadi penyisipan atau pengurangan.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Bedil,
Benar sekali bahwa ada banyak para penghapal Al-Quran sejak zaman dahulu hingga saat ini. Saat Muhammad menyampaikan Firman-Nya, Firman ini dihapalkan dan ditulis di berbagai media seperti daun, tulang, dll. Namun berapa persen otak manusia dapat menghapal secara sama persis kata-kata yang diucapkan?Tidak ada kata-kata yang 100 persen sama persis dapat diingat dan dituliskan kembali oleh manusia. Menurut penelitian manusia tidak mungkin bisa mengingat semua hal.
Jadi apakah dengan banyaknya penghapal bisa membuktyikan bahwa Al-Quran terpelihara? Lalu mengapa ada pembakaran mushab-mushab pada zaman Usman? Jika memang para penghapal menjamin bahwa Al-Quran terpelihara sejak pertama kali didiktekan Muhammad, tentu tidak akan terjadi pembakaran Al-Quran bukan?
~
Noni
bedil mengatakan
~
Sdr Solihin,
Yang dibakar bukan Al-Quran tapi mushaf yang salah atau rusak, agar anda tidak gagal paham.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Bedil,
Pembakaran mushab pada zaman Usman membuktikan bahwa mushab yang beredar pada saat itu banyak yang salah. Lalu mengapa bisa terjadi kesalahan? Bukankah Islam meyakini ada para penghapal yang menghapal dengan sama persis perkataan Muhammad dari zaman ke zaman?Lalu mengapa pada zaman Usman banyak beredar Al-Quran dengan berbagai versi?
~
Noni
ableh mengatakan
~
Ad-Dur Al-Mantsur, juz 5, hal. 180, dan Al-Itqon, juz 2 hal. 25,
“Bahwa surat Al-Ahzab awalnya pada masa Nabi shallallahu alaihi wa sallam terdiri dari 200 ayat, kemudian berkurang setelah Utsman mengumpulkan Alquran dalam sebuah mushaf.”
Kesannya ada penghapusan, padahal yang benar oleh Ibnu Hibban dalam shahihnya, 10/273, dan Al-Hakim dalam Al-Mustadraknya, 2/450, dari Zirr, dari Ubay bin Ka’ab, dia berkata, “Awalnya surat Al-Ahzab sebanding dengan surat Al-Baqarah, awalnya di dalamnya terdapat ayat, “Orang tua laki-laki dan wanita (yang sudah menikah), jika keduanya berzina, maka rajamlah keduanya.”
An-Nasai juga meriwayatkan dengan makna serupa. Dan ini termasuk dalil adanya naskh (penghapusan) bacaan.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Ableh,
Dalam proses terbentuknya Al-Quran ada proses penghapusan. Lalu mengapa ayat-ayat Firman Allah bisa dihapuskan? Bukankah Firman Allah kekal dan tidak bisa dibatalkan atau dihapuskan?
~
Noni
ableh mengatakan
~
Penghapusan bacaan Al-Quran. Firman Allah swt, “Ayat mana saja yang Kami nasakhkan” (Qs Al Baqoroh : 106)
Ada tiga macam naskh (penghapusan) di dalam Al-Quran : penghapusan bacaan dan hukumnya sekaligus, penghapusan hukum tanpa bacaannya dan penghapusan bacaan tanpa hukumnya.
Allah swt pernah menurunkan ayat rajam kepada Rasulullah saw :
“Orang tua renta baik laki-laki maupun perempuan apabila keduanya berzina maka rajamlah keduanya sebagai pembalasan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Ayat ini pada awalnya di masa Rasulullah saw pernah dibaca hingga Allah menghapuskan lafazh atau bacaannya dan menyisakan hukumnya,
Penghapusan bacaan ayat :
“Janganlah kalian membenci bapak-bapak kalian. Sesungguhnya hal itu adalah kekufuran bagi kalian dengan membenci bapak-bapak kalian.”
“Tidakkah kalian sampaikan tentang kami kepada kaum kami bahwa kami telah bertemu Tuhan kami lalu Dia redho kepada kami dan meredhoi kami.”
Al Qurthubi mengatakan di dalam tafsirnya bahwa pada hakekatnya yang melakukan penghapusan adalah Allah swt.
Dengan demikian keberadaan naskh dengan adanya ayat-ayat yang dihapuskan dan ayat-ayat yang menghapuskan tidaklah mengurangi kemurnian Al-Quran bahwa Al-Quran berasal dari Allah swt. Karena yang berhak melakukan penghapusan tersebut hanyalah Allah swt.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Ableh,
Terimakasih atas tanggapannya. Saudara nmenyatakan bahwa memang ada penghapusan ayat-ayat Al-Quran. Namun yang menghapusnya adalah Allah sendiri. Lalu apakah Firman Allah bisa dihapuskan atau dibatalkan setelah diucapkan? Bukankah berarti Firman Allah tidak kekal. Jika Allah yang menghapusnya berarti Allah tidak konsisten. Apakah benar Allah tidak konsisten terhadap apa yang difirmankan-Nya?
Berarti Al-Quran tidak kekal, sebab apa yang tertulis di dalamnya bisa dihapuskan dan dibatalkan.
~
Noni
Jesus Park mengatakan
~
Ableh,
Jika mushaf bukan Al-Quran, lalu bagaimana Al-Quran tersusun? Atau saudara ingin mengatakan bahwa Al-Quran jatuh dari lauh mahfuzh? Jika Al-Quran hanya dialek, mengapa nabi Islam berkata, “sesungguhnya Al-Quran diturunkan dengan 7 cara baca yang berbeda, maka bacalah dengan cara yang mudah bagimu” (HR. Bukhari, 2419). Selain itu jika hanya dialek berbeda, kemana ke 7 Al-Quran itu? Bukankah ke 7 Al-Quran itu diturunkan allah Islam? Mengapa allah islam tidak dapat menjaganya? Kemana kuasa allah Islam?
Bedil,
Jika ada penghafal, mengapa Al-Quran di Indonesia dengan di Maroko berbeda baik teks maupun arti. Bahkan puluhan versi Al-Quran yang beredar dengan berbeda text maupun arti? Mana yang asli menurut saudara?
DIDIMUS R mengatakan
~
Apakah Allah Kristen dengan Allah Islam sama?Apakah Allah yang berfirman kepada nabi terdahulu, nabi Israel di abad sebelum Masehi berfirman lagi kepada Muhammad di tahun 600 an Masehi? Sedangkan Allah yang disembah oleh Kristen tidak diakui umat Islam. Mohon penjelasan…
Nama saya Didimus. R
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Didimus,
Allah menyatakan Firman-Nya kepada para nabi selama berates-ratus tahun. Saat berfirman Allah menyatakan bahwa Ia adalah Allah. Namun saat Muhammad mengklaim dirinya menerima wahyu Allah, Allah tidak pernah menyatakan secara langsung pada Muhammad bahwa Ia sedang berfirman pada Muhammad.
Jadi apakah Muhamamd benar-benar menerima firman dari Allah? Siapakah yang berbicara pada Muhammad di Gua Hira?
~
Noni
Hurry_20 mengatakan
~
Jadi gini om, Tentang pengurangan di surah Al-Ahzab itu tidak terbukti secara ilmiah. Kalaupun itu benar terjadi pasti bakal terjadi masalah luar biasa dan pasti bakal ada konflik berdarah pada masa itu. Karena Utsman Ra dianggap menyesatkan. Karena pada jaman itu terdapat ribuan penghapal Al-Quran yang trsebar. Jangankan 127 ayat, 1 huruf saja pasti geger. Aisyah juga salah satu pengahal Al-Quran yang kuat hapalannya, gak mungkin tinggal diam kalau itu terjadi Apalagi cuma sekedar komen kaya di atas.
Utsman membakar mushaf karena mushaf tersbutt tidak standar dengan hapalan-hapalan para sahabat. Jadi untuk menyamaratakan bacaan dibuatlah satu Al-Quran sebagai standar dan mushaf yang beda tersebut dmusnahkan untuk mnghindari perbedaan dalam bacaan dan perpecahan. Bgtulah salah satu cara Allah mnjaga kemurnian Al-Quran.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hurry,
Terimakasih atas tanggapannya. Kmai sangat kagum pada penghapal-penghapal Al-Quran dari zaman ke zaman . Karena itu jika ada penghapal Al-Quran yang menghapal dengan benar tanpa ada satu kealahan pun, seharusnya tidak pernah beredar Al-Quran dengan banyak versi. Bukankah Allah menjaga Firman-Nya agar tak berubah? Jika ada banyak versi Al-Quran yang beredar, artinya ada ketidakseragaman isi Al-Quran, bukan?
~
Noni
Hurry_20 mengatakan
~
Begini, Islam dulu disebar ke seluruh jazirah Arab seperti Syam, Syria dll. Mereka mempunyai bahasa Arab/dialek Arab yang beda-beda. Untuk mmpermudah dakwah ke mereka ada kata-kata dalam Al-Quran yang dganti dengan bahasa/dialek mereka, tapi memiliki arti dan maksud yang sama.
Ibaratnya Al-Quran trun di daerah Melayu, maka untuk mempermudah dakwah di padang, ada beberapa kata dari bahasa Melayu tersebut diubah ke bahasa padang tapi mmilki makna dan maksud yang sama. Dan ini terjadi dimasa Al-Quran belum dibukukan/dibakukan dalam satu mushaf paten. Dan ketika mereka bertemu/kumpul dalam satu pertemuan lalu solat brjamaah terjadi perdebatan karena masing2-masing merasa bacaan dan hapalan mereka yang paling benar. Atas dasar inilah maka dibuat n dibukukan Al-Quran menjadi satu mushaf paten.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hurry,
Terimakasih atas penjelasannya. Menarik sekali bahwa saudara menjelaskan bahwa Al-Quran pernah diterjemahkan ke dalam berbagai dialek bahasa Arab untuk mempermudah pembacanya. Sama halnya dengan Alkitab yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa untuk mempermudah pembacanya memahami pesan Allah. Artinya Al-Quran yang pernah beredar pun memiliki beberapa versi, bukan?
Seperti halnya Alkitab yang melalui proses kanonisasi hingga menjadi Alkitab yang ada seperti saat ini, apakah Al-Quran pernah melalui proses pembukuan yang sistematis dan melalui proses lolos uji?
~
Noni
Hurry_20 mengatakan
~
~Ji sung Park,
“Sesungguhnya Kamilah Yang berkuasa mengumpulkan al-Quran itu (dalam dadamu), dan menetapkan bacaannya (pada lidahmu); Oleh itu, apabila Kami telah menyempurnakan bacaannya (kepadamu, Dengan perantaraan Jibril), maka bacalah menurut bacaannya itu” (surah al-Qiyamah, 75:17-18). Fix, yaah, yang di gua Hira itu Jibril.
Al-Quran myoritas mnggunakan bahasa Arab Quraisy, tapi dialek Arab tidak satu. Ada Arab Yaman, Syria dll. Maka untuk mempermudah dakwah, beberapa kata dalam Al-Quran diganti dengan dialek-dialek tersebut tapi punya arti n makna yang sama, dan mereka menulis mushaf menggunakan bahasanya masing2-masing. Inilah mushaf yang saudara masalahkan dan nantinya mushaf ini dibakar oleh Utsman ketika masa pembukuan Al-Quran.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hurry,
Pembakaran mushaf Al-Quran membuktikan bahwa saat itu Al-Quran beredar bermacam versi/bahasa. Artinya Al-Quran pernah mengalami revisi /perubahan/pembaharuan. Lalu mengapa Al-Quran yang diyakini Firman Allah mengalami revisi oleh manusia?
Bukankah umat Muslim meyakini bahwa Al-Quran yang adalah Firman Allah tidak boleh mengalami revisi oleh tangan manusia?
~
Noni
Nurchalik mengatakan
~
Yang dibakar itu mushaf yang salah saat ditulis oleh para sahabat waktu dikumpulkan sahabat-sahabat rasulullah ketika beliau membaca surah-surahAl-Quraan itu ditulis oleh para sahabat itu. Makanya tak dibuang, disimpan oleh para sahabat mushaf yang salah tulis itu.
Ketika masa saat kekalifahan Utsmani baru dibukukan. Dari situ dibakar lah mushaf itu agar keturunan demi keturunan tak salah paham jika ada firman yang dibakar. Ya makanya dibakar pada masa itu. Dengan demikian di zaman sekarang masih ada ya yang beredar ayat-ayat palsu dari kalangan umkris yang suka fitnah dan membantah argumen dengan surah-urah yang di buat-buat, hadits palsu yang di buat-buat. Jadii tolong saudara seiman hati-hati orang-orang gitu laknat tanganya.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Nurchalik,
Terimakasih atas informasi yang saudara berikan. Umat Islam meyakini bahwa Al-Quran dijaga oleh Allah. Lalu mengapa terjadi kesalahan saat sahabat-sahabat nabi menuliskannya? Seharusnya Allah menjaga saat sahabat nabi menuliskan isi Al-Quran agar tidak terjadi kesalahan, bukan? Sehingga tidak perlu terjadi pembakaran mashaf Al-Quran di masa khaifah Utsman.
~
Noni
Jesus Park mengatakan
~
Hurry,
“orang-orang yang telah menjadikan Al-Quran itu terbagi-bagi (sobek).” (Qs 15:91) dan fix bahwa Al-Quran sudah tersobek dan pada akhirnya dibakar Ustman. Apakah Ustman mendapat wahyu Allah Islam agar membakar Al-Quran? Tentu saja tidak karena ia bukan nabi.
Pada masa Nabi Islam, Umar menganiaya Hisham hanya karena berbeda bacaan, tentu saja beda bacaan karena perbedaan arti (Bukhari 2419). Mengapa harus diturunkan 7 cara bacaan? Karena Muslim dianggap tidak mampu (Sunan Abu Dawud, 1478). Lalu kemana 7 perbedaan itu? Sudah dibakar Ustman. Padahal 7 bacaan itu diturunkan Allah Islam membantu Muslim agar mampu tapi disisakan satu oleh Ustman. Mengapa Ustman membakar semua Al-Quran yang ditemukan?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Jesus Park,
Memang benar bahwa Ustman telah membakar Al-Quran sebelumnya, atau versi lainnya. Sejarah mencatat peristiwa itu telah membanjiri sejarah Islam dengan darah umat Muslim itu sendiri. Hal-hal yang gamblang seperti ini memang menimbulkan tanda tanya besar bagi orang yang terbuka pikiran. Tetapi kebanyakan manusia lemah hati sehingga hati nuraninya dibungkam sedemikian rupa sehingga tidak bisa melihat kebenaran yang ada.
~
Noni