• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Al-Quran
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan Keselamatan
    • Paspor Menuju Sorga
    • 6 Ayat Terpenting
  • Ayat Al-Quran
  • Artikel-Artikel
  • Audio Alkitab
  • Perikop Alkitab
  • Hubungi Kami
Isa Dan Al-Quran > Ayat-Ayat Al-Quran > An-Nisa’ 4:157 > Mengapa Qs 4:157 Membingungkan?

Mengapa Qs 4:157 Membingungkan?

15 Juli 2012 oleh Web Administrator 683 Komentar

pistol-pistolanDi komplek tempat tinggal kami, saya sering melihat anak-anak kecil bermain perang-perangan. Mereka bak seorang tentara yang siap menghalau musuh. Ketika pertarungan selesai, dan satu kelompok dinyatakan menang, secara serentak anak-anak tersebut akan mengangkat tangan sebagai tanda kemenangan. Mereka terlihat sangat bangga sekali karena telah berhasil memukul kalah lawan mereka.

Orang Yahudi Bangga Berhasil Membunuh Isa

Walau tidak sama, tapi saya melihat rasa bangga juga ada dalam diri orang Yahudi, ketika mereka berhasil membunuh Isa Al-Masih. Sehingga, dengan bangga mereka mengatakan “ . . . . Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, ’Isa putera Maryam, Rasul Allah” (Qs 4:157).

Bila anak-anak di komplek kami dengan bangga mengangkat tangan atas kemenangan mereka yang pasti, tidak demikian halnya dengan orang Yahudi. Mereka tidak sepenuhnya bangga atas keberhasilan mereka. Mereka merasa ragu, apakah benar yang mereka bunuh adalah Isa Al-Masih atau bukan. Al-Quran mencatat, “padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ’Isa bagi mereka . . . . ”  (Qs 4:157)

Benarkah Isa Al-Masih Mati?

Dari pernyataan orang Yahudi di atas, timbul satu pertanyaan. Benarkah Isa Al-Masih mati? Bila merujuk pada Al-Quran dan Injil, maka kita akan mendapatkan jawaban yang pasti. Isa Al-Masih benar-benar mati!

Al-Quran secara jelas memberi kesaksian akan kematian Isa Al-Masih dalam Qs 3:55, “ . . . Hai Isa-Almasih, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu . . .”

Bahkan pada ayat lain secara sistematis dijelaskan, “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa Al-Masih), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku (Isa Al-Masih) meninggal dan pada hari aku (Isa Al-Masih) dibangkitkan hidup kembali” (Qs 19:33)

Tentara Romawi Saksi Mata Atas Kematian Isa

Tentara Romawi adalah salah satu saksi mata yang dapat diajukan atas penyaliban Isa. Inilah kesaksian mereka yang ditulis dalam Kitab Suci, “Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah [Kalimat Allah]” (Injil, Rasul Besar Matius 27:54).

Kepala pasukan [centurion] yang menyalibkan Isa Al-Masih adalah perwira yang sangat pintar. Memiliki pasukan yang terdiri dari 100 tentara. Dia adalah orang yang sangat pintar dan tidak mudah untuk ditipu. Dia dengan prajurit-prajuritnya menyaksikan penyaliban Isa Al-Masih dengan mata mereka sendiri.

Kesaksian Siti Maryam, Ibu Isa Al-Masih

Selain tentara Romawi, orang lain yang dapat dimintai kesaksian adalah ibunda Isa Al-Masih sendiri, Siti Maryam. Injil Allah menjelaskan bahwa Siti Maryam, ibu Isa Al-Masih, berdiri di sebelah salib-Nya saat itu. Dia melihat siapa yang disalib (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:25-27). Tentu, seorang ibu tidak akan salah mengenali anaknya yang sedang disalib bukan?

Selain disaksikan oleh tentara Romawi dan ibu Isa Al-Masih. Penyaliban tersebut juga disaksikan oleh dua pengikut Isa Al-Masih, yaitu orang yang sama yang menguburkan-Nya. Juga seorang rasul Melihat-Nya sesudah kebangkitan-Nya dan menyaksikan luka-luka-Nya.

Manakah Kesaksian Yang Dapat Dipercaya?

Bukan bermaksud untuk mencurigai kebenaran Al-Quran, namun bila kita membandingkan pernyataan orang Yahudi yang terdapat dalam Qs 4:157 di atas, dengan kesaksian dari tentara Romawi dan ibunda Isa, tentu dengan mudah kita akan mempercayai kesaksian dari dua saksi terakhir bukan?

Mengapa? Sebab tentara Romawi adalah prajurit yang menyalibkan Isa. Dan Siti Maryam adalah ibunda Isa Al-Masih sendiri. Jelas kesaksian mereka lebih dapat dipercaya dan dipertanggung-jawabkan kebenaranya karena mereka berada di lokasi saat kejadian.

Penyaliban Isa Al-Masih Membuka Jalan Keselamatan

Secara tidak langsung, pernyataan dalam Qs 4:157 telah meniadakan satu-satunya harapan umat Muslim terhadap penyaliban Isa Al-Masih. Sungguh sulit dimengerti, mengapa justru kitab suci yang diyakini umat Muslim sebagai “kitab penyempurna” ini mengaburkan tentang Keselamatan yang telah dijanjikan Allah jauh sebelumnya.

Melalui penyaliban-Nya, Isa Al-Masih telah membuka Jalan Keselamatan bagi setiap orang. Supaya setiap orang memperoleh hidup kekal bersama Allah di sorga, sebagaimana firman Allah katakan. “Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15).

Maka, sudah menjadi semestinya, bila kita lebih mempercayai kesaksian dari saksi mata, daripada orang Yahudi yang merasa ragu seperti dalam Qs 4:157. Dan ketahuilah, bahwa
Isa Al-Masih sungguh disalibkan! Ia ingin menjadi Juruselamat Saudara!

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718

Ditempatkan di bawah: An-Nisa’ 4:157 Ditag dengan:Isa Al-Masih

Reader Interactions

Comments

  1. Muslim Says mengatakan

    25 Januari 2012 pada 12:37 pm

    *
    Tidak semua hal yang benar membutuhkan saksi mata. Alkitab sendiri cukup banyak tidak memiliki saksi mata, seperti tulisan dalam Alkitab menyebut Allah melayang-layang di atas Air. Siapa saksi penulis tersebut? Niscaya tidak terjawab.

    Sehingga tuduhan Al-Quran membingungkan adalah sebuah hal yang keliru.

    Balas
    • staff mengatakan

      1 Februari 2012 pada 2:55 am

      ~
      Tentang penciptaan alam semesta secara lengkap diwahyukan Allah kepada Nabi Musa.

      Sedangkan penyaliban Isa Al-Masih bukan hanya sekedar wahyu Allah yang harus dipercayai oleh manusia, melainkan sebuah fakta sejarah. Ada banyak para saksi mata yang meyaksikan peritiwa penyaliban itu.

      Namun fakta tersebut disangkal oleh ucapan seseorang yang hidup enam ratus tahun sesudah penyaliban Isa Al-Masih.

      Apabila Isa Al-Masih benar-benar tidak disalibkan bahkan mati dan dibangkitkan maka iman Kristen adalah sesuatu yang sia-sia (Injil, Surat 1 Korintus 15:14).

      Faktanya Isa Al-Masih benar-benar mati disalibkan maka kewibawaan Al-Quran sebagai kitab pewahyuan langsung dari Allah perlu dipertanyakan.
      ~
      SL

  2. Aam Amanah mengatakan

    14 Agustus 2012 pada 1:49 pm

    *
    Saya membaca di sebuah situs isinya: “Yahudi tidak membunuh Yesus”.

    Qs 4:157 dapat diterangkan sebagai berikut: Mereka begitu yakin telah membunuh Isa Al Masih, ya memang yang di tiang salib itu benar Isa tetapi disamarkan kematiannya (seperti sudah mati tetapi tidak mati, logikanya 1 jam disalib itu pasti akan mati, inilah pertolongan Tuhan).

    Kemudian Al-Masih dikubur, kemudian para sahabatnya membongkar kuburnya dan menolongnya sebelum yang lain mengetahui bahwa Al-Masih sudah menghilang/bangkit/diangkat dari kuburnya.

    Peristiwa ini merupakan sunah rosul-rosul sebelumnya, salah satu bukti penyelamatan dari Allah, bukti kasih sayang Allah terhadap utusannya. Sama halnya Nuh diselamatkan dengan bahtera, Musa dengan terbelahnya laut, atau Muhammad dengan isra mi’raj dan banyak contoh sunnah rosul lainnya.

    Balas
    • staff mengatakan

      6 September 2012 pada 4:11 am

      ~
      Tujuan tentara Romawi menyalibkan Al-Masih adalah agar Dia dapat mati dengan pelan-pelan dan tersika. Namun Isa Al-Masih digantung pada tiang salib selama 3 jam, lalu mati.  Untuk meyakinkan bahwa Isa Al-Masih sudah mati, tentara Romawi menombak lambung-Nya. Saat ditombak, Isa Al-Masih sama sekali tidak bereaksi. Jadi, sangat jelas bahwa Isa Al-Masih sudah mati saat itu.

      Ketika Isa Al-Masih ditangkap oleh tentara Romawi, murid-muridnya semua lari ketakutan. Bagaimana mungkin para murid mempunyai keberanian untuk mencuri jasad Isa Al-Masih yang dijaga ketat oleh tentara Romawi? Lalu untuk mereka membongkar kubur Isa Al-Masih?. Bukankah Isa Al-Masih telah berjanji bahwa Dia akan mati dan bangkit pada hari ketiga.

      Jika Isa Al-Masih tidak mati dan dibangkitkan maka kekristenan itu sia-sia dan tidak ada artinya. “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu” (Injil, Surat 1 Korintus 15:17).
      ~
      SL

  3. arie mengatakan

    7 September 2012 pada 9:43 am

    *
    Kepada Staf Isa dan Al-Quran,

    Kesaksian mana yang dapat dipercaya?
    Manusia memiliki keterbatasan. apa yang dilihatnya belum tentu benar. Hanya Allah yang mengetahui segalanya.

    Kitab Al-Quran sendiri ada setelah kitab Injil. Setelah Isa Al-Masih mati, maka kebenaran putus sampai di situ. Dari mana anda tahu penyaliban Isa Al Masih membuka jalan keselamatan? Siapa yang mengatakan itu, apakah Isa Al Masih sendiri? Tidak mungkin karena menurut anda Isa Al Masih telah mati disalib.

    Balas
    • staff mengatakan

      7 September 2012 pada 11:54 am

      ~
      Saudara Arie,

      Kitab Suci memberi kesaksian bahwa Isa Al-Masih itu Juruselamat manusia. “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan,” (Injil, Rasul Lukas 2:11). Dan keselamatan itu hanya ada dalam nama-Nya. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia” (Injil, Surat Kisah Para Rasul 4:12).

      Bahkan Isa Al-Masih sendiri setelah bangkit dari kematian juga memberi kesaksian bahwa Dia berkuasa untuk menyelamatkan orang dari kematian kekal.

      “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut” (Injil, Surat Wahyu 1:17-18)

      ~
      SL

  4. arie mengatakan

    10 September 2012 pada 9:11 am

    *
    Apakah ada di Injil yang menceritakan tentang kebangkitan Isa Al-Masih dari kematian?

    Balas
    • staff mengatakan

      13 September 2012 pada 10:14 am

      ~
      Injil Rasul Besar Yohanes memberi kesaksian tentang kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih. Dikisahkan bahwa para murid Isa Al-Masih menurunkan tubuh-Nya yang telah mati dari kayu Salib dan menguburkan-Nya di kuburan yang disegel. Namun pada hari ketiga, Ia bangkit secara fisikal dari antara orang mati dan menyatakan diri kepada para pengikut-Nya!

      Dia datang kepada para murid dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu! Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan” (Injil, Rasul Besar Yohanes 20:19-20).

      Kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih adalah dasar iman dan pengharapan umat Kristen. “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu” (Inil, Surat 1 Korintus 15:14).
      ~
      SL

  5. Maha mengatakan

    23 September 2012 pada 9:10 am

    *
    Umat Muslim tidak percaya kalau Isa Al-Masih yang disalib melainkan Yudas Iskariot.

    Jadi penyaliban memang benar terjadi. Orang Romawi yang menyalibnya benar bersaksi, para murid Yesus juga bersaksi kalau Yesus yang disalib. Tetapi yang disalib adalah Yudas yang diserupakan dengan Yesus.

    Balas
    • staff mengatakan

      27 September 2012 pada 1:16 pm

      ~
      Walaupun secara tidak langsung Al-Quran, mengaburkan tentang keselamatan melalui kematian Isa Al-Masih di kayu salib. “padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ’Isa bagi mereka . . . ” (Qs 4:157).

      Namun Alkitab menjelaskan bahwa Isa Al-Masih benar-benar mati di kayu salib (bukan digantikan oleh Yudas Iskariot). Dia ditolak oleh para imam dan ahli Taurat bukan orang-orang Kristen. Kemudian dianiaya yang berakhir dengan kematian-Nya di kayu salib. Setelah berada dalam kubur maka pada hari ketiga hidup kembali (Injil, Rasul Lukas 9:22).

      “Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15).
      ~
      SL

  6. SY mengatakan

    31 Oktober 2012 pada 8:22 am

    *
    Sedikit menyinggung tentang komentar Muslim.

    “Ya Bapaku, jikalau Engkau mau, ambilah cawan ini daripada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (Injil, Rasul Lukas 22:42)

    Sekarang timbul pertanyaan apakah kehendak Yesus? Apakah Kehendak Allah?
    Yesus berlutut berkeringat bercucuran sampai seperti meneteskan darah, sampai malaikat menghiburnya, apa keinginan Yesus? Sungguh tidak masuk akal kalau Yesus ingin mati daripada ingin selamat.

    Balas
    • staff mengatakan

      4 November 2012 pada 9:39 am

      ~
      Saudara Sy,

      Melalui Alkitab kita mengetahui bahwa Allah menghendaki agar semua manusia selamat dari kebinasaan kekal. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).

      Dan Isa Al-Masih yang hidup semata-mata hanya melakukan kehendak Allah juga mengatakan: “Karena Anak Manusia juga datang … untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Markus 10:45).

      Penderitaan yang dialami Isa Al-Masih sampai pada kematian-Nya di kayu salib merupakan kehendak Allah. Hal ini merupakan perwujudan kasih Allah terhadap isi dunia. Cinta Allah terhadap manusia mengandung muatan kasih yang berkaitan dengan maut.
      ~
      SL

  7. wardo sipa mengatakan

    15 Januari 2013 pada 5:12 pm

    *
    Qs Asy-Syu’araa 26:96,100 “Mereka berkata sedang mereka bertengkar di dalam neraka “Kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorangpun”. Ayat ini membuktikan manusia perlu mempunyai jurusyafaat.

    s Ali-Imran (3):192 “tidak ada penolong di neraka.”
    Qs Al-Hajj (22):34 “Bagi setiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang dirizkikan Allah kepada mereka.”

    Penyembelian kurban bagi setiap umat dizaman sebelum Nabi Isa adalah sebagai lambang “kurban penebusan” yang akan datang. Menyebutkan nama Allah terhadap binatang ternak yang dikurbankan adalah mengakui binatang yang dikurbankan itu adalah lambang untuk kurban asli yang Allah akan sediakan.

    Qurban yang sesungguhnya adalah Isa Al-Masih.

    Balas
    • staff mengatakan

      18 Januari 2013 pada 6:13 am

      ~
      Saudara Wardosipa,

      Terima kasih untuk komentarnya, kiranya dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Namun kami senang bila saudara dapat memberikan komentar tentang”Mengapa Qs 4:157 Membingungkan?”

      ~
      SL

  8. islamic mengatakan

    2 Februari 2013 pada 3:31 pm

    *
    Untuk meyakinkan mari Staff Isa dan Al-Quran perhatikan secara seksama Qs 19:30-36.

    Balas
    • staff mengatakan

      8 Februari 2013 pada 5:14 am

      ~
      Baik Al-Quran mapun Injil, memberikan jawaban yang pasti bahwaIsa Al-Masih benar-benar mati dan dibangkitkan. Al-Quran secara jelas memberi kesaksian akan kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih.

      “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali” (Qs 19:33).

      Bahkan dalam Injil, Isa Al-Masih sendiri mengatakan:“Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” (Injil, Rasul Lukas 24:26).

      Kematian Isa Al-Masih bukan hanya mendahului kebangkitan-Nya — kematian-Nya tersebut merupakan harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kebangkitan. Oleh sebab itulah Injil menyatakan bahwa Allah membangkitkan Dia dari kematian “oleh darah perjanjian yang kekal.”

      Kebangkitan Isa Al-Masih dari kematian merupakan materai/persetujuan dari Allah Bapa akan kebenaran pernyataan Isa Al-Masih bahwa Dia adalah Anak Allah. Jika Allah tidak menyetujui pernyataan-Nya sebagai Anak Allah, maka Allah tidak akan membangkitkan – Nya dari kematian.

      Kenyataannya Allah membangkitkan Isa Al-Masih dari kematian, seolah Allah Bapa mengatakan: “Engkaulah Anak-Ku, hari ini Aku menegaskan sejelas-jelasnya.”
      ~
      SL

  9. Muslim mengatakan

    19 Februari 2013 pada 8:04 am

    *
    Mohon maaf sebelumnya, semasa sekolah dulu saya belajar agama Islam. Di situ saya mendapat penjelasan bahwa “kitab Injil memang lah benar, tetapi bahwa kitab Injil yang sesungguhnya telah tiada saat ini, dan yang ada saat ini kebanyakan sudah banyak yang di ubah isinya”

    Terima kasih.

    Balas
    • staff mengatakan

      20 Februari 2013 pada 4:21 am

      ~
      Saudara Muslim,

      Kalau saudara menerima penjelasan bahwa Injil sekarang sudah diubah, seharusnya saudara bertanya kepada guru yang mengajar. Kira-kira kapan ayat-ayat Injil tersebut diubah? Apakah sebelum atau setelah Al-Quran ada?

      Bila jawabannya sebelum Al-Quran ada.Tentunya Muhammad sudah tahu kalau ayat-ayat Injil diubah. Tapi mengapa Al-Quran tetap mengatakan: “Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” (Qs 5:46).

      Namun bila jawabannya setelah Al-Quran ada, dalam hati Saudara tentunya timbul pertanyaan, Bukankah Allah itu mahakuasa, mengapa janjinya dapat diubah oleh manusia? Karena Al-Quran sendiri menyatakan: “Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah” (Qs 43:34).

      ~
      SL

  10. hakkuallah mengatakan

    9 Maret 2013 pada 12:40 am

    *
    Staff Isa dan Al-Quran,

    Saya sepakat dengan Muslim-Say, Allahlah yang menjadi saksi-Nya.

    Orang-orang tidak beriman, maunya yang nampak-nampak saja, kalau sudah nampak, baru percaya. Allah dan Rasul-Nya menjadi saksinya dengan begitu, diutusnya nabi Isa AS sebagai ujian bagi manusia.

    Saksi mata bisa saja salah, tapi saksi Allah adalah benar di atas kebenaran, Fakta sejarah mengenai nabi Isa AS ada di dalam Al-Quran dan ini kebenaran hakiki.

    Balas
    • staff mengatakan

      25 Maret 2013 pada 3:56 am

      ~
      Saudara Hakkuallah,

      Kami setuju kalau Allah menjadi saksi, karena Allah tidak mungkin berdusta. Tapi masalahnya kesaksian Allah dalam Injil sangat bertolak belakang dengan Al-Quran.

      Jika Al-Quran yang diterima Muhammad adalah benar wahyu  Allah melalui Jibril, tentunya tidak akan ada perbedaan antara Injil dan Al-Quran. Namun sebenarnya tidak sedikit perbedaan yang ada dalam kedua Kitab Suci tersebut.

      Diantaranya adalah mengenai kematian Isa Al-Masih. Dalam Injil, Rasul Besar Matius 27:50 dikatakan, “Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.”
      Jelas ayat ini mengatakan bahwa Isa Al-Masih benar-benar meninggal di atas kayu salib.

      Bagaimana dengan Al-Quran? Tidak ada ayat yang pasti dalam Al-Quran yang mengatakan apakah Isa Al-Masih benar mati di kayu salib atau tidak. Tentang kematian Isa Al-Masih Al-Quran hanya mengatakan,  “ . . . Hai Isa-Almasih, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu . . .” (Qs 3:55).

      Bukankah Allah itu Mahakuasa? Tentunya Dia tidak akan membatalkan firman-Nya yang terdahulu dengan firman yang baru, bukan?
      ~
      SL

  11. iswara mengatakan

    9 Maret 2013 pada 8:33 am

    *

    Muslim wrote:

    Mohon maaf sebelumnya, semasa sekolah dulu saya belajar agama Islam. Di situ saya mendapat penjelasan bahwa “kitab Injil memang lah benar, tetapi bahwa kitab Injil yang sesungguhnya telah tiada saat ini, dan yang ada saat ini kebanyakan sudah banyak yang di ubah isinya.”
    Terima kasih.

    Saudara Muslim yang baik,

    Injil itu tidak bisa diubah, artinya Injil itu berita keselamatan , yaitu firman tentang penebusan manusia dari dosa.

    Kalau ada 4 Injil yang diubah atau perbedaan satu sama injil lainnya itu wajar karena di tulis dalam segi pribadi yang menulis.

    Tetapi Injil sendiri hanyalah satu yang di ucapkan Isa Al-Masih yaitu tentang penebusan dan karya keselamatan untuk menggenapi Perjanjian Lama.

    Balas
    • staff mengatakan

      21 Maret 2013 pada 2:25 pm

      ~
      Saudara Iswara,

      Kami setuju dengan komentar saudara. Namun agar tidak terjadi salah paham, mohon dengan hormat agar Saudara tidak lagi memberikan komentar pada pengunjung lain.

      Kami akan senang bila Saudara memberikan komentar tentang topik artikel “Mengapa Qs 4:157 Membingungkan?”

      Demikian harap makhlum dan terima kasih.
      ~
      SL

  12. iswara mengatakan

    2 April 2013 pada 2:57 am

    *
    “padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ’Isa bagi mereka . . . ” (Qs 4:157).

    Saya heran kenapa Al-Quran yang disebut dengan gelar Kitab Penyempurna masih saja menuliskan ayat tersebut di atas yang menegaskan bahwa Yesus tidak mati

    Josephus (tahun 37– 100) menulis, “Pada saat itu, tampaknya Yesus seorang bijaksana, karena perbuatan luar biasa-Nya. Ketika Pilatus menghukumNya disalib, pemimpin kita menuduh Dia, mereka yang mengasihi Dia tidak berbuat apa-apa.”

    Sedangkan para musuh Yesus yaitu orang Yahudi sendiri pun banyak menulis kalau Yesus benar-benar mati di salib. Hanya saja mereka tidak percaya tentang kebangkitan Yesus. Demikian halnya dengan para penguasa Yahudi, sejarawan, kritukus, dan arkeolog. Walaupun mereka menolak tentang kebangkitan Yesus, tetapi mereka justru menemukan Bukti-Bukti Mitos Kubur Kosong.

    Balas
    • staff mengatakan

      5 April 2013 pada 2:18 am

      ~
      Saudara Iswara,

      Terima kasih atas informasi yang menegaskan bahwa Isa Al-Masih benar-benar mati di kayu salib, dikuburkan dan bangkit pada hari ketiga.

      “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,  bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci” (Injil, Surat 1 Korintus 15:3-4).
      ~
      SL

  13. adriansayah mengatakan

    30 Mei 2013 pada 9:49 am

    *
    Kalau memang Yesus meninggal karena untuk menebus manusia dari dosa, kemana Yesus sekarang?

    Balas
    • staff mengatakan

      10 Juni 2013 pada 5:39 am

      ~
      Sebenarnya Allah menghendaki semua manusia masuk sorga, namun faktanya semua manusia telah berdosa. Karena Allah sangat mengasihi manusia maka Allah rela menjadi manusia dalam Isa Al-Masih mati disalib untuk menebus manusia.

      Setelah Isa Al-Masih melakukan penyucian dosa, kini Isa Al-Masih berada di sorga. Dan akan datang kembali untuk menjadi Hakim, menghakimi orang yang hidup maupun yang mati pada hari kiamat.

      “Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya” (Injil, Surat Wahyu 22:12) .
      ~
      SL

  14. LOGIKA mengatakan

    25 Juli 2013 pada 7:04 am

    *
    Saya mau tanya Isa Al-Masih itu sebenarnya dibunuh atas kehendaknya sendiri atau karena tentara Yahudi yang sengaja menangkap dan membunuhnya?
    Lalu siapa yang mengatakan bahwa Yesus mati untuk menebus dosa, apakah Paulus atau Yesus sendiri?

    Balas
    • staff mengatakan

      1 Agustus 2013 pada 2:59 pm

      ~
      Isa Al-Masih menyerahkan nyawa-Nya bukan karena Dia ‘kalah dengan tentara Romawi‘. Dia memang dengan kehendak bebas-Nya menyerahkan nyawa-Nya. Agar dengan demikian Dia dapat menjadi korban penebusan bagi umat manusia untuk memenangkan dari kuasa dosa dan maut.

      “Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:17,18).

      Isa Al-Masih, Kalimat Allah yang menjelma menjadi manusia, wafat di salib sebagai korban tebusan dosa- dosa umat manusia. Dengan demikian jurang yang memisahkan antara Allah dan manusia akibat dosa, dapat terjembatani; sehingga manusia dapat kembali kepada Allah dan menerima kehidupan kekal.

      Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, … Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:25,28).
      ~
      SL

  15. Isa Alaihis Salam mengatakan

    3 Oktober 2013 pada 5:10 pm

    *
    Demikianlah sejak awal mula diangkat menjadi rasul, sampai meninggalnya nanti setelah turun ke bumi, Nabi Isa ‘Alaihissalam senantiasa mengajak umat manusia agar beribadah hanya kepada Allahsubhanahu wata’ala.

    Nabi Isa ‘Alaihissalam tidak akan pernah rela diibadahi dan dipertuhankan. Nabi Isa‘alaihissalam tidak pernah mengajak umatnya untuk menyembah beliau dan tidak pula mengajak umatnya agar sujud kepada ibundanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman,

    “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua sesembahan selain Allah?” Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya)” (Qs 5:116).

    Balas
    • staff mengatakan

      17 Oktober 2013 pada 1:53 am

      ~
      Umat Kristen tidak pernah menyembah Mariam ibu-Nya, Isa Al-Masih. Mereka hanya menaati dan menyembah Allah yang Esa, sebagaimana yang diajarkan oleh Isa Al-Masih. “Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa” (Injil, Rasul Markus 12:29).

      Namun umat Kristen percaya bahwa Allah itu telah menjadi manusia dalam diri Isa Al-Masih. Kepercayaan terhadap Allah yang berinkarnasi dalam Pribadi Isa Al-Masih adalah sangat mendasar dalam kepercayaan Kristen mengenai Allah.

      Dengan menjadi manusia Allah dapat berempati dengan manusia, dan yang lebih penting, Dia dapat menyediakan keselamatan, pengampunan dosa.

      Umat Muslim memandang konsep ini sebagai penghujatan terbesar. Kaum Muslimin tidak pernah dapat menerima pemikiran bahwa Allah telah menjadi manusia untuk mati bagi dosa-dosa dunia ini.

      Kaum Muslimin memandang Allah sebagai Allah yang memiliki atribut kasih, pemurah dan penuh rahmat. Namun faktanya, Allah tidak pernah mengungkapkan atribut-atribut ini sebagaimana Allah umat Kristen.
      ~
      SL

  16. Bongkar mengatakan

    9 Oktober 2013 pada 8:36 am

    *
    Kalau memang benar Al-Quran merupakan wahyu dari Allah, kitab yang paling sempurna, kenapa Allah di Al-Quran menjadi penipu?
    Di dalam Qs 19:33, dikatakan Isa Al-Masih meninggal. Sedangkan dalam Qs 4:157, Isa Al-Masih tidak meninggal, digantikan Yudas.

    Bagaiman Allah bisa menjadi penipu?

    Balas
    • staff mengatakan

      17 Oktober 2013 pada 2:03 am

      ~
      Saudara Bongkar,

      Umat Muslim mengklaim bahwa Allah itu Maha Suci dan Maha Benar. Jadi mustahil berdusta.
      Tetapi kalau mereka sungguh-sungguh memperhatikan ayat Qs 3:54, mereka akan terkejut kalau sebenarnya Allah itu penipu (Kairul Makiriin).

      Qs 3:54 dalam terjemahan yang telah diperhalus tertulis, “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”

      Bukankah Allah itu maha kuasa? Tentunya Allah mempunyai berbagai cara yang mulia untuk menghukum orang kafir si penipu. Tetapi faktanya Allah terperosok dalam dosa penipuan, tipu daya dibalas dengan tipu daya.

      Sebaliknya Tuhan Alkitab, selalu berkata tanpa dusta, “Tuhan yang tidak berdusta” (Injil, Surat Titus 1:2).
      ~
      SL

  17. Wahyu Palsu mengatakan

    10 Desember 2013 pada 12:04 pm

    ~
    Sepertinya ayat yang membingungkan tersebut sudah dinubuatkan sejak semula.

    Apabila Isa Al-Masih benar-benar tidak disalibkan bahkan mati dan dibangkitkan maka iman Kristen adalah sesuatu yang sia-sia (Injil, Surat 1 Korintus 15:14).

    Karena telah dinubuatkan juga akan datang nabi-nabi palsu yang akan menyesatkan bangsa-bangsa.

    Balas
    • staff mengatakan

      22 Januari 2014 pada 2:03 am

      ~
      Saudara Wahyu,

      Terima kasih untuk komentarnya,

      Peristiwa kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih, yang tertulis dalam Kitab Suci bukanlah sekedar cerita. Peristiwa ini digenapi dalam Perjanjian Baru. Kisah kematian dan kebangkitan adalah fakta sejarah

      Beberapa sarjana percaya, tulisan paling kuno tentang kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih ditulis antara tiga sampai lima tahun sesudah peristiwa itu terjadi.

      Kalaupun pada akhirnya muncul “Qs 4:157 yang membingungkan” yaitu perbantahan mengenai kematian Isa Al- Masih di kayu Salib sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan. Karena hal ini memang sudah dinubuatkan Allah melalui hamba-Nya yang setia dan taat yaitu Simeon.

      “Sesungguhnya Anak ini (Isa Al-Masih) ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda-tanda yang menimbulkan perbantahan” (Injil, Rasul Lukas 2:34).
      ~
      Slamet

  18. gani octavian mengatakan

    8 Maret 2014 pada 3:46 pm

    ~
    Menurut staf IDI,

    Manakah pernyataan yang benar dan sesuai dengan fakta serta logika, Isa Al-Masih berada di dalam kubur selama 3 hari 3 malam, ataukah selama 3 hari 2 malam?

    Balas
    • staff mengatakan

      12 Maret 2014 pada 1:43 am

      ~
      Orang Yahudi mempunyai adat bahwa bagian dari satu hari, sependek apa pun, akan tetap dihitung sebagai satu hari penuh.

      Berhubung orang Yahudi menghitung sebagian dari satu hari sebagai satu hari penuh, maka istilah “tiga hari tiga malam” adalah benar dan berlaku jika penyaliban Isa Al-Masih terjadi pada hari Jumat.

      Hal yang serupa ditemukan pula pada kitab Ester. “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya” (Kitab Ester 4:16).

      Lalu, dalam Kitab Ester 5:1 dikatakan, “Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja.”

      Dapat kita lihat di sini bahwa meskipun tiga hari tiga malam belumlah komplit, Ester telah pergi menghadap Raja pada hari yang ketiga pada hal dia memerintahkan untuk berpuasa selama tiga hari tiga malam.

      Jadi bisa kita lihat di sini bahwa istilah “pada hari yang ketiga” sama dengan “setelah tiga hari.”
      ~
      Slamet

  19. gunawan mengatakan

    5 April 2014 pada 8:27 pm

    ~
    Staff Isa dan Islam,

    Buatlah pemahaman sesuai dengan orang yang sepaham dengan Anda. Jangan membuat pemahaman dengan orang yang tidak sepaham dengan Anda, sebab itu akan menjadi perselisihan. Kalau Anda ingin mencari kebenaran, cari tahu diri Anda, siapa kita ini sebenarnya sampai “Allah menyuruh malaikat bersujud di hadapan manusia waktu diciptakan”? Dan kalau Anda sudah menemukan itulah yang dinamakan jati diri. Perbaiki saja hubungan sesama manusia, lalu sama Allah! Itu saran saya.

    Balas
    • staff mengatakan

      10 November 2014 pada 4:40 am

      ~
      Saudara Gunawan,
      Kami tidak ingin berselisih dengan siapapun. Justru kami ingin menolong umat beragama memahami lebih jelas lagi tentang siapakah Isa Al-Masih itu menurut ajaran Al-Quran dan ajaran Injil.

      Karena pada umumnya umat Kristen tidak mengetahui apa yang dikatakan Al-Quran tentang Isa Al-Masih. Begitu juga sebaliknya dengan umat Muslim, banyak di antara mereka tidak mengetahui apa yang dikatakan Al-Quran, Hadith, dan para cendekiawan Muslim tentang Isa Al-Masih.

      Misalnya, Isa Al-Masih sebagai Jalan Keselamatan yang diperlukan oleh semua umat beragama.
      Kitab Suci Injil menuliskan bahwa Isa Al-Masih sebagai satu-satunya jalan kepada Allah. “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).

      Dan Al-Quran menunjukkan Isa Al-Masih sebagai satu-satunya Jalah Lurus, yang mengetahui tentang hari kiamat. “Dan sesungguhnya ’Isa Al-Masih itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus” (Qs 43: 61).
      ~
      Slamet

  20. burhan mengatakan

    1 November 2014 pada 1:14 pm

    ~
    Saya sangat kasihan dengan orang yang mengatakan manusia itu Allah. Sudah jelas manusia itu ciptaan Allah, mengapa manusia dipertuhankan?

    Balas
    • staff mengatakan

      10 November 2014 pada 4:41 am

      ~
      Saudara Burhan,

      Orang Kristen tidak pernah mengangkat manusia menjadi Tuhan. Mereka percaya apa yang tertulis dalam Injil sebagai wahyu Allah yang turun sebelum Al-Quran. “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud “(Injil, Rasul Lukas 2:10-11) .

      Jelas Allah sendiri tidak pernah bingung mengenai kepercayaan orang Kristen. Dia tahu orang Kristen tidak pernah menganggap manusia sebagai Tuhan. Sehingga Dia tidak mungkin menurunkan wahyu untuk menegur orang Kristen, untuk dosa yang tidak mereka lakukan.

      Justru yang membingungkan adalah penulis Al-Quran, dari manakah ia mendapat ide bahwa orang Kristen menyembah manusia sebagai Tuhan?
      “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: Hai ’Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: ’Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?’” (Qs 5:116).
      ~
      Slamet

Baca komentar lainnya:

1 2 3 … 18 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Dapatkah Dosa Amarah Menjauhkan Mukmin dan Nasrani dari Allah?
  • Siapakah Pemimpin Ideal menurut Islam?
  • Nama Allah Yang Tidak Ada Dalam Asma Ul-Husna
  • Seorang Muslim Membaca Kitab Injil dan Taurat
  • Dapatkah Amal Baik Kita Memenuhi Syarat Masuk Surga?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Al-Quran Tidak Setuju Kristen Disebut Kafir
  • Muhammad Mengartikan Allah Yang Esa
  • Pandangan Al-Quran Tentang Injil
  • Apakah Isa Al-Masih Melebihi Nabi Islam?
  • Menurut Al-Quran, Apakah Nabi Adam Berbuat Dosa Besar?

Artikel Yang Terhubung

  • Kebenaran Penyaliban Isa Menurut Al-Quran Surah 4:157

Footer

Hubungi Kami

Apabila Anda memiliki pertanyaan / komentar, silakan menghubungi kami dengan menekan tombol di bawah ini.

Hubungi Kami

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
App Isadanislam
Hak Cipta © 2009 - 2019 Dialog Agama Isa dan Al-Quran. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membahas Email
| Hubungi Kami