• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Al-Quran
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan Keselamatan
    • Paspor Menuju Sorga
    • 6 Ayat Terpenting
  • Ayat Al-Quran
  • Artikel-Artikel
  • Audio Alkitab
  • Perikop Alkitab
  • Hubungi Kami
Isa Dan Al-Quran > Ayat-Ayat Al-Quran > An-Nisa’ 4:157 > Mengapa Qs 4:157 Membingungkan?

Mengapa Qs 4:157 Membingungkan?

15 Juli 2012 oleh Web Administrator 683 Komentar

pistol-pistolanDi komplek tempat tinggal kami, saya sering melihat anak-anak kecil bermain perang-perangan. Mereka bak seorang tentara yang siap menghalau musuh. Ketika pertarungan selesai, dan satu kelompok dinyatakan menang, secara serentak anak-anak tersebut akan mengangkat tangan sebagai tanda kemenangan. Mereka terlihat sangat bangga sekali karena telah berhasil memukul kalah lawan mereka.

Orang Yahudi Bangga Berhasil Membunuh Isa

Walau tidak sama, tapi saya melihat rasa bangga juga ada dalam diri orang Yahudi, ketika mereka berhasil membunuh Isa Al-Masih. Sehingga, dengan bangga mereka mengatakan “ . . . . Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, ’Isa putera Maryam, Rasul Allah” (Qs 4:157).

Bila anak-anak di komplek kami dengan bangga mengangkat tangan atas kemenangan mereka yang pasti, tidak demikian halnya dengan orang Yahudi. Mereka tidak sepenuhnya bangga atas keberhasilan mereka. Mereka merasa ragu, apakah benar yang mereka bunuh adalah Isa Al-Masih atau bukan. Al-Quran mencatat, “padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ’Isa bagi mereka . . . . ”  (Qs 4:157)

Benarkah Isa Al-Masih Mati?

Dari pernyataan orang Yahudi di atas, timbul satu pertanyaan. Benarkah Isa Al-Masih mati? Bila merujuk pada Al-Quran dan Injil, maka kita akan mendapatkan jawaban yang pasti. Isa Al-Masih benar-benar mati!

Al-Quran secara jelas memberi kesaksian akan kematian Isa Al-Masih dalam Qs 3:55, “ . . . Hai Isa-Almasih, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu . . .”

Bahkan pada ayat lain secara sistematis dijelaskan, “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa Al-Masih), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku (Isa Al-Masih) meninggal dan pada hari aku (Isa Al-Masih) dibangkitkan hidup kembali” (Qs 19:33)

Tentara Romawi Saksi Mata Atas Kematian Isa

Tentara Romawi adalah salah satu saksi mata yang dapat diajukan atas penyaliban Isa. Inilah kesaksian mereka yang ditulis dalam Kitab Suci, “Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah [Kalimat Allah]” (Injil, Rasul Besar Matius 27:54).

Kepala pasukan [centurion] yang menyalibkan Isa Al-Masih adalah perwira yang sangat pintar. Memiliki pasukan yang terdiri dari 100 tentara. Dia adalah orang yang sangat pintar dan tidak mudah untuk ditipu. Dia dengan prajurit-prajuritnya menyaksikan penyaliban Isa Al-Masih dengan mata mereka sendiri.

Kesaksian Siti Maryam, Ibu Isa Al-Masih

Selain tentara Romawi, orang lain yang dapat dimintai kesaksian adalah ibunda Isa Al-Masih sendiri, Siti Maryam. Injil Allah menjelaskan bahwa Siti Maryam, ibu Isa Al-Masih, berdiri di sebelah salib-Nya saat itu. Dia melihat siapa yang disalib (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:25-27). Tentu, seorang ibu tidak akan salah mengenali anaknya yang sedang disalib bukan?

Selain disaksikan oleh tentara Romawi dan ibu Isa Al-Masih. Penyaliban tersebut juga disaksikan oleh dua pengikut Isa Al-Masih, yaitu orang yang sama yang menguburkan-Nya. Juga seorang rasul Melihat-Nya sesudah kebangkitan-Nya dan menyaksikan luka-luka-Nya.

Manakah Kesaksian Yang Dapat Dipercaya?

Bukan bermaksud untuk mencurigai kebenaran Al-Quran, namun bila kita membandingkan pernyataan orang Yahudi yang terdapat dalam Qs 4:157 di atas, dengan kesaksian dari tentara Romawi dan ibunda Isa, tentu dengan mudah kita akan mempercayai kesaksian dari dua saksi terakhir bukan?

Mengapa? Sebab tentara Romawi adalah prajurit yang menyalibkan Isa. Dan Siti Maryam adalah ibunda Isa Al-Masih sendiri. Jelas kesaksian mereka lebih dapat dipercaya dan dipertanggung-jawabkan kebenaranya karena mereka berada di lokasi saat kejadian.

Penyaliban Isa Al-Masih Membuka Jalan Keselamatan

Secara tidak langsung, pernyataan dalam Qs 4:157 telah meniadakan satu-satunya harapan umat Muslim terhadap penyaliban Isa Al-Masih. Sungguh sulit dimengerti, mengapa justru kitab suci yang diyakini umat Muslim sebagai “kitab penyempurna” ini mengaburkan tentang Keselamatan yang telah dijanjikan Allah jauh sebelumnya.

Melalui penyaliban-Nya, Isa Al-Masih telah membuka Jalan Keselamatan bagi setiap orang. Supaya setiap orang memperoleh hidup kekal bersama Allah di sorga, sebagaimana firman Allah katakan. “Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15).

Maka, sudah menjadi semestinya, bila kita lebih mempercayai kesaksian dari saksi mata, daripada orang Yahudi yang merasa ragu seperti dalam Qs 4:157. Dan ketahuilah, bahwa
Isa Al-Masih sungguh disalibkan! Ia ingin menjadi Juruselamat Saudara!

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718

Ditempatkan di bawah: An-Nisa’ 4:157 Ditag dengan:Isa Al-Masih

Reader Interactions

Comments

  1. yahya mengatakan

    5 Agustus 2018 pada 10:02 am

    ~
    Kalau Al-Quran buatan manusia, tidak mungkin anak kecil yang bukan orang Arab sekalipun bisa menghafal tanpa salah sedikitpun. Karena memang Allah memudahkan. Itu saja.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      9 Agustus 2018 pada 10:37 pm

      ~
      Saudara Yahya,

      Saya memiliki seorang anak yang sangat mudah meniru apa yang saya katakan. Sebab Allah memberikan manusia akal dan kecerdasan, bukan?

      Sangat baik jika seorang Muslim bisa menghafal Kitabnya. Namun jauh lebih baik jika saudara Muslim juga bisa memahami maknanya.

      Saudaraku, alangkah baiknya jika kita kembali pada topik artikel di atas agar diskusi kita lebih terarah. Menurut saudara apakah Isa Al-Masih benar-benar disalibkan dan wafat? Atau seperti yang ditulis Qs 4:15 bahwa Isa tidak disalib tapi Allah menyerupakan wajah Isa?
      ~
      Noni

  2. Dian mengatakan

    14 Agustus 2018 pada 11:16 am

    ~
    Sdr Admin,
    “penyaliban terjadi dan disaksikan oleh banyak orang, serta tercatat hingga saat ini dalam data dan fakta sejarah”

    Meski penyaliban itu sukses berjalan lancar, tapi ada yang luput dari peliputan. Apakah itu? Dalam perjalanan ke Golgota Yesus memanggul salibnya, saat sampai di luar kota salibnya dipikul oleh Simon (Mat 27:32, Mark 15:21, Luk 23:26). Tapi Yohanes menyatakan bahwa Yesus-lah yang memanggul salib itu sampai ke Golgota (Yoh 19:17). Simon tampak Yesus di mata Yohanes atas kehendak Allah. Jika Yohanes yang sehari-hari bersama Yesus, tidak mampu membedakannya. Lalu apa artinya banyak orang, jika mereka hanya terpaku pada penyaliban, tanpa tahu siapa sebenarnya orang itu.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      14 Agustus 2018 pada 8:04 pm

      ~
      Saudara Dian,

      Rasul Besar Yohanes menyaksikan dan mencatat kisah penyaliban dengan jelas, walaupun tidak menyatakan sebagaimana yang disampaikan oleh Rasul Matius dan Markus. Tidak ada yang mempersalahkan hal itu, karena memang Isa memikul salibnya, dan tujuan akhirnya adalah Golgota tempat Isa Al-Masih disalibkan. Nah, dari hal itu maka dapat disimpulkan bahwa Isa benar disalib dan tidak diserupakan sebagaimana pernyataan Al-Quran.

      Pertanyaannya kami sebelumnya yang belum sanggup dijawab oleh sdr. Mengapa firman Allah SWT tidak sesuai dengan Injil dan fakta sejarah mengenai penyaliban Isa Al-Masih? Bukankah Al-Quran kitab penyempurna, seharusnya pernyataan Allah SWT harus sejalan dengan Injil dan fakta sejarah? Mana yang seharusnya sdr ikuti apakah Kitab Injil yang menyatakan kebenaran atau Al-Quran yang bertentangan dengan Injil dan fakta sejarah? Bagaimana menurut sdr?
      ~
      Purnama

  3. Mariyah mengatakan

    14 Agustus 2018 pada 11:22 am

    ~
    Sdr Yesus,
    “Bukan saudara saja yang ingin Isa selamat dari penderitaan tetapi Petrus pun berharap demikian.” Apakah pendapat anda boleh diartikan bahwa:
    1. Murid murid Yesus “generasi awal” pada bergembira dengan kematiannya, kecuali Petrus?
    2. Anda berbahagia dengan kematiannya? Dan meyakini bahwa tuhan anda mati oleh orang berdosa yang tidak percaya kepadanya?
    3. Terjadi “simbiosis” yang mustahil, dibunuh oleh orang berdosa yang tidak percaya, untuk menebus dosa orang yang percaya. Sedangkan kelakuan orang yang tidak percaya itu, sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan perbuatan orang yang percaya.

    Tidak habis pikir. Ada Tuhan mati. Matinya oleh orang berdosa yang tidak percaya lagi.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      14 Agustus 2018 pada 8:01 pm

      ~
      Saudara Mariyah,

      Penyaliban Isa Al-Masih sudah dinubuatkan dalam Kitab Suci Allah sebelumnya, bahkan hal itu sudah disampaikan oleh Isa Al-Masih kepada murid-murid-Nya (Injil, Rasul Matius 20:18-19, 28), namun masih saja hal itu belum dipahami hingga hal itu terjadi. Isa Al-Masih mengalami kematian karena Dia sendiri yang menyerahkan nyawa-Nya (Injil, Rasul Matius 27:50). Isa Al-Masih datang untuk menyelamatkan semua orang berdosa, bila ada yang menerima jalan yang disediakan oleh Allah melalui Isa Al-Masih maka mereka disebut orang percaya. Memang sulit memikirkan hal itu, tetapi cara Allah menyelamatkan manusia demikian. Tidak ada manusia yang dapat selamat jika tidak ditolong Allah secara langsung.

      “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus” (Injil, Surat Roma 3:23-26). Kiranya sdr dapat mencermati dengan baik.
      ~
      Purnama

  4. Jesus Park mengatakan

    4 September 2018 pada 12:17 am

    ~
    Saudara Mariyah,

    Apakah murid yang lain bahagia karena tidak menegor Isa? Tentu tidak. Siapapun tidak dapat membatalkan nubuat Isa. Al-Quran (QS 4:157) menyangkal Isa disalib. Intinya adalah “Enyahlah Iblis”, apakah itu termasuk saudara? Isa berkata “menanggung banyak penderitaan” itu adalah nubuat yang terjadi, karena itulah tujuan Isa datang ke dunia menjadi tebusan bagi banyak orang (Injil, Rasul Matius 20:28). “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,” (Injil, Surat Roma 3:23). Tetapi Dia tidak pernah mati sebagai Kalimatullah.

    Nah sebelum habis pikirannya, pertanyakan (QS 4:157) mengapa allah Al-Quran menipu banyak orang?

    Balas
  5. Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

    4 September 2018 pada 1:55 pm

    ~
    Saudara Park,

    Terimakasih untuk komentarnya, kami berharap hal itu dapat memberi pertimbangan bagi saudara Mariyah. Memang cara Allah menyelamatkan manusia tidak sejalan dengan cara manusia berpikir, tapi itu adalah cara terbaik. Dosa harus ditebus, dalam Taurat tertulis jelas bahwa orang berdosa harus menebus dosanya dengan mengorbankan seekor binatang yang bersih, dengan cara menumpahkan darahnya (Taurat, Kitab Imamat 3, 5). Hal itu adalah gambaran di mana Isa Al-Masih menggenapinya (Injil, Surat Ibrani 10:1).

    “Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi, bukan untuk menanggung dosa, tapi untuk memberikan keselamatan kepada mereka yang menantikan Dia” (Injil, Surat Ibrani 9:28).
    ~
    Purnama

    Balas
  6. Dian mengatakan

    13 September 2018 pada 9:19 am

    ~
    Sdr Purnama,

    “Tidak ada yang mempersalahkan hal itu, …”
    Betul, tidak perlu saling mempersalahkan, baik antarpenulis maupun internal umat. Disamping tidak ada prosedur untuk itu. Hanya diperlukan kecerdasan umat untuk menggunakan akal-budinya

    “Bukankah Al-Quran kitab penyempurna, seharusnya pernyataan Allah SWT harus sejalan dengan Injil dan fakta sejarah?”
    Orang berakal menilai, kesimpangsiuran periwayatan penyaliban adalah cacat faktual yang meniadakan derajat kebenarannya. Lebih dari itu, Allah SWT adalah Maha Tahu. PengetahuanNya meliputi seluruh alam, tidak ada kewajiban patuh pada tulisan manusia. Oleh karena itu, Al Qur’an menyatakan siap menjadi batu ujian bagi kitab sebelumnya.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      13 September 2018 pada 11:37 am

      ~
      Saudara Dian,

      Terimakasih untuk tanggapannya. Namun kami tidak sependapat dengan sdr. Mengapa? Karena sdr menyimpulkan sendiri tanpa membaca penjelasan seluruh Injil. Penulis Injil telah mencatat secara jelas penyaliban sebagai pristiwa besar dan fenomenal. Itu sebabnya, pristiwa itu tidak luput tercatat dalam data dan fakta sejarah. Kami sarankan agar sdr dapat membaca Injil secara keseluruhan, karena setiap penulis Injil mencatat sebagaimana cara pandang mereka, walaupun demikian penulisan mereka semua sama yaitu Isa Al-Masih disalibkan untuk menebus manusia berdosa.

      Memang Al-Quran adalah batu ujian kepada kitab-kitab sebelumnya, terbukti pernyataan Al-Quran berbeda dengan pernyataan Taurat dan Injil khususnya mengenai kebenaran dalam Isa Al-Masih. Kami bertanya kepada sdr. Karena Allah SWT mahatahu, apakah Allah SWT tahu siapa yang disalibkan? Bukankah Al-Quran sudah menyatakan bahwa Isa akan mengalami kematian? Bagaimana cara Isa meninggal? Mohon pencerahannya. Terimakasih.
      ~
      Purnama

  7. Mariyah mengatakan

    13 September 2018 pada 9:36 am

    ~
    Sdr. Yesus,

    Meski tidak sulit, kalian tidak mampu menjawab pertanyaan saya, selain mengumpat. Hal itu mencerminkan bahwa anda tidak bisa menghayati situasi saat itu. Sebagai manusia berakal tentu sepakat, bahwa Allah yang Maha Kuasa dan Maha Tahu tidak punya kewajiban patuh kepada makhluk. Jika ada Tuhan koq tunduk pada hukum alam dan pendapat serta kekuatan manusia, maka tuhan jenis itu lebih rendah dari alam maupun manusia itu sendiri. Dipastikan bukan tuhan sesungguhnya.

    Jika dibaca sedikit cerdas kisah penyaliban yang ditulis oleh empat penulis, semua saling berselisih. Narasi disusun oleh narator sepenuhnya, bukan firman. Wajar, QS 4:157 mengejutkan banyak orang yang nyaman dengan ilusi.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      13 September 2018 pada 2:35 pm

      ~
      Saudara Mariyah,

      Memang sulit menjelaskan Tuhan yang Mahakuasa kepada sdr bila sdr hanya berpikir dan menetapkan Allah mahakuasa tidak dapat merendahkan diri-Nya. Sdr harus tahu bahwa Allah yang mahakuasa dapat menjadi kecil dan sederhana merendahkan diri, itu bagian dari kemahakuasaan-Nya. Allah yang Mahakuasa tidak terbatas, mungkin yang membatasi Allah adalah pikiran manusia. Bagaimana sdr?

      Isa Al-Masih memilih untuk tunduk karena tujuan-Nya untuk menebus dosa manusia (Injil, Rasul Matius 20:28). “Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,  melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Injil, Surat Filipi 2:6-8).

      Sebaliknya bila sdr cermat, Qs 4:157 adalah hasil dari pikiran orang-orang yang hidup jaraknya enam abad dengan pristiwa penyaliban. Tidak heran bila mereka mengikuti prasangka sehingga mereka ragu-ragu mengenai penyaliban.
      ~
      Purnama

  8. Dian mengatakan

    20 September 2018 pada 1:19 pm

    ~
    Sdr Purnama,
    “Memang Al-Quran adalah batu ujian kepada kitab-kitab sebelumnya, terbukti … dst”. Selanjutnya ranah manusia untuk menelusuri dan membuktikan firman itu. Bukankah manusia dianugerahi akal dan ilmu.

    “walaupun demikian penulisan mereka semua sama yaitu Isa Al-Masih disalibkan untuk menebus manusia berdosa”. Bagaimana penyerupaan bisa dibantah, jika membaca tulisan pada kayu salib saja tidak satupun yang sama. Hal ini bisa diindikasikan bahwa mereka hanya menggali cerita dari penonton.

    Sejak penangkapan sampai dengan penyaliban, tidak ada ayat yang menyatakan penyaliban itu untuk penebusan dosa. Maka dari itu, murid dan Yesus pada sedih, seraya berdoa mohon keselamatan kepada Tuhannya.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      20 September 2018 pada 4:13 pm

      ~
      Saudara Dian,

      Kami menghargai pendapat saudara, tetapi sayangnya hal itu bukan seperti yang Injil sampaikan. Untuk itu, kami berharap saudara dapat membaca apa yang Injil sampaikan. Sangatlah tidak masuk akal, dan patut dicurigai bila penulis Injil menulis semua kisah penyaliban sama. Justru, keempat penulis Injil mencatat dari cara pandang mereka sesuai yang mereka saksikan mengenai pristiwa penyaliban sehingga semua saling melengkapi.

      Dan,tujuan mereka tidak ada yang meleset bahwa Isa Al-Masih mati di atas kayu salib sesuai dengan pernyataan Isa Al-Masih bahwa Dia datang untuk menebus dosa manusia (Injil, Rasul Matius 20:18-19, 28, Rasul Besar Yohanes 3:16). Buktinya, murid-murid Isa menyampaikan berita keselamatan sampai ke seluruh bangsa sesuai dengan amanah Isa Al-Masih.

      Silakan saudara menjawab pertanyaan kami. Yaitu, karena Allah SWT mahatahu, apakah Allah SWT tahu siapa yang disalibkan? Bukankah Al-Quran sudah menyatakan bahwa Isa akan mengalami kematian? Bagaimana cara Isa meninggal? Mohon pencerahannya. Terima kasih.
      ~
      Purnama

  9. Mariyah mengatakan

    20 September 2018 pada 1:39 pm

    ~
    Sdr Purnama,

    Satu peristiwa dengan periwayatan yang saling berbeda, membuktikan bahwa narasi itu bukan firman. Sepenuhnya tulisan manusia yang waktu itu pada lari bersembunyi. Ditambah lagi Paulus yang tidak pernah berjumpa dan bukan murid Yesus, tidak pernah melihat kejadian penyaliban dan suasana sebelumnya, pun bisa bercerita tentang penyaliban Yesus sedemikian memukau dengan Roma 3:23-26 dan Filipi 2:6-8. Hal ini cukup menjadi bukti bahwa QS 4:157 adalah benar sepenuhnya, bahwa mereka tidak mempunyai keyakinan tentang peristiwa itu, kecuali bertolak dari pikiran masing-masing.

    Bagi Allah SWT, hal mudah memberitahukan mengapa cerita mereka saling berbeda dan memberitakan hal sebenarnya.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      20 September 2018 pada 4:34 pm

      ~
      Saudara Mariyah,

      Sebenarnya, Rasul Paulus menulis tujuan Isa Al-Masih disalibkan berdasarkan berita dari pengikut-pengikut Isa Al-Masih, bahkan yang meneguhkan karena rasul Paulus berjumpa secara pribadi dengan Isa Al-Masih (Injil, Surat Kisah Para Rasul 9). Tidak heran jika Paulus menjadi saksi dan percaya bahwa hanya melalui Isa Al-Masih keselamatan itu dapat diperoleh (Injil, Surat Kisah Para Rasul 4:12, Roma 10:9-10).

      Tentu, lebih logis untuk mempercayai pernyataan Paulus yang jaraknya dengan pristiwa penyaliban hanya dua tahun dari pada pernyataan Al-Quran Qs 4:157 yang jaraknya enam abad setelah penyaliban terjadi. Lagi, berharap sdr dapat membaca secara teliti Qs 4:157 tersebut, karena itu bukan hasil pikiran dari murid-murid Isa Al-Masih, melainkan pernyataan orang-orang yang hidup enam abad setelah penyaliban terjadi.

      Kami bertanya kepada sdr. Jika Allah SWT mahatahu, mengapa Al-Quran tidak dapat menjelaskan siapa orang yang menggantikan Isa Al-Masih di kayu salib? Bagaimana Kronologis penyerupaannya? Dan siapa saja yang menyaksikan pritiwa tersebut? Bukankah hal itu mudah bagi Allah SWT? Bagaimana sdr?
      ~
      Purnama

  10. Jesus Park mengatakan

    23 September 2018 pada 1:21 pm

    ~
    Saudara Mariyah,

    Apakah saya mengumpat saudara karena bicara kebenaran Isa. Bukankah jawaban saya jelas, penyaliban Isa disaksikan oleh banyak orang yang sudah dicatat dalam Alkitab. Saya berbicara fakta dan data.
    Apakah saudara menjawab pertanyaan saya dengan data atau hayalan? Mengapa hanya kebingungan yang diberikan Al-Quran padahal sebelum tidak ada masalah? Mengapa Isa berkata “Enyahlah Iblis” kepada yang menolak perkataan Isa. Apakah termasuk yang menulis Al-Quran? Apakah Isa pernah berkata tunduk kepada manusia dan alam? Apakah nubuat Isa disalib, berarti Isa lemah? Bukankah nubuat itu kekuatan Allah? Jika allah Al-Quran berkuasa, mengapa dia berdoa (Qs 2:157) untuk Muslim?

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      24 September 2018 pada 6:44 am

      ~
      Saudara Park,

      Memang kematian Isa Al-Masih di kayu salib bukanlah mitos melainkan fakta. Peristiwa penyaliban adalah peristiwa sejarah. Tetapi Al-Quran memberikan informasi bertentangan dengan fakta sejarah. Pertanyaannya, mengapa Allah SWT tidak mengetahui peristiwa sejarah penyaliban sehingga keliru meriwayatkan peristiwa penyaliban?
      ~
      Slamet

  11. Ahmad mengatakan

    6 Oktober 2018 pada 1:03 pm

    ~
    Untuk Slamet,

    Alah swt memiliki sifat maha tahu, sehingga apapun yang terjadi pada masa lalu, saat ini dan masa depan, Allah swt mengetahuinya. Makanya dalam hal penyaliban terjadi kekeliruan dan penyesatan, makanya Allah swt mewahyukan kebenaran tersebut melalui lisan nabi Muhammad saw (Al-Quran) untuk memperjelas sekaligus menegaskan kekeliruan dan kesesatan tersebut.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      8 Oktober 2018 pada 6:32 am

      ~
      Saudara Ahmad,

      Terima kasih untuk penjelasan saudara dan kami menghargai sekali. Kami juga percaya kalau Allah itu maha tahu.
      Jelas dalam kitab Taurat dan Injil, banyak ayat-ayat yang menunjukkan tentang penyaliban Isa Al-Masih. Bahkan Al-Quran juga memberikan penegasan kalau yang ajaran disampaikan Taurat dan Injil itu dari Allah. “Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil, di dalamnya petunjuk dan cahaya, dan membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Kitab Taurat, serta menjadi petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa” (Qs 5:46).

      Namun anehnya mengapa secara mendadak Allah dalam Al-Quran berubah pikiran dengan memberikan Qs 4:157,“Sesungguhnya … mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.” Ini memang aneh, karena Allah itu tidak pernah memberikan wahyu yang saling bertentangan dengan wahyu lain.”

      Tentunya Allah yang maha tahu itu konsiten dengan firman-Nya, bukan? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
      ~
      Slamet

  12. Jesus Park mengatakan

    12 Oktober 2018 pada 11:37 am

    ~
    Untuk Ahmad,

    Berikan buktinya jika allah Al-Quran maha tahu! Mengapa Al-Quran tidak menjelaskan apa-apa, memberikan kesaksian yang membingungkan, dan menjadi perselisihan antar umat muslim tentang penyaliban. Sebaliknya sebelum Al-Quran, saksi-saksi menulis kisah tersebut dengan jelas, lengkap dan tidak ada perselisihan antara saksi-saksi tersebut.

    Mengapa hal yang membingungkan dan perselisihan menjadi kebenaran dalam Islam? Atau Muslim mengimani sesuatu yang mereka sendiri tidak tahu?
    Jika begitu, secara lisan Muhammad menerima wahyu dari roh yang mengaku utusan allah? Menurut Al-Quran “Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.” (QS 17:53)

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      14 Oktober 2018 pada 10:18 pm

      ~
      Saudara Park,

      Al-Quran yang dianggap sebagai kitab penyempurna memang seharusnya tidak membuat umat Islam mengalami kebingungan tentang kisah penyaliban Isa Al-Masih. Berdasarkan kitab-kitab pendahulunya seharusnya Al-Quran dapat dengan lengkap mencatat baik kronologis dan saksi-saksi pada peristiwa kematian Isa Al-Masih di kayu salib. Kami percaya, hal ini tidak akan menurunkan wibawa Al-Quran dan umat Islam tidak akan bingung lagi.
      ~
      Slamet

  13. Ahmad mengatakan

    21 Oktober 2018 pada 2:20 pm

    ~
    Kepada Slamet,

    Umat Islam tidak bingung tentang kisah nabi Isa as karena Al-Quran telah menjelaskan bahwa nabi Isa as tidak disalib. Islam menjelaskan keraguan ahli kitab dan menjelaskan fakta sebenarnya yang terjadi di masa lalu bahwa penyaliban nabi Isa as tidak pernah terjadi.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      25 Oktober 2018 pada 6:06 am

      ~
      Saudara Ahmad,

      Isa Al-Masih selaku pelaku utama dalam kisah penyaliban mengatakan kepada para murid-Nya, “Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan”(Injil, Rasul Besar Matius 20:18-19).

      Jelas ahli-ahli Taurat, orang Yahudi dan tentara Romawi yang menyaksikan kisah penyaliban Isa Al-Masih itu tidak pernah ragu karena mereka sendiri adalah saksi mata tentang kematian Isa Al-Masih. Sebaliknya di antara para tentara Romawi mengalami ketakutan ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah” (Injil, Rasul Besar Matius 27:54).

      Jadi kematian Isa Al-Masih di kayu salib itu adalah fakta sejarah, oleh karena itu kita perlu iman sebesar gunung untuk mengatakan “…mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka …” (Qs 4:157).
      ~
      Slamet

  14. Jesus Park mengatakan

    28 Oktober 2018 pada 3:30 pm

    ~
    Untuk Ahmad,

    Apa yang saudara pikirkan dengan kenyataan berbeda. Tidak pernah ada keraguan, baik Yahudi dan Kristen tentang siapa yang disalib. Setelah Qs 4:157 terdengar oleh Muhammad, ayat tersebut tidak jelas dan menggantung, barulah terjadi perselisihan antara umat Muslim tentang siapa yang diserupakan hingga sekarang.

    Dan fatalnya, awal ayat ‘Sesungguhnya, kami telah membunuh Isa’ (Yahudi yakin membunuh Isa).
    Akhir ayat, ‘mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa’. Selain itu Yahudi tidak membunuh Isa, maka ayat ini cacat secara logika dan kenyataan. Apakah saudara Ahmad setuju?

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      29 Oktober 2018 pada 6:38 am

      ~
      Saudara Park,

      Kami menyampaikan terima kasih untuk penjelasan saudara tentang fakta penyaliban Isa Al-Masih. Semoga penjelasan yang saudara paparkan dapat memberikan wacana baru untuk saudara Ahmad. Sehingga pada akhirnya saudara Ahmad dapat percaya dan diselamatkan.
      ~
      Slamet

  15. Saepudin mengatakan

    13 Januari 2019 pada 4:03 pm

    ~
    Nabi Isa sudah wafat. Nabi Isa wafat secara wajar, dan bukan mati di atas salib. Nabi Isa wafat dalam usia 120 tahun, kuburan nabi Isa berada di Kashmir Srinagar India.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      16 Januari 2019 pada 5:02 am

      ~
      Saudara Saepudin,

      Terima kasih kasih untuk penjelasan saudara, sayangnya penjelasan yang saudara sampaikan tidak benar.
      Memang Isa Al-Masih telah mati dan dikuburkan, namun pada hari yang ketiga Dia bangkit dari antara orang mati.

      “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci” (Injil, Surat 1 Korintus 15:3-4).
      ~
      Slamet

  16. Si bodoh mengatakan

    13 Januari 2019 pada 5:32 pm

    ~
    Untuk Staff Isa dan Al-Quran:

    Ijinkan saya yang bodoh ini bertanya kepada saudara yang mengimani Isa as mati di tiang salib.
    1. Jika Ia, Isa as benar harus mati demi menebus dosa manusia, seperti yang ada tertulis dalam bible kalian. Mengapa Ia dalam riwayat tertulis dalam bible kalian Ia menunjukkan sikap penolakan beliau dengan mencaci menghardik para pendeta Yahudi dan jguga tentara Romawi yang ingin menangkapnya? Tolong jelaskan mengapa sikap beliau seperti itu kepada mereka yang tidak percaya kepada beliau sebagai manusia pembawa berita gembira di tengah-tengah mereka pada saat itu? Silakan pak Staff pencerahannya.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      16 Januari 2019 pada 4:24 pm

      ~
      Saudara Si bodoh,

      Terima kasih untuk pertanyaan sdr. Namun, supaya kami dapat menjawab dengan baik dan benar, maka sdr perlu menunjukkan kepada kami di mana tertulis dalam Injil Isa Al-Masih mencaci, menghardik pendeta Yahudi dan tentara romawi? Tolong sdr tunjukkan sebelumnya hal itu kepada kami. Terima kasih.
      ~
      Purnama

  17. arif mengatakan

    15 Januari 2019 pada 5:04 pm

    ~
    Bukankah yang diserupakan itu Yudas iskariot? Itu pelajaran saya dulu ketika saya SMP dan saya Muslim, dan saya yakin Alqur’an tidak ada keraguan di dalamnya. Maknanya luas dan ayat-ayat pun turun sesuai satu kejadian pada kala itu. Dan jika kami Muslim berselisih pendapat kami bersandar pada Alquran, hadists,ijma dan qiyas yang jelas. Lakum dinukum waliyadin. Damailah indonesiaku.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      16 Januari 2019 pada 4:36 pm

      ~
      Saudara Arif,

      Terima kasih untuk tanggapan sdr. Memang selama ini dari pihak Muslim selalu berkata demikian bahwa Yudas Iskariot lah yang disalibkan. Tapi jauh sebelum ada Al-Quran enam abad sebelumnya, Injil mencatat: Yudas Iskariot mati karena bunuh diri, “Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar” (Injil, Surat Kisah Para Rasul 1:18). Ini adalah kesaksian orang-orang yang hidup bersama Yudas Iskariot pada zaman itu.

      Lagi, Isa menyampaikan sebelum penyaliban terjadi bahwa Dia akan mati tersalib. “Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan”(Injil, Rasul Besar Matius 20:18-19).

      Pertanyaan kami. Apakah ada saksi mata yang melihat bahwa bukan Isa melainkan Yudas yang disalib? Siapa saksi-saksi mata tersebut? Mohon pencerahan sdr. Terima kasih.
      ~
      Purnama

  18. ahmad mengatakan

    21 Januari 2019 pada 1:09 pm

    ~
    Jika bertanya tentang saksi, apakah saksi yang ada dijamin sahih kesaksiannya? Karena kesaksian juga harus didukung dengan firman Allah SWT karena Dialah yang maha tahu dan memutuskan kebenaran tsb melalui kitab suciNYA. Bukankah kesaksian yang sahih menurut anda juga berasal dari “kitab suci” Anda juga? Di mana menurut Islam kitab tsb telah diinterfensi manusia jadi sudah tentu kebenarannya sangat diragukan.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      25 Januari 2019 pada 2:18 pm

      ~
      Saudara Ahmad,

      Terima kasih untuk tanggapan sdr. Kematian Isa Al-Masih di atas kayu salib bukan saja diakui Kitab Injil melainkan para ahli sejarah pun mengakui hal itu. Para saksi adalah orang-orang yang hidup sejaman dengan Isa Al-Masih, seperti tentara Romawi, orang-orang Yahudi, para Rasul murid-murid Isa Al-Masih, termasuk orang tuanya Isa Al-Masih. Jadi, tidak diragukan lagi, kesaksian mereka adalah sahih. Uniknya, lima ratus tahun sebelumnya Nabi Besar Yesaya memberitakan kematian Isa dalam Kitabnya, “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan… Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.  Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya” (Kitab Nabi Yesaya 53:6-7).

      Al-Quran mengakui bahwa Injil adalah firman Allah yang wajib diimani oleh kaum Muslim. Jadi, artinya berita Injil diakui Al-Quran (Qs 2:176, 3:3, 5:46). Herannya, tuduhan kaum Muslim bahwa Injil diiterfensi manusia sampai sekarang tidak dapat dibuktikan. Terima kasih.
      ~
      Purnama

  19. Jesus Park mengatakan

    26 Januari 2019 pada 12:09 am

    ~
    Saepudin,
    Sebelumnya saudara Islam atau sekte Islam? Karena kisah ini menurut Ahmadiyah, yang menyatakan cerita itu. Dan menurut Al-Quran, Isa berada di surga. Yang mana saudara yakini, cerita itu atau Al-Quran?

    Si Bodoh,
    Darimana saudara mendapat cerita itu? Sedangkan di Al-Quran saja QS 4:157 membuat perselisihan bagi umat Muslim, karena tidak jelas siapa yang diserupakan.

    Arif,
    Tidak ada yang menyebutkan Yudas, tetapi itu tafsiran ulama. Kadang ulama juga menafsirkan berbeda seperti Saepudin, itulah yang menimbulkan perselisihan. Mengapa Al-Quran tidak menjelaskan tetapi membingungkan?

    Ahmad,
    Bagaimana allah Al-Quran dapat dipercaya, bukankah ia menyesatkan (Qs 16:93), bahkan tidak berani menjamin surga?

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      30 Januari 2019 pada 4:36 am

      ~
      Saudara Park,

      Kematian Isa Al-Masih di atas kayu salib adalah fakta sejarah. Dan para sejarahwan seperti: Josephus (37-100 Masehi), Tacitus (56-117 Masehi), dan Mara Bar-Serapion (73-200 Masehi) telah menuliskan fakta tersebut. Josephus (37-100 Masehi), sejarawan Yahudi, menuliskan, “Pada masa ini, hiduplah . . . Yesus [Isa Al-Masih] . . . Pilatus memerintahkan Ia disalibkan hingga mati . . .”

      Kalaupun setelah 600 tahun fakta sejarah ini ditolak oleh bisikan roh di Goa Hira, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka…”(Qs 4: 157) jelas tidak masuk akal.

      Tentunya fakta sejarah itu lebih bisa dipertanggung-jawabkan bila dibandingkan dengan bisikan roh yang tidak jelas, bukan?
      ~
      Slamet

  20. Antantowidas mengatakan

    18 Februari 2019 pada 10:47 am

    ~
    Sederhana nya begini, Allah menjaga RosulNya Isa AS dari kejahatan dan makar Yahudi kala itu yaitu akan membunuh Rasululloh Isa AS, namun beliau diselamatkan Allah dengan mengangkatnya ke Langit dan menyerupakan penghianat menjadi seperti sang rosul. Namanya juga diserupakan tentu itu untuk mengelabui yahudi jahat diserupakan tidak hanya wajahnya, termasuk gerak-geriknya. Bukti akhir ketika Yesus (Isa palsu) telah berada di tiang salib, dia berkata “Tuhan kenapa Kau tinggalkan Aku?.” Ditinggalkan dia karena penghianatan/kemunafikannya pada Allah dan RasulNya. Kelanjutan dari kisah ini bahwa orang Yahudi kala itu berbantah-bantahan/ragu tentang siapa yang telah mereka bunuh sebenarnya.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      19 Februari 2019 pada 6:03 am

      ~
      Saudara Antantowidas,

      Jelas orang Yahudi tidak pernah mempermasalahkan kalau Isa Al- Masih telah disalibkan oleh para tentara Romawi. Justru orang Yahudi takut menerima fakta kebangkitan Isa Al-Masih dari kubur pada hari yang ketiga.

      Oleh karena itu tua-tua Yahudi dan para imam berunding dan mereka mengambil keputusan memberikan sejumlah besar uang kepada tentara Romawi. “‘Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.’ Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini'” (Injil, Rasul Besar Matius 28:13,15).

      Demikian semoga dapat menjadi bahan perenungan bagi saudara.
      ~
      Slamet

Baca komentar lainnya:

« 1 … 8 9 10 11 12 … 18 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Dapatkah Dosa Amarah Menjauhkan Mukmin dan Nasrani dari Allah?
  • Siapakah Pemimpin Ideal menurut Islam?
  • Nama Allah Yang Tidak Ada Dalam Asma Ul-Husna
  • Seorang Muslim Membaca Kitab Injil dan Taurat
  • Dapatkah Amal Baik Kita Memenuhi Syarat Masuk Surga?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Al-Quran Tidak Setuju Kristen Disebut Kafir
  • Muhammad Mengartikan Allah Yang Esa
  • Pandangan Al-Quran Tentang Injil
  • Apakah Isa Al-Masih Melebihi Nabi Islam?
  • Menurut Al-Quran, Apakah Nabi Adam Berbuat Dosa Besar?

Artikel Yang Terhubung

  • Kebenaran Penyaliban Isa Menurut Al-Quran Surah 4:157

Footer

Hubungi Kami

Apabila Anda memiliki pertanyaan / komentar, silakan menghubungi kami dengan menekan tombol di bawah ini.

Hubungi Kami

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
App Isadanislam
Hak Cipta © 2009 - 2019 Dialog Agama Isa dan Al-Quran. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membahas Email
| Hubungi Kami