Keluarga dan keturunan sangatlah penting bagi manusia.
Penulis pernah membimbing sebuah keluarga. Mereka memiliki masalah karena belum bisa mendapatkan keturunan. Tentu banyak pasangan yang rindu memiliki anak.
Namun tentu keadaan ini jauh berbeda dari Allah. Ia adalah sang Maha Besar. Tentu saja Allah tidak beranak!
Ini adalah pandangan dari para umat Muslim. Yang kadang memiliki kesalahpahaman dengan Nasrani. Karena berpikir Nasrani percaya Allah memiliki anak. Namun benarkah demikian?
Mari kita bahas beberapa kesalahpahaman mengenai topik ini. Kebenarannya adalah Muslim dan Nasrani sepakat Allah tidak beranak.
Namun mengapa banyak kesalahpahaman yang terjadi? Mari kita lihat uraiannya.
Muslim & Nasrani Setuju: Allah Tidak Beranak!
Umat Muslim memegang teguh Tauhid. Yaitu percaya bahwa hanya ada satu Allah.
Karena itu percaya bahwa Allah tidak beranak. “Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia . . .” (Qs 19:35).
Namun tahukah Anda bahwa kepercayaan Nasrani juga menyembah satu Allah? Tertulis jelas dalam Kitab Taurat maupun Injil.
“. . . TUHAN itu esa! . . .” (Taurat, Ulangan 6:4; Injil, Surat 1 Timotius 2:5).
Jika demikian bagaimana dengan konsep Isa Al-Masih Anak Allah? Apakah hal ini bertentangan dengan Tauhid atau hanya kesalahpahaman?
Berbagai Kesalahpahaman Mengenai Allah Tidak Beranak
Sebenarnya banyak konsep mengenai Allah memiliki anak yang keliru. Hal ini hanya merupakan salah paham. Beberapa contoh adalah:
- Apakah Maryam menjadi Allah?
“Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?” (Qs 5:116).
Umat Nasrani tidak pernah menyatakan Maryam adalah Allah. Ia memang istimewa karena mengandung dari Roh Allah (Qs 21:91). Namun tetap manusia biasa.
Kepercayaan Maryam bagian dari Allah berasal dari sekte sesat. Yaitu sekte Collyridian/ Mariamites (350 SM – 450 SM). Mereka tersebar luas sampai ke semenanjung Arab pada zaman dahulu.
- Apakah Allah tidak beranak karena tidak punya istri?
“. . . mereka membohong (dengan mengatakan): ‘Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan’ . . . Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri . . .” (Qs 6:100-101).
Ayat ini menjelaskan kesalahpahaman pola pikir. Bahwa ada yang menyatakan Allah memiliki anak seperti layaknya manusia. Ia harus memiliki istri untuk mendapat keturunan.
Tentu saja hal ini tidak benar. Muslim dan Nasrani sepakat Allah tidak memiliki keturunan seperti manusia.
- Benarkah Allah tidak mau anak perempuan?
“. . . (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Lata dan Al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil” (Qs 53:19-22).
Contoh kesalahpahaman lainnya ada dalam ayat ini. Bahwa Allah tidak suka memiliki anak. Karena tidak mau mempunyai anak perempuan.
Latar belakangnya adalah kepercayaan masyarakat saat itu. Yang menyatakan dewa mereka hanya memiliki anak-anak perempuan (Al Lata, Al Uzza dan Manah).
Sekali lagi, tentu saja kita sepakat. Bahwa hal ini tidak benar.
Jadi Pembaca dapat melihat bahwa banyak pandangan yang keliru. Karena banyak pengajaran sesat yang beredar pada zaman dahulu.
Jika demikian, apakah arti sebenarnya dari istilah “Anak Allah”?
Makna “Anak Allah” yang Benar
Umat Nasrani percaya Allah tidak beranak secara fisik. Istilah Isa adalah “Anak Allah” hanyalah gambaran atau kiasan.
Sama seperti istilah “anak sungai, anak kunci, anak tangga.” Ataupun misalnya untuk menunjukkan kebangsaan. Ada istilah “anak Indonesia, anak bangsa.”
Semua hal ini hanyalah gambaran. Tentu tidak bisa berarti secara literal. Demikianlah kata “Anak Allah” hanyalah gambaran atau bersifat figurative.
Maknanya adalah:
- Berasal dari Allah.
Seperti anak berasal dari orang tuanya. Demikianlah Isa berasal dari Allah. - Satu hakekat dengan Allah.
Sama seperti manusia melahirkan manusia juga. Demikianlah istilah Anak Allah berarti satu hakekat.
Mengapa Umat Nasrani menyatakan Isa Al-Masih demikian?
Istilah “Anak Allah” Menyatakan Kalimatullah
Hal ini karena umat Nasrani percaya Isa Al-Masih adalah perwujudan Kalimatullah. Ia datang dalam wujud manusia.
Memang, Al-Quran (Qs 4:171) dan Hadits (Hadits Ad Darimi No.47) juga menyatakan demikian. Bahwa Isa adalah Kalimatullah.
Kitab Injil menjelaskannya. “Kalimatullah [Isa Al-Masih] telah menjadi manusia. Ia diam di antara kita. . . Penuh kasih karunia dan kebenaran” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:14, parafrasa).
Karena memang Allah tidak beranak secara fisik. Melainkan ada perwujudan Kalimatullah yaitu Isa Al-Masih.
Mengimani Kalimatullah Agar Selamat
Dengan pengertian ini juga Anda bisa mengerti bahwa tidak salah Nasrani mengimani Isa Al-Masih.
Karena dengan mengimani dan menjadi pengikut Isa berarti mengimani Kalimatullah. Sehingga tersedia kebenaran Allah yang menyelamatkan.
“Siapa yang mengimani Kalimatullah [Isa Al-Masih], ia memiliki hidup. Siapa tidak mengimani Kalimatullah, ia tidak memiliki hidup” (Injil, Surat 1 Yohanes 5:12, parafrasa).
Mari mengimani Isa Al-Masih! Dialah “Anak Allah” atau perwujudan Kalimatullah yang sebenarnya. Melalui-Nya kita bisa mendapatkan surga Allah.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Apakah Isa Al-Masih Anak Allah?
- Muslim dan Nasrani Setuju: Jangan Menyembah Nabi Allah!
- Mengenal Sang Pencipta Dalam Kitab Suci: Allah dan Nabi Isa
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kiranya komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut ini:
- Mengapa umat Muslim percaya bahwa Allah orang Kristen mempunyai seorang anak biologis?
- Mengapa Isa Al-Masih diberi gelar sebagai “Kalimat Allah”?
- Apakah tujuan Kalimat Allah (Isa Al-Masih) menjelma ke dunia?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di:.
Demikian, kami harap diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .