Keluarga dan keturunan sangatlah penting bagi manusia.
Penulis pernah membimbing sebuah keluarga. Mereka memiliki masalah karena belum bisa mendapatkan keturunan. Tentu banyak pasangan yang rindu memiliki anak.
Namun tentu keadaan ini jauh berbeda dari Allah. Ia adalah sang Maha Besar. Tentu saja Allah tidak beranak!
Ini adalah pandangan dari para umat Muslim. Yang kadang memiliki kesalahpahaman dengan Nasrani. Karena berpikir Nasrani percaya Allah memiliki anak. Namun benarkah demikian?
Mari kita bahas beberapa kesalahpahaman mengenai topik ini. Kebenarannya adalah Muslim dan Nasrani sepakat Allah tidak beranak.
Namun mengapa banyak kesalahpahaman yang terjadi? Mari kita lihat uraiannya.
Muslim & Nasrani Setuju: Allah Tidak Beranak!
Umat Muslim memegang teguh Tauhid. Yaitu percaya bahwa hanya ada satu Allah.
Karena itu percaya bahwa Allah tidak beranak. “Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia . . .” (Qs 19:35).
Namun tahukah Anda bahwa kepercayaan Nasrani juga menyembah satu Allah? Tertulis jelas dalam Kitab Taurat maupun Injil.
“. . . TUHAN itu esa! . . .” (Taurat, Ulangan 6:4; Injil, Surat 1 Timotius 2:5).
Jika demikian bagaimana dengan konsep Isa Al-Masih Anak Allah? Apakah hal ini bertentangan dengan Tauhid atau hanya kesalahpahaman?
Berbagai Kesalahpahaman Mengenai Allah Tidak Beranak
Sebenarnya banyak konsep mengenai Allah memiliki anak yang keliru. Hal ini hanya merupakan salah paham. Beberapa contoh adalah:
- Apakah Maryam menjadi Allah?
“Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?” (Qs 5:116).
Umat Nasrani tidak pernah menyatakan Maryam adalah Allah. Ia memang istimewa karena mengandung dari Roh Allah (Qs 21:91). Namun tetap manusia biasa.
Kepercayaan Maryam bagian dari Allah berasal dari sekte sesat. Yaitu sekte Collyridian/ Mariamites (350 SM – 450 SM). Mereka tersebar luas sampai ke semenanjung Arab pada zaman dahulu.
- Apakah Allah tidak beranak karena tidak punya istri?
“. . . mereka membohong (dengan mengatakan): ‘Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan’ . . . Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri . . .” (Qs 6:100-101).
Ayat ini menjelaskan kesalahpahaman pola pikir. Bahwa ada yang menyatakan Allah memiliki anak seperti layaknya manusia. Ia harus memiliki istri untuk mendapat keturunan.
Tentu saja hal ini tidak benar. Muslim dan Nasrani sepakat Allah tidak memiliki keturunan seperti manusia.
- Benarkah Allah tidak mau anak perempuan?
“. . . (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Lata dan Al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil” (Qs 53:19-22).
Contoh kesalahpahaman lainnya ada dalam ayat ini. Bahwa Allah tidak suka memiliki anak. Karena tidak mau mempunyai anak perempuan.
Latar belakangnya adalah kepercayaan masyarakat saat itu. Yang menyatakan dewa mereka hanya memiliki anak-anak perempuan (Al Lata, Al Uzza dan Manah).
Sekali lagi, tentu saja kita sepakat. Bahwa hal ini tidak benar.
Jadi Pembaca dapat melihat bahwa banyak pandangan yang keliru. Karena banyak pengajaran sesat yang beredar pada zaman dahulu.
Jika demikian, apakah arti sebenarnya dari istilah “Anak Allah”?
Makna “Anak Allah” yang Benar
Umat Nasrani percaya Allah tidak beranak secara fisik. Istilah Isa adalah “Anak Allah” hanyalah gambaran atau kiasan.
Sama seperti istilah “anak sungai, anak kunci, anak tangga.” Ataupun misalnya untuk menunjukkan kebangsaan. Ada istilah “anak Indonesia, anak bangsa.”
Semua hal ini hanyalah gambaran. Tentu tidak bisa berarti secara literal. Demikianlah kata “Anak Allah” hanyalah gambaran atau bersifat figurative.
Maknanya adalah:
- Berasal dari Allah.
Seperti anak berasal dari orang tuanya. Demikianlah Isa berasal dari Allah. - Satu hakekat dengan Allah.
Sama seperti manusia melahirkan manusia juga. Demikianlah istilah Anak Allah berarti satu hakekat.
Mengapa Umat Nasrani menyatakan Isa Al-Masih demikian?
Istilah “Anak Allah” Menyatakan Kalimatullah
Hal ini karena umat Nasrani percaya Isa Al-Masih adalah perwujudan Kalimatullah. Ia datang dalam wujud manusia.
Memang, Al-Quran (Qs 4:171) dan Hadits (Hadits Ad Darimi No.47) juga menyatakan demikian. Bahwa Isa adalah Kalimatullah.
Kitab Injil menjelaskannya. “Kalimatullah [Isa Al-Masih] telah menjadi manusia. Ia diam di antara kita. . . Penuh kasih karunia dan kebenaran” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:14, parafrasa).
Karena memang Allah tidak beranak secara fisik. Melainkan ada perwujudan Kalimatullah yaitu Isa Al-Masih.
Mengimani Kalimatullah Agar Selamat
Dengan pengertian ini juga Anda bisa mengerti bahwa tidak salah Nasrani mengimani Isa Al-Masih.
Karena dengan mengimani dan menjadi pengikut Isa berarti mengimani Kalimatullah. Sehingga tersedia kebenaran Allah yang menyelamatkan.
“Siapa yang mengimani Kalimatullah [Isa Al-Masih], ia memiliki hidup. Siapa tidak mengimani Kalimatullah, ia tidak memiliki hidup” (Injil, Surat 1 Yohanes 5:12, parafrasa).
Mari mengimani Isa Al-Masih! Dialah “Anak Allah” atau perwujudan Kalimatullah yang sebenarnya. Melalui-Nya kita bisa mendapatkan surga Allah.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Apakah Isa Al-Masih Anak Allah?
- Muslim dan Nasrani Setuju: Jangan Menyembah Nabi Allah!
- Mengenal Sang Pencipta Dalam Kitab Suci: Allah dan Nabi Isa
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kiranya komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut ini:
- Mengapa umat Muslim percaya bahwa Allah orang Kristen mempunyai seorang anak biologis?
- Mengapa Isa Al-Masih diberi gelar sebagai “Kalimat Allah”?
- Apakah tujuan Kalimat Allah (Isa Al-Masih) menjelma ke dunia?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di:.
Demikian, kami harap diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
Allah memang tidak diperanakkan karena Allah esa/tunggal. Buat saudara umat non Muslim, kalau memang anda ingin mengenal Allah sebutlah namanya pada saat anda memohon doa dan lainnya. Kenapa umat non Muslim tidak pernah berdoa atas nama Allah?
*
Saudara Adriansyah,
Mengapa Allah dalam Al-Quran berkata demikian? Kalau Allah itu pintar, tentunya ia tidak akan pernah mengatakan bahwa orang Kristen itu menyembah Tuhan yang mempunyai anak biologis? Karena Kitab Suci Injil yang diimani umat Kristen tidak pernah mengatakan Isa Al-Masih adalah anak biologis Allah dan Maryam!
Umat Kristen mengimani Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah. Dan Kalimat Allah itu telah menjelma menjadi manusia yang dipanggil dengan sebutan Isa Al-Masih. Dengan kata lain, Isa Al-Masih itu adalah Allah, di mana umat Kristen selalu berdoa dan menyembah dalam nama-Nya.
Kitab Suci Injil menjelaskan, “Pada mulanya adalah Firman [Kalimat]; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah . . . . Firman itu menjadi manusia, dan diam di antara kita . . . “ (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1, 14).
~
SL/Solihin
~
Teman-teman staf IDA Ysh,
“Kitab Suci yang diimani umat Kristen tidak pernah mengatakan Isa Al-Masih adalah anak biologis Allah dan Maryam!”
Kitab Suci yang anda imani tidak pernah menyatakan seperti itu maka anda mempercayai, akan tetapi kitab Suci anda tidak pernah mengatakan Isa Al-Masih adalah Tuhan maka sembahlah Isa Al-Masih. Karena menurut Kitab Imamat 19:31 dan Yesaya 43 :11, “Karena Tuhan pasti menyebut diri-Nya sebagai Tuhan” , tetapi anda umat kristiani mempercayai yang berbeda.
Jadi, maaf saya meragukan konsistensi kepercayaan anda. Justru kata Alkitab, dalam Yesaya 46:5 tertulis “Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?”
Allah sudah memperingatkan.
~
Allah disembah manusia bukan semata-mata karena ada ayat kitab suci yang mengatakan, “Akulah Tuhan Allahmu, dan sembahlah Aku!” Namun Allah disembah karena Dia adalah Sang Pencipta yang maha akbar.
Demikian juga halnya dengan Isa Al-Masih, Sang Kalimat Allah yang menjadi manusia. Namun Isa Al-Masih juga tidak menolak penyembahan terhadap diri-Nya. Misal, ketika masih bayi Isa sudah disembah orang-orang Majus.
“Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia” (Injil, Rasul Besar Matius 2:11).
Isa Al-Masih juga tidak menghalangi orang-orang Yahudi yang menyembah-Nya. “Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: “Sesungguhnya Engkau Anak Allah” (Injil, Rasul Besar Matius 14:33).
Oleh karena itu, jelas bahwa Isa Al-Masih adalah satu-satunya yang layak disembah karena Dia adalah Allah.
~
Slamet
~
Di dalam Injil Rasul Besar Yohanes 13:13, Yesus berkata, “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.”
Sebaliknya pernakah Yesus/Isa berkata dalam Injil bahwa jangan sembah Aku sebab Aku bukan Tuhan?
~
Saudara Laga,
Isa Al-Masih disembah bukan karena hanya sekedar pengakuan bahwa Dia adalah ilahi. Isa Al-Masih disembah karena Dia adalah Allah yang telah menjelma menjadi manusia.
Ketika dalam keadaan manusia, Isa Al-Masih selalu hidup memuliakan Allah. Oleh karena itu Allah meninggikan nama Isa Al-Masih.
“Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Injil, Surat Filipi 2:9-11).
~
Slamet
~
Sdr. Slamet,
Bagaimana dengan ini: Yohanes 3:16, yang berbunyi, “Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia memberikan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
~
Saudara Andy,
Istilah ‘Anak Allah’ yang disandang oleh Isa Al-Masih bukanlah hubungan antara ayah dan anak. Allah bukannya menikah dengan Maria lalu memiliki seorang anak bernama Isa Al-Masih. Sebenarnya kata ‘Anak Allah’ dalam konteks ini adalah Isa Al-Masih yang adalah Kalimat Allah/Allah yang menjadi manusia dan tinggal di antara manusia.
“Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1,14). Semoga bermanfaat bagi saudara.
~
Slamet
~
Qs 4:171 tidak menyebutkan bahwa itu ditujukan pada kaum Kristen. Sering saya bingung dengan saudara-saudara Kristen yang terlalu menganggap bahwa Al-Quran berkenaan dengan Kristen. Al-Quran berbicara secara umum, melarang manusia untuk menyatakan bahwa Allah mempunyai anak. Ayat ini tidak spesifik tertuju pada Kristen. Please jangan geer atau sensi.
~
Saudara Fufu,
Memang ayat tersebut tidak menyebutkan kata Nasrani, namun jika sdr cermat membacanya, maka sangat jelas ayat itu ditujukan kepada orang-orang Nasrani. Mengapa? Karena di ayat tersebut secara jelas mencatat bahwa Isa Al-Masih adalah Kalimat dari Allah dan roh dari-Nya. Nah, hanya orang Nasrani yang percaya bahwa Isa adalah Kalimat dari Allah dan Roh dari-Nya. Seperti penjelasan artikel di atas. Orang Kristen tidak mengakui bahwa Allah mempunyai anak secara biologis seperti yang dikatakan oleh Al-Quran. Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah yang telah menjadi manusia (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1,14).
Oh ya, saran kami saudara membaca kembali Qs 4:171, supaya tidak keliru. Ayat tersebut secara spesifik tertuju kepada orang Nasrani. kami bertanya kepada sdr. Menurut sdr siapakah Isa Al-Masih jika dilihat dari penjelasan Qs 4:171? Silakan dijawab. Terimakasih.
~
Purnama
~
Sdr Purnama,
Qs 4:171 ditujukan untuk ahli kitab, untuk tidak melampaui batas agama. Siapakah ahli kitab itu? Ahli kitab belum tentu Nasrani. Lagi pula Nasrani itu belum tentu Kristen bukan? Ayat tersebut dengan gamblang menyatakan bahwa Isa adalah utusan Allah dan kalimat dari/milik Allah dan roh dari/milik Allah. Kalam dan roh adalah emanasi/hasil penciptaan Allah, bukan Allah sendiri. Jadi Isa Al-Masih itu adalah makhluk ciptaan Allah, bukan Allah sendiri dan tidak pula Isa Al-Masih itu dituhankan dalam Islam. Ayat tersebut juga tidak menyatakan bahwa Allah mempunyai anak biologis seperti yang anda katakan. Maha suci Allah dari mempunyai anak, baik secara biologis maupun cara lain.
~
Saudara Fufu,
Ahli Kitab adalah orang-orang yang memegang kitab Taurat dan Injil. Tidak ada lagi yang dapat disebut sebagai ahli kitab pada saat itu (Qs 5:68). Jika ahli kitab dapat disematkan kepada yang lain, maka kami berharap sdr dapat menunjukkan siapakah yang disebut sebagai ahli kitab? Kami tidak menyebutkan ahli kitab adalah Nasrani, namun secara fakta orang-orang yang memegang Taurat dan Injil adalah pengikut Isa Al-Masih yang disebut sebagai Nasrani/Kristen.
Nah, Qs 4:171 secara gamblang mengatakan Isa Al-MAsih adalah utusan Allah. Tetapi bukan berarti Isa Al-Masih seperti utusan Allah pada umumnya yang adalah manusia biasa dan berdosa. Hakikat Isa Al-Masih secara gamblang ditulis dalam ayat tersebut. Isa adalah Kalimat dari-Nya dan Roh dari-Nya. Artinya Isa Al-Masih adalah Pribadi Allah sendiri. Bahkan sdr sendiri menegaskan bahwa Kalimat milik Allah dan Roh milik Allah. Hal itu sepadan dengan apa yang nabi sdr katakan dalam hadistnya. “Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Kalam Allah” (Hadits Anas Bin Malik hal 72).
Kami bertanya kepada sdr. Jika Kalimat dan roh Allah adalah hasil penciptaan Allah, maka kapan Allah menciptakan Kalimat-Nya? Bagaimana cara Allah menciptakan Kalimat-Nya? Berharap sdr dapat menjelaskannya.
Di dalam ayat tersebut tidak menyatakan Allah mempunyai anak biologis. Namun konsep tersebut sudah membentuk kekeliruan pandangan orang Islam terhadap Isa Al-Masih. Kami tidak tahu dari mana penulis Al-Quran mempunyai ide mengatakan Allah itu tiga, dan mempunyai anak. Kami harap sdr dapat membaca dengan jujur ayat tersebut. Bahkan di ayat selanjutnya menunjukkan siapa sebenarnya Isa Al-Masih. Silakan sdr menjawab pertanyaan kami.
~
Purnama
~
Sdr Purnama,
Jika anda berbicara, maka kalimat anda itu bukan anda sendiri. Saya rasa perumpamaannya seperti itu. Nabi Isa adalah kalam Allah, Al Qur’an adalah kalam Allah, saya dan anda adalah kalam Allah. Khusus nabi Isa ditekankan sebagai kalam Allah adalah untuk menegaskan bahwa Nabi Isa terlahir tanpa bapak biologis (tidak melalui pembuahan dan hubungan seksual antara pria dan wanita). Disebut kalam Allah (terjadi atas kalimat Allah sesuai kehendak Allah / hak prerogatif Allah) untuk menegaskan bahwa Maryam adalah benar perawan suci sekaligus membantah tuduhan orang Yahudi bahwa Nabi Isa adalah anak haram, anak hasil zina ( menegaskan kesucian Maryam dan Isa).
Seperti itulah Al-Qur’an suci menjaga martabat nabi-nabinya. Satu lagi kesucian Maryam dijaga dalam Al Qur’an. Ketika menyeru pada kaum pengikutnya Nabi Isa selalu mengatakan ‘Hai Bani Israil, dst…’ Hal ini menandakan 2 hal. Yang pertama Nabi Isa diutus kepada Bani Israel (domba-domba Israel yang tersesat). Yang kedua, Nabi Isa bukan berasal anggota bani Israel karena beliau tidak mempunyai bapak dari kalangan bani Israel (kenyataannya Nabi Isa tidak mempunyai bapak biologis). Sementara Nabi Musa, menyeru kepada Bani Israil dengan mengatakan ‘Hai kaumku, dst…’, menunjukkan bahwa bapak Nabi Musa adalah pria dari kalangan bani Israil (dalam hal ini dari suku Lewi, Arabnya Luay).
Saya tegaskan bahwa tidak ada kalangan Islam yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak (baik secara biologis seperti pada proses penciptaan manusia) maupun cara lain yang dapat atau tidak dapat anda bayangkan. Ayat di atas kan justru menegaskan hal itu. Memang kalau menurut interpretasi anda, ayat itu artinya seperti bagaimana? Ayat tersebut jelas dan gamblang kok, tidak perlu tafsir yang aneh-aneh seperti kemauan anda. Dua menit merenung juga sudah dapat dipahami bahwa kalam dan roh Allah itu adalah kalam ciptaan dan roh ciptaan Allah. Nabi Isa adalah utusan Allah sama seperti utusan-utusan Allah yang lain. Dan Allah mustahil mempunyai anak (baik secara biologis maupun cara lain)
~
Sdr. Fufu,
Terimakasih untuk penjelasan sdr. Kami senang jika sdr mempunyai pandangan bahwa Allah tidak mempunyai anak secara biologis. Berharap kaum Muslim yang lain dapat mempunyai pandangan demikian. Memerhatikan yang sdr katakan. Maka kami bertanya kepada sdr. Jika sdr mengatakan kalimat yang keluar dari mulut sdr bukanlah pribadi sdr, maka pertanyaannya adalah dari mana sumber kalimat tersebut? Kiranya sdr dapat menjelaskannya.
Di dalam Qs 4:171 sangat jelas disampaikan hakikat Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah dan Roh dari-Nya. Lepas dari apa yang sdr sampaikan, sebenarnya hal itu menegaskan bahwa benar Isa Al-Masih hadir karena Dia sumbernya dari Allah, itu sebabnya dikatakan, “Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan” (Qs 19:21). Tidak ada nabi maupun manusia yang seperti Isa Al-Masih. Mengapa? Karena Dia adalah rahmat Allah. Rahmat hanya Allah yang dapat memberikannya. Isa Al-Masih adalah Rahmat Allah. Manusia bisa mempunyai prasangka kepada Isa Al-Masih tetapi tidak dapat merubah Hakikat-Nya sebagai Kalimat Allah, suci dan kekal.
Oh ya, pertanyaan kami yang belum sdr jawab. Jika Kalimat dan roh Allah adalah hasil penciptaan Allah, maka kapan Allah menciptakan Kalimat-Nya? Bagaimana cara Allah menciptakan Kalimat-Nya? Berharap sdr dapat menjelaskannya.
~
Purnama
~
Sdr. Purnama,
Terimakasih atas persetujuannya, oleh karena itu menurut saya pertanyaan point 1 adalah hoaks.
Segala sesuatu yang dilakukan Allah (emanasi) pada hakekatnya adalah penciptaan. Saya hanya bisa membuat perumpamaan Allah menciptakan kalimat-Nya seperti anda berbicara, mengeluarkan suara kata-kata dari mulut anda. Ini hanya perumpamaan saja, tentu cara Allah mahacanggih yang tidak dapat dicapai oleh anda (makhluk-Nya). Untuk waktunya saya tidak mengetahuinya dan tidak penting untuk saya ketahui. Yang saya ketahui hanya Allah menciptakan ruh Muhammad lebih dulu dari penciptaan ruh Isa Al Masih. Kalau anda ingin tahu saya sarankan anda berdoa pada Allah untuk mendapatkan petunjuk.
Sdr. Purnama, barangkali anda tahu kapan kalimat Allah untuk Isa Al Masih diciptakan?
Penciptaan Isa Al-Masih adalah tanda Kebesaran Allah. Tak diragukan lagi. Allah menjadikan Isa sebagai utusan-Nya sebagai rahmat dari-Nya. Kenapa tidak? Nabi Isa adalah pembawa kabar agung akan datangnya Islam dan Nabi Muhammad (manusia agung yang telah memberi banyak manfaat bagi umat manusia). Nabi Muhammad adalah manusia paling berpengaruh dan memberi sumbangsih terbesar dalam peradaban manusia. Penciptaan Nabi Isa (tanpa mempunyai bapak biologis) adalah urusan perkara yang telah ditetapkan (hak prerogratif Allah). Tak ada hak manusia untuk meragukan kebenarannya, dengan menuduh Nabi Isa anak haram.
~
Saudara Fufu,
Pertanyaan yang kami ajukan di atas berdasarkan pandangan dari kebanyakan orang Muslim. Tetapi syukurlah sdr tidak mempunyai pandangan yang sama. Kami berharap sdr dapat mendakwahkannya kepada teman-teman sdr bahwa Allah orang Kristen sama sekali tidak mempunyai anak secara biologis.
Menarik sekali pernyataan sdr bahwa Allah menciptakan Kalimat-Nya. Apakah berarti Kalimat Allah dan Pribadi Allah sesuatu yang terpisah dan berbeda? Apakah perkataan sdr dengan pribadi sdr berbeda? Bukankah Allah menciptakan dengan mengunakan Kalimat-Nya? Berharap sdr dapat menjelaskan hal ini. Satu sisi sdr mengatakan bahwa Allah menciptakan ruh Muhammad lebih dulu dari Isa Al-Masih, setelah itu sdr meminta kami berdoa supaya mendapatkan petujuk dari Allah. Kami kira sdr tidak tepat. Yang benar adalah sdr harus pastikan terlebih dahulu kepada kami benarkah ruh Muhammad lebih dulu ada dari Isa Al-Masih. Darimana sumber tersebut? Kami harap sdr tidak berasumsi.
Isa Al-Masih tidak pernah diciptakan. Mengapa? Karena Dia adalah Kalimat Allah. Dia kekal karena Dia adah bagian dari Pribadi Allah. “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1-3).
~
Purnama
~
Sdr. Purnama,
Ruh Muhammad diciptakan lebih dulu dari ruh manusia lainnya berdasarkan pernyataan Nabi Yahya : “Aku membaptismu dengan air untuk pertobatan dan pengampunan dosa-dosa. Namun ada orang yang datang setelahku yang lebih kuat dariku, yang untuk membuka tali-tali sepatunya pun aku tak pantas; ia akan membaptismu dengan Roh dan api.” Yang dimaksud orang yang datang setelah Nabi Yahya adalah Nabi Muhammad. Kata “setelah” menunjukkan masa yang akan datang. Dalam bahasa nubuat berarti satu siklus waktu (biasanya 500-600 tahun) atau lebih. Saya kurang mengerti dengan pernyataan saudara tentang Pribadi Allah, karena seakan-akan anda sedang membicarakan manusia dan bukan Tuhan.
semua makhluk termasuk saya dan anda pada mulanya adalah firman. Firman ini tentu saja milik Allah, karena hanya Allah yang mampu menciptakan firman. Anda, saya, dan Nabi Isa adalah milik Allah, dan kelak kita akan kembali pada Allah. Injil Yahya 1: 1-3 adalah permulaan dari Nabi Isa, bukan permulaan Allah karena Allah tidak/mustahil mempunyai permulaan. Nabi Isa mempunyai permulaan artinya beliau adalah makhluk.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1-3).Ayat-ayat di atas tidak dapat dipahami karena tidak masuk akal. Akan mempunyai arti kongkrit jika ditambah sehingga berbunyi sbb: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah milik Allah (is God’s). Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan”.
~
Saudara Fufu,
Menarik sekali yang sdr sampaikan. Baiklah bila sdr berpikir bahwa Nabi Yahya menubuatkan nabi sdr walaupun sebenarnya ayat tersebut bukanlah ditujukan kepada nabi Islam. Pertanyaannya apakah nabi sdr akan membaptis saudara dengan Roh dan api? Tentu tidak. Artinya nabi Islam bukan yang dimaksud Nabi Yahya. Kami harap sdr dapat membaca menyeluruh Injil agar sdr tahu bahwa yang dimaksud adalah Isa Al-Masih. Perhatikan: “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29-30).
Bila sdr mencermati dengan baik, bahwa hanya Isa satu-satunya disebut sebagai Kalimat Allah (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1, 14 dan Qs 3:45). Mengapa? Karena Dia berasal dari Pribadi Allah, milik Allah. Kalimat Allah yang nuzul menjadi manusia, hakikat Isa adalah Allah. Tentunya berbeda, tidak semua mahkluk berasal dari kalimat Allah. Jika memang ada, kami harap sdr menunjukkan dalil-dalilnya tertulis di mana semua mahkluk adalah firman?
Untuk memahami penjelasan lebih khusus menganai Kalimat Allah sebaiknya sdr dapat membacanya di artikel ini https://tinyurl.com/ybf44gx5. Terimakasih Sdr. fufu.
~
Purnama
~
Sdr. Purnama,
Janganlah berkhayal, Nabi Isa sejaman dengan Nabi Yahya. Jadi tidak mungkin Nabi Isa yang dimaksud Nabi Yahya karena jelas disebutkan yang datang setelah Nabi Yahya. Itulah cara berpikir khayali anda bahwa segala nubuat harus berkenaan dengan Nabi Isa. Mesias agung, Anak Manusia, yang disebutkan lebih 80 kali dalam khutbah Nabi Isa mengindikasikan bahwa yang dibicarakan adalah orang ketiga, bukan Nabi Isa sendiri. Lagipula tidak ada nabi Israel yang menubuatkan kedatangannya sendiri, selalu yang dinubuatkan adalah kedatangan nabi setelahnya. Bahasa yang digunakan Nabi Yahya adalah bahasa nubuat, kata setelah menunjukkan jangka waktu masa depan. “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29-30).
Ayat diatas adalah hoaks, Tidak akan ada seorang nabi yang akan mengatakan ada nabi yang menghapus dosa dunia. Jelas ayat ini adalah tambahan untuk memasukkan konsepsi pagan di dalamnya. Perhatikan bahwa tidak ada esensi kata-kata dalam konteks nubuat disitu. Itu hanyalah seperti pembicaraan keseharian saja, tidak dalam konteks nubuat yang suci.
~
Saudara Fufu,
Adalah hak sdr bila mengatakan ayat tersebut adalah hoaks, tetapi seharusnya sdr harus konsiten dalam membaca Injil. Mengapa? Karena sdr mengutip ayat dari Injil dan mengklaim hal itu adalah nubuatan kepada nabi saudara, tetapi saudara mengabaikan konteks dan ayat yang lain, masih dalam satu perikop yang membahas kesaksian Nabi Yahya tentang Isa Al-Masih. Kami berharap sdr dapat membacanya menyeluruh dari Injil, Rasul Besar Yohanes 1 dengan hati yang jujur. Bagaimana sdr?
~
Purnama
~
Tidak semua informasi dalam Injil valid karena bukan tulisan otentik. Ayat tersebut saya katakan hoaks karena bertentangan dengan ajaran Taurat. Mata dibalas mata, seorang anak tidak akan menanggung dosa ayahnya dan sebaliknya. Tentu anda mengetahui ajaran ini bukan? Setiap orang bertanggung jawab dengan dosa yang dilakukannya. Konsep menghapus dosa dunia bertentangan dengan ajaran Taurat di atas. Padahal Nabi Isa diutus untuk menggenapi Taurat dan bukan membatalkannya, jadi tidak mungkin Nabi Isa diutus untuk menghapus dosa dunia. Itu keyakinan saya, dan benar seperti anda bilang itu hak saya. Hak anda juga mempercayai sebagian ayat Al-Quran tetapi mendustakan ayat yang lain.
~
Saudara Fufu,
Memang Alkitab menjelaskan bahwa anak-anak tidak akan dihukum karena dosa orang-tua karena orang akan dihakimi sesuai dengan perbuatan masing-masing. Namun Alkitab juga menyampaikan pesan bahwa Allah tidak menghendaki manusia mati akibat dosa-dosanya.
Oleh karena itu Allah menuntut pertobatan seseorang dan menawarkan pengampunan dosa melalui pengorbanan Isa Al-Masih di kayu salib.“Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia” (Injil, Surat Ibrani 9:27).
~
Slamet
~
Saya sama sekali tidak percaya bahwa Nabi Yahya yang suci akan mengatakan sesuatu yang berbau syirik seperti ayat hoaks diatas. Saya percaya ayat itu adalah ayat yang ditambah-tambahi, diselewengkan, baik secara sengaja atau karena ketidaktahuan.
~
Saudara Fufu,
Injil tidak didektekan oleh Allah secara langsung, tetapi ditulis oleh tangan penulis yang dituntun oleh Roh Allah. Para penulis Wahyu Allah ini tetap diberi kebebasan untuk menggunakan bakat dan gaya penulisan, huruf dan bahasa mereka masing-masing. Dengan demikian, hasil tulisan setiap penulis Injil bukanlah berita hoaks, melainkan berita sukacita.
Jelas baik Injil maupun Al-Quran menyatakan Isa Al-Masih disebut Kalimat Allah. Tentunya saudara mempercayai kitab suci adalah wahyu Allah, bukan?
Kalimat Allah itu telah menjadi manusia dalam pribadi Isa Al-Masih yang telah mati disalib untuk memikul dosa manusia. Dan setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan dihukum Allah melainkan akan diselamatkan. Inilah berita gembira yang dikabarkan Injil.
~
Slamet
~
Semua orang menanggung dosanya sendiri, tentu saja benar. Karena semua berdosa, maka “Sesungguhnya, orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahanam.” (QS 43:74). Itulah sebabnya semua orang mendapat jaminan neraka, termasuk orang bertaqwa terhadap Al-Quran dan Muhammad. (Qs 19:71-72).
Allah Al-Quran kurang pengetahuan tentang iman Kristen, karena allah beranak. Iman Kristen dari awal abad I sudah percaya bahwa Isa adalah Anak Allah secara roh atau bisa juga sebagai Firman Allah. Mungkinkah Muhamamd terpengaruh kepercayaan keluarganya yaitu pagan bahwa Allah mempunyai anak, atau Muhammad tidak sadar wahyu yang diterima dari iblis seperti yang sudah terjadi. (QS 22:52).
~
Saudara Park,
Manusia semuanya sudah berdosa, bila manusia berdosa menanggung dosanya tentunya hal tersebut bisa, yaitu di neraka. Bila manusia berdosa mau ditolong Allah, maka jalannya hanya satu yaitu melalui Isa Al-Masih. Isa sudah menanggung dosa manusia dengan cara menjadi korban di kayu salib, supaya manusia berdosa dapat memperoleh keselamatan kekal (Injil, Surat Roma 6:23). Keselamatan adalah anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia.
Memang sulit memahami tentang Allah, jika dipandang dari sudut pemikiran manusia. Allah tidak mungkin beranak karena dia bukan manusia. Alkitab menjelaskan bahwa Allah adalah Pribadi yang mempunyai Kalimat dan Roh. Dan Kalimat Allah adalah bagian dari Pribadi Allah yang nuzul ke dunia untuk menyelamatkan semua orang berdosa, Dia lah Isa Al-Masih. Berharap pengunjung forum ini dapat menerima keselamatan yang Allah sediakan melalui Kalimat-Nya Isa Al-Masih.
~
Purnama
~
To Isa dan Al-Quran,
Islam menuduh Allah orang Kristen mempunyai anak yang namanya Yesus/Isa. Mana mungkin Allah punya istri lalu berhubungan intim lalu punya anak berarti Tuhan tidak lagi Suci/Kudus donk, apa bedanya dengan manusia yang punya dosa. Begini ya maksudnya bahwa Isa/Yesus itu Anak Allah adalah Yesus/Isa itu berasal dari Firman dan Roh Allah, karena Yesus itu kalam/firman atau orang Islam bilang Kalimatullah. Misalnya anak ular ya ular, anak manusia ya manusia, anak monyet ya monyet, Anak Allah ya Allahlh itu arti kiasan/figuratif bukan arti secara biologis bahwa Allah berhubungan dengan seorang wanita lalu punya anak.
~
Saudara Orang Baik 2,
Terima kasih untuk penjelasan sdr yang baik sekali. Memang saudara-saudara Muslim terlalu cepat berpendapat sehingga pemahamannya tentang kata ‘Anak Allah’ menjadi keliru. Seharusnya, untuk mengerti ajaran Kristen tentang Isa Al-Masih Anak Allah, maka refrensi yang tepat adalah dengan membaca Alkitab. Hanya melalui Alkitab orang Islam dapat memahami istilah Anak Allah/Kalimat Allah dengan benar.
~
Purnama
*****
1. Umat Muslim tidak percaya Allah mempunyai anak. Jangan mengada-ada pertanyaan.
2. Kalau mengutip dari kitab suci jangan sepenggal-sepenggal. Perlihatkan keseluruhan ayat agar tidak gagal paham.
3. Sama seperti no 2.
~
Ndank Doank,
Saya berterima kasih kepada Anda yang sudah menjawab tiga pertanyaan di atas. Saya mohon izin untuk menanggapi satu jawaban Anda di poin 1.
Saya pun tidak memercayai bahwa Allah mempunyai anak biologis. Bila ada yang memiliki pemahaman demikian, maka ia sedang dalam kesesatan berpikir. Tetapi Allah yang mahakuasa dapat menjadi manusia karena Dia mahakuasa.
Isa Al-Masih adalah Allah yang nuzul ke dunia dan menjadi manusia. Sehingga istilah Anak Allah dalam arti adikodrati, bukan jasmani. Bagaimana perasaan Anda mengetahui ini?
~
Solihin