Umat Islam dan Kristen sama-sama percaya akan penghapusan dosa. Bedanya, Islam percaya bahwa amalan yang menghapus dosa. Sebaliknya, Kristen percaya bahwa Isa Al-Masihlah Sang Penghapus dosa.
Pertanyaan yang sering kami terima, “Siapakah yang dapat mengatasi dosa-dosa kita? Apakah benar amal baik kita ataukah melalui Isa Al-Masih yang berkuasa menghapus dosa-dosa manusia?
Islam: Amalan Menghapus Dosa
Islam mengajarkan bahwa perbuatan-perbuatan baik seseorang mengapuskan dosa-dosanya. “. . . Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk . . .” (Qs 11:114).
“Namun, yang bisa dihapus dengan perbuatan-perbuatan baik (ibadah) itu adalah untuk dosa-dosa kecil saja, sedangkan dosa besar hanya bisa dihapus dengan taubat nashuha,” terang Ustadz Abu Utsman Kharisman.
Tujuan Allah Menciptakan Manusia dan Kejatuhannya Dalam Dosa
Pertama, tujuan Allah menciptakan manusia agar mereka memiliki hubungan yang harmonis dengan Dia. Caranya, dengan mentaati semua perintah dan larangan Allah dan hidup suci 100% tanpa satu dosa pun. Bukan hanya suci 51%. Inilah normal atau sucinya manusia.
Ketika manusia berdosa, mereka merusak hubungan itu, menjadi tidak normal/tidak suci sesuai tujuan Allah menciptakan mereka. Allah menghukum dosa manusia. Itulah sebabnya, Allah menghukum Adam dan Hawa, meski mereka hanya berbuat satu dosa saja (Taurat, Kitab Kejadian 3:1-24).
Benarkah Amalan Dapat Menghapus Dosa?
Ketika ujian di sekolah, apakah jawaban kita yang benar menghapus jawaban yang salah? Tidak, bukan? Jawaban kita yang salah membuktikan kesalahan kita.
Kedua, misalkan, kebaikan kita lebih banyak dari dosa-dosa kita. Itu tetap membuktikan bahwa manusia tidak dapat hidup normal/suci 100 %, seperti tujuan Allah menciptakan mereka. Maka, manusia harus dihukum di neraka karena dosa-dosanya itu.
Maka perbuatan baik bukanlah penghapus dosa. Melainkan bukti bahwa kita hidup normal/suci seperti tujuan Allah menciptakan manusia.
Jika Anda keberatan dengan dua alasan di atas, atau punya alasan lain, sampaikan kepada kami lewat email ini.
Benarkah Isa Al-Masih Menghapus Dosa Manusia Melalui Penyaliban-Nya?
Islam dan Kristen setuju bahwa hanya Allah yang berkuasa menghapus dan menanggung dosa. Apakah Isa Al-Masih Allah? Injil Allah menyaksikan, Isa Al-Masih “. . . adalah Firman . . . dan Firman itu adalah Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1).
“Firman [Isa Al-Masih] itu telah menjadi manusia . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:14). Isa Al-Masih adalah “. . . seorang anak laki-laki yang suci” (Qs 19:19).
Karena suci, Isa layak menjadi korban pengganti yang menanggung hukuman dosa manusia, yaitu kematian kekal di neraka. Melalui penyaliban-Nya, “Ia [Isa Al-Masih] menghapus segala dosa” (Injil, Surat 1 Yohanes 3:5).
Kirimkan pertanyaan dan tanggapan Anda tentang ini kepada staf kami via email ini.
Hidup Kekal bagi Anda
Memang agama mengajarkan amalan bisa menghapus dosa, tetapi hal itu berbeda dengan kebenaran yang Allah ajarkan dalam Kitab Suci-Nya. Hanya melalui Isa Al-Masih, Sang Firman Allah, yang berkuasa menghapus segala dosa manusia melalui penyaliban-Nya. Jika percaya kepada-Nya, Anda pasti mendapat jaminan penghapusan dosa dan hidup kekal.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa amalan tidak dapat menghapus dosa kita?
- Mengapa penyaliban Isa Al-Masih adalah satu-satunya cara menghapus dosa-dosa manusia?
- Isa Al-Masih berkuasa menghapus/mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal di sorga. Apakah itu bukti keilahian-Nya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Apakah Amalan Bisa Menghapus Dosa?” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Bagaimana Nasib Islam Dan Kristen Yang Berdosa Sama?
- Apakah Perbuatan Baik Menyelamatkan?
- Dengan Amal Tidak Dapat Menjadi Benar!
- Ternyata Amalan Tidak Dapat Menyelamatkan Manusia Dari Hukuman Allah!
- Takut Amal Tidak Diterima Allah? Itu Ada Solusinya!
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Ditulis oleh: Sulaiman
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718
*****
1. Bukankah artikel di atas menyebutkan kalau perbuatan baik bisa menebus dosa (Qs 11:114), dan dosa yang besar itu bisa dilakukan dengan tobat nasuha, lalu kenapa masih bertanya lagi?
2. Kata siapa? Terbukti dalam kitab Yehzekiel 18:19-21 bahwa dosa itu tidak dapat ditanggung oleh orang lain. Dan menurut ayat tersebut untuk menghapus dosa, maka kita harus berbelok dari dosa dan melakukan kebenaran dan kebaikan. Hal senada yang diungkapakan dalam (Qs 11:114).
3. Tentu tidak. Sebab Yesus sendiri berkata, “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri” (Yoh. 5:30).
*****
Saudara Rizal,
1. Pertanyaan yang bagus. Tentu ini ditanyakan karena manusia lebih banyak melakukan perbuatan-perbuatan buruk dibandingkan perbuatan baik, bukan? Itu sebabnya, pertanyaannya adalah mengapa kebaikan tidak dapat menghapus dosa?
2. Tepat sekali bahwa dosa tidak dapat ditanggung orang lain karena orang lain pun adalah manusia berdosa. Sungguh berbeda dengan Isa Al-Masih yang suci (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:46). Hanya Pribadi suci yang dapat menolong manusia berdosa. Bukankah demikian? Bagaimana menurut saudara?
3. Tepat sekali Isa Al-Masih menyatakan demikian. Namun, sangat baik bila saudara melanjutkan kalimat berikutnya untuk mengetahui konteksnya dengan benar. “…Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:30). Ini berarti penghakiman ada di tangan Isa Al-Masih. Artinya ini bukan soal tidak mampu, melainkan menghakimi dengan adil. Pertanyaannya adalah siapakah yang dapat menghakimi dengan adil?
~
Solihin
*****
1. Mengapa tidak baik menghilangkan dosa? Wow, keren sekali topik ini, bagaimana bisa menghilangkan dosa? Adakah manusia mampu? Wajib bagi kita untuk mengasihi Allah Isa Al-Masih dan sesama manusia. Dengan demikian, perintah Allah telah kita laksanakan dan dengan percaya dan taat kepada Allah Isa Al-Masih, kita bebas dari murkanya. Maka kita memperoleh penghapusan dosa, dan menerima hidup kekal, sesuai dengan Yoh. 3:36.
2. Sebab supaya engkau mengetahui dan mengerti bahwa Allah di dalam Isa Al-Masih dan Isa Al-Masih di dalam Allah, Yang Esa, Yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih.
3. Isa Al-Masih Allah manusia. Tidak ada Allah lain di hadapan-Mu. Sebab Allah lain tidak akan mampu memberikan hidup kekal. Itulah bukti keilahian-Nya Allah.
*****
Saudara Natal,
Tidak ada seorang pun yang sanggup menghilangkan dosa dengan kemampuan diri sendiri. Hal ini perlu disadari agar manusia tidak terjebak dalam anggapan keliru bahwa perbuatan baik dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Bila perbuatan baik dapat menyelamatkan manusia dari dosa, maka perbuatan seperti apa dan berapa banyak perbuatan baik yang harus dilakukan agar masuk sorga? Kiranya pertanyaan ini mendorong kita memikirkan keselamatan di sorga.
~
Solihin
*****
Solihin,
1. Perbuatan baik tidak bisa menghapus perbuatan dosa. Anda perhatikan lagi dalam Yehezkiel 18:19-21. Roh yang berdosa akan mati tapi kalau dia berbelok dari dosanya dan melakukan kebenaran dan kebaikan dia tidak akan mati. Artinya kalau seseorang berdosa tapi orang itu berbelok dari dosanya dan melakukan kebaikan dia tidak akan mati. Bukankah ini membuktikan kalau melakukan kebaikan itu menghapus dosa?
2. Anda berkata manusia berdosa tidak bisa menebus dosa orang lain, lalu mana ayatnya manusia suci bisa menebus dosa?
3. Anda suruh melanjutkan baca ayat Yoh. 5:30, yang jadi pertanyaan saya kalau Yesus itu Tuhan, lalu Yesus mengikuti keinginan Tuhan yang mana lagi? Sebab Yesus berkata, “Aku tidak mengikuti keinginanku tapi keinginan Dia yang telah mengutus-Ku”.
*****
Saudara Rizal,
1. Kalau kita membaca secara cermat ayat 21, maka kita akan memahami maksud ayat tersebut dengan utuh. “Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati” (Kitab Nabi Yehezkiel, 18:21). Perhatikan kalimat “bertobat dari segala dosa” dan “berpegang pada segala ketetapan”. Pertanyaannya adalah apakah saudara sudah bertobat dari segala dosa saudara? Sudahkah saudara berpegang pada segala ketetapan Allah dan melakukan keadilan dan kebenaran? Bagaimana?
2. Menjawab pertanyaan saudara, maka kami menjawabnya dengan pertanyaan. Apakah ada manusia yang suci? Bukankah semua manusia berdosa? Dengan demikian, tidak ada ayat yang menyatakan demikian. Tetapi Isa Al-Masih adalah suci karena Dia adalah Allah yang berkenan menjadi manusia (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1, 14). Pertanyaannya adalah mungkinkah manusia berdosa dapat menyelamatkan manusia berdosa lainnya? Mengapa?
3. Pertanyaan yang menarik. Tentu Allah adalah esa, dan tidak ada Allah yang lain, selain Isa Al-Masih. Namun, esa di sini adalah satu kesatuan yang utuh, sehingga tidak diartikan sebagai bilangan matematis angka satu. Silakan saudara klik ini http://tinyurl.com/7y5qolz untuk mengetahuinya. Pertanyaan yang belum dijawab adalah siapakah yang dapat menghakimi dengan adil?
~
Solihin
*****
To: Rizal,
1. Om, dengan sadar dan perintah Allah Isa Al-Masih: Kasihilah Tuhan Allahmu dan kasihilah sesamamu manusia. Itulah hukum kekal Allah Isa Al-Masih. Dengan demikian, kelak kita menerima sorga itu sudah pasti, tapi jangan salah sebab tidak ada manusia mampu menjalankan 100%, sebab itu dikatakan dalam kitab Efesus 2:8 mencatat: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.” Om, dengan usaha apapun jika tidak dikaruniakan Allah Isa Al-Masih apa mungkin?
2. Benar, bahwa manusia tidak dapat menanggung dosa manusia, seperti Yeh. 18:19-21. Siapakah Isa Al-Masih dan apakah Isa Al-Masih manusia? Mari kita baca bersama: “Bahwa kamu (manusia) akan mati dalam dosamu. Sebab jikalau kamu tidak percaya bahwa Akulah (Isa Al-Masih) Dia (Allah)” (Yoh. 8: 24). Bagaimana dengan ini Om Rizal?
3. Om, untuk membaca Kalimatullah, haruslah seutuhnya (Yoh. 5:19-47). Judul: Kesaksian Yesus Kristus Tentang Dirinya. Inti dari Yoh 5 adalah ayat 40, mencatat: “Namun kamu tidak mau datang kepada-Ku, untuk memperoleh hidup itu.”
Om, saya mau bertanya. Bagaimana perbedaan dosa kecil dengan dosa besar? Berikan dengan contoh. Apakah dengan bertobat (taubat nashuha), dosa besar terhapus? Berikan dengan contoh.
*****
Saudara Natal,
Kami memohon maaf terpaksa menghapus beberapa komentar saudara dan menjadikannya satu kolom karena ada beberapa kolom. Memang manusia diselamatkan karena rahmat Allah semata. Rahmat ini diberikan oleh Isa Al-Masih. Sebab Dia yang menyelamatkan manusia dari dosa dengan “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Berharap kita dapat merenungkan hal ini.
~
Solihin
~
To: Rizal,
Bagi Allah dosa setetes dan dosa setinggi gunung Himalaya tidak ada bedanya. Kalau tidak datang pada Yesus tidak akan selamat walaupun dosa setetes air, tapi kalau datang pada Yesus dosa setinggi gunung dan semerah kirmizi akan putih seputih salju. Yesaya 1:18 (TB), “Marilah, baiklah kita beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.”
~
Saudara Hendy,
Memang benar bahwa hanya Isa Al-Masih yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa, bukan kebaikan atau amal. Karena itu, semua orang perlu datang kepada Isa Al-Masih, bukan berharap pada perbuatan baik.
~
Solihin
~
1 Petrus 1:23-25, “Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal. Sebab: ‘Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya.’ Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.”
~
Saudara Agur,
Kami berterimakasih untuk kutipan ayat Injil di atas. Ayat tersebut menegaskan bahwa hidup manusia seperti bunga rumput. Artinya hidup manusia cepat berlalu. Mengacu pada ayat tersebut, kalau boleh tahu, apa yang hendak disampaikan saudara? Mohon penjelasan, saudara.
~
Solihin
~
Solihin: “Perhatikan kalimat ‘bertobat dari segala dosa’ dan ‘berpegang pada segala ketetapan’. Pertanyaannya adalah apakah saudara sudah bertobat dari segala dosa saudara?”
Tentu saja sudah, minimal lima kali sehari dalam sholat.
“Sudahkah saudara berpegang pada segala ketetapan Allah dan melakukan keadilan dan kebenaran? Bagaimana?”
Memang itu yang semua umat Islam jalankan. Kami umat Islam percaya bahwa jalan keselamatan itu hanya didapat dari mentaati hukum perintah Allah SWT serta melakukan kebenaran dan keadilan. Justru anda yang salah kaprah. Anda malah percaya bahwa ketetapan Allah itu tidak bisa menjamin masuk surga, padahal Yesus sendiri berkata syarat masuk surga itu adalah mentaati segala ketetapan perintah Allah (Matius 7:21 dan 19:16-18).
Sekarang yang jadi pertanyaan saya, apakah orang suci bisa menebus dosa orang lain? Dimana ayatnya?
Natal,
1. Kesimpulannya agar mendapat rahmat Allah itu maka kita harus mematuhi segala perintah Allah.
2. Yesus tidak mengaku dirinya Tuhan, tapi dia mengaku dirinya utusan Tuhan. Silakan anda baca Yoh. 8:24-26.
3. Pertanyaan Anda, apakah dosa akan bisa dihapus dengan cara tobat nasuha? Tentu saja (Qs 4:48).
~
Saudara Rizal,
Menarik sekali jawaban saudara. Sesungguhnya kami tidak menanyakan umat Islam secara umum, tetapi menanyakan saudara. Sudahkah saudara berpegang pada segala ketetapan Allah dan melakukan keadilan dan kebenaran? Bagaimana? Tentu yang perlu dipahami dari pertanyaan kami adalah seluruh perintah Allah tanpa melanggar satu perintah pun. Harap ini menjadi perhatian saudara.
Menurut kami, sholat bukan bentuk pertobatan. Sebab banyak orang sholat, tetapi tetap melakukan dosa. Ini artinya sholat tidak menjamin seseorang bebas dari dosa. Dengan demikian, amal atau ibadah tidak menyelamatkan, bukan? Oh ya, bagaimana dengan pertanyaan kami? Siapakah yang dapat menghakimi dengan adil?
Mengenai pertanyaan saudara. Sesungguhnya kami telah menjawab pertanyaan tersebut. Silakan menyimak tanggapan kami sebelumnya. Semua manusia berdosa, sehingga tidak pernah ada catatan bahwa orang suci bisa menghapus dosa, kecuali Allah. Allah telah berinisiatif datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa dengan menjadi manusia, yakni Isa Al-Masih (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1, 14).
~
Solihin
~
To: Om Rizal,
1. Om telah mengakui bahwa itu semua adalah rahmat Allah Yesus Kristus (Isa Al-Masih) sesuai dengan ucapan-Nya. Mari kita baca bersama-sama: “Barangsiapa percaya kepada Yesus Kristus, ia melihat hidup kekal, barangsiapa tidak taat kepada Yesus Kristus, ia tidak melihat hidup kekal, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Yoh. 3:36).
Artinya Om mengakui bahwa sebahagian manusia, termasuk Om Rizal, tidak mendapat bagian dari hidup kekal (sorga) karena Om Rizal tidak percaya dan taat kepada Allah Yesus Kristus Tuhan kita. Itulah kenyataan sesuai pengakuan Om Rizal.
3. Om, begitukah cara om meyakinkan Al-Quran bahwa dosa-dosa kecil dapat dihapus dengan ibadah, dan dosa besar dapat dihapus dengan tobat nashuha? Om, bagi umat Allah Yesus Kristus, tidak ada ukuran besar kecil dosa. Tetap saja dosa. Saya kasih contoh. Mencuri $1 dengan $ 10,000,000, hukumnya adalah dosa.
~
Saudara Natal,
Memang benar bahwa setiap orang yang percaya pada Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat diselamatkan. Itu sebabnya, keselamatan merupakan rahmat Allah, bukan usaha manusia dalam beramal atau beribadah. Harap ini menjadi perhatian dan perenungan bersama.
~
Solihin
~
Hendy,
Anda berkata Yesaya 1:18 itu adalah perkataan Yesus. Anda bohong. Itu bukan perkataan Yesus. Lagi pula dalam Yesaya 1:18 untuk dosa agar terhapus, maka kita harus meninggalkan perbuatan dosa dan melakukan perbuatan baik. Maka Yesaya 1:18 bisa terwujud. Silakan anda baca Yesaya 1:16-18. Itu berarti amal ibadah dapat menghapus dosa di mana pertanyaan no 1 dari artikel di atas sudah terjawab bahwa baik menurut Qs 11:114 dan
Yehzekiel 18:19-21 dan Yesaya 1:16-18 bahwa amal perbuatan bisa menghapus dosa.
Natal,
Saya mengakui keselamatan itu berkat rahmat Allah, tapi saya tidak mengakui kalau Yesus itu adalah Allah, dan saya juga mengatakn bahwa rahmat Allah hanya bisa didapat dengan mematuhi perintah Allah, bukan hanya sekedar mengaku percaya saja. Sebab kalau sekedar percaya saja tanpa ibadah maka setan juga adalah orang yang percaya kepada Allah dan Yesus.
~
Saudara Rizal,
Kami senang saudara mengutip Kitab Nabi, Yesaya 1:16-18. Kami mengutip ayat 16, “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat.” Pertanyaannya adalah sudahkah saudara berhenti berbuat jahat dan melakukan seluruh perintah Allah tanpa melanggar satu perintah pun? Bukankah ini yang menjadi pertanyaan kami sebelumnya?
Bagaimana dengan pertanyaan kami yang lain? Siapakah yang dapat menghakimi dengan adil?
~
Solihin
~
To: Rizal,
Coba baca baik baik Yesaya 1:18, “Marilah, baiklah kita beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.”
Baca baik-baik. Awal dari ayatnya saja sudah disebut Firman Tuhan, sedangkan Yesus adalah Firman Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Perkataan sederhana saja anda itu tidak bisa mencerna.
~
Saudara Hendy,
Sesungguhnya ayat tersebut menegaskan bahwa keselamatan merupakan pemberian atau rahmat Allah. Bila mengacu pada ayat 16, maka tidak ada manusia yang berhenti berbuat jahat. Kami berharap kita fokus dengan topik di atas, dan tidak melenceng ke topik Ketuhanan Isa Al-Masih. Sebab inti artikel di atas mengenai keselamatan, bukan Ketuhanan Isa Al-Masih.
~
Solihin
~
Hendy,
Sudah sering saya sampaikan sama anda bahwa Yesus itu bukan Sang Firman, tapi penyampai firman. Ini Yesus sendiri yang bicara Hendy. Anda bisa lihat Yoh. 14:24 “Firman yang kau dengar bukan dari-Ku tapi dari Bapa yang mengutus-Ku”. Apakah anda mau mengingkari ayat ini?
~
Saudara Rizal,
Sesungguhnya Isa Al-Masih adalah Sang Firman. Saudara dapat membaca Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1, 14. Bukankah Sang Firman telah menjadi manusia? Walaupun demikian, kami berharap saudara fokus dengan topik di atas, bukan membahas tentang Ketuhanan Isa Al-Masih. Sebab inti artikel di atas mengenai keselamatan manusia.
Bagaimana dengan pertanyaan kami? Sudahkah saudara berhenti berbuat jahat dan melakukan seluruh perintah Allah tanpa melanggar satu perintah pun? Dan siapakah yang dapat menghakimi dengan adil?
~
Solihin
~
To: Om Rizal,
Om, mari kita baca bersama. Percayakah om kepada Nabi Musa? Tentu bukan Muhammad mengakui dalam Qs 32:23. Apa perkataan Allah Yesus Kristus: “Sebab jika kamu percaya kepada Nabi Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menuliskan tentang Aku” (Yoh. 5:46). Berarti anda seorang penyembah illah lain. Bagaimana anda ke sorga?
~
Saudara Natal,
Tidak ada tokoh manapun yang telah dinubuatkan kedatangan-Nya sejak jaman Adam, Musa, dan nabi lainnya. Hanya Isa Al-Masih saja. Karena itu, kita patut merenungkan mengapa Isa Al-Masih berkuasa memberikan hidup kekal (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).
~
Solihin
~
Saudara Solihin,
Dalam 1 Petrus 1:23-25 ini rasul Petrus kembali menegaskan bahwa firman yang disampaikan oleh Injil adalah dilahirkan kembali. Saya percaya bahwa siapa yang dilahirkan kembali, maka ia pasti hidup menurut roh mengalahkan keinginan daging. Jika sudah demikian maka sungguh benarlah kedatangan Kristus membebaskan manusia dari perbudakan dosa yang ada di dalam daging. Itulah yang hendak saya sampaikan.
~
Saudara Agur,
Kami berterimakasih untuk penjelasan saudara. Memang setiap orang yang telah bertobat dan percaya kepada Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat dimampukan untuk hidup benar. Karena itu, keselamatan merupakan rahmat Allah, termasuk untuk hidup benar.
~
Solihin
~
Solihin,
Sesungguhnya kami tidak menanyakan umat Islam secara umum, tetapi menanyakan saudara. Sudahkah saudara berpegang pada segala ketetapan Allah dan melakukan keadilan dan kebenaran? Bagaimana?
–
Tentu saja memang itu yang sekarang saya jalankan!
Tentu yang perlu dipahami dari pertanyaan
kami adalah seluruh perintah Allah tanpa melanggar satu perintah pun. Harap ini menjadi perhatian saudara.
–
Kalau manusia punya salah itu hal yang wajar, yang penting kita bertobat dan berbelok dari dosa, sebab ampunan allah itu sangat luas, dan allah berjanji akan selalu memaafkan semua dosa kecuali syirik Qs 4:48.
~
Saudara Rizal,
Terimakasih sudah menjawab pertanyaan kami. Memang benar tidak ada manusia yang sempurna yang terbebas dari kesalahan. Hanya Isa Al-Masih yang Suci. Itu sebabnya Dia datang ke dunia untuk menghapus dosa manusia melalui penyaliban-Nya, “Ia [Isa Al-Masih] menghapus segala dosa” (Injil, Surat 1 Yohanes 3:5). Supaya semua manusia dapat terbebas dari hukuman kekal neraka. Hanya melalui Isa manusia dapat disucikan dari dosa.
Memang dalam Qs 4:48 dikatakan alloh Islam akan mengampuni dosa, tetapi hanya kepada siapa yang dikehendakinya. Artinya tidak semuanya. Benar, bukan? Nah, pertanyaannya adalah bagaimana saudara yakin bahwa dosa saudara Allah sudah ampuni? Mohon pencerahannya.
~
Purnama
~
Agama mengajarkan “amal baik” tapi menyuruh manusia berbuat dosa:
1. Jibril beritahu Muhammad bahwa pengikutnya meski pencuri dan penzinah akan masuk surga (bidadari) yang penting sembah alloh saja.(sahih Muslim 137).
2. Sahih Muslim 6622 bagian deskripsi. Muhammad berkata: “Demi dia yang tangannya memegang hidupku, jika kamu tidak melakukan dosa, alloh akan menyapu kamu dari eksistensi dan menggantikan (kamu) dengan orang-orang yang melakukan dosa dan meminta pengampunan dari alloh dan dia akan mengampuni mereka.” Muhammad bersumpah bahwa ini kebenaran dimana alloh pengen pengikut Muhammad berbuat dosa supaya dia mengampuni. Ini alloh apa setan?
Sangat berbeda dengan Allah dalam Injil.
~
Saudara Realita,
Tentunya Allah tidak pernah memerintah manusia untuk berbuat jahat atau dosa. Karena dosa membuat manusia binasa dan terpisah dari Allah. Kami berharap penyampaian sdr dapat dikaji oleh pengunjung forum ini.
Memang bila dicermati kaum Muslim meyakini perbuatan baik dapat membawa mereka ke sorga, tatapi disisi lain nabi Islam menyatakan bukan amal baik yang memasukan ke sorga melainkan hanya rahmat Allah. “Bukan amal seseorang yang memasukkannya ke Surga atau melepaskannya dari neraka, termasuk juga aku tetapi ialah semata-mata rahmat Allah Swt. Belaka” (HSM 2412-2414). Itu artinya bahwa usaha manusia tidak dapat memberikan jaminan untuk dapat memperoleh sorga.
~
Purnama
~
Realita,
Hadist yang anda kutip itu bawasannya adalah allah menciptakan manusia dimana sifat manusia ini bisa melakukan salah dan benar. Jadi memang sengaja allah menciptakan manusia karakternya seperti itu, dan allah sangat senang kepada hambanya yang ketika melakukan dosa hambanya itu bertobat.
~
Saudara Rizal,
Perlu saudara ketahui Allah menciptakan manusia dalam keadaan suci, tanpa dosa. Dan memberikan kehendak bebas dalam memilih, tetapi Allah tidak menghendaki atau menyuruh manusia berbuat jahat. Allah tidak pernah kompromi dengan dosa. Kami berharap sdr memahami hal ini. Karena bila membaca pernyataan saudara seakan-akan Allah senang dengan manusia berbuat dosa. Walaupun akhirnya manusia bertobat. Benarkah demikian sdr?
~
Purnama
~
Amal baik oleh iman yang benar, inilah yang menyelamatkan.
~
Roma 5:1-4 “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.”
Amin.
~
Saudara Agur,
Hanya melalui Isa Al-Masih manusia dapat memperoleh keselamatan yang pasti dan tidak mengecewakan. Karena itu sudah seharusnya kita bersyukur untuk rahmat yang Dia berikan. Bukan karena amal baik kita, melainkan hanya rahmat Allah melalui Kalimat-Nya Isa Al-Masih. Berharap pengunjung forum ini dapat menerima keselamatan melalui Isa Al-Masih dengan percaya kepada-Nya.
~
Purnama
~
Sdr. Rizal,
Muhammad menyatakan kalau kamu tidak berdosa, alloh tidak bisa memberikan pengampunan, jadi dia pengen kamu berbuat dosa dan bila kamu belum berbuat dosa, dia akan melenyapkan kamu dan membuat orang baru orang yang berbuat dosa supaya dia bisa mengampuni mereka dan menunjukkan betapa pengampunannya dia dan merasa sebagai tuhan yang komplit. Jadi mohon dicatat bahwa tuhan nya Islam itu tergantung kepada manusia untuk memenuhi salah satu sifatnya. Ini aneh, tuhan tergantung kepada manusia dan dia membutuhkan manusia untuk berbuat sesuatu dan dia mau memusnahkan manusia sampai manusia mau melanggar hukumnya alloh sendiri, supaya manusia berdosa melawan tuhan, dan dia berkata saya adalah pengampunan. Inilah tuhan Islam, tuhan yang ingin kamu berbuat dosa. Alloh apa setan?
~
Saudara Realita
Bila melihat apa yang alloh Islam sampaikan dalam Al-Quran untuk memerangi dan membunuh (Qs 8:12), sangat jelas bertentangan dengan sifat Allah Alkitab yang menghendaki manusia untuk hidup kudus (Kitab, Taurat Imamat 19:2). Tentunya perbedaan ini seharusnya dapat dikaji oleh pengunjung forum ini, Allah yang benar tidak pernah menginginkan manusia ciptaan-Nya untuk hidup dalam dosa.
Untuk selanjutnya silahkan saudara fokus membahas sesuai topik artikel di atas. Terimakasih Sdr. Realita.
~
Purnama
~
To Rizal,
Sudah coba saja renungkan diri anda itu, kemana anda akan pergi setelah anda meninggal? Apakah pahala anda itu sudah cukup untuk mencapai surga? Atau lihat saja nanti alias gimana nanti, kalau masuk syukur, kalau tak ya terima nasib, begitu kan orang Muslim pikiranya.
Saya sarankan pilihlah yang membrikan kepastian, kematian adalah tempat yang sangat jauh, kalau anda melewatinya tidak bisa kembali lagi. JBU
~
Saudara Hendy Gunawan,
Pertanyaan yang saudara sampaikan untuk Sdr. Rizal sangat baik. Kami berharap dapat dibaca dan dijawab berdasarkan dalil yang benar oleh saudara Rizal. Terimakasih Sdr. Hendy.
~
Purnama
~
Hendy,
Sudah coba saja renungkan diri anda itu, kemana anda akan pergi setelah anda meninggal?
–
Tentu saya kembali kepada allah! Inna lilahi wa innailaihi rojiun, saya berasal dari allah dan akan kembali kepada allah,
Apakah pahala anda itu sudah cukup untuk mencapai surga? Atau lihat saja nanti alias gimana nanti, kalau masuk syukur, kalau tak ya terima nasib, begitu kan orang Muslim pikiranya.
–
Anda baca Qs 2:25.
Saya sarankan pilihlah yang membrikan kepastian
masuk surga.
–
Kalau anda merasa pasti masuk surga maka anda coba dulu Markus 16:17-18, sebab ayat itu adalah ciri-ciri pengikut Yesus yang setia, kalau anda bisa melewati ayat tersebut saya baru akan percaya kalau anda calon penghuni surga, tapi kalau anda tidak mau berarti anda sendiri yang tidak punya kepastian masuk surga.
~
Saudara Rizal,
Kami kira tidak semua manusia akan kembali kepada Allah, walaupun semua manusia diciptakan oleh Allah. Mengapa? Karena manusia dapat memilih. Jika dia mati dalam keadaan berdosa tentu saja dia akan dihukum dalam neraka yang kekal (Qs 2:81). Sebaliknya bila seseorang mati dan beriman kepada Isa Al-Masih maka dia akan kembali kepada Allah (Injil, Surat 1 Tesalonika 4:14).
Bila saudara berpegang pada Qs 2:25, pertanyaannya adalah dibutuhkan seberapa banyak perbuatan baik supaya saudara dapat mencapai sorga? Mengingat janji alloh Islam yang pasti buat saudara ada dalam Qs 19:71. Silahkan dicermati.
Kami kira, saudara salah memahami Injil, Rasul Markus 16:17-18. Pengikut Isa Al-Masih sudah pasti menerima hidup yang kekal. “Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15).
~
Purnama