Kita selalu memberitahu nama saat berkenalan dengan orang lain. Kita melakukannya karena ingin orang lain kenal siapa kita. Apakah Allah berhendak kita mengenal Dia?
Allah Berhendak Kita Mengenal Dia
Ulama Islam menguraikan doktrin Tanzib. Doktrin ini mengajar bahwa Allah tidak dapat dikenal. Allah transenden dan ada di luar pengetahuan manusia. Dia berbeda daripada kita, terpisah dari kita, ciptaan-Nya.
Akan tetapi, ternyata Allah sudah memperkenalkan diri-Nya dengan mewahyukan kepada kita nama-nama-Nya yang indah [ʾasmāʾu llāhi l-ḥusnā].
Jelas Allah berhendak agar manusia mengenal-Nya. Percayakah Anda bahwa Allah ingin agar kita mengenal Dia? Beritahukanlah pendapat Anda di sini.
Nama-Nama Allah yang Indah
Muslim setuju bahwa ada 99 nama Allah yang tertulis dalam Al-Quran dan Hadis. Nabi Islam berkata, “Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama” (Hadith, Al-Bukhari – 50:894; Qs 7:180). Antara lain: Yang Maha Penyayang, Yang Maha Pemurah, Yang Kudus, Yang Setia, Yang Mahakuasa, Pencipta, Yang Memaafkan, Yang Mahatahu, Yang Murah Hati, Terang, dst.
Adakah Lebih dari 99 Nama?
Ada golongan Islam yang berkata bahwa nama Allah yang ke-100 adalah rahasia. Hanya si unta yang mengetahuinya! Nama Allah yang rahasia itu apa?
Taurat, Zabur dan Injil juga mewahyukan banyak nama Allah yang indah. Ada beberapa yang sama dengan nama-nama Allah di Al-Quran dan Hadist.
Tetapi ada banyak nama lain yang diwahyukan-Nya untuk menyatakan Pribadi Allah yang Maha Mulia.
Sesungguhnya Allah begitu Mulia, sehingga 100 namapun masih kurang untuk mengungkapkan Pribadi-Nya dengan sempurna!
Inikah Nama yang Ke-Seratus?
Allah sudah mewahyukan satu nama yang indah dalam Injil, yaitu kasih: “Allah adalah kasih” (Injil, 1 Yohanes 4:8,16). Dengan kata lain, sifat kasih adalah sifat utama Allah.
Kata asli yang dipakai untuk ‘kasih’ ialah agapē (bahasa Yunani). Kata ini bukan ‘kasih’ antara suami-isteri, bukan kasih bersaudara. Agape adalah kasih tanpa batas, kasih yang rela mengorbankan diri walau yang dikasihi tidak layak dikasihi.
“Inilah kasih itu [agapē]: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya [Isa Al-Masih/Kalimat-Nya/Firman-Nya] sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (1 Yohanes 4:10).
Mohonlah dengan Nama Mulia Ini Juga
Baik orang Islam maupun orang Nasrani dianjurkan agar memohon kepada Allah dengan memakai nama-nama-Nya yang indah. “Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu” (Qs 7:180). “Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan” (Kisah Para Rasul 2:21).
Pembaca yang budiman, saya menganjurkan Anda, mohonlah kepada Allah Yang Maha Kasih. Karunia kasih yang terbesar ialah Isa Al-Masih. Isa sudah mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan kita dari dosa kita.
Berterimakasihlah kepada Allah hari ini atas karunia kasih-Nya ini yang sungguh mengherankan. Allah menghendaki agar kita mengenal-Nya. Beritahu kami bila Anda ingin memohon kepada nama Allah Yang Maha Kasih itu.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut: Jikalau artikel di atas telah diperbaiki, maka pertanyaan-pertanyaan bisa diganti yang lebih sesuai. Pertanyaan cukup satu saja per nomor.
- Mungkinkah seseorang mengenal Allah? Apakah Allah berkehendak agar kita mengenal-Nya?
- Kasih Allah macam apa? Apakah ciri khas kasih Allah?
- Bagaimana Saudara dapat tahu Allah adalah Yang Maha Kasih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718
kun fayakun mengatakan
~
Encyclopædia Britannica: ”Kata Trinitas, maupun doktrin yang jelas tentang hal itu, tidak terdapat dalam Perjanjian Baru. Doktrin tersebut berkembang secara bertahap selama beberapa abad dan melalui banyak perdebatan.”
Malah, Allah dalam Alkitab tidak pernah digambarkan sebagai bagian dari Tritunggal. Perhatikan ayat-ayat ini:
”Yehuwa adalah Allah kita; Yehuwa itu esa”(Ulangan 6:4).
”Engkau, yang bernama Yehuwa, engkau sajalah Yang Mahatinggi atas seluruh bumi” (Mazmur 83:18).
”Ini berarti kehidupan abadi, bahwa mereka terus memperoleh pengetahuan mengenai dirimu, satu-satunya Allah yg benar, dan mengenai pribadi yg engkau utus, Yesus Kristus” (Yohanes 17:3).
”Allah hanya satu” (Galatia 3:20).
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Kun,
Memang kita perlu mengetahui istilah “Tritunggal (Trinitas)” tidak pernah sekalipun digunakan dalam Alkitab. Namun istilah ini digunakan untuk menjelaskan ketritunggalan Allah, yaitu Allah yang Esa terdiri dari tiga Pribadi yang berada bersama dalam kekekalan.
Bahkan Yesus Kristus memerintahkan kepada para pengikut-Nya untuk membaptis orang percaya dalam nama Allah Trinitas. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Injil, Rasul Besar Matius 28:19-20).
~
Slamet
bajidul mengatakan
~
Isa Al-Masih hanyalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Waspadalah terhadap fitnah Al-Masih ad Dajjal yang selalu mengatakan bahwa Isa Al Masih adalah Anak Tuhan. Sembahlah hanya Tuhan semesta alam, Yang Maha Esa, Maha Suci Dia.
Janganlah mengharapkan pertolongan (syafaat) dari makhluk-Nya, termasuk memohon syafaat kepada Muhammad atau penebusan dosa dari Isa Al-Masih. Tapi mohonlah pertolongan keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Allah Tuhan Yang Esa, Maha Suci Dia dari beranak dan diperanak-kan). Tidak ada sekutu bagi-Nya.
Pedoman yang paling membuat “tenang jiwa” hanyalah Al-Quran, karena Kitab yang tidak ada keraguan di-dalamnya. Tuhan itu Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Bajidul,
Jika Isa Al-Masih hanya merupakan salah satu nabi utusan Allah, tentunya pemberitaan para rasul sebagai saksi mata tentang keiilahian Isa Al-Masih akan sia-sia. Bahkan mereka bersedia dianiaya sampai mati demi iman kepada Isa Al-Masih sebagai pemberi hidup kekal.
Kita juga mengetahui bahwa tidak ada satupun utusan Allah yang berkuasa memberikan hidup kekal di sorga bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya kecuali Isa Al-Masih. Bagaimana kita tahu? Mari kita perhatikan pengakuan Isa Al-Masih ini, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:24).
Semoga saudara juga bersedia datang kepada Isa Al-Masih untuk menerima hidup kekal itu.
~
Slamet
kun fayakun mengatakan
~
Slamet,
Bahkan Yesus Kristus memerintahkan kepada para pengikut-Nya untuk membaptis orang percaya dalam nama Allah Trinitas. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus…”
Respon: Kalau benar Yesus adalah oknum Tuhan (3 in 1), mengapa Yesus dengan jelas membedakan Dia dengan Bapaknya ketika mengatakan, ”Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3).
Tidakkah kalimat “mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar” menjadi bukti bahwa Allah Bapa (Yehuwa) adalah Tuhan sejati bukan Yesus. Minta pencerahan!
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Kun,
Sebenarnya Allah, Kalimat Allah, dan Roh Allah adalah pribadi-pribadi dalam Allah Trinitas yang memiliki kedudukan dan kuasa yang setara. Allah tidak lebih tinggi dari Kalimat Allah dan Roh Allah demikian sebaliknya.
Namun ketika Kalimat Allah datang ke dunia dalam wujud manusia Yesus, Dia berada dalam batasan-batasan inkarnasi sehingga posisi Bapa saat itu adalah lebih tinggi. Yesus dalam status inkarnasi di dunia ini yang memang lebih rendah dari Bapa. Dan Yesus juga mengakui tentang statusnya dengan berkata, “…Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:28).
Dan saat Yesus naik ke surga maka Yesus yang adalah Allah itu sendiri kembali dalam pada eksistensiNya yang hakiki yaitu kembali pada kemuliaan-Nya semula.“Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 17:5).
Jadi Allah yang sejati itu adalah Allah rela datang ke dunia dan yang telah mati bagi keselamatan mengasihi manusia berdosa.
~
Slamet
Hendy Gunawan mengatakan
~
Kepada Kun Fayakun,
Memang Allah Bapa dan Firman Allah (Yesus Kristus) juga dengan Roh Kudus, adalah Pribadi yang berbeda. Coba jawab kapan dan bagaimana kata “Kun Faya Kun” itu di ciptakan oleh Allah?
Mana lebih dulu ada, kata “Kun Faya Kun” atau Allah? Lebih jelasnya, kata “Kun Faya Kun” yang mencipta Allah atau Allah yang menciptakan kata “Kun Faya Kun”? Berikan dalil-dalil-nya di Al-Quran.
kun fayakun mengatakan
~
@Slamet
Namun ketika Kalimat Allah datang ke dunia dalam wujud manusia Yesus, Dia berada dalam batasan-batasan inkarnasi sehingga posisi Bapa saat itu adalah lebih tinggi. Yesus dalam status inkarnasi di dunia ini yang memang lebih rendah dari Bapa.
Respon: Kalau Yesus semasa inkarnasi posisinya lebih rendah dari Bapa, kenapa Yesus dikatakan 100% manusia dan 100% Allah? Kenapa tidak dikatakan 100% manusia dan 50% Allah. Berapa persen Yesus kalah dengan Bapa semasa Dia berinkarnasi? Tolong jelaskan!
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Kun Fayakun,
Maaf kalau kami terpaksa menghapus sebagian komentar saudara. Dengan demikian pertanyaan yang saudara sampaikan menjadi jelas.
Mangapa Yesus harus 100% Allah dan 100% manusia? Kitab Suci Allah menyatakan Yesus Kristus adalah pengantara yang sempurna antara Allah dan manusia. “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus” (Injil, Surat 1 Timotius 2:5).
Sebagai’Pengantara’ Yesus itu menjadi perwakilan dari pihak Allah dan perwakilan dari pihak manusia. Oleh karena itu Yesus harus 100% Allah (sempurna) dan 100% manusia (sempurna).
Artinya pada saat Yesus memperdamaikan antara manusia dengan Allah yaitu “mempersembahkan Diri-Nya sendiri” sebagai Anak Domba Allah yang tidak bercacat/bernoda) maka Yesus mewakili manusia. Agar dapat mati Yesus itu harus manusia sejati.
Dan ketika harus menanggung dosa manusia, Yesus mewakili Allah. Karena hanya Allah saja yang tidak terbatas dan hanya Allah yang sanggup memikul dosa semua manusia.
Semoga penjelasan yang singkat ini dapat bermanfaat untuk saudara.
~
Slamet
kun fayakun mengatakan
~
Slamet!
Ini pertanyaan saya selanjutnya, Kenapa Yesus berdiri di sebelah kanan Bapa (Kisah Para Rasul 7:56), jika dia setara dengan Yehuwa? Kenapa Yesus digelar Anak sedangkan Yehuwa digelar Bapa? Tidakkah hierarki Bapa lebih tinggi dari Anak! Tolong jelaskan?”
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Kun,
Istilah “berdiri di sebelah kanan Bapa”, sesungguhnya adalah kata yang merupakan metaphora atau kiasan. Sehingga dengan berdirinya Yesus di sebelah kanan Bapa ini menunjukkan Yesus mempunyai kuasa yang sama dan sederajad dengan Allah.
“Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan…” (Injil, Surat Ibrani 1:3).
Yesus merupakan manifetasi kemuliaan Allah. Dia telah berada di sebelah kanan Allah dari sejak kekekalan dan sampai kekekalan. Ini menunjukkan bahwa Yesus layak menerima kemuliaan dan kehormatan sebagaimana yang ditujukan kepada Bapa.
Sebenarnya Bapa dan Anak menunjukkan relasi antara Allah dan Kalimat Allah, keduanya adalah satu. Kalimat Allah itu tidak diciptakan Allah tetapi berasal dari Allah, keduanya Allah yang sama. Yesus pun juga mengakui tentang hal ini, “Sebab Aku keluar dan datang dari Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:42).
Jadi Yesus itu bukanlah Allah yang lain. Dia adalah Allah Pencipta itu sendiri. Tentunya Allah Pencipta tidak mungkin mengeluarkan Allah lain di luar diri-Nya sendiri, bukan?
~
Slamet
kun fayakun mengatakan
~
@Slamet,
Semoga penjelasan yang singkat ini dapat bermanfaat untuk saudara.
Respon: Terimakasih atas penjelasanya. Tapi diskusi kita berkisar kepada siapa yang lebih besar/tinggi, Yesus atau Yehuwa. Tolong jelaskan? Pertanyaan saya, kalimat “mengenal Engkau (Yehuwa), satu-satunya Allah yang benar” menjadi bukti bahwa Allah Bapa (Yehuwa) adalah Tuhan sejati bukan Yesus. Minta pencerahan!
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Kun,
Kalau pun kami terpaksa mengedit pertanyaan yang saudara, itu disebabkan karena pertanyaan pertama dan yang terakhir itu salaing bertetantangan. Oleh karena itu kami pertnyaan saudara kami jadikan dua kolom.
Sebenarnya sudah pernah kami jelaskan kalau Allah dan Kalimat Allah itu memiliki kedudukan dan kuasa yang setara. Allah tidak lebih tinggi dari Kalimat Allah dan Roh Allah demikian sebaliknya.
Namun ketika Kalimat Allah datang ke dunia dalam wujud manusia Yesus, Dia berada dalam batasan-batasan inkarnasi sehingga posisi Bapa saat itu adalah lebih tinggi. Yesus dalam status inkarnasi di dunia ini yang memang lebih rendah dari Bapa. Dan Yesus juga mengakui tentang statusnya dengan berkata, “…Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:28).
~
Slamet
Hendy Gunawan mengatakan
~
To Kun Faya Kun,
Arti Yesus berdiri disebelah Kanan, mempunyai Makna bahwa seluruh Kekuasan, Kemuliaan telah diserahkan pada Yesus Kristus Sang Firman Allah. Baca Matius 28:18 (TB) Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Kata “kanan” (Ibrani: יָמִין – YAMIN) dalam penghayatan Yahudi dipakai dalam mengungkapkan kebaikan, kekuatan atau kemuliaan, banyak ayat-ayat dalam Al Kitab Perjanjian Lama yang mendukung makna di atas.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hendy,
Kami berterimakasih untuk penjelasan sdr, berharap hal itu dapat menambah pengetahuan kepada saudara Kun Faya kun.
~
Purnama
man in black mengatakan
~
@Purnama,
Saudara mengakui bahwa sdr adalah hamba dan menerima apa saja yang ditetapkan Tuan sdr. Benar, bukan? Kami bertanya kepada sdr. Bila ketaatan dan bertakwa adalah ukurannya supaya sdr memperoleh sorga. Apakah sdr sanggup menjadi orang bertakwa, bagaimana sdr tahu bahwa sdr adalah orang bertakwa? Bagaimana ukuran orang bertakwa menurut Al-Quran?
Res: Diulangi. Nasib hamba terletak pada Tuannya. Tugas hamba adalah menurut perintah sekadar kemampuan yang ada (6:152). Ketentuan ketakwaan/surga-neraka bukan urusan hamba, itu urusan Tuan yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Saya tidak diberi ilmu tentang itu. Saya hanya Islam (berserah diri) pada Tuan yang Maha Mengetahui lagi Bijaksana.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Man,
Menarik sekali jawaban sdr, walaupun hal itu tidak tepat. Mengapa? Karena sdr tidak tahu bagaimana sdr dapat menjadi orang bertakwa menurut ukuran Al-Quran. Saudara hanya melakukan perintah Allah SWT sekedar kemampuan sdr. Perlu sdr ketahui, manusia adalah orang berdosa, sehingga apa yang diperbuatnya belum tentu sesuai dengan standar Allah. “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Injil, Surat Roma 3:23). “sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, “ (Qs.100:6). Nah, standar Allah adalah suci, ini ketetapan satu-satunya untuk memperoleh sorga.
Allah mahakasih telah menunjukkan caranya supaya manusia berkenan pada Allah. “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,”….Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Injil, Surat Efesus 1:7, Roma 5:8). Pertanyaannya, darimana dan bagaimana sdr tahu bahwa Allah SWT maha tahu dan maha bijaksana? Mohon pencerahannya. Terimakasih.
~
Purnama
hakkullah mengatakan
~
Admin,
Memang bila seseorang berbuat dosa, segera ia harus bertobat! Jangan menunggu! Bila kita mengeraskan hati dan terus-menerus menolak kebenaran, ….
Respon: Ini masalah aqidah. Kalau Anda mati masih dalam keadaan kafir, pasti anda akan dimasukkan ke dalam neraka, anda kan yang mengeluarkan ayat itu, saya jelaskan ayat itu. Kok larinya ke Alkitab, apa hubungannya? Status Yesus saja tidak jelas. Kok bicara masalah kebaikan. Kalau anda masih yakin Yesus itu Tuhan, tidak ada gunanya kebaikan kamu. Alkitab ini benar-benar riwayatnya kacau, benarkan dulu riwayat supaya tambah yakin bahwa Alkitab ini benar-benar sampai kepada Yesus. Saya jamin, tidak sampai kepada Yesus, buktikan saja!
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hakkullah,
Sebenarnya, kafir sama saja dengan orang berdosa, kebaikan atau amal yang diperbuat tidak menjamin keselamatannya. Itu sebabnya sama-sama akan menerima hukuman kekal di neraka. Kabar baiknya, orang kafir dan orang berdosa memiliki kesempatan untuk memperoleh keselamatan yang kekal yaitu melalui Isa Al-Masih. “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya (Isa Al-Masih) yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (Injil, SUrat 1 Yohanes 4:9-10).
Pendapat sdr mengenai Alkitab sangat keliru, hal itu dikarenakan sdr tidak memahami Al-Quran. Kami sangat memahami hal itu.
~
Purnama
kun fayakun mengatakan
~
@Slamet,
Sebenarnya Bapa dan Anak menunjukkan relasi antara Allah dan Kalimat Allah, keduanya adalah satu. Kalimat Allah itu tidak diciptakan Allah tetapi berasal dari Allah, keduanya Allah yang sama.
Res: Betul! Kalimat berasal dari Allah. Tapi kalimat bukan diri (dzat) Allah. Buktinya ada pada Yoh 17:3 “Inilah hidup yang kekal itu yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus”. Tidakkah Yoh 17:3 mengesahkan Allah Bapa (Yehuwa) adalah Tuhan yang benar dan Yesus hanyalah utusan Bapa? Mohon pencerahan!
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Sdr. Kun fayakun,
Saudara memberikan lampiran ayat yang tepat. Memang syarat untuk mengenal Allah yang benar saudara harus mengenal Isa Al-Masih. Pertanyaannya, sudahkah harus mengenal Isa Al-Masih? Jika belum, maka pengenalan saudara akan Allah dijamin tidak benar. Mengapa? Karena hanya Isa yang dapat menyatakan Allah dengan sempurna. “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan,”….Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi” (Injil, Surat Kolose 2:9, Ibrani 1:1-3).
Pertanyaannya, sudahkah sdr mengenal Allah dengan benar? Bagaimana cara sdr? Mohon pencerahannya.
~
Purnama
Bravo mengatakan
~
kun fayakun mengatakan 19 Juli 2018 pada 11:21 am,
@Slamet, Kalau Yesus semasa inkarnasi posisinya lebih rendah dari Bapa, kenapa Yesus dikatakan 100% manusia dan 100% Allah? Kenapa tidak dikatakan 100% manusia dan 50% Allah. Berapa persen Yesus kalah dengan Bapa semasa Dia berinkarnasi? Tolong jelaskan!
Sdr Kun Fayakun, Yesus Kristus 100% manusia, itu telah tertulis di dalam Injil, Yoh 1:1-14. “Pada mulanya adalah firman, firman itu bersama dengan Allah, firman itu adalah Allah, dan firman itu telah menjadi daging/manusia.” Secara singat demikianlah firman Allah telah menjadi daging dalam ujud Allah itu sendiri, Manusia. Baca Taurat,Kejadian 1:26.
@Slamet
Kalau Yesus semasa inkarnasi posisinya lebih rendah dari Bapa, kenapa Yesus dikatakan 100% Allah?
Sdr Kun Fayakun, mari kita membaca Injil, 1 Korintus 12:3 mencatat : “Karena itu aku meyakinkan kamu, dan tidak ada seorangpun yang dapat mengaku Yesus adalah Allah/Tuhan, selain oleh Roh Kudus”. Benar lah sdr Kun Fayaku, mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Nabi Allah, karena Sdr Kun Fayakun bukan Roh Kudus, saya pun demikian mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Nabi Allah, karena saya bukan Roh Kudus. Siapakah yang disebut Roh Kudus? Hanya Yesus Kristus dan Allah yang memiliki Roh Kudus, karena “Aku dan Allah adalah Satu”, (Injil, Yoh 10:30). Bagaimana membedakannya? Nah kedudukan mereka bagaimana membedakannya? Sehinggah Yesus Kristus berani mengatakan : “Dan Aku memberikan Hidup Kekal ( sorga ) kepada mereka ( Umat manusia ), dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku”. (Injil, Yoh 10:28). Inilah bukti Yesus Kristus 100% Allah.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Bravo,
Terimakasih untuk komentarnya. Cara Allah menyelamatkan manusia dengan cara Dia datang ke dalam dunia menjadi manusia 100%, tetapi dalam keadaan-Nya sebagai manusia sempurna tidak bercacat tanpa dosa dan cela. Itu sebabnya Isa dapat menyatakan Allah 100% dengan sempurna dalam hukum Kasih dan kebenaran, karena Isa adalah Pribadi Allah sendiri.
“Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus” (Injil, Surat 1 Timotius 2:5).
~
Purnama
Ridho mengatakan
~
To Slamet,
Pada ayat Injil Yohanes 14:28 dapat disimpulkan bahwa Nabi Isa as dengan Allah (Tuhan Bapa) adalah hal yang terpisah artinya Allah bukan bagian dari Nabi Isa as dan Nabi Isa as bukan bagian dari Allah artinya mereka berdiri sendiri dan bukan kesatuan sebagai Tuhan. akibatnya Tuhan dan Nabi Isa as adalah 2 hal yang berbeda yang satu sebagai pencipta dan satunya lagi yang diciptakan.
To Hendy,
Kun fayakun adalah ucapan Allah SWT atas kehendaknya terhadap sesuatu (Qs Yasin 82), jadi bukan siapa yang dahulu diciptakan karena Allah SWT maha pencipta mustahil diciptakan.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Ridho,
Kami harap sdr dapat membaca penjelasan Injil, Rasul Besar Yohanes 14 secara menyeluruh. Karena sdr tidak akan memahami secara jelas maksudnya bila sdr hanya menjadikan ayat tersebut sebagai kesimpulan. Isa Al-Masih adalah pencipta, Dia menciptakan segala sesuatu (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1-3, Surat Kolose 1:16). Itu sebabnya sebagaimana Allah pencipta, Isa dapat menciptakan, sebagaimana Allah Juruselamat Isa adalah Juruselamat. Allah berkenan menyelamatkan dunia ini melalui Isa Al-Masih. Ini adalah Kasih Allah yang sempurna bagi semua manusia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
Purnama
kun fayakun mengatakan
~
@Hendy
Arti Yesus berdiri disebelah Kanan, mempunyai Makna bahwa seluruh Kekuasan, Kemuliaan telah diserahkan pada Yesus Kristus Sang Firman Allah. Baca Matius 28:18 (TB) Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.”
Respon: Kekuasan dan kemuliaan Yesus di sorga dan di bumi adalah hasil pemberian Bapa (Matius 28:18). Ini mengabsahkan Bapa lebih tinggi/besar dari Yesus. Satu lagi bukti Bapa (Yehuwa) adalah Tuhan sejati bukan Yesus!
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Kun Fayakun,
Terima kasih untuk tanggapan saudara. Sebagai manusia memang Isa Al-Masih derajad-Nya jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan Allah. Bahkan dalam ayat Kitab Suci yang saudara kutip Dia memerlukan kuasa dari Allah, namun tidak demikian dalam keilahian-Nya.
Isa Al-Masih sebagai Kalimat Allah, Dia selalu bersama-sama dengan Allah. “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”(Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1).
Bagaimana saudara menanggapi tentang keilahian Isa Al-Masih ini?
~
Slamet
kun fayakun mengatakan
~
@Purnama,
Pertanyaannya, sudahkah sdr mengenal Allah dengan benar? Bagaimana cara sdr? Mohon pencerahannya.
Res: Melalui kitab Al-Quran. Kitab yang bisa membuktikan dirinya adalah kalam Tuhan yang hak (otentik) dan tidak tercemar, punyai kesaksian Tuhan (29:52) dan bukti dariNya (74:30-37), dapat disaksi dan di’verify’ sendiri secara ‘live’. Di Al-Quran dinyatakan dengan terang Al-Masih bukan Tuhan, tiada 3 in 1 (5:73, 4:171), Al-Masih hanya seorang hamba (5:72, 4:172), ini adalah ayat ‘muhkamat’ yang menjadi precedent dalam mengenali diri Al-Masih di Al-Quran. Siapakah Allah dalam Al-Quran! Sila lihat 2:255, 59:22-24 dan 112:1-4.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Kun,
Terimakasih untuk jawabannya. Memang salah satu jawaban yang disampaikan kaum Muslim adalah mengenal Allah melalui Al-Quran. Al-Quran memang mencatat beberapa nama Allah, tetapi sayangnya Allah SWT tidak pernah menyatakan dirinya, termasuk pada nabi sdr. Contoh, bila ada sesorang yang sdr kenal hanya melalui perantara orang lain, apakah saudara akan yakin bahwa orang tersebut sudah sdr kenal? Tentu sdr tidak yakin, bukan? Sdr harus bertemu dan memperhatikan sifat dan tidakannya terlebih dahulu serta berkomunikasi dengannya, baru sdr akan yakin mengenalnya. Benar, bukan? Ini yang disebut katagori mengenal.
Nah, Allah dalam Alkitab adalah Allah yang menyatakan diri-Nya kepada manusia, Dia memperkenalkan diri-Nya melalui Kalimat-Nya Isa Al-Masih. Salah satu nama-Nya Mahakasih, kasih tanpa batas, kasih yang rela mengorbankan diri walau yang dikasihi tidak layak dikasihi. Pengenalan bukan hanya berdasarkan kata orang tetapi perjumpaan secara Pribadi. Ini yang dilakukan Allah melalui Isa Al-Masih agar manusia dapat mengenal Allah.
~
Purnama
hakkullah mengatakan
~
Admin,
“Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya (Isa Al-Masih) yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (Injil, SUrat 1 Yohanes 4:9-10).
Respon: Artinya ayat itu mengandung maknanya bahwa Yesus itu adalah utusan Allah bukan tuhan, bapak. Kenapa Anda mengatakan dia tuhan? Kacau sekali kamu. Yesus itu bukan Tuhan, benar tidak makna ayat di atas? Kalau begitu, tafsirnya apa dong?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hakkullah,
Memang benar, Isa Al-Masih diutus Allah karena Dia keluar dari Pribadi Allah sendiri. Isa adalah Kalimat Allah sendiri yang telah menjadi manusia, hakikat-Nya adalah Allah (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1,14). Karena itulah Isa tidak seperti utusan yang lain. Allah menyatakan diri-Nya secara sempurna melalui Isa Al-Masih, sehingga manusia dapat mengenal Allah dengan benar (Injil, Rasul Besar Yohanes 17:3). Salah satu nama Allah yang telah dinyatakan adalah Allah Maha Kasih, Injil mencatat kasih Allah berbeda dengan kasih yang ada di dunia ini, yaitu kasih tanpa batas, kasih yang rela mengorbankan diri walau yang dikasihi tidak layak dikasihi. Inilah yang Isa Al-Masih lakukan kepada manusia agar tidak menerima hukuman kekal di neraka akibat dosa.
Pertanyaannya adalah, pernahkah sdr menerima kasih sebagaimana yang Isa Al-Masih lakukan, yaitu mendamaikan diri sdr dengan Allah? Bagaimana sdr?
~
Purnama
man in black mengatakan
~
@Purnama,
(1) Perlu sdr ketahui, manusia adalah orang berdosa, sehingga apa yang diperbuatnya belum tentu sesuai dengan standar Allah … Nah, standar Allah adalah suci, ini ketetapan satu-satunya untuk memperoleh sorga.
(2) Darimana dan bagaimana sdr tahu bahwa Allah SWT mahatahu dan mahabijaksana? Mohon pencerahannya.
Res:
(1) Di Al-Quran, manusia berdosa menjadi suci apabila diampuni dosanya oleh Allah.
(2) Kerana itulah sifat yang dimiliki Tuhan sejati. Tugas hamba bukan mempersoalkan tindakan/kehendak Allah tapi tugas hamba adalah berserah diri padaNya. Manusia tidak diberi ilmu melainkan sedikit (17:85). Apakah dengan ilmu yang sedikit ini kita layak mempersoalkan kebijaksanaan Allah!
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Man,
Terimakasih untuk jawabannya, kami menghargai hal itu. Tetapi kami akan bertanya kembali kepada sdr. Bagaimana cara Allah SWT menyucikan dosa sdr? Karena tidak logis bila hanya dengan pernyataan dosa diampuni, sedangkan Allah SWT berfirman bahwa orang berdosa akan menerima hukuman kekal di neraka (Qs 43:74). Sementara sdr menyatakan sdr adalah hamba yang sepertinya rela menerima apa yang diputuskan Allah. Bagaimana sdr menjelaskan hal itu?
~
Purnama
Percaya mengatakan
~
All Muslim,
Kapan Allah pernah berwahyu kepada Muhammad untuk disampaikan kepada umat Arab (bukan umat Israel): “Aku ini Tuhan,namakKu ALLAH”? Tak ada! Yang Tuhan sampaikan kepada Musa adalah: “Akulah YAHWEH, Elohimmu”(Kel3:15;20:2). Musa dll nabi tak pernah kenal nama “Allah”, melainkan sebutan”Elohim” / nama “Yahweh” yang di ebut hampir 7000 kali dalam Alkitab. Kenapa Muhammad berani mengubahnya dengan mengatasnamakan mulut Musa, menjadi: “sesungguhnya Aku ini adalah ALLAH”(QS 20:14)?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Percaya,
Memang bila kita berani mempelajari Alkitab dan Al-Quran, maka dengan jelas kita akan ketahui bahwa Allah SWT dengan Allah Alkitab sangat berbeda. Allah Alkitab adalah Allah yang menyatakan diri-Nya kepada manusia, sedangkan Allah Al-Quran hanya melalui jibril, tidak pernah satu kalipun menyatakan dirinya kepada manusia ataupun kepada nabi Islam. Dari segi sifat, Allah Alkitab telah menyatakan diri-Nya sebagai Mahakasih melalui Isa Al-Masih, yang rela berkorban untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Tentu hal ini tidak sejauh klaim belaka karena sudah dibuktikan. Kami berharap pengunjung forum ini dapat menyimak perbedaan antara Allah sejati dalam Alkitab dan Allah SWT Al-Quran. Oh ya, terimakasih untuk tanggapannya Sdr. Percaya.
~
Purnama
hakkullah mengatakan
~
@admin,
Berarti bertentangan ayat yang satu dengan ayat yang lainnya.
maksud @fayakun; Yesus itu bukan tuhan dan Allah itu adalah Tuhannya. Mana mungkin Yesus itu lebih besar daripada Allah, masuk diakal tidak tuh kalau Yesus itu tuhan berdasarkan ayat Alkitab itu?
Kalimat itu asal artinya “kata”. Kata apa saja yang mengandung kalimat, seperti: “makanlah nasi ini”… “bismillahirrahmanirrahim”. Saya membaca kalimat ini, kenapa Nabi Isa as disebut-sebut sebagai kalimatullah? Jadi, makna kalimatullah tidak sesuai dengan ayat di atas (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1). Anda menjabarkan isi aAkitab sudah kacau balau, sulit diterima akal sehatnya, coba saja Anda renungi dan buktikan sendiri.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hakkullah,
Terimakasih untuk kesedian saudara menanggapi komentar Sdr. Kun fayakun, Tetapi supaya diskusi ini lebih menari silakan sdr melanjutkan pada topik artikel yang membahas hal itu lebih fokus. Silakan sdr klik di sini http://tinyurl.com/8xrx8pc.
Selanjutnya, silakan menanggapi komentar kami di atas, karena kami sudah menjawab tanggapan sdr sebelumnya. Terimakasih untuk pengertian saudara.
~
Purnama
hakkullah mengatakan
~
@admin,
Memang benar, Isa Al-Masih diutus Allah karena Dia keluar dari Pribadi Allah sendiri.
Respon: artinya anda menganggap Yesus adalah titisan Allah. Padahal itu bukan titisan Allah, tapi ciptaan Allah atau makhluk Allah. Baik lahirnya tanpa bapak seperti Yesus maupun tanpa ibu, seperti Nabi Adam dan Siti Hawa. Semua sama seperti kita atau manusia lainnya, Yesus dilahirkan dari kandungan ibu, cuma dia dilahirkan tanpa bapak dengan kekuasaan Allah. Jika Allah menghendaki sesuatu apapun, maka apa yang dikehendaki-Nya pasti akan terwujud. Proses lahirnya sama seperti kita. Jadi, Yesus bukan Tuhan dan juga bukan titisan Allah.
maka akal sehat sangat bertentangan dengan penjelasan anda..
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hakkullah,
Jika saudara bersedia membaca Injil Yohanes 1 secara keseluruhan maka saudara akan memahami kalau Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah/Allah yang menjadi manusia. Khususnya ayat 1-3 dan 14, tanpa harus ditafsirkan lagi dengan jelas menyatakan Isa Al-Masih itu adalah Sang Pencipta yang menjadi ciptaan.
“Pada mulanya adalah Firman Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.Firman itu telah menjadi manusia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1-3,14).
~
Slamet