• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Al-Quran
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan Keselamatan
    • Paspor Menuju Sorga
    • 6 Ayat Terpenting
  • Ayat Al-Quran
  • Artikel-Artikel
  • Alkitab
  • Perikop Alkitab
  • Hubungi Kami
Isa Dan Al-Quran > Ayat-Ayat Al-Quran > Maryam 19:19 > Kunci Menggenapi Dengan Sempurna Syariat Agama

Kunci Menggenapi Dengan Sempurna Syariat Agama

27 November 2017 oleh Web Administrator 386 Komentar

sharia lawMenurut riset 72% Muslim Indonesia mendukung penerapan Syariat Islam. Umumnya orang Muslim di dunia juga sepikiran.

Orang Yahudi pada masa Isa Al-Masih mempunyai Syariat Yahudi sendiri. Mereka namakan Halacha. Intisari syariat mereka adalah 613 perintah (mitzvah) yang mereka gali dari Taurat.

Seorang teman beragama Islam mengingatkan bahwa Isa Al-Masih datang, “. . . bukan untuk meniadakannya [syariat agama], melainkan untuk menggenapinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:17). 

Jadi, mengapa orang Kristen mengutamakan anugerah walau Isa sendiri berfokus pada Syariat Yahudi? Jawabannya dapat menentukan nasib kekal kita.

Arti “Menggenapi” Syariat

Jika pengemudi berhenti saat lampu merah dan berjalan saat lampu hijau, ia “menggenapi” satu peraturan [hukum] lalu lintas. Bila ia tidak pernah melanggar peraturan lalu-lintas, kita menyebut, “Pengemudi ini ‘menggenapi’ (mematuhi) semua hukum lalu lintas!”

Setiap orang beragama ingin “menggenapi” Syariat Agamanya walau ada ratusan hukum. Semua mengakui hal ini jauh lebih sulit dari “menggenapi” hukum lalu lintas. Kegagalannya jauh lebih dahsyat.

Cara Pertama “Menggenapi” Syariat Agama

Bukankah seorang yang menaati setiap hukum Syariat Allah sungguh “menggenapinya”? Isa Al-Masih tidak melanggar satu pun ketetapan Allah. “. . . [Ia] seorang anak laki-laki yang suci” (Qs 19:19). Jadi Isa “menggenapi” Syariat Agama karena menjalankan semuanya dengan sempurna!

bayar dendaCara Kedua “Menggenapi” Syariat Agama

Jika seorang melanggar hukum lalu-lintas, ia masih dapat “menggenapinya.” Caranya? Dengan membayar denda ia “menggenapi” peraturan yang ia langgar.

Kita juga berusaha menghapus pelanggaran Syariat Agama dengan membayar “denda.” Misalnya melaksanakan bermacam-macam amal atau menambah sholat. Sebagian orang merasa puas dengan membayar “denda” pelanggaran Syariat Agama dengan cara demikian.

Silakan mengemail kami, jika Anda masih merasa salah dan malu karena melanggar Syariat Agama, walau sudah menambah amal.

Nampaknya Nabi Islam berpandangan bahwa amal tidak dapat membayar lunas denda pelanggaran Syariat Agama. Oleh karena itu, kitabnya menekankan semua Mukmin harus masuk neraka untuk melunasi denda. “Dan tidak ada seorang pun dari padamu [orang Mukmin], melainkan mendatangi neraka itu . . .” (Quran, Sura Maryam [19]:71).

Cara Ketiga “Menggenapi” Syariat Agama

Saat Isa Al-Masih tersalib, Ia mengucapkan kalimat yang unik. “Sudah selesai [Sudah genap, beres]“ (Injil, Rasul Yohanes Besar 19:30). Ucapan itu juga dapat diterjemahkan, “Lunas,” yaitu “paid in full.”

Dengan kata lain Isa Al-Masih, karena penyaliban-Nya, membayar lunas “denda” pelanggaran kita. Mengapa orang beragama sulit menerima anugerah keselamatan dari neraka yang Isa Al-Masih sediakan? Kirimkan jawaban Anda lewat email!

Isa Al-Masih “menggenapi” Syariat Agama dua kali! Ia menjalankannya dengan sempurna. Kemudian Ia membayar lunas “denda” pelanggaran Syariat Agama kita di salib-Nya. Sekarang dengan menerima anugerah-Nya kita dapat lepas dari membayar “denda” pelanggaran hukum Allah. Lagi kita akan menghindari neraka dan hidup selama-lamanya dengan Dia di sorga.

[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Tahukah Saudara seorang yang sudah menaati Syariat Agama dengan sempurna, selain Isa Al-Masih? Jelaskanlah jawaban Saudara.
  2. Mengapa sebagian orang yang melanggar Syariat agama, walau beramal dan tambah sholat, masih merasa malu dan salah dan tidak ada damai di hati?
  3. Apa yang akan terjadi pada orang yang tidak menjalankan Syariat Islam dengan sempurna? Bagaimana jalan keluar dari nasib ngeri mereka?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Ditulis oleh: Jason Gilead

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Maryam 19:19 Ditag dengan:Syariat Agama

Reader Interactions

Comments

  1. Wahyunata mengatakan

    19 Desember 2017 pada 11:27 pm

    ~
    Hakullah berkata,

    Ampunan lawannya tidak mendapat ampunan. Dua kalimat ini selalu ada dalam Al-Quran dan Hadits.Jadi, orang kafir tidak mendapatkan rahmat melainkan azab.

    Respon:
    Pernyataan di atas, itulah ajaran Muhammad, ajaran kebencian, ajaran si jahat! Muhammad mengumbar kebencian di Al-Quran.

    Nas ini terpenuhi dalam Lukas 6:45, “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”

    Demikian juga pengikutnya (hadist), sama seperti tuannya! Nas ini terpenuhi dalam Lukas 10:25, “… Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.”

    Balas
    • staff mengatakan

      30 Desember 2017 pada 5:22 am

      ~
      Saudara Wahyunata,

      Kata “pengampunan”, dapat diartikan sebagai pembebasan dari tuntutan karena melakukan kesalahan atau kekeliruan.

      Pada dasarnya semua manusia sudah berdosa yaitu melakukan pemberontakan terhadap Allah. Akibatnya, manusia sangat membutuhkan pengampunan dari Allah. Jikalau dosa-dosa seseorang tidak diampuni, maka semua dari manusia akan dihukum dalam kekekalan di neraka.

      Bagaimana kita dapat menerima pengampunan dosa dari Allah? Pengampunan atas dosa-dosa kita tersedia hanya ketika kita beriman bahwa Isa Al-Masih adalah Juruselamat.

      Injil Surat Efesus 1:7 menjelaskan dengan tegas, “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.”
      ~
      Slamet

  2. hakkullah mengatakan

    19 Desember 2017 pada 11:52 pm

    ~
    Rahmat itu berupa ampunan Allah swt, bagi orang-orang yang taat kepada-Nya dan berbuat baik kalau bahasa Al-Qurannya “Muhsinin. Ini menjawab 3 pertanyaan sekaligus dengan singkat.

    Jadi, Nabi Muhammad saw sudah pasti masuk surga. Dan mengharapkan rahmat Allah sama saja kita mengharapkan ampunan. Hal ini beda dengan pemahaman orang kafir tentang rahmat ini, artinya beda pemahaman.

    Rasulullah saw menyembah Allah, taat kepada-Nya. Ini akan mendatangkan ampunan. Bukan maksudnya adalah pengampunan dosa. Dosa itu kalau tidak taat kepada-Nya. Taat lawannya tidak taat.

    Balas
    • staff mengatakan

      30 Desember 2017 pada 6:00 am

      ~
      Saudara Hakkullah,

      Sebagai manusia berdosa memang sudah sepantasnya nabi saudara membutuhkan rahmat Allah yaitu pengampunan. Karena ia tidak mampu membersihkan diri dari dosa-dosanya. Oleh karena-nya Allah berfirman, “… dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal” (Qs 47:19).

      Jadi walaupun nabi Islam ini sudah menyembah Allah dan menaati perintah-Nya, namun ia tetap berharap semoga Allah mengampuni dosa masa lalu dan yang akan datang. Artinya nabi Islam merasa tidak mampu memenuhi syariat Agama yang sesuai dengan ukuran Allah.
      ~
      Slamet

  3. Hamba mengatakan

    20 Desember 2017 pada 1:07 am

    ~
    Wahyunata dan Hakullah,

    Ampunan lawannya tidak mendapat ampunan. Dua kalimat ini selalu ada dalam Al-Quran dan hadits. Jadi, orang kafir tidak mendapatkan rahmat melainkan azab.

    Respon saya: Apakah sama hak-Nya seorang Mukmin dan kafir? Apakah ada hukuman bagi penjahat di dunia? Rumah mewah, mobil, kekayaan melimpah mengapa kafir tidak mau diajak menjadi Mukmin? Siapakah yang salah? Sudah diberitakan Al-Quran siapapun yang bertobat kepada Allah dan melaksanakan perintah Allah secara bersungguh Allah akan ampunkan segala dosa-dosanya siapakah yang menzalimi kafir tersebut?

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      9 Januari 2018 pada 4:38 am

      Saudara Hamba,

      Allah memang membenci orang yang berbuat kejahatan tapi Dia mengasihi orang-orang yang terbelenggu oleh kejahatan. Itu sebabnya sampai saat ini Allah tetap memberikan kesempatan orang-orang berdosa ini untuk bertobat. Namun Allah juga tidak dapat dipermainkan, apabila kesempatan tersebut tidak digunakan dengan sebaik-baiknya tentu Allah akan menghukumnya.

      “Sebab jika kita sengaja berbuat dosa sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka” (Injil, Surat Ibrani 26-27).
      ~
      Slamet

  4. Hamba mengatakan

    20 Desember 2017 pada 1:38 am

    ~
    Wahyunata

    Allah SWT berfirman:”Agar Allah memberikan ampunan kepadamu (Muhammad) atas dosamu yang lalu dan yang akan datang, serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan menunjukimu ke jalan yang lurus,”(Qs 48:2).
    Respon:
    Ya anda memiliki pandangan sendiri terhadap ayat ini bila anda menanyakan pendapat saya maka ayat di atas adalah sebagai penyejuk hati Muhammad. Nabi Muhammad adalah nabi yang setiap hari selalu merasa berdosa (tidak tenang dan menangis) karena beliau tidak mampu mengajak seluruh manusia menjadi Muslim (mukmin) seperti diperintahkan Allah.

    Jadi Allah mengatakan dosa mu telah diampuni sebagai penenang/penyejuk hati nabi Muhammad.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      9 Januari 2018 pada 4:59 am

      ~
      Saudara Hamba,

      Nabi saudara adalah orang yang rendah hati dan jujur tentang tidak kemampuannya untuk membawa umatnya bertobat kepada Allah. Tapi yang menjadi pertanyaan mengapa dia merasa berdosa sehingga memerlukan pengampunan dari Allah? Tentunya semua orang mengetahui perbedaan antara ketidakmampuan dan dosa, bukan?

      Sebenarnya hanya ada satu pribadi yang tidak berdosa yaitu Isa Al-Masih. Dia juga dengan rendah hati dan jujur mengaku: “Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku?” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:46).
      ~
      Slamet

  5. Wahyunata mengatakan

    20 Desember 2017 pada 1:55 am

    ~
    Hakullah berkata:

    Rahmat itu berupa ampunan Allah swt, bagi orang-orang yang taat kepada-Nya dan berbuat baik kalau bahasa Al-Qurannya “Muhsinin.” Mengharapkan rahmat Allah sama saja kita mengharapkan ampunan.
    Respon:

    Pernyataan saya menjawab pertanyaan saya point 1 dan 2, yaitu mengharapkan rahmat ampunan dari Allah Swt.
    Pertanyaan ke-3, “mengapa diberi rahmat?” atau “mengapa mengharapkan rahmat?”

    Bukan makna tapi bentuknya.

    Jadi, Nabi Muhammad saw sudah pasti masuk surga. Memangnya anda kira rahmat itu apa?
    Bukan maknanya “rahmat lil alamin”.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      9 Januari 2018 pada 5:17 am

      ~
      Saudara Wahyunata,

      Apabila nabi Islam pasti masuk sorga tentunya dia tidak perlu minta didoakan oleh para pengikutnya,bukan? Faktanya Allah sendiri memerintahkan umat Muslim bershalawat untuk nabinya setiap kali sembayang. Dan tidak ada satu perintah dari Allah, yang Allah dan MalaikatNya turut pula mengerjakannya, kecuali shalawat.

      “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (Qs 33:56).

      Pertanyaannya, apabila nabi Islam masih memerlukan doa dari umatnya, lalu siapakah yang akan menolong umat Islam masuk surga?
      ~
      Slamet

  6. hakkullah mengatakan

    20 Desember 2017 pada 1:59 am

    ~
    Misalnya, seorang Muslim jadi koruptor, pencuri, berzinah, berbohong, pembunuh, membenci sesamanya, menghakimi sesamanya, dst . Apakah orang Muslim tersebut masuk surga? Sudah dijawab oleh @Hamba. Tapi ada tambahan saja, pasti masuk neraka-lah. Apakah ada harapan masuk surga? Pasti ada tapi disiksa dulu, baru masuk surga tergantung perbuatan jahatnya asalkan tidak syirik kepada-Nya.
    Jadi, masuk nerakanya tidak kekal, tapi lama banget siksanya. Neraka kekal untuk orang kafir, musyrik, dan munafik. Tidak ada harapan masuk surga untuk mereka.
    Siapa yang mau masuk neraka? Setiap orang itu tidak mau masuk neraka walaupun cuma hanya satu jam saja.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      9 Januari 2018 pada 5:34 am

      ~
      Saudara Hakkullah,

      Tidak ada seorangpun yang dapat keluar dari neraka apabila ia telah masuk di dalamnya. Demikian halnya dengan orang yang masuk ke sorga. Artinya neraka dan sorga itu kekal adanya. Sebenarnya Tuhan menghadapkan kepada manusia dua macam kekekalan yaitu surga atau neraka.

      Oleh karena itu selama di dunia kita juga dihadapkan dengan dua pribadi yang disembah yaitu Allah atau iblis. Tidak ada alternatif, tempat netral atau pilihan ketiga. Setiap orang harus memilih salah satu, Allah atau iblis, sorga atau neraka. Jikalau seseorang memilih Allah yang telah menjadi manusia Isa Al-Masih maka pasti ia akan masuk sorga. Karena Isa Al-Masih berkata, “Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup, tidak seorangpun sampai kepada Bapa jikalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
      ~
      Slamet

  7. lembayung mengatakan

    20 Desember 2017 pada 2:17 am

    ~
    Hai kamu manusia yang suka bertengkar,

    Usah kamu berhujah menurut hawa nafsumu dengan mengada-adakankan kebohongan terhadap Allah. Soal keagamaan adalah hak Tuhan bukan hak makhluk! Semuanya mesti berpandukan wahyu otentik yang datang dari Tuhan bukan dari akal sempit mu. Kamu dan aku hanyalah manusia-manusia kerdil yang zalim dan bodoh.

    “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu zalim dan bodoh” (Qs 33:72).

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      9 Januari 2018 pada 5:56 am

      ~
      Saudara Lembayung,

      Umat beragama memang sering mengatakan orang yang menyampaikan berita Injil adalah orang-orang bodoh. Mereka menganggap kepercayaan kepada Isa Al-Masih sebagai suatu kekonyolan.

      Bagaimana mungkin seorang yang mati bisa dianggap hidup? Dan bagaimana bisa orang yang disalibkan dianggap sebagai Juruselamat? Serta bagaimana bisa seorang manusia bisa disebut sebagai Allah? Bagi umat Muslim, kepercayaan semacam itu sama sekali tidak masuk akal. Hanya orang bodoh yang menyakininya.

      Namun, kami bersyukur kepada Allah. Karena Allah telah berjanji bahwa Dia akan memakai orang-orang yang bodoh untuk mempermalukan dunia, “dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat” (Injil, Surat 1 Korintus 1:27).
      ~
      Slamet

  8. Realita mengatakan

    20 Desember 2017 pada 2:20 am

    ~
    Komentar Hakullah sebagaimana tercatat dalam Quran tentang kepastian masuk neraka adalah benar. Tidak seorangpun Muslim melainkan masuk neraka. Karena tidak seorangpun di dunia ini yang tidak berdosa. Semoga sdr Rizal ada dalam forum ini membaca komen Hamba dan Hakkullah.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      9 Januari 2018 pada 6:09 am

      ~
      Saudara Realita,

      Kenapa harus masuk neraka? Bukankah Isa Al-Masih telah berjanji bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan masuk neraka?
      “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”(Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
      ~
      Slamet

  9. Wahyunata mengatakan

    20 Desember 2017 pada 3:51 am

    ~
    Hamba berkata:”Mengapa kafir tidak mau diajak menjadi mukmin? Siapakah yang salah? sudah diberitakan Al-Quran.”
    Respon: Orang-orang yang kamu anggap “kafir” mereka orang-orang yang smart, yang tidak bisa didoktrin oleh ajaran-ajaran si Beelzebul! Untuk memilah mana yang baik dan jahat rumusnya gampang! Lihat buah-buahnya! Kan sudah saya katakan berkali-kali nas-nya dalam Injil Lukas! Manusia bisa membedakan mana baik dan jahat, mudah. Dalam kitab Kejadian, Adam dan Hawa setelah jatuh dalam dosa, mereka tau membedakan mana yang baik mana yang jahat dan setelah itu mereka menjadi malu!

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      9 Januari 2018 pada 6:24 am

      ~
      Saudara Wahyunata,

      Memang benar bahwa keunggulan hidup beriman atau beragama terletak dalam tindakan atau perilaku bukan omongan atau wacana. Oleh karena itu sangatlah tepat perkataan Isa Al-Masih dalam Injil.

      “Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya” (Injil, Rasul Lukas 6:43-45)

      Semoga bermanfaat untuk saudara Wahyunata.
      ~
      Slamet

  10. Hamba mengatakan

    20 Desember 2017 pada 5:06 am

    ~
    Wahyunata berkata:”Orang-orang yang kamu anggap “kafir” mereka orang-orang yang smart, yang tidak bisa didoktrin oleh ajaran-ajaran si Beelzebul!
    Respon: Orang yang smart atau orang yang sombong. Jika anda tidak tidak percaya dengan Al-Quran Firman Allah (maka anda telah menzalimi diri sendiri dengan ingkar dan sombong).Bagian mana dari Al-Quran sehingga anda tidak percaya bahwa semua itu adalah benar firman Allah yang Maha perkasa lagi bijaksana?

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      10 Januari 2018 pada 4:57 am

      ~
      Saudara Hamba,

      Kami sebenarnya juga percaya kalau dalam Al-Quran itu ada ayat-ayat yang berasal dari Allah, selama ayat-ayat tersebut tidak bertentangan dengan ayat-ayat yang ada dalam kitab-kitab sebelumnya. Karena tidak mungkin kitab suci yang diwahyukan Allah itu saling bertentangan.

      Misalnya dalam Kitab Injil, Isa Al-Masih mengajarkan untuk mengasihi sesama manusia sama seperti diri sendiri bahkan musuhpun harus dikasihi (Injil, Rasul besar Matius 5:43-44). Sedangkan Al-Quran mengajarkan membunuh, pancung ujung-ujung jari dan penggal orang-orang kafir (Qs 8:12-13).
      Bagaimana menurut saudara?
      ~
      Slamet

  11. Realita mengatakan

    20 Desember 2017 pada 5:30 am

    ~
    Pertanyaan Sdr Hamba:
    Bagian mana dari Al-Quran sehingga anda tidak percaya bahwa semua itu adalah benar firman Allah yang Maha perkasa lagi bijaksana?

    Respon: “Bagian yang bertentangan dengan ajaran Isa Al-Masih, Tuhan Yesus Kristus juruselamat manusia.
    Apakah saudara minta dalilnya yang manakah itu?

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      10 Januari 2018 pada 5:18 am

      ~
      Saudara Realita,

      Jika umat Muslim bersedia mempalajari Al-Quran dengan hati yang terbuka, sebenarnya tidak sedikit ayat-ayat yang membahas tentang keilahian Isa Al-Masih sebagai juruselamat . Malahan ada gelar yang diberikan kepada-Nya yang tidak dimiliki oleh siapapun.

      Al-Quran bersaksi, hanya Isa Al-Masih lahir dari seorang perawan (Qs 19:16-34. Dia disebut “seorang anak laki-laki yang suci” (Qs 19:19). Ia diberi gelar “Kalimat Allah” (Qs 3:35). Dialah Yang Mulia dan Yang Lama dinubuatkan yaitu “Al-Masih” (Qs 4:171).

      Hanya Isa Al-Masih merupakan “Tiupan Roh dari Allah” (Qs 4:171). Ia diberi kehormatan: “Seorang terkemuka di dunia dan di akhirat” (Qs 3:45). Ia dijadikan oleh Allah menjadi “suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami“ (Qs 19:21).

      Hanya Isa Al-Masih yang sekarang sudah pasti berada di surga (Qs 3:55). Dia akan kembali dari surga sebagai hakim pada hari kiamat (Qs 43:69).

      Demikianlah ayat-ayat Al-Quran yang menyatakan Isa Al-Masih. Maka, bagi seseorang yang ingin menemukan “Jalan Lurus”, sudah seharusnya ia mempercayai Isa Al-Masih lebih dari seorang nabi biasa.
      ~
      Slamet

  12. Hamba mengatakan

    20 Desember 2017 pada 5:44 am

    ~
    Nah itulah Al-Quran sebagai pembeda antara yang benar dan yang salah.Sungguh Al-Quran itu adalah berita yang diceritakan Tuhan ku dan Tuhan mu, Allah maha mengetahui segala sesuatu.
    Berita yang Allah ceritakan masa lalu (sejarah para nabi) adalah berita yang paling akurat 100%. Itulah yang membedakan antara Muslim dan kafir.Muslim percaya cerita dari Allah tersebut.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      10 Januari 2018 pada 5:43 am

      ~
      Saudara Hamba,

      Sebagaimana sudah kami jelaskan di atas, bila Allah itu mewahyukan kitab suci kepada kita, tentunya kitab-kitab Allah itu saling mendukung satu sama lain.
      Misalnya kitab Taurat, yaitu kitab yang ada pada zaman Nabi Musa, juga kitab Zabur dan kitab para nabi, ajaran yang terdapat di dalam kitab-kitab tersebut tidak ada yang bertentangan satu sama lain.

      Demikian juga dengan Injil, isinya menggenapi setiap nubuat yang telah disampaikan oleh para nabi pada zaman Taurat dan zaman para nabi. Tidak satu pun firman Allah yang terdapat dalam Injil bertentangan dengan firman Allah yang terdapat dalam Injil.

      Tentunya Allah yang telah berbicara dalam Taurat, Zabur, Kitab Para Nabi, Injil,dan Al-Quran adalah Allah yang sama, bukan? Tapi faktanya kira-kira enam ratus tahun kemudian Allah dalam Al-Quran mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan perkataan sebelumnya.

      Mungkinkah Allah yang berbicara dalam Injil adalah Allah yang sama, yang berbicara dalam Al-Quran? Bila sama, mengapa perkataan-Nya bertolak-belakang?
      ~
      Slamet

  13. Wahyunata mengatakan

    20 Desember 2017 pada 3:29 pm

    ~
    1. Tidak ada seorang pun yang sudah menaati Syariat Agama dengan sempurna, selain Isa Al-Masih.

    Dia tidak hanya ber-firman, tetapi juga berbuat. Dia tidak hanya berbuat, tetapi juga menebus dosa manusia.
    Yakobus 2:14-26,”Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?”
    2:17, “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      10 Januari 2018 pada 5:58 am

      ~
      Saudara Wahyunata,

      Memang seorang yang ‘hanya’ mengikuti ajaran Isa Al-Masih (syariat) tanpa menerima Dia sebagai Juruselamat pribadi, orang itu tidak akan masuk sorga.
      Oleh karena itu umat Kristen wajib dan perlu mengikuti ajaran Isa Al-Masih, tetapi langkah pertama ialah menjadi anak Allah melalui kelahiran baru (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:1-8), baru setelah itu menjalankan kehendak-Nya .

      Kehendak Allah yang sesungguhnya agar kita dapat masuk sorga adalah percaya kepada Isa Al-Masih.
      “Lalu kata mereka kepada-Nya: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Isa kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah (Al-Masih)” (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:28-29).
      ~
      Slamet

  14. Adi mengatakan

    21 Desember 2017 pada 8:50 am

    ~
    Diskusi 2-3 hal terakhir menurut saya sudah out. Mungkin admin bisa buka topik khusus mengenai definisi Kafir, sehingga tidak berkelanjutan.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      10 Januari 2018 pada 6:18 am

      Saudara Adi,

      Kami menyampaikan terimakasih untuk saran saudara. Sebenarnya kami mempunyai artikel yang menjelaskan tentang istilah kafir. Judul artikelnya adalah Al-Quran Tidak Setuju Kristen Disebut Kafir.
      Oleh karena itu, maaf apabila kami terpaksa menghapus komentar-komentar yang membicarakan tentang kekafiran.
      ~
      Slamet

  15. Adi mengatakan

    21 Desember 2017 pada 9:08 am

    ~
    Di forum ini sudah dijelaskan jika ingin berdiskusi harus menampilkan rujukannya, entah dari Alkitab atau Al-Quran, dsbnya. Seyogianya setiap orang harus mematuhi aturan tsb. Karena bila hanya berdasarkan asumsi, pengertian sendiri, kata orang, atau apapun itu yang sifatnya tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, maka yang ada cuma gontok-gontokan saja.
    Sampai kapanpun, masalah keyakinan akan sulit sekali disatukan… meskipun fakta sudah jelas, faktanya ada, dsbnya, tetapi kalau keyakinannya sudah seperti itu, akan sulit diubah.
    Orang Kristen menganut ajaran kasih katanya, tapi di forum gontok-gontokan dengan yag bersebrangan. Ya meskipun hanya sebatas tulisan, tapi itu kan mencerminkan kepribadian kita, bahwa kita pun pengikut Kristus hanya bisa ngomong Kasih di mulut saja, tetapi perbuatan belum.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      11 Januari 2018 pada 3:48 am

      ~
      Saudara Adi,

      Terima kasih ntuk saran saudara. Memang forum ini adalah forum diskusi, bukan forum debat. Oleh karena itu dalam menyampaikan komentar kita harus saling menghargai dan menjaga kesopanan antara satu dengan yang lain. “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang” (Injil, Surat Kolose 4:6).
      ~
      Slamet

  16. Wahyunata mengatakan

    21 Desember 2017 pada 11:36 am

    ~
    Kepada Adi,
    Terima kasih sudah diingatkan. Kamu sudah tahu problemnya:
    1. Sampai kapanpun, masalah keyakinan akan sulit sekali disatukan,
    2. Meskipun fakta sdh jelas, faktanya ada, dsbnya, tetapi kalau keyakinannya sudah seperti itu, akan sulit diubah (bertahan karena keyakinannya)
    3. Kecenderungan manusia sulit membedakan mana yang benar,….”

    Apakah kamu juga sudah melihat solusinya? Jika sudah, kamu semestinya tahu apa yang harus kamu lakukan.
    Nyalakanlah pelitamu di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      11 Januari 2018 pada 4:54 am

      ~
      Saudara Wahyunata,

      Memang benar menyampaikan kebenaran Injil bukanlah perkara yang mudah. Kita harus siap menerima konsekuensi untuk dibenci dan ditolak oleh dunia ini. Hal ini juga dialami oleh orang-orang Kristen mula-mula. Mereka hidup di tengah kondisi dunia yang menolak kebenaran Injil Kristus, namun mereka tetap berani menyampaikan bahwa Injil itu adalah kebenaran yang sejati.

      Bagaimana caranya? Mari kita perhatikan nasihat firman Allah, dalam Injil Surat 2 Timotius 2:14-16, “Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya. Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.”
      ~
      Slamet

  17. Adi mengatakan

    21 Desember 2017 pada 5:07 pm

    ~
    Kepada Wahyunata
    Apakah kamu juga sudah melihat solusinya? Jika sudah, kamu semestinya tau apa yang harus kamu lakukan.

    Respon: Solusinya sangat mudah sekali. Cukup dengan Galatia 5:22-23 Tetapi buah Roh ialah: Kasih, Suka cita, Damai sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan, Penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

    “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” (Yohanes 15:16)

    Sama seperti buah dari sebuah pohon tidak dinikmati oleh pohon itu sendiri, tetapi dinikmati oleh orang banyak, demikian juga hidup kita. Buah Roh yang muncul dari kehidupan kita akan menjadi berkat bagi banyak orang, sehingga orang lain akan merasakan betapa nikmatnya kasih, sukacita dan damai sejahtera yang daripada Allah.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      11 Januari 2018 pada 5:21 am

      ~
      Saudara Adi,

      Terima kasih untuk solusi yang saudara sampaikan. Namun untuk memiliki 9 aspek buah Roh itu bukanlah perkara yang ringan, kita harus memenuhi syaratnya yaitu hidup yang rela dipimpin oleh Roh Kudus, “Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh” (Injil, Surat Galatia 5:25).

      Dipimpin oleh Roh artinya kita dengan sadar harus menundukkan diri pada kehendak Tuhan. Jika tidak, kita akan berjalan dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri. Dan selama kita mengandalkan kekuatan sendiri kita pasti akan gagal dalam menjalani hidup sebagai pelita dalam dunia yang gelap ini.
      ~
      Slamet

  18. Adi mengatakan

    21 Desember 2017 pada 5:23 pm

    ~
    Jadi Sdr Wahyunata, anda tidak perlu bersikeras menentang keyakinan orang lain hanya untuk membuktikan keyakinan kita yang benar. Percaya deh, masih banyak media lain untuk kita memenangkan jiwa-jiwa baru, dan itu tidak terbatas hanya di forum ini saja. Orang Kristen semakin lama akan semakin berkurang karena cara yang digunakan seperti ini.

    Coba direnungkan, bagi Yesus, kalau Dia mau, gampang begitu untuk bikin setiap orang percaya sama Dia. Cukup Dia menampakan diri, bilang Dia adalah Tuhan, semua orang akan percaya. Tetapi hal itu tidak dilakukan-Nya, bukan?

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      11 Januari 2018 pada 5:54 am

      ~
      Saudara Adi,

      Kami setuju dengan komentar saudara. Sebagaimana kami sampaikan di atas, dalam menyampaikan kebenaran Injil, memang kurang bijak apabila kita terkesan menentang atau menyerang ajaran agama lain.

      Sebenarnya dalam forum ini kita tidak membicarakan tentang agama Kristen tetapi memberitakan Isa Al-Masih sebagai juruselamat secara lengkap dan utuh.
      ~
      Slamet

  19. hakkullah mengatakan

    21 Desember 2017 pada 7:11 pm

    ~
    Di forum ini sudah dijelaskan jika ingin berdiskusi harus menampilkan rujukannya, entah dari Alkitab atau Al-Quran, dsbnya. Seyogianya setiap orang harus mematuhi aturan tsb.

    Pak Adi, sebetulnya sudah selesai. tapi orang kafir masih ngotot saja.
    Kalau mau benar, sumber buku yang dia baca apa, bukan sumbernya dari Al-Quran, karena saya tahu, kalau mereka ngaco memberikan penjelasan. Coba siapa yang salah?
    pasti orang kafir dong. Karenan saya sudah bilang berkali-kali bahwa kita ini tidak lepas dari tafsir sejak dahulu, dari sejak adanya Nabi Muhammad saw sampai sekarng ini dan sampai berakhir dunia ini.
    Alkitab sendiri munculnya tafsir, kan baru abad-abad ini, ke mana saja ahli tafsir zaman dulu. Apakah sudah hilang bekas-bekasnya?

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      11 Januari 2018 pada 6:06 am

      ~
      Saudara Hakkullah,

      Kalaupun kami telah mengingatkan kepada saudara-saudara Kristen, agar dalam komentarnya tidak menuliskan kalimat yang bernada menyerang, itupun juga berlaku bagi saudara. Apabila saudara telah memahami aturan berkomentar yang kami maksudkan, tentunya saudara tidak lagi mengatakan orang Kristen dengan sebutan kafir, bukan?
      ~
      Slamet

  20. Hamba mengatakan

    22 Desember 2017 pada 2:27 am

    ~
    Kepada Wahyunata

    Jangan berlebih-lebihan menafsirkan Yesus sebagai Allah.
    Coba memahami bahwa Yesus hanyalah sebagai utusan Allah.

    Saya tafsirkan
    Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengutus rasulNya, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

    Yohanes 4:9, “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus rasulNya ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.”

    Yohanes 4:10, “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus rasul-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.”

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      12 Januari 2018 pada 4:53 am

      ~
      Saudara Hamba,

      Apabila Isa Al-Masih hanya sekedar utusan Allah seperti nabi saudara, tentunya Dia berasal dari dunia, bukan?

      Faktanya tidak demikian dengan Isa Al-Masih, Dia tidak berasal dari dunia melainkan dari sorga. Mari kita
      perhatikan pengakuan Isa Al-Masih ini, “Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:38).

      Jadi jelas Isa Al-Masih tidak sama dengan nabi Islam, Isa adalah Kalimat Allah yang tidak mempunyai permulaan. Dia berada di sorga sebelum datang ke bumi. Dan Dia telah meninggalkan segala kemegahan-Nya, keagungan-Nya, kemahakuasaan-Nya untuk menjadi manusia.
      ~
      Slamet

Baca komentar lainnya:

« 1 … 8 9 10 11 12 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Keutamaan Hidayah dan Rahmat yang Membahagiakan Kita!
  • Mengapa Muslim Memuliakan Maryam, Ibu Isa Al-Masih?
  • Apakah Benar Al-Quran Menyatakan Semua Mukmin Berdosa?
  • Cara Terbaik Muslim Muhasabah Diri di Awal Tahun
  • Allah Memberikan Solusi Atas Ujian Hidup Anda

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Allah Memberikan Solusi Atas Ujian Hidup Anda
  • Apakah Benar Al-Quran Menyatakan Semua Mukmin Berdosa?
  • Cara Terbaik Muslim Muhasabah Diri di Awal Tahun
  • Mengapa Muslim Memuliakan Maryam, Ibu Isa Al-Masih?
  • Adakah Muslim dan Nasrani Setuju Isa Al-Masih Sumber Hayat?

Artikel Yang Terhubung

  • Dengan Amal, Tidak Dapat Menjadi Benar!
  • Salah Satu Mukjizat Isa: Memulihkan Hubungan Kita…

Footer

Hubungi Kami

Apabila Anda memiliki pertanyaan / komentar, silakan menghubungi kami dengan menekan tombol di bawah ini.

Hubungi Kami

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
App Isadanislam
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa dan Al-Quran. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membahas Email
| Hubungi Kami