Menurut riset 72% Muslim Indonesia mendukung penerapan Syariat Islam. Umumnya orang Muslim di dunia juga sepikiran.
Orang Yahudi pada masa Isa Al-Masih mempunyai Syariat Yahudi sendiri. Mereka namakan Halacha. Intisari syariat mereka adalah 613 perintah (mitzvah) yang mereka gali dari Taurat.
Seorang teman beragama Islam mengingatkan bahwa Isa Al-Masih datang, “. . . bukan untuk meniadakannya [syariat agama], melainkan untuk menggenapinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:17).
Jadi, mengapa orang Kristen mengutamakan anugerah walau Isa sendiri berfokus pada Syariat Yahudi? Jawabannya dapat menentukan nasib kekal kita.
Arti “Menggenapi” Syariat
Jika pengemudi berhenti saat lampu merah dan berjalan saat lampu hijau, ia “menggenapi” satu peraturan [hukum] lalu lintas. Bila ia tidak pernah melanggar peraturan lalu-lintas, kita menyebut, “Pengemudi ini ‘menggenapi’ (mematuhi) semua hukum lalu lintas!”
Setiap orang beragama ingin “menggenapi” Syariat Agamanya walau ada ratusan hukum. Semua mengakui hal ini jauh lebih sulit dari “menggenapi” hukum lalu lintas. Kegagalannya jauh lebih dahsyat.
Cara Pertama “Menggenapi” Syariat Agama
Bukankah seorang yang menaati setiap hukum Syariat Allah sungguh “menggenapinya”? Isa Al-Masih tidak melanggar satu pun ketetapan Allah. “. . . [Ia] seorang anak laki-laki yang suci” (Qs 19:19). Jadi Isa “menggenapi” Syariat Agama karena menjalankan semuanya dengan sempurna!
Cara Kedua “Menggenapi” Syariat Agama
Jika seorang melanggar hukum lalu-lintas, ia masih dapat “menggenapinya.” Caranya? Dengan membayar denda ia “menggenapi” peraturan yang ia langgar.
Kita juga berusaha menghapus pelanggaran Syariat Agama dengan membayar “denda.” Misalnya melaksanakan bermacam-macam amal atau menambah sholat. Sebagian orang merasa puas dengan membayar “denda” pelanggaran Syariat Agama dengan cara demikian.
Silakan mengemail kami, jika Anda masih merasa salah dan malu karena melanggar Syariat Agama, walau sudah menambah amal.
Nampaknya Nabi Islam berpandangan bahwa amal tidak dapat membayar lunas denda pelanggaran Syariat Agama. Oleh karena itu, kitabnya menekankan semua Mukmin harus masuk neraka untuk melunasi denda. “Dan tidak ada seorang pun dari padamu [orang Mukmin], melainkan mendatangi neraka itu . . .” (Quran, Sura Maryam [19]:71).
Cara Ketiga “Menggenapi” Syariat Agama
Saat Isa Al-Masih tersalib, Ia mengucapkan kalimat yang unik. “Sudah selesai [Sudah genap, beres]“ (Injil, Rasul Yohanes Besar 19:30). Ucapan itu juga dapat diterjemahkan, “Lunas,” yaitu “paid in full.”
Dengan kata lain Isa Al-Masih, karena penyaliban-Nya, membayar lunas “denda” pelanggaran kita. Mengapa orang beragama sulit menerima anugerah keselamatan dari neraka yang Isa Al-Masih sediakan? Kirimkan jawaban Anda lewat email!
Isa Al-Masih “menggenapi” Syariat Agama dua kali! Ia menjalankannya dengan sempurna. Kemudian Ia membayar lunas “denda” pelanggaran Syariat Agama kita di salib-Nya. Sekarang dengan menerima anugerah-Nya kita dapat lepas dari membayar “denda” pelanggaran hukum Allah. Lagi kita akan menghindari neraka dan hidup selama-lamanya dengan Dia di sorga.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Tahukah Saudara seorang yang sudah menaati Syariat Agama dengan sempurna, selain Isa Al-Masih? Jelaskanlah jawaban Saudara.
- Mengapa sebagian orang yang melanggar Syariat agama, walau beramal dan tambah sholat, masih merasa malu dan salah dan tidak ada damai di hati?
- Apa yang akan terjadi pada orang yang tidak menjalankan Syariat Islam dengan sempurna? Bagaimana jalan keluar dari nasib ngeri mereka?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Ditulis oleh: Jason Gilead
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Malaikat Sorga mengatakan
2.Mengapa sebagian orang yang melanggar Syariat agama, walau beramal dan tambah sholat, masih merasa malu dan salah dan tidak ada damai di hati?
Res : Keresahan selalu saja menimpa umat manusia, bimbang namun sekarang tidak lagi, sebab Allah datang dengan ujud manusia, sesuai Nabi Yesaya 9:5 mencatat : “Sebab seorang anak telah lahir bagi kita, lambang pemerintahan ada diatas bahunya, namanya disebut orang Penasehat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, raja damai”.
Keresahan hati hilang sudah, asalkan kita “Percaya dan Taat” kepada Yesus Kristus, dan kita beribadah kepada-Nya. Hati yang risau sudah terobati dan mari sekalu senantiasa memohon ampunan kepada Yesus Kristus Tuhan Allah kita.
staff mengatakan
*
Saudara Malaikat,
Tepat sekali bahwa yang dapat menolong manusia bebas dari keresahan hati adalah Isa Al-Masih. Bukankah nubuat Nabi Yesaya telah digenapi dalam Isa Al-Masih. Itu sebabnya, artikel di atas menegaskan hal itu.
~
Solihin
sherlock holmes mengatakan
@Malaikat Sorga
Keresahan hati hilang sudah, asalkan kita “Percaya dan Taat” kepada Yesus Kristus, dan kita beribadah kepada-Nya. Hati yang risau sudah terobati dan mari sekalu senantiasa memohon ampunan kepada Yesus Kristus Tuhan Allah kita.
Res:
Hai malaikat sorga, kamu seorang malaikat yg datang dari sorga pun ada keresahan hati?
Apa yg meresahkan kamu! Apakah malaikat tuhan yg lain juga penuh resah saperti kamu sebelum mengambil Yesus sebagai tuhan dan juruselamat?
Apa kesalahan kamu hai malaikat sorga hinggakan kamu sentiasa mohon ampunan dari tuhan Yesus?
Apakah malaikat juga akan dihakimi oleh tuhan Yesus sama saperti manusia bumi?
Minta pencerahan wahai Malaikat Sorga!
sherlock holmes mengatakan
Hai Malaikat Sorga,
Kalau kamu benar dari sorga, bolehkah kamu menjadi saksi bahawa Paulus dari Tarsus kini berada di sorga bersama Tuhan Yesus!
Berikan kesaksian kamu wahai Malaikat Sorga!
sherlock holmes mengatakan
Wahai Malaikat Sorga,
Jangan berangan2 jadi malaikat, jangan berangan2 jadi mempelai tuhan, jangan berangan2 dosamu telah diampun … hanya berdasarkan janji2 ‘kitab suci’ yg tiada miliki signature Tuhan padanya.
Nasehat aku: Carilah kitab suci yang ada signature Tuhan sebagai saksi dari-Nya. Itu lebih baik bagi kamu wahai Malaikat Sorga.
Apakah signature itu? Aku tidak tahu. Kamu carilah sendiri jika kamu belum mengetahuinya.
Wahyunata mengatakan
jawab point 3: menjadi dan merasa berdosa (merasa malu, salah, tidak ada damai).
Jalan keluar:
1 Yoh 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (mengaku dosa)
1 Yoh 1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. (hidup dalam terang)
2 Korintus 7:10 Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian. (bertobat)
staff mengatakan
*
Saudara Wahyunata,
Kami senang dengan ayat Injil yang dikutip saudara. Ayat tersebut memberikan kesegaran dan penghiburan di tengah-tengah kegelisahan orang jaman ini karena sulitnya memenuhi syariat Islam. Tentu jawaban saudara dari perspektif Kristen. Tetapi bagaimana dengan perspektif Islam? Sebab pertanyaan tersebut mengacu kepada teologi Islam. Itu sebabnya, pertanyaannya adalah apa yang akan terjadi pada orang yang tidak menjalankan Syariat Islam dengan sempurna? Bagaimana jalan keluar dari nasib ngeri mereka?
~
Solihin
Wahyunata mengatakan
jawab point 3 (lanjutan jalan keluar)
Efesus 4:23-24 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. (perbarui roh dan pikiran, mengenakan manusia baru)
2 Korintus 7:11 Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, kegiatan, penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa kamu tidak bersalah di dalam perkara itu.(bersungguh-sungguh bertobat)
Wahyunata mengatakan
jawab point 3, lanjutan
Matius 6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (ampuni kesalah orang lain supaya diampuni)
Yesaya 55:7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. (kembali ke jalan yang benar)
Kisah Para Rasul 3:19 Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, 3:20 agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. (bertobat)
Wahyunata mengatakan
jawab point 3 lanjutan
Kisah Para Rasul 24:16 Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia. (hidup dengan hati nurani murni)
Mazmur 32:5 Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. (mengaku dosa)
Noted: dari semua jalan keluar tsb tidak ada yang terkait dengan amal dan tambah sholat. mengapa?
karena akar masalah dosa itu adalah diri sendiri yang selalu bergumul dengan keinginan (hawa nafsu duniawi) dan ketika keinginan/hawa nafsu itu dipenuhi, terjadilah dosa.
Wahyunata mengatakan
jawab point 3 lanjutan Noted …..
Yakobus 1:13-15
1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. 1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
rizal mengatakan
Solihin
Bila nabi sj gagal n tidak sempurna melakukan firman-Nya, maka dipastikan saudara pun tdk sempurna, bukan? Pertanyaannya adlh mengapa saudara merasa mampu melaksanakan perintah Allah secara sempurna?
–
Solihin org yg sempurna itu bkn org yang g pernah salah, tp org yg sempurna itu ketika dia berbuat dosa dia langsung bertobat dr dosanya, itu namanya sempurna
Sbb kl kita mengacu kpd syariat agama d dlm nya terdapat perintah n larangan allah serta cara bagaimana menebus dosa, ini artinya bertobat dr dosa merpukan bagian dr syariat agama, n kl semua ini d jalankan mk kita akan menjadi org yg sempurna
N ini jg d ajarkan oleh yesus dmn perintah n larangan allah serta cara bertobat ada dlm mat6:1-34
staff mengatakan
~
Saudara Rizal,
Menarik sekali pendapat saudara mengenai kata ‘sempurna’. Kami berharap saudara memeriksa definisi sempurna menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sempurna adalah utuh dan lengkap segalanya (tidak bercacat dan bercela). Kami tidak tahu definisi mana yang saudara gunakan. Karena itu, kami berpendapat bahwa saudara tidak mungkin sempurna melaksanakan syariat Allah.
Pertanyaan yang belum dijawab adalah mengapa saudara merasa mampu melaksanakan perintah Allah secara sempurna? Mohon pencerahan saudara.
~
Solihin
Wahyunata mengatakan
To Rizal,
Prinsip Injil Matius 6: berbicara tetang motivasi kita dalam bertindak secara benar
1. Berbuat baik jangan untuk mencari kemuliaan diri sendiri.
2. Kewajiban agama di 3 bidang: memberi sedekah, berdoa dan berpuasa. Jangan untuk: bersaing, membanggakan diri, menjadi nomor 1.
3. Berdoa di tempat khusus (tersembunyi) supaya bisa tersedia waktu yang lama (fokus) untuk Tuhan dan teratur.
4. Menunjukkan doa-doa yang pokok bagi umat Kristiani: 3 yang pertama berkaitan dengan kekudusan, 3 sisanya berkaitan dengan kebutuhan kita sehari-hari (singkatnya saja mengenai kebutuhan kita).
Bersambung
staff mengatakan
~
Saudara Wahyunata,
Diperlukan ketelitian dan kejujuran serta komprehensif membaca teks-teks Injil, sehingga siapapun tidak keliru dalam memahami teks-teks tersebut. Harap ini yang dilakukan saudara Rizal ketika membaca Injil, Rasul Besar Matius 6.
~
Solihin
Wahyunata mengatakan
To rizal (lanjutan)
5. Berpuasa dalam alkitab menunjukkan kepada disiplin berpantang makanan demi maksud rohani. Berpuasa hendaknya menjadi pengabdian orang Kristen kepada Allah dan suatu tindakan persiapan untuk kedatangan-Nya kembali.
6. Mengabdi kepada uang berarti menilainya begitu tinggi sehingga kita menaruh iman dan kepercayaan kepadanya, sumber jaminan dan kebahagiaan, menjadikannya harapan masa depan, menginginkannya lebih daripada kebenaran dan Kerajaan Allah. Hal ini menjadikan Kemuliaan Allah tidak menjadi yang Utama.
7. Persiapan untuk masa depan tidak salah, yang dilarang adalah kekuatiran atau kecemasan yang menunjukkan kita kurang percaya akan pemeliharaan dan kasih Allah sebagai Bapa kita.
Wahyunata mengatakan
To rizal (lanjutan)
8. Pengikut Kristus dihimbau untuk mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya atas segala hal lain. Dua hal yang harus kita cari: Kerajaan Allah dan Kebenaran-NYA.
God Bless You Saudara Rizal.
rizal mengatakan
Wahyunata
Apa yang anda paparkan d atas dlm islam itu d sebus syariat agama/ aturan agama, sy sependapat dgn yang anda jelaskan,
Sy kembali lg kpd pertanyaan bang solihin kpd sy, dia bertanya apakah sy sanggup menjalankan syariat agama dgn sempurna?
–
Mk sy jwb tentu sy bisa, sbb org yang sempurna menjalankan syariat agama itu bkn lah org yang belum pernah berdosa, tapi org yg sempurna dlm menjalankan syariat agama adlh org yang ketika melakukan dosa dia bertobat dr dosanya, sbb dlm syariat agama terdapat perintah n larangan allah serta cara bagaimana mengahpus dosa kita, dan itu dlm kitab anda yesus menjelaskan syariat/cara ibadah dan hal2 yg tdk boleh d lakukan pd saat ibadah, dan hal2 gmn cara menghapus dosa,sesuai dgn mat6
rizal mengatakan
Wahyunata
Pertanyaan solihin sy ajukan kpd anda, apakah anda sanggup menjalankan syariat agama dgn sempurna tanpa cacat?
staff mengatakan
~
Saudara Rizal,
Pertanyaan tersebut baik diajukan kepada siapapun. Namun, ada pertanyaan kami yang belum dijawab oleh saudara sekalipun sudah ditanggapi, yaitu mengapa saudara merasa mampu melaksanakan perintah Allah secara sempurna? Mohon pencerahan saudara.
~
Solihin
hakkullah mengatakan
hehehehe
menjalankan syariat ataupun tidak tergantung bagaimana imannya seseorang di hatinya..
melanggar syariat pasti mendapatkan hukum sesuai dengan perbuatan manusianya..
hukuman membunuh cukup hanya dipenjarakan saja adalah melanggar syariat agama masing-masing..
apa hukum bagi membunuh jiwa orang di alkitab?
walaupun hukum dipenjara, tetap hukum akan terlaksana syariatnya..
orang-orang kafir melaksanakan syariat ataupun tidak, tetap tak berguna apa-apa jika sudah di hatinya penuh kesyirikan..maka Allah tidak akan mengampuni dosanya meskipun mereka mengerjakan kebaikan bergunung-gunung…
staff mengatakan
~
Saudara Hakkulah,
Allah memiliki standar sempurna dalam hukum-Nya. Oleh sebab itu, manusia yang melakukan syariah Allah harus melaksanakannya secara sempurna. Tulisan saudara di atas menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menjalankan syariah Allah secara sempurna. Adanya satu dosa saja yang dilakukan telah menunjukkan manusia tersebut tidak sempurna. Karena itu, setiap orang yang berbuat dosa atau membunuh jiwa, maka hukumannya adalah neraka (Injil, Surat Roma 6:23).
Pertanyaannya adalah apakah saudara sanggup melaksanakan syariah Allah secara sempurna? Mengapa?
~
Solihin
Wahyunata mengatakan
Mari kita samakan dulu definisi sempurna Saudara Rizal. Berikut saya kutip dari penjelasan Saudara Solihin (Admin).
1. “Apakah saudara sanggup melakukan seluruh perintah Allah tanpa pernah melanggarnya satu kalipun dari sejak saudara dilahirkan hingga dewasa? Ini adalah standar Allah yang sempurna.”
2. “Apakah saudara sanggup melakukan seluruh perintah Allah tanpa pernah melanggarnya satu kalipun dari sejak saudara dilahirkan hingga dewasa? Ini adalah standar Allah yang sempurna.”
Dengan definisi di atas, saya tidak sanggup, saya jauh dari sempurna karena sudah berulang kali melakukan dosa sampai dengan saya dewasa sekarang ini.
Saran saya, kembali ke pertanyaan Adminpoint 1 sesuai dengan definisinya dan jujurlah, membuka diri, sportif.
staff mengatakan
~
Saudara Wahyunata,
Memang menarik mencermati jawaban saudara Rizal mengenai kata ‘sempurna’. Tentu yang perlu ditelusuri adalah darimanakah definisi tersebut diperoleh? Sebab Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan pengertian bahwa sempurna adalah tidak bercacat dan bercela. Ini artinya tidak boleh ada satu dosa pun pernah dilakukannya. Pertanyaannya adalah adakah yang sanggup melakukan hal itu?
~
Solihin
hakkullah mengatakan
menjabat cewek bukan mahram aja sudah melanggar syariat-Nya. hal yang kecil saja kita pernah langgar..
Allah Maha Mengetahui kelemahan manusia, makanya Allah mengampuni dosanya..kecuali dosa-dosa besar yang ditetapkan Allah, jika mereka tidak bertobat sebelum masa waktunya habis, Allah campakkan di dalam nerakanya Allah, seperti perbuatan syirik kepada Allah, melalikan kewajiban shalat, durhaka kepada orang tua, percaya kepada dukun dll..
kenapa mereka tidak sanggup?..itu alasannya Allah menciptakan Iblis sebagai ujian manusia..
anda meninggalkan minuman keras, anda bilang tidak sanggup?
saya bilang, saya tahu melihat cewek dosa, tapi kita tidak menjalankan itu namanya fasik, tapi kalau itu gak mengakui dosa, itu namanya kafir.
staff mengatakan
~
Saudara Hakkulah,
Kesempurnaan tidak memandang apakah dosa yang dilakukan kecil atau besar. Allah menuntut manusia sempurna melakukan firman-Nya. Tetapi faktanya, manusia selalu gagal dan berdosa. Tulisan saudara di atas telah menegaskan hal itu, sehingga tidak ada dasar untuk menyatakan bahwa manusia sanggup melaksanakan firman-Nya secara sempurna.
Pertanyaan sesuai dengan artikel di atas adalah apakah saudara sanggup melaksanakan syariah Allah secara sempurna? Mengapa?
~
Solihin
hakkullah mengatakan
di mana tidak sanggupnya?
kalau kagak sanggup, berusaha lagi. Allah akan melihat usaha mereka sampai finish..
pasti ada finishnya..
gagal lagi, usaha laga. gagal lagi usaha lagi asalkan jangan melakukan perbuatan syirik kepada Allah..
karena semua itu akan menghapus kebaikan kita.
orang mabuk tidak bisa meninggalkan minuman keras tapi ada niat untuk meninggalkannya..setiap kali berusaha tetap gagal, akhirnya Allah menolongnya sehinggal dia bisa meninggalkan maksiatnya, dan salah satu shahabatpun juga melakukan itu..setiap kali meninggalkannya, tetap kagak bisa. dan alhasil, bisa ditinggalkan, Allah mengampuni dosanya yang dia lakukan (selama dia mau berusaha)..hanya satu saja, tidak boleh melakukan perbuatan syirik kepada Allah..
rizal mengatakan
Wahyunata
Dengan definisi di atas, saya tidak sanggup, saya jauh dari sempurna karena sudah berulang kali melakukan dosa sampai dengan saya dewasa sekarang ini.
Saran saya, kembali ke pertanyaan Adminpoint 1 sesuai dengan definisinya dan jujurlah, membuka diri, sportif.
–
Sm spt anda kl kesempurnaan spt definisi d atas mk sy pun tdk sanggup menjalankannya. Jgn kan sy yesus pun yang anda anggap sbg tuhan tdk sanggup menjalankan perintah allah dgn sempurna,
krn dia jg pernah berdosa krn berbohong,
Mk nya baik dlm kitab anda atau al qur’an ada yang namanya tobat/memohon ampun kpd allah, jd selama kita msh hidup n memohon ampun atas dosa kita mk selama itu allah akan ampuni dosa kita. N pd saat kita mati kita sdh tdk berdosa
staff mengatakan
~
Saudara Rizal,
Nampaknya saudara tidak konsisten. Di awal saudara menyatakan bahwa saudara sanggup melakukan seluruh syariah Allah secara sempurna. Tetapi sekarang saudara mengakui bahwa saudara tidak sanggup. Sekalipun saudara tidak konsisten, tetapi setidaknya saudara mengalami perkembangan cara berpikir.
Bila saudara menyatakan bahwa saat kita mati sudah tidak berdosa lagi karena sudah meminta ampun, maka apa jaminan bahwa pernyataan tersebut dapat dipertanggungjawabkan? Siapakah yang memberikan jaminan itu? Tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran? Sebab faktanya, nabi saudara tidak tahu keselamatannya (Qs 46:9). Bukankah ini telah disinggung berulang kali di situs ini?
Mengenai Isa Al-Masih berdosa. Kami telah memberikan tanggapan. Silakan saudara membaca tanggapan kami sebelumnya, sekaligus menjawab pertanyaan kami.
~
Solihin