Menurut riset 72% Muslim Indonesia mendukung penerapan Syariat Islam. Umumnya orang Muslim di dunia juga sepikiran.
Orang Yahudi pada masa Isa Al-Masih mempunyai Syariat Yahudi sendiri. Mereka namakan Halacha. Intisari syariat mereka adalah 613 perintah (mitzvah) yang mereka gali dari Taurat.
Seorang teman beragama Islam mengingatkan bahwa Isa Al-Masih datang, “. . . bukan untuk meniadakannya [syariat agama], melainkan untuk menggenapinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:17).
Jadi, mengapa orang Kristen mengutamakan anugerah walau Isa sendiri berfokus pada Syariat Yahudi? Jawabannya dapat menentukan nasib kekal kita.
Arti “Menggenapi” Syariat
Jika pengemudi berhenti saat lampu merah dan berjalan saat lampu hijau, ia “menggenapi” satu peraturan [hukum] lalu lintas. Bila ia tidak pernah melanggar peraturan lalu-lintas, kita menyebut, “Pengemudi ini ‘menggenapi’ (mematuhi) semua hukum lalu lintas!”
Setiap orang beragama ingin “menggenapi” Syariat Agamanya walau ada ratusan hukum. Semua mengakui hal ini jauh lebih sulit dari “menggenapi” hukum lalu lintas. Kegagalannya jauh lebih dahsyat.
Cara Pertama “Menggenapi” Syariat Agama
Bukankah seorang yang menaati setiap hukum Syariat Allah sungguh “menggenapinya”? Isa Al-Masih tidak melanggar satu pun ketetapan Allah. “. . . [Ia] seorang anak laki-laki yang suci” (Qs 19:19). Jadi Isa “menggenapi” Syariat Agama karena menjalankan semuanya dengan sempurna!
Cara Kedua “Menggenapi” Syariat Agama
Jika seorang melanggar hukum lalu-lintas, ia masih dapat “menggenapinya.” Caranya? Dengan membayar denda ia “menggenapi” peraturan yang ia langgar.
Kita juga berusaha menghapus pelanggaran Syariat Agama dengan membayar “denda.” Misalnya melaksanakan bermacam-macam amal atau menambah sholat. Sebagian orang merasa puas dengan membayar “denda” pelanggaran Syariat Agama dengan cara demikian.
Silakan mengemail kami, jika Anda masih merasa salah dan malu karena melanggar Syariat Agama, walau sudah menambah amal.
Nampaknya Nabi Islam berpandangan bahwa amal tidak dapat membayar lunas denda pelanggaran Syariat Agama. Oleh karena itu, kitabnya menekankan semua Mukmin harus masuk neraka untuk melunasi denda. “Dan tidak ada seorang pun dari padamu [orang Mukmin], melainkan mendatangi neraka itu . . .” (Quran, Sura Maryam [19]:71).
Cara Ketiga “Menggenapi” Syariat Agama
Saat Isa Al-Masih tersalib, Ia mengucapkan kalimat yang unik. “Sudah selesai [Sudah genap, beres]“ (Injil, Rasul Yohanes Besar 19:30). Ucapan itu juga dapat diterjemahkan, “Lunas,” yaitu “paid in full.”
Dengan kata lain Isa Al-Masih, karena penyaliban-Nya, membayar lunas “denda” pelanggaran kita. Mengapa orang beragama sulit menerima anugerah keselamatan dari neraka yang Isa Al-Masih sediakan? Kirimkan jawaban Anda lewat email!
Isa Al-Masih “menggenapi” Syariat Agama dua kali! Ia menjalankannya dengan sempurna. Kemudian Ia membayar lunas “denda” pelanggaran Syariat Agama kita di salib-Nya. Sekarang dengan menerima anugerah-Nya kita dapat lepas dari membayar “denda” pelanggaran hukum Allah. Lagi kita akan menghindari neraka dan hidup selama-lamanya dengan Dia di sorga.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Tahukah Saudara seorang yang sudah menaati Syariat Agama dengan sempurna, selain Isa Al-Masih? Jelaskanlah jawaban Saudara.
- Mengapa sebagian orang yang melanggar Syariat agama, walau beramal dan tambah sholat, masih merasa malu dan salah dan tidak ada damai di hati?
- Apa yang akan terjadi pada orang yang tidak menjalankan Syariat Islam dengan sempurna? Bagaimana jalan keluar dari nasib ngeri mereka?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Yang Mana Syariat Agama Terbaik?
- Bagaimana Jika Tidak Mampu Menjalankan Syariat?
- Mukmin: Bagaimana Perbedaan Agama Kristen Dan Pengikut Isa Al-Masih?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Ditulis oleh: Jason Gilead
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
*****
1. “Tahukah saudara seorang yg sudah menaati Syariat Agama dengan sempurna, selain Isa Al-Masih?”
Semua nabi yang diutus Allah itu telah sempurna menjalankan syariat Allah.
2. “Mengapa sebagian orang yang melanggar Syariat agama, walau beramal dan tambah sholat, masih merasa malu dan salah dan tidak ada damai di hati?”
Kata siapa tidak ada damai dalam hati? Memang kalian bisa tahu hati manusia?
3. “Apa yang akan terjadi pada orang yang tidak menjalankan Syariat Islam dengan sempurna?” Nilai pahalanya tidak sempurna.
“Bagaimana jalan keluar dari nasib ngeri mereka?” Memohon ampun kepada Allah dan selalu memperbaiki diri dan belajar tentang ilmu agama, karena dengan ilmu kita bisa dekat dengan Allah.
*****
Saudara Rizal,
1. Bila semua nabi telah menjalankan secara sempurna syariat Allah, maka tertulis dimanakah dalam Taurat dan Injil bahwa semua nabi adalah suci? Mohon kiranya saudara menyebutkan dan menuliskan ayatnya di forum ini.
2. Memang kami tidak tahu isi hati manusia. Tetapi siapapun yang melanggar syariat Allah merasa malu dan bersalah, bukan? Adakah orang yang tidak merasa bersalah ketika melanggar syariat Allah? Apakah amal dapat memberikan rasa damai? Mengapa?
3. Jawaban yang menarik. Sanggupkah saudara memperbaiki diri dan mencapai standar Allah, yaitu sempurna? Demikian juga, apakah dengan belajar ilmu agama dapat mendekatkan diri dengan Allah? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
To: Rizal,
Siapa nabi yang sempurna menjalankan syariatnya? Musa saja yang menulis kitab Taurat dan bertemu langsung dengan Allah sejati, tetap melakukan dosa, sehingga Musa sendiri tidak masuk negeri perjanjian. Coba sebutkan nabi mana yang sempurna melakukan seluruh perintah Allah tanpa cacat?
Yesus pernah berkata: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yohanes 14:27).
~
Saudara Hendy,
Kami kira terlalu terburu-buru menyatakan bahwa semua nabi telah sempurna. Sebab tidak bukti literatur manapun yang menyatakan manusia sempurna, kecuali Isa Al-Masih. Harap ini menjadi bahan perenungan bersama.
~
Solihin
~
Mana ada yang bisa menggenapi 613 Hukum Taurat. Jangan membunuh, jangan iri hati, dll. Masih banyak lagi. Semua dalam hidupnya pasti pernah melanggar. Hanya Yesus yang ditulis suci dan tidak pernah melanggar Hukum Taurat tapi masalah hati damai adalah…misalnya Sang Budha, dll. Mereka sudah menemukan hakikat hidup dan mati sehinga bisa damai jiwanya. Mungkin yang dimaksud tidak bisa damai jiwanya adalah admin sendiri.
Kalau tidak dapat menjalani dengan sempurna menurut ajaran Kristen masuk neraka. Masuk surga percaya bahwa Allah sudah menebus dosa manusia dan menjalankan ajaran Allah. Menjalankan ajaran Allah yang mana? Tentu saja ajaran kasih. Selama ajarannya menekankan kasih pasti itu ajaran dari Allah.
~
Saudara Tosto,
Memang benar bahwa sangat sulit untuk menggenapi 613 aturan tertulis yang digali dari Taurat. Bagaimana mungkin dapat melakukannya secara sempurna? Hanya Isa Al-Masih yang mampu menggenapi semua itu. Dia adalah suci dan tidak pernah berbuat dosa (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:46), sehingga hanya Dia yang mampu menggenapi semua aturan tersebut. Itu sebabnya, Isa Al-Masih pernah berkata, “Sudah selesai”, saat disalibkan (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:30). Kiranya saudara dapat memeriksa kebenaran ini dalam Injil.
~
Solihin
~
To: Tosto,
Manusia bisa memberikan apapun pada orang lain, tapi tanpa kasih. Sedangkan Yesus memberikan nyawa-Nya dengan dasar kasih. Yoh 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
~
Saudara Hendy,
Mengacu pada artikel di atas, maka kita mengetahui seluruh syariat Hukum Taurat telah dilakukan Isa Al-Masih karena kasih. Sebab Isa Al-Masih berfirman, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 15:13). Semua itu dilakukan Isa Al-Masih agar manusia diselamatkan.
~
Solihin
~
Hendy,
Sekarang saya bertanya kalau Nabi Musa pernah berdosa apakah Allah tidak mengampuni dosa Nabi Musa? Apakah Nabi Musa sedang di neraka sekarang? Tidak, bukan? Itu artinya ampunan Allah sangat luas, walaupun Nabi Musa pernah berdosa tapi karena Nabi Musa selalu mematuhi perintah Allah dan memohon ampun atas segala dosanya maka Nabi Musa diampuni dosanya.
Begitu juga kita. Sebesar apapun dosa kita ampunan Allah itu sangat luas. Ini point pentingnya. Yang penting kita selalu patuh terhadap perintah Allah dan selalu memohon ampunan Allah maka niscaya Allah akan mengampuni dosa kita seberapa besarpun dosanya.
Berkali-kali juga saya bilang sama Anda. Kalau Yesus itu Tuhan siapa yang berani mencabut nyawa Tuhan? Tuhan yang mana yang mencabut nyawa Yesus? Jawab Hendy, sampai sekarang Anda belum jawab.
~
Saudara Rizal,
Mengacu pada jawaban saudara sebelumnya bahwa semua nabi telah sempurna menjalankan syariat Allah, maka jawaban saudara tersebut telah menunjukkan inkonsistensi. Sebab Nabi Musa tidak sempurna menjalankan syariat Allah. Ini artinya Nabi Musa adalah manusia berdosa. Itu sebabnya, tidak mungkin seseorang diselamatkan hanya dengan meminta ampun. Sebab setiap dosa harus dihukum sebagaimana seorang ayah tetap memberikan konsekuensi kepada anaknya bila berbuat kesalahan, sekalipun anaknya telah meminta maaf.
Karena itu, Isa Al-Masih memberikan nyawa-Nya agar manusia diselamatkan. Hal ini telah difirmankan Isa Al-Masih sebelumnya. “Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:18). Ini berarti Isa Al-Masih memberikan nyawa-Nya menurut kehendak-Nya kepada Bapa.
~
Solihin
~
To: Rizal,
Dari jaman Adam jatuh dalam dosa sampai dengan jaman sebelum Yesus datang, pengampunan dosa atau lambang pertobatan dibayar dengan pencurahan darah binatang terutama darah domba yang tak bercacat. Dan Yesus yang menggenapinya, kesalahan apapun harus ada gantinya atau hutang itu harus dibayar, hutang nyawa bayar nyawa, hutang gigi ganti gigi. Anda pernah dengar? Apa anda itu sudah baca Alkitab? Perjanjian Baru saja dulu secara menyeluruh.
Lukas 23:46, “Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.’ Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.” Jelas sekali Yesus menyerahkan nyawa-Nya pada Allah Bapa, karena tanpa seijin Yesus, Allah Bapa pun tidak bisa mengambil nyawa Yesus. Kenapa? Karena Yesus adalah Firman Allah yang adalah Allah.
~
Saudara Hendy,
Ketentuan yang tertulis dalam Hukum Taurat telah digenapi Isa Al-Masih. Itu sebabnya, Isa Al-Masih pernah berfirman, “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur” (Injil, Rasul Lukas 24:44). Ayat-ayat di atas merupakan penegasan bahwa Isa Al-Masih menggenapi semua yang tertulis dalam Taurat, Zabur, dan kitab para nabi.
~
Solihin
~
Hendy,
Saya harus ingatkan lagi kepada Anda untuk kesekian kalinya bahwa tanpa anda suruh pun orang Islam memang diwajibkan mengimani Yesus sebagai utusan Allah, karena memang faktanya baik dalam Al-Quran dan kitabmu bahwa Yesus mengaku utusan Tuhan, cuma kalian saja (orang Nasrani) mengangkat Yesus menjadi Tuhan kalian, padahal dalam kitabmu tidak ada ayat yang mengaku bahwa Yesus itu Tuhan.
Kalau memang benar bahwa Yesus mampu menyelamatkan manusia dari azab neraka. Bagai saya itu juga kabar gembira. Kenapa saya harus menolak kabar gembira tersebut? Hanya bedanya saya sama anda, bagi saya iman saja kepada Allah dan kepada Yesus sebagai utusan Allah tidak cukup, tapi saya harus mentaati segala perintah Allah dan mengikuti para nabi. Itu sebenarnya perbedaan anda dengan saya.
~
Saudara Rizal,
Kami menghargai pendapat saudara bahwa bagi saudara iman tidak cukup, tetapi juga harus menaati perintah Allah dan mengikuti para nabi. Nampaknya ini baik. Tetapi sesungguhnya tidak. Sebab pernyataan saudara mengandung persoalan serius. Apakah saudara sanggup melakukan seluruh perintah Allah tanpa pernah melanggarnya satu kalipun dari sejak saudara dilahirkan hingga dewasa? Ini adalah standar Allah yang sempurna. Bagaimana saudara?
Mengenai Ketuhanan Isa Al-Masih. Sesungguhnya Injil telah menjelaskan secara eksplisit dan implisit mengenai Ketuhanan Isa Al-Masih. Salah satunya adalah Injil, Rasul Besar Yohanes 13:13, “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.” Silakan saudara mengunjungi link ini: https://tinyurl.com/y8w8qv3r untuk mendiskusikannya lebih lanjut, karena hal itu tidak sesuai dengan topik di atas.
~
Solihin
*****
1. Ya, saya setuju, bahwa hanya Allah Yesus Kristuslah sebagai “Syariah Religius”, dan tidak ada lagi sebab hanya Allah Yesus Kristus yang mampu memberikan ampunan dosa kepada manusia dengan cara “percaya dan taat kepada Allah Yesus Kristus”, sesuai dengan Yohanes 3:36.
2. Sebab Allah mereka tidak mampu memberikan ampunan dosa, dan tidak ada harapan masuk sorga, selain dari Allah Yesus Kristus sebagai “Juruselamat Manusia” sesuai dengan Kitab Nabi Hosea 13:4.
3. Yang terjadi adalah “tidak ada kedamaian di dalam hati”, karena amalmu lebih kecil dan dosa lebih besar, untuk itu agar kita memiliki kedamaian di dalam hati, mari kita “percaya dan taat” kepada Allah Yesus Kristus, sebab hanya Allah Yesus Kristuslah “jalan, kebenaran dan hidup” menuju sorga. Amin.
*****
Saudara Natal,
Diperlukan penelusuran lebih jauh mengenai penggenapan syariat Islam dan penggenapan syariat Allah yang dilakukan Isa Al-Masih. Siapakah yang sanggup melaksanakan syariat Islam secara sempurna tanpa pernah melanggar satu kalipun? Perhatikan bagaimana Isa Al-Masih telah menggenapi semua syariat Allah guna menyelamatkan manusia dari dosa (Injil, Rasul Lukas 24:44).
~
Solihin
~
To: Rizal,
Anda hanya beriman pada Yesus atau Isa hanya sama seperti nabi-nabi lain, apalagi Anda itu lebih beriman pada Muhammad, dipastikan Isa Al-Masih tidak akan menyelamatkan Anda. Anda bisa selamat dengan cara hanya beriman atau percaya dan mengaku bahwa Yesuslah Tuhan dan Juruselamat Anda itu.
Saya sarankan, kalau anda sungguh-sungguh ingin mengenal kebenaran anda bisa berdoa pada Allah sejati, supaya anda ditunjukkan siapakah Allah sejati itu, asal hati anda jujur dan rindu mengenal kebenaran itu, maka saya yakin Allah sejati akan menunjukan kebenaran itu, karena saya percaya Allah Sejati itu hidup dan mengasihi anda dan saya dan semua umat manusia.
~
Saudara Hendy,
Memang diperlukan kejujuran dan keterbukaan hati nurani terhadap firman Allah. Bila seseorang merasa mampu melaksanakan seluruh syariat Allah tanpa pernah melanggar satu kalipun, maka ia sedang tidak jujur terhadap diri sendiri. Hal ini pun menandakan bahwa ia mengingkari rahmat yang telah diberikan Allah dalam Isa Al-Masih kepada manusia.
~
Solihin
~
Hendy,
Anda bilang saya tidak akan diselamatkan Yesus karena saya mengimani Yesus sama seperti para nabi yang lain. Kata siapa? Justru menurut kitab anda kalau saya mengimani Yesus sebagai utusan Allah justru saya malah akan diselamatkan (Yoh. 5:24). Ini janji Yesus. Justru kalau saya mengimani Yesus sebagai Tuhan itu hanya dijanjikan oleh Paulus dalam Roma 10:9.
Anda bertanya apakah definisi iman. Iman artinya percaya. Anda bisa lihat di Qs 2:25. Anda berkata bahwa dalam Al-Quran iman saja tidak cukup tapi harus beribadah. Saya pikir dalam kitabmu juga diperintahkan hal yang sama. Hanya Anda saja yang tidak mau beribadah kepada Allah. Yesus berkata dalam Mat. 7:21, bukan yang berkata kepada-Ku Tuhan-tuhan akan masuk surga, melainkan orang yang melaksanakan perintah Tuhan yang akan masuk surga.
~
Saudara Rizal,
Bila saudara jujur terhadap diri sendiri dan teks yang saudara baca, maka saudara perlu membaca ayat selanjutnya. Sebab Injil sangat sistematis dan kronologis. Injil, Rasul Besar Yohanes 5:25 menyatakan, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.”
Ayat tersebut menegaskan bahwa Isa Al-Masih memiliki kuasa untuk memberikan hidup kekal kepada manusia bagi setiap orang yang mendengarkan-Nya. Pertanyaannya adalah apakah saudara mau memercayai Isa Al-Masih sebagai satu-satunya Juruselamat, dan tidak ada yang lain? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
To: Rizal,
Kasih itu pengorbanan, bukan cuma bicara saja. Kalau Musa itu memang dengan kuasa Allah bisa terjadi, tetapi kuasa Allah itu tidak membuktikan Allah itu Mahakasih. Contoh: Apabila seorang yang kaya dan berkuasa memberikan bantuan atau derma pada anak yatim, apakah anda langsung berkesimpulan bahwa orang kaya dan berkuasa tersebut sangat mengasihi anak-anak yatim itu?
~
Saudara Hendy,
Menarik sekali tanggapan saudara. Memang benar bahwa kasih memerlukan pengorbanan. Tidak ada kasih tanpa pengorbanan. Ini yang dilakukan Isa Al-Masih untuk menggenapi seluruh syariat Allah. Harap saudara Rizal mempertimbangkan untuk mempelajari Injil secara sungguh-sungguh dan jujur.
~
Solihin
~
Om Rizal: “Semua nabi yang diutus Allah telah menerapkan dengan sempurna syariah Tuhan.”
Res: Om, bagaimana semua nabi dapat melakukan syariah Allah Tuhan Yesus Kristus? Memang pada zaman Musa yang mengizinkan kamu untuk menceraikan istrimu, namun Allah Yesus Kristus datang ke dunia mengatakan: “Barangsiapa menceraikan istrinya kecuali karena zinah lalu kawin dengan perempuan lain ia berbuat zinah” (Matius 19:9).
Om, bagaimana semua nabi dapat menjalankan syariah religius? Berarti perkataan anda adalah sia-sia dan bukan jalan Allah Yesus Kristus, sebab banyak ajaran berbuat zinah dengan seenaknya melakukan kawin-cerai. Om, benarkah nabimu melakukan syariah religius dengan mengesahkan kawin-cerai sesuaikan dengan Matius 19:9?
~
Saudara Natal,
Menjalankan syariah Allah secara sempurna adalah mustahil. Bila ada yang beranggapan bahwa ada yang dapat menjalankan syariah Allah secara sempurna, maka sesungguhnya ia sedang membohongi dirinya sendiri. Sebab realitanya adalah semua nabi telah gagal menjalankan syariah Allah, bukan? Contoh sederhana adalah Adam. Dia pun gagal menjalankan syariah Allah.
~
Solihin
~
Sesuai dengan tafsir Ibnu Katsir kepada surah Maryam :71 dengan jelas mengatakan bahwa semua umat Islam akan terlebih dulu menikmati neraka baik yang dengan gigih melakukan hukum Islam maupun yang kurang. Setelah di dalam neraka baru diseleksi oleh Allah mereka siapa yang lulus dan siapa yang tertinggal di sana.
~
Saudara Agur,
Memang benar bahwa Al-Quran menyatakan, “Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.” Tentu ini perlu dipikirkan mengingat syariat Islam perlu dilaksanakan. Tetapi dampaknya bagi hidup seorang Muslim tetap dimasukkan ke neraka. Ini memerlukan kajian lebih jauh.
~
Solihin
~
Natal,
Semua nabi itu punya syariat ibadah yang berbeda.
Sekarang saya tanya duluan mana kitab Injil dan kitab Taurat? Jelas kitab Taurat, di mana kitab Taurat pada saat itu tidak ada larangan menceraikan istrinya. Kalau dalam kitab Taurat tidak ada larangan, bagaimana disebut berdosa?
Agur,
Isi ayat 71, “Tidak ada seorangpun darimu melainkan mendatangi neraka…” Mana ayat dari 71 di atas mengatakan umat Muslim akan masuk neraka? Justru kalau anda baca sampai ayat 72 Allah menyelamatkan orang yang beriman.
~
Saudara Rizal,
Kami tertarik untuk menanggapi tanggapan saudara pada saudara Agur. Memang Qs 19:71 tidak secara eksplisit menyebutkan umat Muslim. Tetapi konteks ayat itu ditujukan kepada umat Islam, bukan? Apakah nabi saudara menujukan ayat tersebut kepada agama lain? Bagian mana yang menyebutkan bahwa ayat itu ditujukan kepada umat beragama lain? Bagaimana saudara?
Mengacu pada topik di atas, maka setiap Muslim perlu mempertimbangkan kesanggupan dalam menjalankan syariah Islam. Benarkah Muslim sanggup melaksanakan syariah Allah tanpa pernah melanggar satu kalipun? Mengapa? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Rizal,
Ayat 71 mengatakan terlebih dulu mendatangi neraka, lalu ayat 72 mengatakan penyeleksian di neraka. Nah, menurut anda mengapa perkataan Muhammad dalam hadits kontradiksi dengan wahyu Allah SWT dalam Al-Quran? Apakah Muhammad lebih hebat dari Allah SWT itu?
~
Saudara Agur,
Pertanyaan yang menarik sekali. Membandingkan Al-Quran dan hadits diperlukan untuk menunjukkan konsistensi ajaran Islam mengenai neraka. Harap saudara-saudara Muslim berani membandingkan Al-Quran dan hadits dengan sikap kritis.
~
Solihin
~
Agur,
Coba anda baca baik-baik ayat 71. Apakah ayat tersebut mengatakan bahwa orang Muslim harus mendatangi neraka? Tertulis dimana dalam ayat 71 bahwa orang Muslim harus mendatangi neraka?
~
Saudara Rizal,
Kami telah memberikan tanggapan mengenai Qs 19:71. Tentu kita tidak hanya memerhatikan apa yang dikatakan teks, tetapi juga konteks. Memerhatikan konteks ayat tersebut, maka ayat tersebut ditujukan kepada saudara-saudara Muslim, bukan? Tidak adanya kata ‘Muslim’ di sini bukan berarti bahwa ayat itu tidak ditujukan kepada Muslim, bukan? Kami berharap saudara dapat memikirkan hal ini.
Mengacu pada syariat Islam yang berlaku, maka amat mustahil umat Islam diselamatkan, bukan? Hal ini sesuai dengan Qs 19:71-72. Karena itu, kami mempersilakan saudara menjawab pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya. Terimakasih.
~
Solihin
~
To: Staff,
Saya hanya berusaha menjawab pertanyaan dari saudara Rizal. Kenapa jawaban saya dihapus dan pertanyaannya saudara Rizal tidak dihapus?
~
Saudara Hendy,
Kami berterimakasih untuk pertanyaan saudara. Kami selalu berusaha menjaga agar diskusi sesuai dengan topik yang ada. Kami memerhatikan bahwa diskusi saudara dan saudara Rizal telah keluar dari topik di atas. Karena itu, kami terpaksa menghapusnya. Kami belum mengetahui pertanyaan saudara Rizal yang mana yang tidak dihapus. Mohon kiranya saudara membantu kami. Terimakasih saudara Hendy untuk pertanyaan saudara.
~
Solihin
~
Solihin: “Bila semua nabi telah menjalankan secara sempurna syariat Allah, maka tertulis dimanakah dalam Taurat dan Injil bahwa semua nabi adalah suci?”
Anda benar! Dalam Alkitab semua nabi pernah berdosa, termasuk Yesus. Tapi rujukan saya adalah Al-Quran bahwa semua nabi yang tertulis dalam Al-Quran adalah orang suci
“2. Memang kami tidak tahu isi hati manusia. Tetapi siapapun yang melanggar syariat Allah merasa malu dan bersalah, bukan?”
Ya, Anda benar. Berarti orang yang melakukan dosa merasa bersalah berarti dalam hatinya masih punya iman kepada Allah dan itu bagus.
“3. Sanggupkah saudara memperbaiki diri dan mencapai standar Allah, yaitu sempurna? Demikian juga, apakah dengan belajar ilmu agama dapat mendekatkan diri dengan Allah? Bagaimana saudara?”
Seperti yang anda bilang bahwa para nabi pernah berdosa, tapi karena mereka memperbaiki diri maka dosanya diampuni dan mati masuk surga. Kalau para nabi bisa, kenapa saya tidak?
*****
Saudara Rizal,
1. Bila saudara menjadikan Al-Quran sebagai rujukan, maka tertulis dimanakah dalam Al-Quran bahwa semua nabi suci? Lalu apa dosa yang telah dilakukan Isa Al-Masih? Tertulis dimanakah itu dalam Alkitab?
2. Tepat sekali. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah mengapa sebagian orang yang melanggar syariat agama, walau beramal dan tambah sholat, tetap merasa tidak ada damai? Bagaimana saudara?
3. Jawaban saudara telah menunjukkan bahwa tidak ada yang dapat mencapai secara sempurna untuk melakukan syariat Allah. Bila nabi saja berdosa dan gagal, maka itu bukan kesempurnaan. Bila nabi saja gagal dan tidak sempurna melakukan firman-Nya, maka dipastikan saudara pun tidak sempurna, bukan? Pertanyaannya adalah mengapa saudara merasa mampu melaksanakan perintah Allah secara sempurna?
~
Solihin
~
Saudara Rizal, Hendy, dan lain-lain,
Kami berterimakasih untuk kesediaan saudara-saudara berdiskusi di forum ini. Kami memerhatikan bahwa topik yang didiskusikan oleh saudara-saudara telah melenceng dari topik di atas. Nampaknya, saudara tertarik mendiskusikan tentang Allah Tritunggal. Bila saudara tertarik mendiskusikan Allah Tritunggal, silakan saudara klik ini http://tinyurl.com/y8tsqkae. Karena itu, kami terpaksa menghapus semua komentar saudara-saudara karena tidak sesuai topik dan melebihi satu kolom. Sekaligus ini sebagai tanggapan terhadap pertanyaan saudara Hendy mengenai komentar yang dihapus.
Kami memohon maaf untuk ketidaknyamanan ini. Tetapi kami merasa sangat baik bila kita mendalami topik di atas sebagai bahan diskusi. Terimakasih untuk pengertian saudara-saudara.
~
Solihin
~
To: Rizal,
Kalau anda masih mau berdiskusi dengan saya masalah Allah Tritunggal. Mari ikuti artikel yang ditunjuk oleh staff, supaya diskusi kita tidak dihapus.
~
Saudara Hendy,
Kami berterimakasih untuk kesediaan saudara mengajak saudara Rizal berdiskusi sesuai topik yang dibahas. Kami menyadari bahwa topik Allah Tritunggal menarik untuk dibahas. Karena itu, kami memberikan link yang tepat untuk mendiskusikannya. Selamat berdiskusi di link tersebut.
~
Solihin