Melalui artikel ini, kita akan mengetahui kebenaran tentang apakah Al-Quran masih murni.
Salah satu pengunjung situs Isa dan Islam berkata “Mengapa Staff IDI ketika menuliskan ayat Al-Quran tidak mencantumkannya dengan lengkap?” Pertanyaan yang sangat menarik. Tidak mencantumkan ayat dengan lengkap, tentu tidak mengurangi esensi dari ayat tersebut, bukan? Sebab, yang menjadi masalah jika menambah atau mengubah ayat-ayat Al-Quran.
Sebaliknya perlu juga mempertanyakan hal yang sama kepada umat Muslim. Mengapa ada banyak ayat dalam Al-Quran yang mendapat tambahan kata, dengan menggunakan kata bertanda kurung? Apakah ada campur-tangan para penterjemah dalam mengartikan Al-Quran? Dapatkah dikatakan bahwa Al-Quran masih murni?
Menambah, Mengurangi Kata akan Merubah Makna
Qs 4:171 “ . . . Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya . . .” Ayat di atas menggunakan kata yang bertanda kurung. Sementara dalam tulisan asli tidak ada kata yang bertanda kurung. Dengan demikian mungkinkah Al-Quran masih murni? Sebab, setiap menambahkan atau mengurangi kata tentu memiliki arti dan makna yang berbeda, bukan?
Contoh kasus yang sedang menimpa Gubernur Jakarta, Basuki Cahaya Purnama atau Ahok. Ia mendapat tuduhan dugaan penistaan agama. Pidatonya di Pulau Seribu, dengan sengaja ada yang mengedit. Pidato yang berdurasi 1 jam 48 menit menjadi 31 detik. Kalimat yang membuat umat Muslim tersinggung ketika Ahok berkata “Dibohongi Al-Maidah ayat 51”. Sementara dengan jelas dalam rekaman Ahok berkata “. . . dibohongi pake sura Al-Maidah 51 . . .”
Bukankah ini hal yang serius tentang bahayanya mengedit kalimat? Bagaimana jika kitab suci yang mengalaminya?
Alkitab Konsisten Menjaga Keaslian
Alkitab berusaha konsisten untuk mempertahankan teks asli dari Alkitab. Alkitab memiliki 24,000 salinan atau manuskrip sehingga dapat diperiksa keaslian teks-teks yang ada.
Allah Menjaga Firman-Nya
Seperti yang tertulis di Qs 18:27, “Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (Al Quran). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merobah kalimat-kalimat-Nya.” Ayat ini tidak berkata bahwa tidak seorangpun dapat mengubah Al-Quran, jadi mungkin saja jika kita mempertanyakan, “Apakah Al-Quran masih murni?“, tetapi tidak seorang pun yang dapat mengubah Firman Allah/Kalimat-Nya. Sementara, Kitab Taurat dan Injil menurut Al-Quran adalah Firman Allah (Qs 29:46). Injil, Surat 1 Petrus 1:25 menyatakan, “Tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya.”
Mengingat bahwa tidak seorang pun pernah mengubah Injil, maka beritanya pun tidak akan berubah. Apakah berita itu? Yakni berita keselamatan yang perlu diketahui semua orang. Injil menjelaskan secara gamblang bahwa Isa Al-Masih menyelamatkan setiap orang yang percaya pada-Nya. “ . . . setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara apakah jika tidak ada penambahan kata bertanda kurung, sangat sulit memahami Al-Quran? Berikan alasan Saudara.
- Menurut Saudara apakah Al-Quran masih asli, melihat banyaknya penambahan kata dari penterjemahnya? Berikan tanggapan Saudara.
- Apa alasan Al-Quran mengatakan bahwa Alkitab adalah Firman Allah menurut Qs 29:46?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Muslim: Al-Quran Masih Murni! Benarkah Demikian?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718.
Riana mengatakan
~
Staff bilang roh yang diberikan kepada Isa Putra Maryam adalah Roh Allah.
Memangnya roh yang ada pada diri saya dan diri anda ini milik siapa kalau bukan roh Allah (Tuhan)? Kalau anda bilang roh ciptaan dan Roh Allah itu berbeda, apa bedanya? Bukankah yang menciptakan roh itu Tuhan?
Tuhan umat Islam adalah hanya Allah, jadi Allah yang menciptakan dan memiliki Roh semua makhluk hidup. Kalau pada ajaran Trinitas ada 3 Tuhan, apakah Maryam yang memberi roh kepada Isa? Atau Isa sendiri yang memberi Roh kepada dirinya? Pasti bukan ya? Allah lah yang memberi Roh kepada semua makhluk Nya.
Semoga ini bisa menjelaskan tafsir Al-Quran dengan membaca tanda kurung atau tanpa tanda kurung.
Wallahualam..
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Riana,
Jelas Roh Allah berbeda dengan roh manusia. Roh Allah adalah Pencipta dan roh manusia adalah ciptaan.
Memang saat kita menerima Yesus Kristus di dalam hati, maka Roh Allah akan melekat dengan roh kita sendiri melalui cara yang tidak dapat kita pahami. Rasul Yohanes mengatakan, “Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:13).
Ketika kita mengijinkan Roh Allah yang telah kita terima dalam hati untuk memimpin kehidupan kita, maka “Roh itu bersaksi dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah” (Injil, Surat Roma 8:16). Dan sebagai anak-anak Allah, kita tidak lagi dipimpin oleh roh kita sendiri, tetapi oleh Roh Allah yang memimpin kita kepada hidup yang kekal.
~
Slamet
Jesus Park mengatakan
~
Riana,
Darimana informasi yang saudara dapat bahwa Kristen mempunyai 3 Tuhan? Saudara dapat membaca Injil agar tidak tersesat dari pemahaman sesat, terutama dari ulama. Allah itu roh, roh yang kudus sedangkan Allah menciptakan roh dengan meniup nafas kehidupan dan menjadi hidup. Sama seperti ketika Isa meniup nafas kehidupan tanah liat yang dibentuk menjadi hidup (QS 5:110).
Bagaimana membuktikan bahwa allah saudara adalah Allah pencipta? Misalnya, dapatkah ia menjaga wahyunya terutama Quran? Apakah Quran yang sekarang asli? Jatuh dari lauh mahfuzh atau ditulis ketika nabi saudara masih hidup atau ketika nabi saudara meninggal? Dapatka saudara jelaskan berdasarkan data, jangan imajinasi!
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Park,
Memang menggunakan Al-Quran sebagai penilai Alkitab, kami kira tidak tepat. Ajaran Alkitab tidak dapat dipahami dengan mengunakan standar ajaran Al-Quran. Seharusnya Kaum Muslim dapat membaca Alkitab terlebih dahulu karena Al-Quran pun menyatakan demikian (Qs 5:46). Berharap pertanyaan sdr dapat dibaca dan dijawab oleh Sdr. Riana. Terima kasih saudara Park untuk tanggapannya.
~
Purnama
Wahyu Kurniawan mengatakan
~
“Mengapa ada banyak ayat dalam Al-Quran yang mendapat tambahan kata, dengan menggunakan kata bertanda kurung?” Tujuan utamanya hanya satu, yaitu untuk mempermudah memahami maksud dari ayat tersebut sedang berbicara tentang apa.
“Dapatkah dikatakan bahwa Al-Quran masih murni?”
Lah? Kan yang ditambahi kata bertanda kurung Hanya terjemahannya, bukan teks aslinya. Teks asli Quran kan berbahasa Arab. Memang pernah lihat Quran yang bertuliskan Arab tapi ada tanda kurungnya? Tidak kan? Yang Anda lihat bertanda kurung itu cuma terjemahan bahasa Indonesianya kan? Anda bisa jawab sendiri kan, Quran masih murni atau tidak.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Wahyu Kurniawan,
Terima kasih untuk komentar sdr. Kami akan menanggapinya. Apakah artinya bahwa tanpa tambahan tersebut maka umat Islam akan sulit memahami Al-Quran? Bagaimana menurut sdr?
Benar, teks asli Al-Quran adalah bahasa Arab dan hal itu sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Pertanyaannya, mengapa sudah diterjemahkan tetapi masih ditambahkan dengan kata-kata yang tidak ada dalam bahasa aslinya? Bukankah hal itu dapat mengubah esensi dari ayat tersebut? Mengapa tidak menggunakan pengertian dari bahasa asli? Bagaimana menurut sdr?
~
Purnama
Wahyu Kurniawan mengatakan
~
“Mengapa sudah diterjemahkan tetapi masih ditambahkan dengan kata-kata yang tidak ada dalam bahasa aslinya?”
Makanya kalau sudah tahu tak mengerti, jangan sok tahu berasumsi sendiri. Jadi keliatan tololnya. Quran kan bahasa Arab. Sementara umat Muslim tak hanya orang Arab saja. Mungkin kalau orang Arab bisa paham karena mereka bisa bahasa Arab. Sementara orang Indonesia tak bisa bahasa Arab, jadi saat diterjemahkan ke bahasa Indonesia kadang suka tak ada padanan katanya di bahasa Indonesia. Makanya dalam kurung perlu untuk mempermudah memahami apasih maksud sebenarnya dari ayat tsb. Lagipula dengan penambahan dalam kurung sama sekali tidak mengubah makna yang disampaikan ayat tsb, tapi memperjelas maknanya.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Wahyu,
Kita sangat berterima kasih bila Al-Quran sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Ini sangat menolong dan sudah pasti semua orang yang bisa membaca dan mengerti bahasa Indonesia akan tahu makna yang disampaikan. Kami akan berikan contoh: Qs 4:171 “ . . . Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan roh dari-Nya . . .” Ini bisa dimengerti tanpa perlu ditambahkan oleh tafsiran manusia. Ingat, manusia itu terbatas, kalau yakin firman Allah sebenarnya tidak perlu ditambah atau dikurangkan.
Oh ya, tanggapan saudara Park dibawah ini kiranya dapat saudara pertimbangkan.Terima kasih untuk tanggapannya saudara Wahyu.
~
Purnama
Jesus Park mengatakan
~
Wahyu,
Tetapi kadang tanda kurung itulah yang menyesatkan sehingga artinya tidak sesuai bahkan dipaksakan. Darimana saudara dapat membandingkan teks aslinya? Di mana Al-Quran milik Abu bakar? Di mana Al-Quran milik Ustman? Apakah Al-Quran yang sekarang saudara pegang berasal dari salah satunya?
Dikisahkan oleh ‘Umar bin Al-Khattab: Aku dengar Hisham bin Hakim bin Hizam melafalkan Surat al-Furqan dengan cara yang berbeda dengan caraku. … nabi berkata: Al-Quran telah dinyatakan dalam tujuh cara yang berbeda, jadi lafalkan dengan cara yang mudah bagimu.” (HR. Bukhari, 2419), di mana Quran yang lain. Ditambah lagi penemuan Al-Quran tidak ada tanda baca, dan sekarang sudah ditulis dengan tanda baca? Bukti?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Park,
Penjelasan yang saudara sampaikan tepat sekali. Ada kemungkinan pada awalnya tulisan dalam Al-Quran tidak ada kata yang bertanda kurung. Namun di dalam terjemahannya banyak ayat-ayatnya yang ditambah dengan kata yang bertanda kurung. Padahal setiap penambahan atau pengurangan kata tentu memiliki arti dan makna yang berbeda.
Misalnya dalam Qs 4:171, “Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu383, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, ‘Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya.”
~
Slamet
Haris mawardi mengatakan
~
Pernah ada suatu ketika Alquran ditulis oleh sahabat dan ternyata ada orang yang mencoba menulis ulang lalu tulisan tersebut disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dan ternyata isinya salah. Lalu nabi Muhammad memerintahkan kepada para sahabat untuk menghapal Alquran dan membakar semua tulisan Alquran, karena apabila hanya dalam tulisan dikhawatirkan akan ada yang salah menulis. Jadi kesimpulannya Alquran disampaikan dari generasi ke generasi melalui hapalan. Sederhana saja apabila semua Alquran di bumi ini dibakar semua kita Muslim tidak takut akan kehilangan Alquran karena banyak penghapal yang akan menulis ulang. Sayang karakter terbatas padahal bahasan belumm selesai
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Haris Mawardi,
Terima kasih untuk tanggapan sdr. Memang sejarah pembukuan Al-Quran kita akan temukan bahwa Kalifah Ustman memerintahkan untuk menyusun kembali Al-Quran, lalu membakar naskah-naskah lainnya. Akibatnya, Aisyah memprotes tindakan itu, karena sebagian ayat-ayat Al-Quran hilang. Katanya “Pada masa Nabi, surah al-Ahzab berjumlah 200 ayat. Setelah Utsman melakukan kodifikasi, jumlahnya menjadi seperti sekarang [yakni 73 ayat].” (dari Jalaluddin Al-Suyuthi dalam kitab al-Itqan). Dengan demikian Al-Quran yang dihafalkan sekarang sama sekali tidak lengkap karena banyak yang hilang dan hanya versi Utsman saja.
Kami salut umat Isalm menghafal Al-Quran. Pertanyaannya, apakah dengan menghafal Al-Quran maka sdr mendapatkan jaminan keselamatan kekal di surga? Apakah hal itu tertulis dalam Al-Quran? Bagaimana sdr?
Perhatikan Firman Isa Al-Masih: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:51).
~
Purnama
Jesus Park mengatakan
~
Haris,
Ternyata tulisan saja tidak menjamin sesuai dengan isinya. Apakah hafalan akan berbeda hasilnya seperti pikiran saudara? Bukankah hafalan akan lebih tidak menjamin lagi? Mungkin saudara perlu pikirkan lagi ide yang tepat agar lebih masuk akal lagi? Bagaimana?
Oya, dapatkah saudara membantu kami memberikan referensi kisah pembakaran saat nabi Islam masih hidup? Sewaktu nabi Islam hidup juga terjadi 7 perbedaan harf pada Quran dan semuanya diakui (Sunan Abu Dawud, 1477). Setelah kematiannya, terjadi penulisan ulang oleh Abu Bakar, lalu ditulis ulang lagi oleh Ustman dan sisanya dibakar kecuali versinya Ustman? Quran yang mana saudara pegang sekarang, versi nabi Islam atau versi Ustman?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Park,
Terima kasih untuk tanggapan sdr. Semoga saudara Haris dapat membaca dan menjawab pertanyaan sdr. Menyatakan bahwa Al-Quran murni dan terjaga itu sama saja mengabaikan fakta sejarah pembentukan Al-Quran. Beberapa kalangan dalam Islam menyatakan bahwa Al-Quran bukan saja distandarisasi oleh manusia yaitu Utsman tetapi pernah dihancurkanatau dibakar. Bila pernah dibakar dan hancur, pertanyaannya apakah Al-Quran masih murni dan terjaga? Perlu dipertimbangkan. Terima kasih.
~
Purnama
Anonym mengatakan
~
Anda mengatakan surah Al ahzab itu 200 ayat pada masa nabi Muhammad tunjukkan dalil berupa hadis shahih dan bukan fatwa ulama bahwa Al ahzab itu 200 ayat.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Anonym,
Bukti-bukti pembentukan Al-Quran menunjukan ada campur tangan dari manusia, khususnya dipahak Islam sendiri. Ada banyak kekurangan Al-Quran dikarenakan tindakan Utsman selain membakar, menstandarisasi Al-Quran dengan versinya.
Aisyah memprotes. Katanya “Pada masa Nabi, surah al-Ahzab berjumlah 200 ayat. Setelah Utsman melakukan kodifikasi, jumlahnya menjadi seperti sekarang [yakni 73 ayat].” (dari Jalaluddin Al-Suyuthi dalam kitab al-Itqan). Dan lagi, As-Suyuti, salah seorang pakar Al-Quran yang paling dihormati mengutip Ibn ‘Umar al Khattab: “Janganlah ada di antara kalian yang mengatakan bahwa ia mendapatkan seluruh Quran, . . .? Banyak dari Quran telah hilang. Oleh karena itu, kalian harus mengatakan ‘Saya mendapatkan sebagian Quran yang ada’” (As-Suyuti, Itqan, part 3, page 72). Dengan ada kesaksian ini, maka dapat dikatakan Al-Quran tidak murni dan tidak terpelihara. Bagaimana menurut sdr?
~
Purnama
indra mengatakan
~
Jawaban saya, penambahan kata terjemahan itu adalah penambahan agar penerjemahan nya bisa dipahami. Seperti Alkitab dimana saat penerjemahan akan ada banyak penambahan. Bedanya Al-Quran tetap memakai bahasa asli Arab sedangkan Alkitab setelah diterjemahkan dari bahasa aslinya otomatis akan mengalami penambahan dan seperti pemahaman anda. Tentunya ini akan mempengaruhi makna.
Itulah sebabnya Al-Quran tetap asli karena menggunakan bahasa asli. Di Islam kami sangat menghormati Injil karena disebutkan itu termasuk kitab yang diturunkan ke rasul Allah tetapi sayang kaumnya melakukan banyak perubahan.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Indra,
Meskipun Alkitab diterjemahkan di dalam berbagai macam bahasa namun isi dan makna Alkitab tetap sama.
Karena tujuan Allah menyampaikan firman-Nya agar manusia mengerti dan melakukan kehendak-Nya.
Ini sangat berbeda dengan Al-Quran. Al-Quran dipaksakan untuk semua orang asing yang tidak mengerti bahasa Arab. Pertanyaannya, seberapa banyak umat Islam mengerti dan memahami Al-Quran dalam bahasa Arab? Bukankah terjemahan membantu orang di luar bangsa Arab untuk mengerti dan memahaminya?
Jelas lebih baik bila seseorang dapat mempelajari kitab suci dengan bahasa yang dimengerti daripada bahasa asing tetapi tidak dimengerti.
~
Slamet
Jesus Park mengatakan
~
Indra,
Mengapa Taurat Kristen dan Yahudi tetap sama hingga sekarang? Karena Kristen menerima semua isi Taurat, menyimpan dan menyatukannya dalam satu kitab yaitu Alkitab. Tetapi Quran mengklaim Alkitab berasal dari allah yang sama, mengapa tidak menggabungkan dalam Quran, sebaliknya membiarkan Alkitab diubah? Tentu, karena Alkitab bertentangan dengan Quran. Bahkan nabi Islam mengikuti tradisi Yahudi, lalu mengubahnya seperti, (1) mewarnai rambut (HR. Bukhari, 5899), (2) Ibadah (Sunan Abu Dawud, 652), (3) di kuburan (Sunan Abu Dawud, 3176), dll. Jadi Muslim hanya klaim tanpa dapat membuktikan bahwa Injil sudah diubah? Karena Muslim kesulitan melindungi Islam jika Injil sekarang masih asli?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Park,
Terima kasih untuk tanggapan sdr. Seharusnya kaum Muslim dan semua orang berani berpikir kritis dan bersedia mempelajari Al-Quran dan Injil secara subyektif, agar dapat memahami kebenaran yang sesungguhnya.
~
Purnama
reva mengatakan
~
Perdebatan tentang kebenaraan Al-Qur’an dan Alkitab sudah selesai dibahas oleh dr Dzakir naik, ratusan kesalahan di Alkitab tidak terjawab hingga saat ini, sedangkan belum ada kesalahan 1 pun di Al Qur’an. Saudara-saudara semua bisa melihat videonya / cd nya. Tiada guna kita berdebat disini dengan orang-orang kurang berilmu.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Reva,
Sebenarnya Dr, Zakir Naik tidak paham dengan Alkitab, ada banyak hal yang sama sekali disampaikan namun tidak sesuai konteks pembahasan Alkitab. Mengenai Alkitab, Al-Quran jelas mengatakan bahwa Alkitab adalah Firman Allah (Qs 3:3-4, 2:136, 176, 29:46). Kami bertanya kepada sdr. Tunjukkan satu saja kesalahan dalam Alkitab? Berikan refrensi yang jelas agar kita sama-sama dapat menyelidikinya. Bagaimana sdr?
Nah, benarkah Al-Quran tidak mempunyai kesalahan? Apakah pernyataan sdr adalah fakta atau klaim. Kami mengajak sdr untuk melihat penjelasan dalam artikel berikut: https://tinyurl.com/yars9bvn Semoga dapat dipertimbangkan.
~
Purnama
Misterx mengatakan
~
Apa alasan Al-Quran mengatakan bahwa Alkitab adalah Firman Allah menurut Qs 29:46?
Baca yang bener donk, belajar bahasa Arab. Nih, kasih terjemahan biar gak gagal paham.
“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka, dan katakanlah, ”Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhan kamu satu; dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.”
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Misterx,
Terimaaksih atas kutipan ayatnya. Dari ayat yang saudaar kutip dapat kita lihat bahwa umat Muslim diperintahkan untuk jangan berdebat dengan ahli Kitab dan hendaknya beriman pada Kitab-kitab Allah yang telah diturunkan. Kitab-kitab Allah yakni Taurat dan Injil.
Jadi umat Muslim juga harus beriman dan menyakini Taurat dan Injil sebagai Firman Allah, bukan?
~
Noni
Ilham mengatakan
~
Semoga yang menulis bisa bahasa Arab, Ibrani dan Inggris, biar cerdas, amin. Kalau masalah ubah dan tidak, Al-Quran jelas tidk diubah kalau bahasa Arabnya. Yang diubah ya di rranslate ke Indonesianya (karena sebagai penjelas). Jelas beda dong bahasa Arab dan Indonesia dalam pengartian.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Ilham,
Terjemahan Kitab Suci dalam berbagai bhasa adalah untuk memudahkan pembacanya agar bisa memahami isi Kitab tersebut. Alkitab pun diterjemahkan dalam berbagai bahasa, tetapi tidak mengubah makna pesan yang hendak disampaikan di dalamnya.
Jadi terjemahan ke dalam berbagai bahasa tidak boleh membuat arti sebenarnya berubah.
~
Noni
Paulus goran mengatakan
~
Injil itu sudah diubah dengan Injil Perjanjian Baru (pendapat pribadi saya). Soal masalah penerjemahan dalam Al-Quran, memang bila kita mau mencari makna suatu yang tertulis, tidak bisa hanya belajar tentang kata per kata, harus juga belajar tentang konteks. Contohnya mengenal sejarah turunnya suatu wahyu. Perdebatan soal di atas saya pikir terlalu dangkal..
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Paulus Goran,
Memang menarik mempelajari suatu konteks terhadap suatu teks. Seperti kata saudara bahwa konteks menolong pembaca memperoleh pengertian yang lebih mendekati kebenaran teks tersebut. Demikianlah Alkitab, konteks sejarah maupun konteks pewahyuannya secara jelas ditampilkan sehingga para pembaca mudah menyelidikinya.
Mengenai Al-Quran, sebagian besar umat Islam diseluruh dunia ini kesulitan untuk mempelajarinya kecuali mendapatkan bantuan dari sumber kedua setelah kitab itu sendiri yaitu dari para alim ulama. Namun persoalannya justru terjadi karena kebergantungan pada sumber kedua tersebut.
Apakah saudara tertarik memeriksa Alkitab atau Injil, kunjungi https://tinyurl.com/amukhjt
~
Noni
Zulkifli mengatakan
~
Kemurnian Al-Quran tetap terjaga sampai hari ini. Mulai zaman Muhammad sampai kini banyak orang hafal Al-Quran. Andai hari ini semua tulisan Al-Quran dibuang dan dihapus, namun Al-Quran bisa ditulis kembali tanpa ada kesalahan. Allah tetap menjaga kemurnian Al-Quran. Jutaan orang hafal Al-Quran. Janji Tuhan terbukti.
Selain itu, kabar gaib yang disebut Al-Quran sudah banyak terbukti, ditambah lagi dengan kodefikasi angka yang mempesona ikut menjaganya. Al-Quran terdiri dari 114 (6×19) surat, 30 juz (terdapat 19 bilangan komposit pada 30 bilangan asli pertama). Ada 57 (3×19) surat menyebut angka. Terdapat 38 (2×19) angka berbeda. Hasil jumlah semua bilangan aslinya=162146 atau 8534×19.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Zulkifli,
Tentulah setiap orang mengharapkan bahwa tidak akan ada masalah ketidakmurnian atas apa yang sedang mereka miliki saat ini. Baik itu kemurnian keturunan dalam keluarga, kemurnian pendidikan yang diterima disekolah, dan kemurnian atas agama yang diwariskan oleh keluarga. Tidak heran ada banyak cara untuk meyakinkan hal itu.
Semoga Al-Quran memang tidak berubah sejak para sahabat nabi menulis, walau memang pernah mengalami peralihan versi Al-Quran dimasa dikekhalifahan Ustman. Bahkan beberapa kali terjadi penumpahan darah dalam sejarah Islam ketika masih terdapat pemegang versi lain selain versi Ustman yang telah diakui. Mereka yang rela mati terbunuh itu pun mengakui Al-Quran versi nyalah yang murni.
~
Noni
Jesus Park mengatakan
~
Paulus,
Mengapa saudara menggunakan pendapat pribadi untuk menuduh Injil dipalsukan? Mengapa saudara tidak menggunakan akal sehat, agar sebelum menuduh, pelajari dulu fakta sejarah. Dengan fakta sejarah ini maka akan terungkap dengan jelas bahwa Injil yang sekarang masih sama dengan Injil masa murid Isa. Selain itu, jika saudara percaya dengan Al-Quran, maka saudara seharusnya yakin bahwa Injil tidak akan dapat dipalsukan, “Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya” (Qs 6:115).
Apakah Al-Quran ada konteks? Ternyata tidak ada. Antar ayat banyak tidak saling terkait. Untuk mengerti maksud ayat, Al-Quran membutuhkan tafsir dan tafsir itu juga mengambil dari hadis. Apakah saudara setuju?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Jesus Patk,
Isu bahwa injil dipalsukan, telah beredar lama di kalangan Muslim. Salah satu alasannya karena Injil telah mengalami revisi dan memiliki banyak versi erta diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Namun jika kita lihat sejarah Al-Quran, saat khalifah Usman, Al-Quran mengalami revisi besar-besaran karena bayaknya Al-Quran yang beredar dalam berbagai versi. Dengan demikian apakah berarti Al-Quran juga telah diubah dan tidak murni lagi?
~
Noni
Jesus Park mengatakan
~
Zulkifli,
Memang jika sering mengklaim yang tidak benar, maka klaim itu tampak seperti kebenaran. Namun fakta tidak dapat ditolak bahwa Al-Quran tetap terjaga hanya imajinasi Muslim. Terbukti dari tidak ditemukan manuskrip yang sama dengan Al-Quran sekarang, akibat dibakar Ustman. Tapi kemana versi asli Ustman? Juga tidak ditemukan aslinya. Lalu muncul Al-Quran 200 th setelah nabi Islam mati keracunan. Tapi apakah tetap sama dengan yang sekarang?
Tradisinya, tetep tidak sama dengan yang sekarang, karena Al-Quran di tulis ulang dengan bahasa Arab baru dan ditambah dengan tanda baca. Jadi kemana bahasa Arab klasik Al-Quran? Tidak ada lagi, kemungkinan sudah dibakar di Kairo Mesir tahun 1928 dengan dana raja Arab.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Jesus Park,
Pada zaman Utsman Al-Quran mengalami revisi besar-besaran karena beredar Al-Quran banyak versi. Ini tentu membuktikan bahwa Al-Quran mengalami perubahan.
~
Noni