Melalui artikel ini, kita akan mengetahui kebenaran tentang apakah Al-Quran masih murni. Karena banyak teman-teman Muslim berkata: “Kitab Allah yang sampai sekarang masih murni adalah Al-Quran, bahkan Al-Quran dijamin keasliannya oleh Allah sampai saat ini.”
Salah satu pengunjung situs Isa dan Islam berkata “Mengapa Staff IDI ketika menuliskan ayat Al-Quran tidak mencantumkannya dengan lengkap?” Pertanyaan yang sangat menarik. Tidak mencantumkan ayat dengan lengkap, tentu tidak mengurangi esensi dari ayat tersebut, bukan? Sebab, yang menjadi masalah jika menambah atau mengubah ayat-ayat Al-Quran.
Sebaliknya perlu juga mempertanyakan hal yang sama kepada umat Muslim. Mengapa ada banyak ayat dalam Al-Quran yang mendapat tambahan kata, dengan menggunakan kata bertanda kurung? Apakah ada campur-tangan para penterjemah dalam mengartikan Al-Quran? Dapatkah dikatakan bahwa Al-Quran masih murni?
Menambah, Mengurangi Kata akan Merubah Makna
Qs 4:171 “ . . . Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya . . .” Ayat di atas menggunakan kata yang bertanda kurung. Sementara dalam tulisan asli tidak ada kata yang bertanda kurung. Dengan demikian mungkinkah Al-Quran masih murni? Sebab, setiap menambahkan atau mengurangi kata tentu memiliki arti dan makna yang berbeda, bukan?
Contoh kasus yang sedang menimpa Gubernur Jakarta, Basuki Cahaya Purnama atau Ahok. Ia mendapat tuduhan dugaan penistaan agama. Pidatonya di Pulau Seribu, dengan sengaja ada yang mengedit. Pidato yang berdurasi 1 jam 48 menit menjadi 31 detik. Kalimat yang membuat umat Muslim tersinggung ketika Ahok berkata “Dibohongi Al-Maidah ayat 51”. Sementara dengan jelas dalam rekaman Ahok berkata “. . . dibohongi pake sura Al-Maidah 51 . . .”
Bukankah ini hal yang serius tentang bahayanya mengedit kalimat? Bagaimana jika kitab suci yang mengalaminya?
Alkitab Konsisten Menjaga Keaslian
Alkitab berusaha konsisten untuk mempertahankan teks asli dari Alkitab. Alkitab memiliki 24,000 salinan atau manuskrip sehingga dapat diperiksa keaslian teks-teks yang ada.
Allah Menjaga Firman-Nya
Banyak Muslim masih saja berpendapat bahwa Kitab Allah Taurat dan Injil yang sekarang tidak Murni, walaupun Al-Quran sudah mengatakan bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang adalah petunjuk dan cahaya bagi orang-orang bertakwa (Qs 5:46).
Seperti yang tertulis di Qs 18:27, “Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (Al Quran). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merobah kalimat-kalimat-Nya.” Ayat ini tidak berkata bahwa tidak seorangpun dapat mengubah Al-Quran, jadi mungkin saja jika kita mempertanyakan, “Apakah Al-Quran masih murni?“, tetapi tidak seorang pun yang dapat mengubah Firman Allah/Kalimat-Nya. Sementara, Kitab Taurat dan Injil menurut Al-Quran adalah Firman Allah (Qs 29:46). Injil, Surat 1 Petrus 1:25 menyatakan, “Tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya.”
Mengingat bahwa tidak seorang pun pernah mengubah Injil, maka beritanya pun tidak akan berubah. Apakah berita itu? Yakni berita keselamatan yang perlu diketahui semua orang. Injil menjelaskan secara gamblang bahwa Isa Al-Masih menyelamatkan setiap orang yang percaya pada-Nya. “ . . . setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara apakah jika tidak ada penambahan kata bertanda kurung, sangat sulit memahami Al-Quran? Berikan alasan Saudara.
- Menurut Saudara apakah bukti Al-Quran masih original/asli, melihat banyaknya penambahan kata dari penterjemahnya? Berikan tanggapan Saudara.
- Apa alasan Al-Quran mengatakan bahwa Alkitab adalah Firman Allah menurut Qs 29:46?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Muslim: Al-Quran Masih Murni! Benarkah Demikian?” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Tantangan Penerjemah Al-Quran Dan Alkitab
- Al-Quran Dan Alkitab – Terdapat Perubahan Dalam Terjemahannya!
- Adakah Versi Injil Bahasa Arab?
- Al-Quran Meyakini Injil Isa Al-Masih
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718.
~
Ini yang selalu ingin saya tanyakan kepada saudara kita Muslim. Kenapa selalu disertai tanda kurung? Kesannya seolah-olah memaksakan sesuatu dan bahasanya pun berbelit-belit/bertele-tele.
~
Saudara LGN,
Pada umumnya umat Muslim menjawab pertanyaan saudara dengan mengatakan bahwa adanya ketidakmampuan bahasa Indonesia untuk menterjemahkan bahasa Arab. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka kata-kata di dalam kurung diperlukan untuk menjelaskan maksud dari ayat-ayat Al-Quran yang tidak ada padanan kata dalam bahasa Indonesia.
~
Slamet
~
Untuk menjawab pertanyaan Para Staf lDA dengan sangat menyesal saya jelaskan bahwa di sini bahwa adanya penambahan kata memakai tanda kurung tersebut bukan berarti adanya penambahan-penambahan. Sehingga bagi orang yang tidak mengerti seakan-akan menyulitkan memahaminya.
Berhubung pertanyaan-pertanyaan tesebut datang dari orang-orang non lslam sehingga bagi mereka sulit memahaminya. Dan untuk menerangkannya membutuhkan ruang dan waktu. Mudah-mudahan Saudara-saudara memakluminya.
~
Saudara Darmawangsa,
Penterjemahan Al-Quran sebenarnya tidak boleh memasukkan kata-kata dalam tanda kurung secara sembarangan, karena dapat mengubah maksud kalimat dalam ayat Al-Quran,
Misalnya dalam Qs 4:171, “Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu383, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, ‘Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya.”
Jelas penambahan kalimat dalam kurung sengaja ditambahkan untuk mendukung pendapat bahwa Isa Al-Masih adalah ciptaan Allah. Pada hal Kalimat Allah itu tidak diciptakan. Dia kekal adanya.
Dan Kitab Suci Injil sebagai kitab pendahulu menjelaskan bahwa Kalimat Allah yang kekal adanya menjelma menjadi manusia melalui proses kelahiran.
“Pada mulanya adalah Firman [Kalimat, Kalam]; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1).
~
Slamet
~
Jawaban no.2
Apabila Si penanya bukanlah Muslim, maka saya berkeyakinan bahwa mereka meragukan keaslian Al-Qurannya.
Sebaliknya bagi umat lslam/Muslim, tidak ada keragu-raguan baginya terhadap Al-Quran. Sebagaimana firman Allah dalam QS 2:2 yang artinya: “Demikianlah Al-Quran tidak ada keraguan dalam kebenarannya. Petunjuk bagi orang-orang bertaqwa.”
~
Saudara Darmawangsa,
Apabila nabi saudara tidak ragu dengan wahyu yang diterimanya, tentunya tidak akan ada perintah dari Allah seperti di bahwa ini, bukan?
“Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu”(Qs10:23).
Bagaimana menurut saudara?
~
Slamet
~
To: Darmawangsa,
Said: “bahwa adanya penambahan kata memakai tanda kurung tersebut bukan berarti adanya penambahan-penambahan”
Perlu digaris bawahi, penambahan kata di dalam kurung tidak berarti adanya penambahan-penambahan. Bagaimana bisa bukan berarti menambahkan, sudah jelas-jelas itu adalah penambahan kata. Sehingga terkesan ada pemaksaan arti dan makna yang sepihak.
~
Saudara LGN,
Kami setuju dengan sudara bahwa penambahan kalimat dalam kurung dapat memberikan makna lain.
Namun umat Muslim mengatakan bahwa kalimat atau kata dalam tanda kurung di suatu ayat itu adalah suatu penjelasan dari ayat tersebut, bukan sisipan atau tambahan dalam ayat Al-Quran. Karena bukan ayat Al Qurannya yang di tambahi penjelasan, tetapi terjemahannya.
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya” (Qs 12:2).
~
Slamet
~
To: Darmawangsa
Said :Jawaban no.2
Apabila Si penanya bukanlah Muslim, maka saya berkeyakinan bahwa mereka meragukan keaslian Al-Qurannya.
Sebaliknya bagi umat lslam/Muslim, tidak ada keragu-raguan baginya terhadap Al-Quran. Sebagaimana firman Allah dalam QS 2:2 yang artinya: “Demikianlah Al-Quran tidak ada keraguan dalam kebenarannya. Petunjuk bagi orang-orang bertaqwa.”
Respon: Jelas non Muslim(Kristen) tidak percaya, kenapa? Di Alkitab tidak ada yang namanya Al-Quran. Justru sebaliknya Al-Quran menyuruh umatnya bertanya kepada Alkitab jika tidak paham.
Sebenarnya ini akan jadi pertanyaan besar, ada apa dengan Al-Quran?
~
Saudara LGN,
Terima kasih untuk komentarnya, semoga dapat memberikan pencerahan bagi umat Muslim.
Bahkan Allah dalam Al-Quran memerintahkan nabi Islam bertanya kepada Ahli kitab. “Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu”(Qs 10:23).
~
Slamet
*****
1. Jika tidak ada penambahan kata bertanda kurung, jelas tidaklah sulit memahami suatu terjemahan.
2. Dengan penambahan kata bertanda kurung oleh penterjemah membuat berbeda makna dengan aslinya. Misalnya kasus editan oleh Buni Yani. Menambahi atau mengurangi suatu kata dalam kalimat bisa merubah maksud/makna dengan aslinya.
3. Qs29:46, “Katakanlah: “Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami, dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu…”
Alasannya Alkitab adalah firman Allah dari Qs di atas adalah kalimat ‘Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu’. Tuhan yang sudah memberi firmanNya di Alkitab 600 tahun sebelum Al-Quran ada, tentu tidak akan membiarkan Alkitab dicemari seteru Allah, artinya dijaga Tuhan kebenarannya.
*****
Saudara Heri,
Terimakasih, saudara memberikan komentar dengan format yang sesuai dengan harapan kami. Semoga hal ini dapat memberikan manfaat dan menjadi contoh dalam memberikan komentar bagi saudara yang lain.
~
Slamet
~
Memang dalam penambahan kata bertanda kurung ada juga bermakna sama dengan aslinya, tapi ada juga yang menjadi melenceng dari aslinya.
Ini mudah dimengerti oleh setiap orang yang sudah mengenyam pendidikan terutama kalau sudah pernah membuat tulisan karya ilmiah, yang sudah terbiasa untuk mengerti, mengolah dan menganalisa kalimat, menganalisa sebab akibat dan ada tidaknya hubungan.
Menurut saya penterjemah Al-Quran menganggap dusta karena terpaksa (taqqiyah) bukan dosa, sedang dalam karya ilmiah saja dusta apapun sudah dianggap kejahatan, tidak lulus.
~
To : Heri,
Yang jelas jika ada yang menambahkan atau mengurangi Firman Tuhan, sangatlah besar konsekuensinya nanti.
~
Saudara LGN,
Kitab Suci Allah ditulis sebagai kesaksian terhadap wahyu yang diterima pada waktu dan tempat tertentu. Kitab Suci itu seharusnya dibaca, diterima dan ditafsirkan. Tetapi menambahkan kalimat dalam tanda kurung dapat mengacaukan maksud penulis.
Dan untuk ini ada akibat yang serius dari Allah. “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini” (Injil, Surat Wahyu 18:22).
~
Slamet
~
Bagus sekali kupasannya.
~
Saudara Winny,
Terimakasih untuk apresiasi yang saudara sampaikan. Kami bersyukur bila ternyata artikel maupun tanggapan komentar dari peserta diskusi dalam forum ini dapat menjadi berkat.
~
Slamet
~
Persoalan kehidupan, dan persoalan Adam dan Hawa terusir dari taman Eden-Firdaus hanyalah satu yaitu dusta.
Begitu juga sekarang ini, kekacauan, masalah muncul dalam bernegara, berbangsa dan bermasyarakat, berkeluarga, berbisnis, dan lain sebagainya. Semuanya hanya karena dusta, pasti akar masalahnya dusta, tidak jujur 100 persen.
Isa Al-Masih adalah suci kudus, firman Allah mengambil rupa manusua mengetahui segala sesuatu mengajarkan muridNya dan semua umat manusia supaya menyadari bahwa Iblis adalah bapa pendusta. Dan ia yang mengajak manusia untuk berdusta dengan memberi pemahaman sesuatu menyesatkan demi kepentingan mendapatkan buah ‘kenikmatan’, ‘kesenangan’, tapi dalam buah itu ada zat beracunnya mematikan.
Semua dusta di hadapan hadirat Allah adalah dosa, merupakan kejahatan.
~
Saudara Kasih,
Terima kasih untuk komentar saudara.
Dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah. Kitab Suci Allah menuliskan, “Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah” (Injil, Surat 1 Yohanes 3:4).
Dan “semua kejahatan adalah dosa” (Injil, Surat 1 Yohanes 5:17).
~
Slamet
~
Bagi yang paham bahasa Arab tentu saja tidak memerlukan tambahan tanda kurung sebagaimana dapat di lihat dalam Al Quran yang tertulis dalam bahasa Arab yang tidak ada tanda kurung di dalamnya.
Memang terjemahan Al-Quran dalam bahasa Indonesia ada yang menambahkan tanda kurung dalam satu atau beberapa kata untuk menjelaskan arti. Sepanjang yang menjadi sumber utama sebagai rujukan masih ada siapa saja yang merasa mempunyai kompetensi dapat membandingkan terjemahan manakah yang mendekati makna yang dimaksud oleh ayat tersebut.
~
Saudara Daandiet,
Mari kita perhatikan sebuah ayat Al-Quran terjemahan, “(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al- Masih ‘Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)” (Qs 3:45) .
Jelas kalimat dalam tanda kurung pada kalimat “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya…” menyimpang dari makna yang sebenarnya.
Kami bertanya kepada saudara. Apakah dalam bahasa asli ada dua kata dalam tanda kurung tersebut? Silakan saudara mempelajari dan bertanya kepada ulama saudara.
~
Slamet
~
Bahkan Allah dalam Al-Quran memerintahkan nabi Islam bertanya kepada Ahli kitab. “Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu”(Qs 10:23).
Yang masih juga jadi pertanyaan bagi saya dan teman Kristen yang lain, mungkin juga jadi pertanyaan dibenak saudara-saudara Muslim, Firman Allah menggunakan kata “Kami”.
Pertanyaannya adalah, siapakah “Kami” itu? Manusiakah? Jika Allah berfirman kenapa pakai “Kami”? Mohon pencerahan nya bagi teman-teman Muslim!
~
Saudara LGN,
Terima kasih untuk komentar saudara.
Kami setuju dengan saudara. Benar, apa yang saudara sampaikan memang benar tertulis dalam Al-Quran. Al-Quran menggunakan istilah “kami” yaitu kata ganti jamak sebagai kata ganti diri-Nya.
Menurut pandangan kami pilihan Al-Quran memakai istilah kata ganti “Kami” pasti memiliki tujuan dan makna. Pertanyaan yang perlu dijawab, “Mengapa tidak menggunakan istilah “Saya/Aku”?
~
Slamet
~
Kepada Sdr. Slamet,
Tolong saudara simak baik-baik penjelasan saya ini. Pertama yaitu adanya adanya kata-kata pakai tanda kurung tersebut bukanlah berarti penambahan. Anda harus tahu bahwa apabila diterjemahkan dari bahasa Arab/Al-Quran akan membutuhkan suatu ilmu yaitu ilmu tafsir Al-Quran.
Hal ini membutuhkan keahlian/ketelitian yang mendalam. Jadi bagi saudara dari agama lain menganggap ini adalah mengada-ada/berlebihan. Sebagai umat lslam/Muslim hal ini telah dijelaskan secara garis besar. Jadi umat lslam jadi mengerti dan dan tidak meragukan seperti anda. Coba renungkan baik-baik.
~
Saudara Darmawangsa,
Komentar saudara di atas semakin menjelaskan bahwa Al-Quran dapat ditambah-tambahkan menurut versi para ulama sehingga membutuhkan penjelasan dalam tanda kurung. Padahal dalam bahasa aslinya tidak ada, bukan?
Mari kita perhatikan sebuah ayat Al-Quran berikut ini: “Sesungguhnya Al-Quran itu adalah benar-benar wahyu (Allah, yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia,” (Qs 69:40).
Apabila kalimat dalam tanda kurung dihilangkan maka artinya dapat menyesatkan umat Islam. “Sesungguhnya Al-Quran itu adalah benar-benar wahyu Rasul yang mulia,”(Qs 69:40). Oleh sebab itu para ulama perlu menambahkan kalimat dalam tanda kurung.
Pertanyaannya, masihkan umat Islam menganggap Al-Quran itu murni?
~
Slamet
~
Kepada LNG,
Memang kalau anda baca dalam terjemahannya terdapat tanda kurung. Apabila anda mengklaimnya itu sah-sah saja, artinya saudara mengerti atau tentang ilmu tafsir Al-Quran? Kalau tidak, lebih baik anda harus belajar terlebih dahulu. Maaf saya bukan ahlinya. Jadi alangkah baik kita tidak berdebat lebih lama.
~
Saudara Darmawangsa,
Sebenarnya yang kita bicarakan di sini sangat sederhana sekali, saudara tidak harus menjadi ahli tafsir. Juga bukan persoalan tata bahasa tetapi benarkah Al-Quran adalah kitab sempurna.
Ternyata setelah kita melihat kasus ini dengan sejumlah kasus lain yang menarik pada artikel di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa Al-Quran tidak sesempurna yang dibayangkan umat Islam.
~
Slamet
~
Salam buat Sdr. Darmawangsa,
Melalui forum ini saya turut merasa puas dengan penjelasan saudara mengenai hal ketidak-mengertinya saudara non Muslim menanggapi perihal terjemahan Al-Quran.
Terus terang saya tidak habis pikir mengapa mereka
seolah-olah kebakaran jenggot atas kebodohan mereka. Dalam hal saudara sudah menjelaskan dimana letak kekeliruannya. Dasar mereka ini keras kepala makanya Allah telah menutup pintu hati mereka untuk menerima kebenaran. Wassalam
~
Saudara Ngeles,
Kalaupun umat Muslim memberi penilaian ataupun mengkritik Alkitab, namun orang Kristen tidak akan marah. Sebaliknya apabila kami menyatakan kebenaran tentang ketidak-murnian Al-Quran, mengapa saudara menuduh kami kebakaran jenggot?
Sebenarnya murni atau tidaknya kitab suci bisa diselidiki. Alkitab sudah diuji tetapi Al-Quran tidak. Apakah umat Islam bersedia Al-Quran dibedah. Lalu bagaimana jika terdapat kesalahan didalamnya. Apakah itu kesalahan Allah atau kesalahan Muhammad?
~
Slamet
~
Wahai Sdr. Ngeles,
Coba baca kalimat Qs 4:171, tanpa kata dalam tanda kurung. “sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan kalimatNya yang disampaikaNya kepada Maryam, dan Roh dariNya.”
Di sini kalimatNya=kalimatullah=firman Allah dan Roh dariNya=Rohullah.
Jelas sangat jauh artinya apabila ditambah kata berikut: “sesungguh Al Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan)kalimatNya yang disampaikanNya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dariNya.
Mengapa ada dusta? Semua orang pikiran normal, sehat menganalisa kalimat pasti mengatakan penambahan kata dalam kurung menjadi melenceng dari makna aslinya, jadi berubah makna.
Bukankah dalam menafsir harus jujur? Tidak boleh ada dusta?
~
Saudara Anto,
Terimakasih telah memberikan komentar yang baik. Kamipun percaya bahwa penjelasan saudara dapat menjadi petunjuk bagi setiap umat Muslim yang sungguh mencari kebenaran Allah.
“Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” (Qs 5:46).
~
Slamet
~
Ketika Allah Yang Maha Esa menciptakan Adam yang tanpa bapak dan ibu, bila tidak ada roh di dalam jasad Adam apakah Adam bisa hidup? Dari manakah roh yang ada dalam diri Adam?
Mengapa mesti berbantah tentang roh Isa putera Maryam, padahal Allah telah berfirman dalam Al Quran ‘ Roh adalah urusan Tuhanmu, kamu hanya diberi sedikit ilmu tentang roh.’
Ya Allah, berilah kami hidayah untuk memahami firman-Mu.
~
Saudara Daandiet,
Kami sependapat dengan saudara bahwa Adam menjadi manusia yang hidup karena hembusan nafas/roh dari Allah. “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup”(Taurat, Kitab Kejadian 2:7).
Namun perlu saudara ketahui bahwa roh manusia adalah roh yang diciptakan, sedangkan Roh Allah adalah Roh Pencipta. Dan Isa Al-Masih memiliki Roh Allah seperti yang dikatakan Al-Quran. “… Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan roh dari-Nya…” (Qs 4:171).
~
Slamet
~
Wahai Sdr. Anto,
Sudah berapa kali saya jelaskan bahwa yang anda permasalahkan di sini adalah penambahan kata dalam dalam kurung. Saudara harus bedakan mana yang dimaksud dengan ayat-ayat Al-Quran dan mana yang dimaksud dengan terjemahan.
Anda cuma pandai mencari kesalahan/kelemahan Al-Quran. Supaya saudara bisa mengerti serta memahami makna ayat-ayat Al-Quran maka saudara harus menguasai ilmu tafsir. Jadi saudara jangan berlagak sok kritis dengan Al-Quran. lngat mulutmu adalah harimaumu.
~
Saudara Ngeles,
Terima kasih atas saran penjelasan saudara tentang penambahan kata dalam tanda kurung pada terjemahan Al-Quran. Semoga dengan jawaban saudara ini semakin banyak para pembaca yang mengetahui tentang kemurnian Al-Quran.
~
Slamet
~
Kepada Darmawangsa,
Katanya Al-Quran itu Firman Allah yang terjamin keasliannya. Dan yang menjadi bahan pertanyaan, jika Al-Quran diterjemahkan ke bahasa Indonesia apakah benar menambahkan kata di dalam tanda kurung?
Saya rasa tidaklah benar, karena Firman Allah ya Firman Allah, tidak boleh ditambah-tambahkan “tanda kurung” walaupun sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Saya bukan ahli tafsir, saya manusia biasa yang percaya Akan kuasa Allah. Saya percaya kuasa Allah akan menuntun saya memahami “Bagaimana Allah berbicara di dalam Alkitab?”
Bagaimana dengan saudara, apakah sudah menguji kitab saudara bahwa itu benar-benar Firman Allah?
~
Saudara LGN,
Terima kasih atas komentar saudara, semoga dapat menjadi bahan perenungan bagi semua pembaca.
Sebenarnya menyelidiki dan mempelajari kitab suci bukanlah sebuah pelanggaran atau dosa. Bahkan setiap umat beragama berhak untuk menguji kitab sucinya, apakah “wahyu” atau ajaran yang disampaikan oleh “nabi” tersebut adalah benar tentang kebenaran dari Allah.
Mengapa? Karena “Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah” (Zabur, KItab Mazmur 12:7).
~
Slamet
~
To : Darmawangsa
Said : Jadi alangkah baik kita tidak berdebat lebih lama.
Saya paham dan mengerti, namun alangkah baiknya kita saling mengingatkan bukan?
Hendaklah perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain (Kolose 3:16)
~
Saudara LGN,
Memang sebagai pangikut Isa Al-Masih kita tidak hanya sekedar pernah mendengar, pernah membaca atau sekedar mengetahui tentang firman Tuhan, namun ditekankan lebih lanjut, bahwa firman itu dengan segala kekayaannya harus benar-benar tinggal dan menetap di dalam hati kita. Kata “tinggal” memiliki makna bukan sekedar hafal dan tahu, namun mengandung arti tinggal bersama-sama dan mempengaruhi hidup orang tersebut, sehingga hidup orang tersebut dapat memengaruhi orang di sekelilingnya juga.
~
Slamet