“Allah Maha Adil! Namun mengapa jauh lebih tinggi keutamaan laki-laki dalam Islam?” Ini adalah kegelisahan yang saya utarakan ke keluarga dan guru agama.
Awalnya mereka tidak marah. Namun kemudian melarang saya bertanya lagi. Mereka menegaskan: “Terima saja ajaran agama. Allah akan menghukum kamu jika membicarakan hal ini lagi!”
Saya seorang wanita dari Timur Tengah. Saya mengalami dan melihat banyak sekali ketidak-adilan terhadap kaum wanita. Saya rindu mendapatkan kasih Allah.
Agar kaum wanita bisa hidup dengan baik, mari simak kisah saya mencari kasih Allah.
1. Benarkah Kodrat Wanita di Bawah Pria?
Setiap hari banyak terjadi ketidak-adilan terhadap kaum wanita. Hal ini karena kuat pandangan masyarakat ada keutamaan laki-laki dalam Islam.
Awalnya saya berpikir karena faktor budaya. Namun rupanya banyak dalil agama yang menyatakan demikian.
Al-Quran menegaskan, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita . . .” (Qs 4:34). Nantinya juga akan mendapat jatah warisan lebih banyak (Qs 4:11-12).
Selanjutnya ada banyak dalil yang menyatakan kekurangan wanita.
- Wanita kurang akal dan lemah agama. Sehingga banyak penghuni neraka adalah wanita (Hadits Bukhari 293).
- Ada kesialan pada wanita. “Kalau ada kesialan pada sesuatu, maka ada pada wanita, kuda dan tempat tinggal” (Hadits Bukhari No.2647).
- Wanita pada dasarnya terdapat kebengkokan (Hadits Bukhari No.4786).
- Bahkan keberadaan alami wanita dianggap najis. “. . . haid itu adalah kotoran . . .” (Qs 2:222).
Semua hal ini meneguhkan keutamaan laki-laki dalam Islam. Sehingga keluarga akan jauh lebih senang jika mendapat anak laki-laki.
Banyak Praktek Ketidak-adilan pada Wanita dalam Masyarakat
Hal ini menimbulkan banyak ketidak-adilan. Derajat wanita seringkali direndahkan.
Saya pernah melihat bagaimana seorang istri yang meminta maaf, karena melahirkan anak perempuan. Atau suami yang memakai alasan ini untuk menikah lagi.
Di dalam keluarga anak laki-laki mendapat keutamaan. Bisa makan terlebih dahulu, dengan porsi lebih besar. Juga mendapat prioritas pendidikan lebih tinggi.
Bahkan ada banyak praktek dalam masyarakat yang memprihatinkan. Misalnya ada anak kecil pria yang memarahi kakak perempuannya karena duduk di kursi favoritnya. Atau anak pria yang berani melarang ibunya keluar rumah.
Semua hal ini menjadi praktek “wajar” di lingkungan saya. Karena berpikir ini adalah jalan hidup yang benar.
2. Mengapa Ada Tekanan Besar untuk Penampilan Wanita?
Salah satu ajaran agama menyatakan wanita adalah aurat (Hadits Tirmidzi No.1093). Sehingga ada tekanan besar untuk berpakaian sangat tertutup (Qs 33:59).
Bahkan ada banyak larangan untuk wanita keluar dengan bebas. Ada batasan berjalan saat pagi atau malam hari. Juga hanya di tempat tertentu saja. Karena menganggap wanita mudah memberi godaan pada pria.
“Sesungguhnya wanita itu datang dan pergi bagaikan syetan. Maka bila kamu melihat seorang wanita, datangilah isterimu, karena yang demikian itu dapat menentramkan gejolak hatimu” (Shahih Muslim 2491).
Hal ini mengakibatkan banyak kesalah-pahaman. Sehingga banyak kejahatan terhadap kaum wanita malah tidak mendapat hukuman.
Kisah Tragis yang Menyedihkan
Saya pernah mendengar kisah yang sangat memilukan. Mengenai pemerkosaan seorang wanita.
Saat wanita ini melaporkan ke pihak berwajib, ia tidak mendapat pertolongan. Malah perlu minimal empat saksi (Qs 24:13). Namun kesaksian wanita hanya setengah kesaksian pria untuk membenarkan pemerkosaannya. Tentu saja hal ini tidak bisa terlaksana.
Justru wanita ini yang mendapat tuduhan perzinahan. Akhirnya ia mendapat hukuman cambuk 100 kali di hadapan orang banyak (Qs 24:2).
Saya sangat sedih dan terkejut mendengar kisah ini. Terlebih lagi, saya juga membaca Hadits Shahih yang menimbulkan kekhawatiran.
“Anakku menjadi pekerja laki-laki ini, ia kemudian berzina dengan isterinya . . . anakmu harus didera seratus kali dan diasingkan selama setahun . . . [sedangkan] istri lelaki ini rajamlah dia” (Shahih Bukhari 6332).
Bagaimana saya sebagai wanita perlu menyikapi semua ini?
3. Bagaimana Kedudukan Istri dalam Keluarga?
Banyak wanita melihat keutamaan laki-laki dalam Islam. Khususnya dalam ajaran mengenai keluarga.
Karena suami bisa memiliki banyak istri (Qs 4:3). Juga suami adalah pemimpin keluarga. Sehingga boleh memukul jika perlu (Qs 4:34).
Dalam hati saya selalu ada kegelisahan mengenai poligami. Apakah kita sebagai wanita menerima hal ini sebagai jalan kehidupan terbaik?
Terlebih lagi saya membaca Hadits. Mengapa Nabi Islam melarang anaknya, Fatimah untuk dipoligami (Hadits Muslim No.4485)?
Selain itu suami bisa memperlakukan istri seperti yang ia kehendaki. “Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki” (Qs 2:223).
Suami boleh mengajak istri berhubungan intim kapan pun ia mau (Hadits Tirmidzi 1080). Dan istri tidak boleh menolaknya (Hadits Bukhari 4794).
Karena hal inilah saya melihat banyak istri depresi dalam masyarakat. Namun tidak tahu bagaimana keluar dari keadaan ini.
Banyak yang takut neraka karena keluar dari jalan-Nya. Maupun terikat dalam pernikahan karena sudan terlanjur memiliki banyak anak.
Mencari Jalan Allah untuk Kaum Wanita
Saya memiliki saudara yang tinggal di negara Barat. Kami sering berkomunikasi melalui sosial media.
Dalam kegelisahan saya sering berdiskusi. Mengenai topik kedudukan wanita dan keutamaan laki-laki dalam Islam.
Saudara saya menceritakan bahwa ia melihat keadaan yang jauh berbeda. Perlakuan kaum wanita di sana sangat terhormat.
Ada hukum yang melindungi wanita dari kejahatan. Baik suami maupun ayah tidak boleh berlaku kasar.
Wanita tidak disalahkan karena cara berpakaiannya. Juga bebas berpergian ke banyak tempat. Dan bisa mengemukakan pendapat.
Semua hal ini membuat saya tertarik. Saya bertanya: “Jika demikian apakah kamu sudah menemukan panduan hidup terbaik bagi kaum wanita?”
Hukum Kasih Allah: Panduan Terbaik Kaum Wanita
Saudara saya langsung menjawab. “Ada panduan hukum kasih! Ia menemukannya melalui ajaran Isa Al-Masih.”
Ia menceritakan bagaimana Isa menyatakan kasih Allah. Karena itu memberikan ajaran yang seimbang. Baik untuk wanita maupun laki-laki.
“. . . tidak lagi diadakan perbedaan . . . antara laki-laki dan perempuan. Saudara semuanya satu karena Kristus Yesus [Isa Al-Masih]” (Injil, Surat Galatia 3:28, BIS).
Hukum kasih inilah yang menjadi dasar kehidupan. Mengatur hubungan dalam masyarakat.
Misalnya alasan suami tidak mau poligami adalah karena ia mengasihi istrinya. Juga karena inilah ia tidak memukul istri.
Selanjutnya melalui Isa, Allah menyatakan kasih-Nya yang sempurna. Yaitu saat pengorbanan di kayu salib.
Saat kita mengimani dan menjadi pengikut Isa, semua dosa terampuni. Baik laki-laki atau wanita bisa mendapat surga Allah.
“Tetapi betapa besarnya kemurahan hati Allah! Ia begitu mengasihi kita . . . ketika kita masih mati secara rohani karena pelanggaran-pelanggaran kita. Ia menghidupkan kita kembali [menyelamatkan] bersama-sama dengan Kristus [Isa Al-Masih]” (Injil, Surat Efesus 2:4-5 BIS).
Mari, Kaum Wanita! Ikutilah Panduan Kasih Allah
Saya sangat terkesan dengan semua penjelasan ini. Karena itulah makin lama saya makin sering berdiskusi dengan saudara saya.
Sampai satu saat ia menyampaikan ayat kitab suci yang sangat menyentuh hati saya.
“Lihatlah betapa Allah mengasihi kita, sehingga kita diakui sebagai anak-anak-Nya [melalui Isa Al-Masih] . . . Kalian tahu bahwa Kristus [Isa Al-Masih] datang untuk menghapuskan dosa-dosa manusia” (Injil, Surat 1 Yohanes 3:1-5 BIS).
Saya tersentuh karena belum pernah melihat gambaran kasih Allah seperti ini sebelumnya. Karena itu akhirnya saya memutuskan untuk mengimani dan menjadi pengikut Isa.
Maukah Anda mendapatkan kasih Allah? Bahkan dalam kasih-Nya Ia juga akan menuntun kita sampai memperoleh surga. Mari mengimani Isa Al-Masih!
Jika Anda sudah siap mengimani Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, klik disini.
Bila Anda ingin mendalami Isa dalam Kitab Taurat, Zabur, dan Injil, klik link ini.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Bolehkah Suami Memukul Istri dalam Agama Islam?
- Benarkah Dampak Poligami Dalam Islam Meningkatkan Kejahatan?
- Keistimewaan Maryam dalam Al-Quran: Mengapa Ia Begitu Penting?
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pendapat Saudara dengan banyaknya dalil yang menyatakan jauh lebih tinggi keutamaan laki-laki dalam Islam? Mengapakah demikian?
- Apakah Saudara pernah melihat atau mengalami ketidakadilan terhadap kaum wanita karena alasan agama? Coba ceritakan!
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai ajaran kasih Isa yang meninggikan kaum wanita?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .