Al-Quran mengingatkan kaum Muslim agar jangan berputus asa dari rahmat Allah. Merenungkan tulisan ini kita akan memahami rahasia Rahmat Allah Sejati.
Makna Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah
Al-Quran menuliskan “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku . . . janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’” (Qs 39:53).
Menurut Ibnu Katsir ayat itu adalah “. . . seruan kepada setiap orang yang berbuat maksiat, baik kekafiran dan lainnya untuk segera bertaubat kepada Allah . . . bahwa Allah akan mengampuni seluruh dosa bagi siapa yang ingin bertaubat dari dosa-dosa tersebut, walaupun dosa tersebut amat banyak, bagaikan buih di lautan.”
Kita terhibur dengan ayat ini. Namun ajaran Al-Quran lainnya nampak berbeda makna dengan ayat ini.
Qs 19:71 dan Rahmat Allah
Di bagian lain, Al-Quran menuliskan janji berbeda. “Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71). Semua Muslim melewati shirâth (jembatan di atas neraka) sesuai dengan kadar amal shalehnya. Kemudian Allah menyelamatkan mereka sesuai amalnya (ayat 72).
Jika amal seseorang mencukupi untuk masuk sorga, maka Allahnya tidak perlu repot menyelamatkan dia. Sebab dia pasti selamat oleh amalnya itu. Dan itu bukanlah rahmat Allahnya, melainkan hasil usahanya.
Jika keselamatan kaum Muslim berdasarkan amal mereka yang tidak sempurna, bukankah itu membuat mereka lebih berputus-asa akan rahmat Allah?
Siapakah Rahmat Allah Itu?
Bandingkan dengan janji Kitab Allah ini. Allah “. . . telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya . . . yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita” (Injil, Surat Titus 3:4-7).
Isa Al-Masih, Sang Kalimatullah adalah rahmat Allah. Melalui kematian-Nya di kayu salib Dia yang menanggung hukuman dosa manusia, yaitu kematian kekal di neraka. Karena hakekat Isa adalah Allah, maka Dia berkuasa mengampuni segala dosa dan menjamin hidup kekal di sorga setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Pilihlah Rahmat, Bukan Laknat
Jelas mencapai sorga bergantung amal dan harus melewati sirath, tidak berita yang baik bukan? Masuk sorga dengan melewati sirath dan bergantung pada amal, bukanlah rahmat, melainkan laknat. Ajaran itu membuat kita tetap berputus-asa dari rahmat Allah.
Dengan menerima Isa sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, Anda pasti menikmati rahmat Allah sejati. Sebab Isa berkuasa memberikan pengampunan dosa-dosa dan jaminan hidup kekal.
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca:
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Jelaskanlah bagaimana perasaan Saudara ketika Allah SWT, mewajibkan Saudara melewati sirath dan dihitung amalnya?
- Menurut Saudara, melewati sirath dan diukur amalnya untuk masuk sorga merupakan rahmat atau laknat? Berikan alasannya?
- Apakah bukti kalau Isa Al-Masih adalah rahmat Allah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Allah ar-Rahman ar-Rahim Dalam Al-Quran Dan Injil
- Mengapa Isa Al-Masih Adalah Rahmat Dari Allah?
- Siapakah Yang Layak Menerima Rahmat Allah?
- Relasi ar-Rahman ar-Rahim, Rahmat Allah Dan Keselamatan Kita
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Para Mukmin, Jangan Berputus-Asa Dari Rahmat Allah!”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Kalau memang Alkitab itu adalah firman (perkataan) Tuhan dan Roh Kudus, mengapa kalian tidak pernah mau mengutip ayat-ayat porno yang merupakan bagian dari Alkitab.
Dan kalau Alkitab bukan perkataan Tuhan dan Roh Kudus dari mana kalian mengenal Yesus adalah Tuhan dan ajaran-Nya? Hal inimenjadi bukti bahwa kalian adalah pengikut ajaran gereja!
~
Saudara Usil,
Jelas Alkitab adalah firman Allah, tapi pada umumnya umat Muslim menuduh Alkitab adalah kitab porno. Apakah ini disebabkan pola pikir mereka yang mempunyai kecenderungan pada hal-hal yang negatif?
Sebenarnya Alkitab ingin mengungkap secara terang-terangan tentang kebobrokan manusia, yakni dosa. Namun keterbukaan Alkitab justru menyebabkan umat Muslim salah paham dan menuduh bahwa ada ayat-ayat porno dalam Alkitab.
~
Slamet
~
Saudara Usil,
Taurat, Zabur, Kitab Para Nabi dan Injil adalah wahyu Allah, karena semua dituliskan oleh manusia yang dituntun oleh Roh Kudus.
Isa Al-Masih bersabda:”Karena itu tuliskanlah apa yang telah kau lihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini”( Injil, Surat Wahyu 1:19).
Saudaraku Usil, manakah wahyu dari Allah Injil ataukah Al-Quran, Jelas sekali Injil.
Sabda Isa Al-Masih: “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu Injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan, terkutuklah dia”( Injil, Surat Galatia 1:8).
~
Saudara Natal,
Terima kasih atas komentar saudara.
Jelas Alkitab adalah satu-satunya wahyu Allah, bukan kitab yang lain. Mengapa? Karena untuk membuktikan bahwa sebuah kitab berasal dari Allah adalah adanya nubuat yang digenapi.
Alkitab menulis banyak sekali nubuat dan sebagian besar nubuat-nubuat dalam Alkitab telah digenapi.
“Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya” (Kitab Nabi Yesaya 55:11).
~
Slamet
~
Al-Quran, Surat Al ‘Alaq 1-5:
1. Bacalah dengan (menyebut nama) Tuhanmu yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
3. Bacalah, dan Tuhanmu-lah Yang Maha Mulia,
4. Yang mengajar (manusia) dengan pena,
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Itulah ayat yang mula-mula disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Muhammad untuk selanjutnya diajarkan oleh Muhammad kepada umatnya.
~
Saudara Daandiet,
Terima kasih untuk ayat Al-Quran yang saudara sampaikan, namun kami akan menghargai sekali apabila saudara bersedia memberikan komentar yang sesuai dengan artikel di atas.
~
Slamet
~
Saudara Daandiet,
Benarkah Al-Quran wahyu Alalh? Di dalam Al-Quran tidak ada keselamatan dari Allah. Dan pada diri Muhammad tidak ada tanda-tanda rasul, Dia hanya memaksa umatnya berkata: Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Bahkan Muhammad sendiri mengaku: “Aku rasul tetapi aku tidak tahu apa yang Allah perbuat padaku.”
Sdr Daandiet, tidak demikian dengan Musa. Allah meletakkan Firman-Nya pada mulutnya sehingga Musa dapat membuat Mujizat dari Allah.
~
Saudara Natal,
Sebagai wahyu Allah, tentunya ayat-ayat dalam Al-Quran tidak akan ada pertentangan dengan isi kitab-kitab pendahulunya. Namun kenyataannya tidak demikian, justru ada cukup banyak ajaran Al-Quran yang bertolak belakang dengan ajaran Kitab Suci Allah.
Jelas sebagai mana Allah itu tidak berubah maka firman Allah itu juga tidak akan berubah sampai selamanya. “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya” (Kitab Nabi Yesaya 40:8).
~
Slamet
~
Al-Quran Qs 36:1-7:
1. Ya Sin,
2. Demi Al Quran yang penuh hikmah,
3. sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul,
4. (yang berada) di atas jalan yang lurus,
5. (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang,
6. agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.
7. Sungguh, pasti berlaku perkataan (hukuman) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.
“Dan barangsiapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia beriman, maka mereka itu akan dimasukkan kedalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikitpun” (Qs 4:124 ).
Yesus bukan Tuhan karena silsilahnya tertulis dalam Alkitab.
~
Saudara Daandiet,
Nabi Saudara menyadari bahwa amal dan perbuatan baik seseorang tidak dapat membawa dirinya masuk sorga. Hal ini tertulis dalam sebuah hadits di bawah ini.
Dari Jabir r.a katanya dia mendengar Nabi Saw. bersabda: “Bukan amal seseorang yang memasukkannya ke Surga atau melepaskannya dari neraka, termasuk juga aku, tetapi ialah semata-mata rahmat Allah Swt. belaka” (HSM 2412-2414).
Pertanyaannya, apabila amal seseorang tidak dapat memasukkan dirinya ke sorga, maka dengan cara apa lagi ia bisa masuk sorga?
~
Slamet
~
Saudara Daandiet,
“Dan barangsiapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia beriman, maka mereka itu akan dimasukkan ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikitpun” (Qs 4:124)
Saudaraku, bila saudara mengerjakan amal, apakah saudara selama hidup tidak melakukan dosa? Jadi siapa menjamin anda masuk sorga? Tentunya Muhammad juga tidak dapat memberi harapan masuk sorga, bukan?
Sebaliknya Isa Al-Masih bersabda: “Barangsiapa percaya kepada Anak [Isa Al-Masih] ia beroleh hidup kekal [Sorga], tetapi barang siapa tidak taat kepada Anak ia tidak dapat melihat hidup kekal [sorga], melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:36)
~
Saudara Natal,
Keselamatan adalah anugerah Allah di dalam Isa Al-Masih. Oleh karena itu amal dan perbuatan baik tidak dapat membawa seseorang masuk sorga.
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).
~
Slamet
~
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku Tuhan, Tuhan bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan mujijat demi namamu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan” (Injil, Rasul Besar Matius 7:21-23).
Sudah pasti perkataan Yesus tersebut ditujukan kepada umat-Nya yang tidak mau melakukan kehendak Tuhan yang di surga dan bukan ditujukan kepada umat yang tidak menyebut Yesus sebagai Tuhan.
~
Saudara Daandiet,
Kami telah menemukan dan menjelaskan tentang ayat yang saudara kutip ini berulang kali. Kalaupun saudara ingin melihat penjelasan kami, silakan saudara lakukan “Searching” pada kolom kanan atas pada situs ini.
~
Slamet
~
Saudara Pengikut Yesus,
Untuk selamat masuk ke dalam Kerajaan Surga, Tuhan telah menunjukkan caranya melalui utusan yang telah diutus-Nya jauh sebelum Yesus diutus.
Bukankah Nuh, Ibrahim, Ishak, Yakub juga Musa mengajak umatnya untuk masuk ke dalam surga? Begitu pula dengan Muhammad yang juga mengajak selamat.
Untuk selamat tidak harus hanya melalui Yesus. Dalam Alkitab Yesus malah langsung bersabda bahwa: Yesus tidak lebih berkuasa daripada Bapa di Surga, dan Yesus adalah Utusan Bapa, malah bagi siapa yang menyeru kepadanya (Yesus): Tuhan! Tuhan, namun tidak melakukan kehendak Bapanya yang di surga tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Apakah sabda Yesus tersebut tidak mutlak benar dan perlu penjelasan lain?
~
Saudara Muhtadi,
Kami setuju dengan saudara bahwa nabi-nabi Allah pada zaman dulu juga diutus Allah untuk menyampaikan firman-Nya kepada umat manusia. Namun pada zaman akhir Allah berbicara hanya melalui Isa Al-Masih dan sekaligus menyucikan dosa manusia.
“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, … Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi” (injil, Surat Ibrani 1:1-3).
~
Slamet
~
Saudara Daandiet dan Natal,,
Kami berharap saudara hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1.Jelaskanlah bagaimana perasaan Saudara ketika Allah SWT, mewajibkan Saudara melewati sirath dan dihitung amalnya?
2. Menurut Saudara, melewati sirath dan diukur amalnya untuk masuk sorga merupakan rahmat atau laknat? Berikan alasannya?
3. Apakah bukti kalau Isa Al-Masih adalah rahmat Allah?
Demikian harap maklum dan terima kasih.
~
Slamet
~
Saudara Slamet,
Apakah yang saudara sampaikan dari Surat Ibrani 1:1-3 itu merupakan jawaban dari pertanyaan bahwa apa yang Yesus langsung sabdakan tidak mutlak harus diyakini dan perlu diterangkan dengan ayat lain yang bisa jadi tidak diucapkan oleh Yesus?
~
Saudara Muhtadi,
Kami setuju dengan saudara bahwa firman Allah yang terdapat dalam Injil Surat Ibrani 1:1-3 ditulis oleh penulis manusia. tentunya penulis Surat Ibrani tidak akan berani menyampaikan berita bahwa pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya apabila Allah tidak berfirman demikian.
“Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya” (KItab Nabi Yesaya 55:11).
~
Slamet
~
Buat Umat Muslim,
Apakah bukti kalau Isa Al-Masih adalah rahmat Allah? Injil mencatat: “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita” (Injil, Surat 1 Korintus 1:30).
Bagaimana Muhammad, adakah bukti dia sebagai rahmat Allah? Pengakuan Iman rasul Muhammad berkata: “Aku (Muhammad) hanya seorang permberi peringatan, dan pada ku tidak ada Mujizat dan aku hanya manusia biasa, mati menunggu kedantangan Putera Siti maryam sebagai Hakim Adil Dunia dan Akhirat.”
Saudaraku umat muslim, sia-sialah imanmu menempatkan kepada Muhammad karena padanya tidak ada keselamatan rahmat Allah.
~
Saudara Natal,
Agama selalu mengajarkan kepada pemeluknya satu-satunya jalan untuk memperoleh rahmat Allah adalah melakukan amal dan berbuat baik sebanyak mungkin.
Namun Kitab Allah menyatakan bahwa Isa Al-Masih adalah satu-satunya rahmat Allah bagi seluruh umat manusia. Mengapa?
Karena kematian Isa Al-Masih menghasilkan pengampunan dosa dan jalan pendamaian manusia dengan Allah. Dan akibatnya manusia dapat masuk ke sorga. “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman di dalam darah-Nya” (Injil, Surat Roma 3:25).
~
Slamet
~
Kepada Pengikut Yesus,
Jika mengajak umat Islam untuk menyeru kepada Isa Al-Masih:”Tuhan! Tuhan, dan meyakini bahwa hanya Dia yang bisa memberi jaminan hidup kekal, maka perlu memperhatikan Firman Allah: “Sungguh telah kafir orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putera Maryam,” padahal Al-Masih (sendiri) berkata:”Wahai Bani Israel! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. “Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolongpun bagi orang-orang zalim itu” (Qs 5: 72).
Firman Allah di manapun tidak akan berubah. Bukankah di Alkitabpun Yesus bersabda bahwa bukan yang menyerunya Tuhan akan masuk ke dalam Kerajaan Surga?
~
Saudara Muhtadi,
Kami setuju dengan saudara bahwa Firman Allah tidak pernah berubah, dan jalan ke sorga juga berubah. Sejak dulu sampai sekarang tidak ada jalan lain kecuali melalui Isa Al-Masih saja seseorang dapat masuk sorga.
Firman Allah menuliskan bahwa “keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Injil, Surat Kisah Para Rasul 4:12).
~
Slamet
~
Topik yang ditulis staf IDA di kolom ini pada awalnya mengutip dari Al-Quran yakni Surat Az-Zumar ayat 53 sepenuhnya. Namun kemudian mengutip dari Surat Maryam ayat 71 utuh. Dan dari ayat inilah kemudian penulis menambahkan bahwa seorang Muslim harus melewati shirat lebih dulu untuk bisa masuk surga atau jatuh ke neraka lalu menggiring pembacanya untuk menjawab pertanyaannya: melalui shirat untuk diukur amalnya merupakan rahmat atau laknat.
Sudah tentu penulisnya mustahil mau mengutip Surat Maryam dari sebelum ayat 71 dan ayat sesudahnya, jika itu dilakukannya masihkah bisa membuat pertanyaan semacam itu. Bila hal itu dilakukannya akan semakin jauh dari tujuan yang hendak dicapainya.
~
Saudara Muhtadi,
Nabi saudara sendiri mengatakan, bukan perbuatan baik atau amal yang dapat membawa seseorang masuk sorga melainkan rahmat Allah.
Dalam hadis Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhu disebutkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelematkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah” (HR. Muslim no. 2817).
Andaikan ada orang yang sejak hari pertama dia dilahirkan ke dunia, sampai akhir hayatnya beribadah kepada Allah dan tak pernah melakukan kesalahan sedikitpun, itu tak akan mampu membayar tiket ke sorga Allah yang penuh dengan kemulyaan Allah.
~
Slamet
~
Saudara Slamet,
Bila seseorang telah mempercayai bahwa Yesus adalah Tuhan yang menjadi manusia yang mati disalib untuk menebus dosa manusia, meskipun selama orang itu hidup di dunia tidak sepenuhnya melakukan kehendak Tuhan yang di sorga, apakah bisa dipastikan kalau orang itu akan bisa membayar tiket yang membawanya ke sorga?
~
Saudara Muhtadi,
Orang yang sungguh mempunyai tiket ke sorga adalah orang yang telah menerima Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat. Mereka adalah orang-orang yang telah dijadikan ciptaan baru. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17).
Ciptaan baru adalah sekumpulan orang-orang yang telah dipersiapkan oleh Allah untuk melakukan kehendak-Nya. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Injil, Surat Efesus 2:10).
~
Slamet
~
Saudara Muhtadi Thoeplik,
Marilah kita berbuat baik dan mengimani Isa Al-Masih sebagai Rahmat Allah.
Allah sudah menampakkan Jati diri-Nya melalui Isa Al-Masih sesuai dengan sabdanya: “Aku (Isa Al-Masih ) dan Bapa (Allah) adalah Satu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30).
Muhammad mengatakan:”Mari imani Injil di dalam didalamnya ada cahaya terang dan orang yang bertakwa”. Kekeliruan Muhammad mencari Allah adalah kesalahan besar, sehingga padanya tidak ada Rahmat Allah, Muhammad Wafat, tinggal di bumi, menunggu hari Isa Al-Masih.
“Tetapi Aku (Isa Al-Masih) adalah Tuhan, Allahmu sejak di tanah Mesir engkau tidak mengenal Allah kecuali Aku, dan tidak ada Juruselamat selain dari Aku” (Kitab, Nabi Hosea 13:4).
~
Saudara Natal,
Jelas membaca pernyataan Isa Al-Masih bahwa Dia dan Bapa adalah satu (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30) ini, kita mengetahui kalau Isa Al-Masih adalah Allah. Kata “satu” menunjukan bahwa Isa dan Bapa adalah satu hakekat sebagai Allah. Karena Isa dan Bapa satu hakekat berarti dengan sendirinya mereka juga memiliki satu tujuan dan satu perbuatan, yaitu menyatakan rahmat-Nya bagi keselamatan manusia. Rahmat adalah pemberian tanpa menuntut balas jasa, yakni pemberian yang tidak dapat kita bayar. Melalui rahmat Allah, Dia memberikan kepada kita hal yang tidak layak/tidak pantas kita terima atau dapatkan.
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).
~
Slamet
~
Saudara Natal,
Untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga selama kita hidup di dunia wajib melakukan kehendak Tuhan yang di sorga namun itu harus didasari dengan keyakinan bahwa hanya kepada Tuhan yang di sorga bukan kepada selain-Nya itulah kita mengharapkan Rahmat-Nya.
Saudara mengutip Hosea 13:4 dan saudara katakan bahwa Aku di situ adalah Isa Al-Masih, tentu saudara punya dasar alasan yang kuat.
Jika membaca Hosea 1:1-12 masihkah saudara mau katakan Tuhan yang berfirman kepada Hosea adalah Isa Al-Masih juga? Betulkah Isa Al-Masih memerintahkan itu?
Marilah kita mengimani Isa Al-Masih sebagai utusan Allah yang mengajak umat-Nya untuk patuh dan taat menjalankan perintah Allah dan bukan mengimani Isa Al-Masih sebagai Tuhan apalagi yang berfirman seperti itu.
~
Saudara Muhtadi,
Saudara benar untuk masuk ke sorga kita harus melakukan kehendak Allah. Apakah kehendak Allah yang harus dilakukan? Dalam Injil Rasul Besar Yohanes 6:29, Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Jadi hanya beriman kepada Isa Al-Masih saja orang dapat masuk sorga sedangkan perbuatan baik merupakan bukti dari imannya.
~
Slamet
~
To : Saudara Muhtadi Thoeplik
Apakah bukti kalau Isa Al-Masih adalah rahmat Allah? Injil mencatat: “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Isa Al-Masih, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia ( Allah ) membenarkan dan menguduskan dan menebus kita” (Injil, Surat 1 Korintus 1:30).
Saudaraku, Firman Isa Al-Masih diatas mengatakan bahwa Allah atau Isa Al-Masih adalah Allah itu sebagai Rahmat Isa Al-Maih.
Mampukah Muhammad atau nabi lain sebagai Rahmat Allah (Isa Al-Masih)? Muhammad berkata : “Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71).
Sudah jelas, tidak ada shirâth tanpa melalui Isa Al-Masih.
~
Saudara Natal,
Hanya melalui kematian Isa Al-Masih di kayu salib yang menanggung hukuman dosa manusia dapat terhindar kematian kekal di neraka. Oleh karena itu hanya Isa saja yang layak mendapat gelar rahmat Allah, sedangkan nabi yang lain bukan rahmat Allah.
Para nabi yang lain cukup disebut sebagai petunjuk bagi manusia agar sampai kepada Sang Rahmat Allah. “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Slamet