Saya kembali teringat peristiwa tiga tahun yang lalu. Waktu ayah saya menderita sakit keras di usia yang sudah lanjut. Beberapa tetangga Muslim datang ke rumah untuk membacakan doa-doa menurut ajaran mereka. Memang tidak ada cara tepat untuk menghindari kematian, karena semua orang akan menghadapinya. Dengan berdoa mereka berharap untuk mendapatkan kesembuhan dari Allah.
Ketika saya bertanya apakah mereka boleh berdoa menurut ajaran mereka, ayah saya menjawab “Silakan, namun satu hal yang pasti. Iman saya hanya kepada Isa Al-Masih Juruselamat saya pribadi. Isa Al-Masih akan menempatkan saya di surga”.
Kematian Tidak Dapat Dihindari
Manusia selalu berusaha mencari cara menghindari kematian, berharap umurnya panjang dengan cara menjaga pola hidup dan sebagainya. Namun, kematian adalah kenyataan bagi semua orang yang tidak dapat dihindari. Setiap manusia pasti sedang menuju pada kematian.
Raja Salomo berkata, “Siapakah orang yang hidup dan yang tidak mengalami kematian, yang dapat meluputkan nyawanya dari kuasa dunia orang mati?” (Kitab, Mazmur 89:49).
Hidup di dunia ini hanya sementara. Tetapi pertanyaannya adalah setelah mati mau kemana? Apakah ada cara menghindari kematian kekal di akhirat? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin pernah Anda tanyakan.
Syarat Masuk Surga dalam Islam
Menurut ajaran Al-Quran, seorang yang mati syahid di jalan Allah akan secara otomatis menerima kedudukan yang tinggi dari Allah. “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki” (Qs 3:169).
Banyak Muslim yang berjuang dengan cara ini, agar dapat menghindari kematian kekal di akhrat. Sedangkan mereka yang tidak mati syahid, di hari kiamat Allah akan menimbang perbuatan baik dan jahat untuk menentukan nasib mereka. Bila timbangan berat di perbuatan baik, akan mendapat hidup di surga. Sebaliknya, bila timbangan dosa lebih berat, neraka adalah tempatnya (Qs 101:6-11).
Pertanyaannya, cukupkah memenuhi ketetapan Allah agar dapat masuk surga, atau haruskah semua manusia mati syahid di jalan Allah sebagai cara menghindari kematian kekal dan hukuman di akhirat?
Isa Al-Masih Terang yang Memimpin ke Surga
Dosa memisahkan manusia dengan Allah. “Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya Neraka Jahannam” (Qs 20:74).
Memang kenyataannya semua manusia tidak dapat menghindari kematian kekal di akhirat. Tetapi Allah yang Mahakasih telah mengaruniakan kepada kita Kalimat-Nya. Dia rela mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib untuk melepaskan kita dari belenggu dosa. Sehingga barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak akan melihat kematian sebagai sesuatu yang gelap. Ia akan berada dalam terang kerajaan surga. Ia akan menikmati kehidupan damai bersama Allah di surga kekal.
Sabda Isa, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).\
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Menurut Saudara, dapatkah setelah mati manusia mengubah masa depan hidupnya? Berikan alasan Saudara.
2. Mengapa Allah harus menimbang amal kebaikan untuk masuk surga?
3. Mengapa orang rela mati tanpa mengetahui kepastian mengenai kehidupan kekal di surga
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel: “Cara Menghindari Kematian Kekal Agar Selamat di Akhirat” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Pemberi Hidup Kekal: Nabi Ma’shum atau Nabi Suci?
- Sifat Suci Dan Kekal Bukti Keilahian Isa Al-Masih
- Apakah Hisab Menurut Islam Adalah Bukti Kasih Sayang Allah?
- Ngerinya Dosa Dan Hari Pembalasan, Bagaimana Kita Selamat?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
“Mengapa orang rela mati tanpa mengetahui kepastian mengenai kehidupan kekal di sorga?” Dari kenyataan sehari-hari, orang rela mati tanpa kepastian memiliki hidup kekal di sorga, karena mereka tidak tahu, putus asa, gengsi.
Kecenderungan orang mempertahankan ketidaktahuan dan keputusasaannya karena faktor harga diri/gengsi. Ia lebih takut hukuman dunia. “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Injil, Surat Filipi 1:21).
~
Saudara Adinx,
Terima kasih untuk komentarnya. Memang pada umumnya orang lebih mengutamakan kepentingan kehidupan duniawi daripada kehidupan rohani. Oleh karena itu, Isa Al-Masih memberikan peringatan kepada orang yang datang kepada-Nya, dengan tujuan hanya untuk perkara jasmani.
“Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:27).
~
Slamet
~
Syarat masuk sorga adalah mereka yang bertaqwa. Taqwa adalah menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan. Mati syahid adalah salah satu implementasi dari taqwa. Masih banyak lagi cara mengimpelmentasikan taqwa tersebut. Tidak syirik, tidak membunuh, tidak berjudi, tidak mencuri, tidak berzinah, tidak minum miras dan masih banyak cara yang baik untuk mewujudkan taqwa, masuk surga.
Intinya umat Islam punya banyak kunci untuk masuk ke sorga. Apakah kunci sorga menurut Kristen dan bagaimana cara mendapatkan kunci surga itu?
~
Saudara Pencari Kebenaran,
Kitab Suci Allah menyatakan bahwa semua manusia telah berdosa. Oleh karena itu, tidak mungkin manusia dapat berbuat baik yang sesuai dengan standard Allah. “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin” (Kitab Nabi Besar Yesaya 64:6).
Sekalipun orang menilai kita sebagai orang yang hebat dengan banyak amal. Tetapi Allah melihat sampai ke hati. Amal hanya merupakan ‘perantara’ yang pasti gagal menyelamatkan. Manusia memerlukan Juruselamat! Hanya menerima Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat dengan iman, setiap orang akan memperoleh hidup kekal di sorga.
“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Injil, Surat Kisah Para Rasul 4:12).
~
Slamet/Solihin
~
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki” (Qs 3:169).
Mati itu adalah mati (nafsu keinginannya). Jalan Allah itu jalan kebenaran. Itulah pengertian ayat ini secara hakikat.
~
Saudara WA 082,
Memang Al-Quran mengakui bahwa salah satu bentuk jihad adalah perjuangan non fisik/perang, yakni jihad melawan hawa nafsu. Tetapi harus diingat pula bahwa ada jihad yang lebih besar pahalanya, sebagaimana perkataan Nabi Muhammad ketika ia baru saja kembali dari medan pertempuran.
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka” (Qs 3:169-170).
~
Slamet/Solihin
~
Buat Umat Muslim,
Kematian adalah melepaskan roh dari daging. Tetapi bagi umat Kristen, kebangkitan telah dijamin dengan Kematian Isa Al-Masih dikayu salib.
SabdaNya:“Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar, karena itu muliakanlah Isa Al-Masih dengan tubuhmu” (Injil, Surat 1 Korintus 6:20).
Setelah kematian, Isa Al-Masih juga membangkitkan umatnya yang percaya untuk hidup kekal selama-lamanya bersama Dia, SabdaNya: “Dan di dalam Isa Al-Masih telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Isa Al-Masih di Sorga”( Injil, Surat Efesus 2:6).
Bagaimanakah dalam ajaran umat Muslim atau umat lainnya? Adakah kebangkitan hidup setelah kematian selain dari Isa Al-Masih?
~
Saudara Natal,
Kami berterimakasih untuk komentar saudara. Kami berharap penjelasan yang saudara berikan memberikan manfaat dan membantu pengunjung situs ini mengenal Isa Al-Masih dengan benar.
~
Slamet
~
Syarat untuk bisa masuk surga adalah bukan jihad, tapi tidak boleh menyekutukan diri-Nya dan beramal shaleh. Maka nya belajar, coba kalau berjihad tapi dia menyekutukan Allah, bagaimana? Allah haramkan surga bagi yang menyekutukan Allah.
~
Saudara Hakkullah,
Sebenarnya siapakah yang menyekutukan Allah dengan ciptaan-Nya? Orang Kristen jelas tidak pernah mengangkat manusia menjadi Allah dan menyembahnya.
Sebaliknya umat Islam dengan menyerukan ritual haji dengan encium al-Hajr al-Aswad dan mengitari bangunan buatan tangan manusia bernama Ka’bah sebagai salah satu cara masuk sorga. Bukankah tindakan ini juga sama dengan menyekutukan Allah (musyrik)?
Marilah dengan hati yang ikhlas merenungkan, sebagai manusia berdosa mungkinkah amal dan ibadah kita ini diterima Allah sehingga kita dapat masuk sorga-Nya?
~
Slamet.
~
Anda ngomong panjang lebar tentang keselamatan, padahal intinya cuma satu “laa ilaaha illa Allah.”
Jika tidak, maka tidak ada keselamat dirinya dan masuk neraka kekal di dalamnya meskipun orang itu beramal shaleh yang banyak.
Tidak ada gunanya shalatnya, zakatnya, puasanya, menolong orang lain. Semua amal kebaikan dihapus Allah, bila manusia coba-coba melakukan kesyirikan. Karena orang semacam itu, tidak perlu ditimbang,langsung masuk neraka. Ditimbang karena kita punya kebaikan. Dan kebaikan utama adalah “laa ilaaha illa Allah”, berarti masih ada kebaikan walaupun seberat atom. Paling enak, tidak dihisab langsung masuk surga kalau dihisab ribetnya minta ampun.
~
Saudara Hakkullah,
Memang benar kesalehan dan kebaikan manusia berdosa dalam pemandangan Allah tidak ada artinya apa-apa. “Kami semua telah menjadi seperti orang najis, karena dosa-dosa kami. Segala kebenaran kami hanya seperti kain yang buruk dan kotor” (Kitab Nabi Yesaya 64:6).
Artinya sebaik apapun manusia melakukan kebaikan, dalam pemandangan Tuhan, kebaikan manusia itu tidak pernah cukup baik. Karena standar kebaikan Allah berbeda dari manusia. Kalaupun manusia berbuat baik, kebaikannya bukanlah kebaikan yang murni, karena kebaikannya sudah tercemar oleh dosa.
Namun Isa Al-Masih memberikan jalan keselamatan kepada manusia untuk sampai kepada Allah di sorga. Isa berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Slamet