Umat Islam yakin akan kema’shuman dan kesucian Muhammad, ia adalah nabi ma’shum. Sebaliknya, umat Kristen percaya bahwa Isa Al-Masih itu suci. Merenungkan tulisan ini kita akan tahu fakta keduanya dan Penjamin hidup kekal.
Para Nabi Ma’shum
Salah satu Ustad menulis, “Menurut Ahlus Sunnah wal Jamâ’ah, kema’shûman adalah sifat para nabi. . . Mereka juga terjaga dari dosa-dosa besar. Adapun dosa-dosa kecil, atau lupa, atau keliru, maka para nabi terkadang mengalaminya. Dan jika mereka berbuat kesalahan, maka Allâh Ta’ala segera meluruskannya.”
Lembaga Tetap untuk Penelitian Ilmiyyah dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia menyatakan, “Para nabi dan rasul terkadang berbuat kesalahan, tetapi . . . Allah memaafkan ketergelinciran mereka serta menerima taubat mereka. . .” [Fatawa al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts al-‘ilmiyyah wal Ifta’, 3/264, fatwa no. 6290].
Jadi nabi ma’shum ini artinya bukan suci tanpa dosa, melainkan para nabi berdosa namun diampuni.
Dosa Para Nabi
Alkitab (Taurat, Zabur dan Injil) mencatat dosa-dosa para nabi itu. Adam berdosa karena memakan buah yang dilarang Allah (Kitab Taurat, Kejadian 3). Abraham/Ibrahim berbohong kepada raja Abimelekh (Kitab Taurat, Kejadian 20:1-18). Dosa Musa ialah membunuh orang Mesir (Kitab Taurat, Bilangan 20:7-13).
Al-Quran dan Kesucian Muhammad
Al-Quran menuliskan bahwa Muhammad berdosa: “. . . mohonlah ampunan bagi dosamu (Muhammad) dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan . . .” (Qs 47:19).
Muhammad terlibat banyak peperangan. Dalam peperangan pasti ada kebencian dan pembunuhan. Itu perbuatan dosa, bukan?
Apakah Muhammad Terjamin Hidup Kekalnya?
Mungkin karena dosanya itulah, ia jujur akan nasib kekalnya. “. . . aku [Muhammad] tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu . . .” (Qs 46: 9).
Quraish Sihab, dalam tafsir Al-Misbah, menjelaskan, “Tidak benar. Saya ulangi lagi tidak benar bahwa Nabi Muhammad sudah dapat jaminan Surga. Nah, surga itu hak prerogratif Allah. Ya tho?”
Berdosakah Isa Al-Masih Ketika di Dunia?
Ketika turun ke dunia menjadi manusia, Isa Al-Masih, Kalimatullah hidupnya suci. Ia tidak pernah berbuat dosa. Isa “. . . tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya” (Kitab Nabi Besar Yesaya 53:9).
Jika Anda menemukan dosa Isa Al-Masih dalam Injil, Al-Quran atau dimanapun, silahkan beritahu kami di sini.
Bagaimana Isa Menghapus Dosa?
Karena suci, Isa layak dan rela mati untuk menanggung hukuman dosa manusia. “. . . supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih] tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Salah satu permohonan Al-Fatihah ialah “Tunjukilah Kami jalan yang lurus . . .” Injil menegaskan bahwa Isa adalah jalan lurus ke sorga. Sebab Ia menjamin pengampunan dosa dan hidup kekal setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Jadi kesucian Isa Al-Masih adalah yang terbaik, bukan? Bagaimana dengan nabi Ma’shum?
Adakah jaminan sorga yang lebih pasti daripada jaminan Isa Al-Masih? Beritahukanlah kepada kami.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca:
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa keturunan Adam, termasuk para nabi dan juga Muhammad pasti berbuat dosa?
- Kema’shuman Muhammad atau kesucian Isa Al-Masih yang layak diimani dan diteladani? Mengapa? Nabi Ma’shum atau nabi suci?
- Mengapa Isa Al-Masih dapat menjadi korban penghapus dosa dan menjamin sorga bagi orang yang percaya kepada-Nya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Pemberi Hidup Kekal: Nabi Ma’shum Atau Nabi Suci?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718
Ardi mengatakan
~
Kalau mengutuk pohon gara-gara tidak berbuah, padahal memang bukan musimnya, seperti di Markus 11:12-14, 20-26, termasuk perbuatan dosa bukan? Lagipula mengapa harus mengutuk sampai pohon itu kering, padahal kalau memang dia Tuhan, bisa saja dia menumbuhkan buah dari pohon itu?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
Saudara Ardi,
Jika Yesus itu Tuhan maka ia dapat menumbuhkan buah dari pohon? Memang benar. Jelas Yesus Kristus adalah pemberi kehidupan untuk semua makhluk hidup. Dia tidak hanya dapat menumbuhkan buah pada sebuah pohon kalau Yesus Kristus mau, justru Dia dapat menghidupkan orang mati.
Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Injil, Rasul Besar Yohanes 11:25-26).
Bagiamana menurut saudara?
~
Slamet
P mengatakan
~
Janganlah kita berperang, saling benci, memusuhi hanya karena beda keyakinan. Injil adalah kitab suci/ al-qur’an adalah kitab suci , keduanya mengajarkan kebaikan. Intinya agama adalah hal yang baik. Sebuah jalan yg terang dan tenang menuju pencerahan atas hidup ataupun mati. Kita hanya manusia Makhluk yang punya keterbatasan jangalah kita menghina Agama orang lain karena kita berbeda keyakinan. Janganlah kita menghujat. Karena Agama apapun itu pasti memiliki Kitab SUCI. Semua kitab suci berharga maka jagalah kitab suci agama masing-masing.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara P,
Isa Al-Masih mengajarkan untuk saling mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri bahkan musuh pun harus dikasihi dan didoakan. Jadi, tidak ada alasan hanya karena perbedaan maka timbul kebencian. Nah, pertanyaannya apakah Al-Quran juga menyatakan untuk mengasihi dan tidak membenci? Jelas setiap orang berhak untuk memilih dan menemukan kebenaran bagi drirnya, bukan?
Artikel diatas menjelaskan para nabi adalah manusia biasa dan berdosa, termasuk nabi Islam. Hanya Isa Al-Masih yang suci dan benar. Menurut sdr siapakah yang layak diteladani dan diimani, apakah nabi Islam atau Isa Al-Masih? Nabi Ma’shum atau Isa yang suci?
~
Purnama
Ardi mengatakan
~
Saya tidak bertanya apakah Yesus bisa menumbuhkan buah. Tolong disimak lagi pertanyaan saya.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Ardi,
Dalam kejadian pohon arah dikutuk sebenarnya Isa sedang memberikan pelajaran kepada para murid. Kalau sdr melihat secara literal, maka sdr tidak mendapatkan pengertian apapun, karena memang secara alami pohon ara tersebut belum berbuah karena belum musimnya, oleh karena itu tidak dapat dipersalahkan. Kalau kita mau meneliti lebih lanjut, maka kita dapat mengatakan bahwa perbuatan Isa yang menunjukkan kuasa atas alam adalah untuk kepentingan para murid, sehingga para murid mengerti akan identitas Kristus dengan lebih baik. Dalam Injil, Rasul Lukas 13:6-9, pengajaran Isa lebih jelas yaitu tentang orang-orang yang akan mendapatkan hukuman karena tidak memberikan buah-buah yang baik. Jadi, Isa pemilik dan pencipta berhak menggunakan apa saja untuk pengajaran, tetapi segala sesuatu yang dikerjakannya ada alasannya. Tentu itu bukan dosa.
Kembali pada artikel di atas. Menurut sdr siapakah yang layak saudara teladani, apakah Nabi Islam atau Isa Al-Masih? Bagaimana sdr?
~
Purnama
Jesus Park mengatakan
~
Ardi,
Apakah saudara membaca Injil seperti membaca Al-Quran? Sebenarnya Injil awalnya tidak ada penomoran, jadi dibaca seperti kisah nyata yang ditulis. Maka harus dibaca sesuai dengan alur kisahnya. Dari pernyataan saudara, apakah saudara berterus terang mengatakan tentang kutuk? Bukankah allah Al-Quran dan nabi Islam sering mengutuk? Bahkan nabi saudara dalam doapun mengutuk orang lain (HR. Bukhari 3854)?
Untuk P,
Jika saudara menyatakan Al-Quran mengajarkan kebaikan, nabi saudara dan muslim boleh berzinah (QS 23:5-6), apakah menurut saudara itu kebaikan? Apakah nabi saudara berzinah maka Al-Quran menghujat nabi Islam? Menurut saudara, kebaikan adalah menolong orang lain yang tersesat atau membiarkan?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Park,
Isa Al-Masih tidak mengajarkan kepada para pengikut-Nya untuk mengutuki sesamanya. Mengapa? Karena mereka hidup di zaman anugerah di dalam Isa Al-Masih dan benar-benar hidup merdeka bebas dari kutukan. Kutuk yang harus mereka tanggung telah ditanggung sepenuhnya oleh Isa Al-Masih.
“Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!'” (Injil, Surat Galatia 3:13).
~
Slamet
Ardi mengatakan
~
Alloh mengutuk mereka yang membangkang. Yang Jesus lakukan adalah mengutuk pohon yang memang sebenarnya bukan salahnya untuk tidak berbuah, karena memang bukan waktunya berbuah. Analoginya seperti ketika ada seorang pemimpin yang mobilnya rusak, lalu dia bawa ke bengkel. Padahal dia tahu kalau memang jadwal bengkel tersebut tutup. Alih-alih cari bengkel lain, dia malah mengutuk bengkel tersebut supaya tutup selamanya. Karena dia adalah penguasa, dia cabut izin operasionalnya dan akhirnya bengkel tersebut benar-benar tutup.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Ardi,
Kami menyampaikan terima kasih untuk komentar serta analoginya. Namun sayangnya tidak tepat analogi yang saudara sampaikan.
Jelas Yesus Kristus adalah Allah yang menjadi manusia, sehingga sifat-sifat Allah ada pada peribadi-Nya. Pasti Yesus Kristus juga mahatahu.
Oleh karena itu kalau kita melihat secara literal tentang pohon ara yang dikutuk olah Yesus Kristus, maka kita tidak mendapatkan pengertian apapun. Karena memang secara alami pohon ara tersebut belum berbuah karena belum musimnya.
Sebenarnya melalui kisah ini Yesus Kristus ingin menunjukkan kuasa-Nya atas alam semesta. Dan ini adalah untuk kepentingan para murid, sehingga para murid mengerti akan identitas Yesus Kristus dengan lebih baik.
“Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Injil, Rasul Besar Matius 28:18).
Semoga bermanfaat bagi bahan perenungan.
~
Slamet
Jesus Park mengatakan
~
Ardi,
Isa memberikan pengajaran, bukan berniat khusus mengutuk pohon. Maka itulah gunanya membaca kisah secara lengkap. Nah, berbeda dengan allah dan nabi Islam mengutuk bukan yang membangkang (walaupun tidak dibenarkan juga yang membangkang dikutuk) tetapi yang menolak nabi Islam atau kutukan kebencian dan dendam.
Nabi sendiri berkata, “Ya Allah! Binasalah para pemimpin Quraisy, … Aku (Shuba) melihat mereka terbantai pada perang Badar dan dilemparkan ke dalam sumur kecuali Umayyah atau Ubay yang bagian-bagian tubuhnya dimutilasi tetapi dia tidak dilemparkan kedalam sumur” (HR. Bukhari, 3854).
Jadi Muslim tidak dapat membuktikan nabi Islam suci?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Park,
Memang tujuan Isa Al-Masih memberikan pengajaran khusus kepada para murid-Nya, bukan sekedar mengutuk pohon. Bahkan lebih jauh lagi berbagai mujizat yang telah dilakukan-Nya menuntut tanggapan kita. Agar kita percaya kepada Dia yang adalah Firman Allah yang telah menjadi manusia.
“Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 20:30-31).
~
Slamet
Ardi mengatakan
~
Jesus Park, Nabi mengutuk mereka karena mereka memusuhi Islam. Di situ kan dijelaskan Shuba melihat di “medan perang”. Kalau di medan perang, orang mau cipika-cikipi? Ini pohon apa salahnya? Kalau memang untuk menunjukkan kuasanya, bukankah akan lebih miraculous kalau justru mendatangkan buahnya ketika belum musimnya? Bukan malah mengutuk.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Ardi,
Memang jika ada yang tidak mengikuti nabi Islam dan Al-Quran tantangannya adalah dimusuhi dan dibunuh (Qs 9:29). Jadi, bukan alasan karena memusuhi nabi Islam.
Kami sudah menjawab dan menjelaskan tanggapan sdr sebelumnya, silakan sdr mencermatinya. Mari kembali pada topik artikel di atas. Menurut Quraish Sihab, dalam tafsir Al-Misbah, menjelaskan, “Tidak benar. Saya ulangi lagi tidak benar bahwa Nabi Muhammad sudah dapat jaminan Surga. Nah, surga itu hak prerogratif Allah. Ya tho?”
Bagaimana menurut sdr, siapakah yang layak saudara teladani, apakah Nabi Islam atau Isa Al-Masih? Bagaimana sdr?
~
Purnama
Jesus Park mengatakan
~
Ardi,
Apa ada yang salah mengajar dengan perumpamaan, bukan berarti mengutuk sebenarnya. Dan Isa pernah tidak mengajarkan kebencian dan permusuhan, bukan? Mengapa saudara tidak membaca Injil yang saudara tuduhkan?
Berbeda dengan allah Islam dan nabi Islam selalu membenci umat lain, banyak bukti lain dalam Quran dan hadis seperti (QS 5:14) – allah Islam menimbulkan kebencian dan permusuhan, (HR. Muslim, 1066 g) – “Makhluk yang paling dibenci allah Islam di antara mereka adalah satu orang kulit hitam di antara mereka (Khawarij).” Jadi allah Islam dan nabi Islam tidak menunjukan kesucian hati, hanya kebencian sehingga menimbulkan kerugian pada umat lain.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Park,
Kami berharap teman-teman Muslim tidak salah paham. Dengan adanya fakta ajaran Islam dan ajaran Isa Al-Masih maka dapat disimpulkan bahwa ajaran Isa layak diteladani semua orang karena Isa Suci dan benar. Lagi, nabi Islam membutuhkan pengampunan dosa sama halnya dengan para pengikutnya, sedangkan Isa menjamin pengampunan dosa dan memberikan garansi hidup kekal di surga bagi yang percaya kepadanya. Semoga perbedaan ini dapat cermati para pengunjung yang ada di forum ini. Terima kasih.
~
Purnama
Sabiel mengatakan
~
Saya rasa diskusi ini gak perlu karena hal ini akan saling melukai pemeluk keimanan masing-masing. Dan justru akan meruncingkan perbedaan yang bisa jadi akan memunculkan seperti “perang salib” era modern.
Menurut hemat saya, baik Isa Alaihissalam maupun Muhammad Sollallahu alaihi wa salam merupakan suri tauladan yang baik yang pernah disebut oleh Allah dalam masing-masing firman Allah, baik dalam Alkitab, maupun dalam Al-Quran. Artinya mari hargai keyakinan masing-masing. Saya percaya dan berharap baik Nasrani maupun Muslim bisa lebih mawas diri dan saling menghargai satu sama lain. Karna pada hakikatnya setiap agama itu membawa ketenangan dan kebahagiaan sehingga kebenaran manusia itu sifatnya proporsional. Karena kebenaran mutlak hanya milik Tuhan.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Sabiel,
Jika kita berdiskusi dengan hati dan pikiran yang terbuka dan tanpa niat saling melukai, tentu diskusi ini akan sangat bermanfaat. Ilmu kita akan semakin diperkaya, bukan?
Benar sekali bahwa Isa Al-Masih dan juga Muhammad merupaakan nabi yang dimuliakan umat Muslim. Nmaun keduanya memiliki perbedaan, yaitu hanya Isa Al-Masih Sang Pemberi Hidup Kekal. Isa memiliki kuasa untuk memberikan hidup kekal (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28) bagi manusia, tidak dengan Muhammad. Mengapa Isa memiliki kuasa tersebut?
Sebab Allah berkenan menjadi manusia untuk memberikan keselamatan dan hidup kekal bagi manusia. Allah berkenan melunasi semua hutang dosa manusia melalui pengorbanan Isa di kayu salib. Karena itulah Isa Al-Masih dan Allah adalah satu.
~
Noni
Jesus Park mengatakan
~
Sabiel,
Apa hanya diskusi maka menjadi perang? Apakah ada alasan lain, saudara tidak berani terbuka dan menjelaskan siapa Isa dan nabi Islam? Banyak Muslim tidak jujur atau tidak tahu dengan nabi Islam sendiri, sehingga mereka hanya menceritakan Isa dan nabi Islam tanpa dalil.
Mengapa saudara tidak menghargai nabi Islam menjadi suri tauladan dan saudara tidak mengikuti sunnahnya? Nabi Islam membantai keluarga Safiyah, lalu menggaulinya (Sunan Abu Dawud, 2995), setiap tamu datang ingin menemui istrinya harus disusui dulu (Sunan an-Nasa’i, 3307), dll. Menurut saudara mana yang layak diikuti, Isa yang suci dengan teladan mulia atau nabi Islam yang berdosa dengan teladan seperti contoh tadi?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Jesus Park,
Sepertinya saudara-saudara Muslim sangat cerdas untuk bisa menilai mengenai Isa Al-Masih dan juga nabi Islam Muhammad. Kita tentu bisa melihat mana yang patut untuk diteladani dan tidak.
~
Noni
Bagus mengatakan
~
Bismillah walhamudillah washalatu wasalam ‘ala Rasulillah.
Jawaban atas pertanyaan nomor 1.
Walaupun manusia tidak luput dari berbuat salah, termasuk para Nabi, namun sebaik-baiknya dari mereka adalah yang bertaubat (HR. At Tirmidzi; 2499). Buah dari amalan buruk adalah dosa, namun dihadapan Allah, siapapun mereka, bukanlah sebagai orang yang berdosa jika sebelum ajal datang kepadanya, sebelum nyawanya sampai ditenggorokan, mereka telah bertaubat (Qs An Nisa; 18). Orang yang beriman tidak akan memutuskan diri dari rahmat Allah
(Qs Az Zumar 53-54) sebab Allah menyukai pertaubatan dan penyucian diri (Qs Al Baqarah; 222). Bukankah kekudusan para Nabi Allah bukanlah hal yang mustahil bagi mereka (Lukas 1; 68-75)?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Bagus,
Syukur kepada Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Kami setuju dengan pendapat saudara bahwa Allah sumber pengampunan dan Allah yang berkuasa memberikan pengampunan. Dan memang benar pertobatan adalah hal terbaik yang dapat dilakukan manusia dalam hidupnya. Bahkan dalam dunia ini kata taubat dipahami sebagai insyaf dari perbuatan dosanya. Menarik bahwa Adam dan Hawa tetap terusir dari taman itu sekalipun mereka bertaubat dan tidak berdosa lagi.
Pertanyaanya, apakah pertaubatan Adam dan Hawa tidak cukup dan tidak lebih baik dari kita? Atau Allah memberikan cara-Nya sendiri untuk melunasi dosa manusia?
~
Noni