Ketika duduk di bangku sekolah. Saya sering mendapat pertanyaan, Apakah Allah Islam dan Tuhan Alkitab sama? Tanpa mempelajarinya dan pengetahuan yang dangkal, saya langsung menjawab sama.
Tetapi kini saya mulai memikirkan apakah jawaban saya waktu itu benar? Dari pertanyaan tersebut, membuat saya tertarik untuk mencari tahu kebenarannya. Mari kita selidiki bersama!
Seperti Apakah Allah Islam dan Tuhan Alkitab?
Dalam Islam, Allah berada di atas ciptaan-Nya dan tidak pernah melakukan kontak dengan ciptaan-Nya. Allah Islam adalah sosok yang tidak bisa dikenali. Ia tidak menyatakan diri-Nya kecuali melalui malaikat-malaikat (Qs 42:51). Meskipun bertentangan, Ia juga dikatakan berbicara secara langsung ketika berbicara dengan Abraham (Qs 37:104-105) dan Musa “. . . Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung [tidak ada perantaraan]” (Qs.4:164).
Sedangkan, Tuhan Alkitab adalah Tuhan yang hadir di tengah-tengah umat-Nya, tetapi pada saat yang sama keberadaan-Nya jauh di atas umat-Nya. Tuhan Alkitab memperkenalkan diri-Nya dengan berbicara kepada umat-Nya bahkan juga menyatakan diri-Nya, dengan menampakan diri sebagai manusia, yaitu dalam diri Isa Al-Masih. “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta” (Injil, Surat Ibrani 1:1-2).
Tuhan Alkitab, juga Tuhan yang berelasi. Tuhan berbicara dengan Adam dan Hawa (Taurat, Kitab Kejadian 3:9). Henokh berjalan bersama Tuhan (Taurat, Kitab Kejadian 5:24). Dan Allah juga menampakkan diri kepada Abraham (Taurat, Kitab Kejadian 17:1; 18:1).
Bagaimana Sifat Allah Islam Dan Tuhan Alkitab?
Umat Muslim hanya dapat mengetahui Allah melalui nama-nama, serta karya-karya-Nya. Hal ini sebagaimana Al-Quran menggambarkan tentang penciptaan, penghakiman, dan retribusi. Tetapi umat Muslim tidak dapat mengenal Allah secara pribadi. Mengapa?
Allah Islam adalah Allah yang berdaulat, tidak memiliki perasaan seperti manusia. Relasi Allah dengan umat-Nya seperti Tuan dengan Hamba yang harus tunduk. Dan Allah Islam hanya mengasihi orang-orang yang taat (Qs 3:36), berbuat baik (Qs 3:134), dan beriman “Karena Allah akan membalas orang-orang yang beriman dan beramal soleh dari limpah kurnia-Nya” (Qs 30:45). Bagaimana dengan yang tidak taat dan beriman? Allah tidak mengasihinya?
Tuhan Alkitab sering disebut Bapa. Kedekatan Allah dengan umat-Nya digambarkan seperti Bapa dengan Anak. Tuhan juga memiliki sifat kasih. Dan kasih-Nya diekspresikan melalui Anak-Nya yang tunggal, rela berkorban bagi kita manusia berdosa. “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:9).
Dua Hal Yang Berbeda
Dalam Al-Quran tidak ada konsep Tuhan yang mengasihi, berkorban, atau mengorbankan diri-Nya. Sebaliknya, Tuhan Alkitab adalah Bapa yang penuh kasih. Rela berkorban dan mengorbankan diri-Nya bagi manusia berdosa. Jadi Allah Islam dan Tuhan Alkitab itu jelas berbeda.
Saya kira kita semua tertarik pada Allah yang Maha Pengasih yang rela berkorban bagi kita, bukan? Kiranya saudara tidak berkeberatan mempertimbangkan keselamatan yang ditawarkan oleh Isa Al-Masih!
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara, mengapa Allah Islam tidak dapat dikenali seperti Tuhan Akitab?
- Mengapa Allah Islam tidak pernah dapat dipahami sebagai Bapa dalam Al-Quran?
- Bagaimana Allah Islam dan Tuhan Alkitab menunjukkan kasih-Nya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718.
~
Dalam Al-Quran tidak ada konsep Tuhan yang mengasihi, berkorban, atau mengorbankan diri-Nya. Sebaliknya, Tuhan Alkitab adalah Bapa yang penuh kasih. Rela berkorban dan mengorbankan diri-Nya bagi manusia berdosa.
Respons: Apa yang dimaksud kalian dengan Tuhan Alkitab? Tuhan sejati tidak ada di Alkitab dan Al-Quran, karena Tuhan melampaui batas Alkitab dan Al-Quran. Al-Quran hanya menjelaskan keberadaan-Nya di alam semesta. Ketika Al-Quran musnah, Dia tetap ada di alam semesta.
~
Saudara Usil,
Tuhan yang diajarkan Alkitab menunjuk kepada pribadi Pencipta langit dan bumi yang sekarang kita berada serta isinya (Taurat, Kitab Kejadian 1:1), dan juga langit dan bumi yang akan datang (Injil, Kitab Wahyu 21:1-5).
Walaupun Tuhan keagungan-Nya adalah jauh melampaui ciptaan-Nya, namun Tuhan itu mempunyai nama. Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun”(Taurat Kitab Keluaran 3:15).
Alkitab juga mengajarkan bahwa Tuhan itu penuh kasih sayang terhadap manusia. “TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya”(Zabur, Kitab Mazmur 145:17).
~
Slamet
~
Dari klaim Islam sebagai agama yang punya kitab Al-Quran yang menjadi penyempurna dari kitab Taurat, Zabur dan Injil maka sebenarnya bisa dipahami bahwa pribadi “Sang Maha Kuasa” yang Islam katakan tauhid itu sebenarnya sama dengan kepercayaan sebelumnya.
Namun usaha-usaha umat Islam terdahulu dan sekarang untuk menjadikan Islam sebagai agama penyempurna banyak yang menimbulkan kelainan dan menjadi kembali mundur. Jadi boleh dikatakan bahwa Allah yang sebenarnya hanya bisa dikenal melalui penjelasan Alkitab.
~
Saudara Boas,
Kami menyampaikan terima kasih atas penjelasan saudara. Memang secara umum umat Muslim mengklaim Tuhan yang berwahyu dalam kitab Taurat, Zabur, dan Injil adalah Tuhan yang memberikan wahyu dalam Al-Quran, namun sebenarnya ada banyak sifat-sifat-Nya yang tidak sama.
Semoga hal ini dapat memberikan motivasi pada kita untuk mengenal Allah yang benar.
~
Slamet
~
Jelas beda pak! Saya tidak setuju kalau dikatakan sama. Contohnya kita memakai di dalam nama Tuhan Yesus dalam setiap doa, karena ada di sebutkan yang terikat di bumi juga terikat di surga.
Kalau umat Muslim berdoa di dalam nama siapa? Dan imannya ditujukan kepada siapa?
~
Saudara Ell,
Kami setuju dengan pandangan saudara bahwa Allah Islam dan Tuhan Alkitab itu berbeda.
Walaupun Allah itu dislogankan Mahakuasa dan dipercaya dapat melakukan mujizat dengan firmanNya “Jadilah.” Tetapi sayang, tidak ada faktanya.
Nabi Muhammad dan umat Allah di Arabia tidak pernah mendengar dan melihat bagaimana Allah berfirman “Jadilah maka terjadilah.” Tidak ada saksi mata yang melihat bagaimana Allah melakukan mujizat.
Jelas hal ini berbeda dengan perkataan “Jadilah” yang diucapkan oleh Isa Al-Masih dalam melakukan mujizat. “Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya” (Injil, Rasul Besar Matius 8:3).
Bahkan para murid Isa Al-Masih juga dapat menyembuhkan orang lumpuh dalam nama-Nya. “Petrus berkata, ” Dalam nama Isa Al Masih, orang Nazaret itu, berjalanlah engkau!” Petrus memegang tangan kanannya lalu menolongnya untuk berdiri. Saat itu juga kaki dan mata kakinya menjadi kuat. Ia melompat tinggi-tinggi, lalu berdiri dan mulai berjalan ke sana ke mari” (Injil, Kisah Para Rasul 3:6-8).
~
Slamet
~
Saudara Ell,
Saya sudah menduga bahwa pasti banyak sekali orang Kristen yang tidak setuju jika dikatakan “Allah” yang ditauhidkan Islam sama dengan “Allah/Bapa” dalam Kristen. Karena mereka tidak mengakui “Firman dan Roh-Nya” yang membuat mereka menuduh Kristen syirik karena Tri Tunggal.
Islam berdoa “hanya” dengan nama Allah (Bismillah), dan Kristen berdoa dalam “nama” Bapa (Bismil Abi)-dan Putra (wal Ibni)-dan Roh Kudus (war Ruhul Quddus). Apakah saudara sendiri tidak mempermasalahkan pemakaian nama “Allah”?
~
Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Allah adalah Esa yang beroknum tiga. Sejak kekal Allah itu sudah ada sebagai Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus, tetapi Ia Esa adanya.
Allah Bapa terutama ditunjukkan dalam karya menciptakan dan menopang alam semesta beserta dengan segala isinya. Allah Anak disebut sebagai Firman kekal, Tuhan dan Juruselamat dunia. Allah Roh Kudus dihubungkan terutama dengan pekerjaanNya meyakinkan manusia tentang dosa, melahir-barukan, dan membimbing umatNya.
~
Slamet
~
Al-Quran , Qs 20:83-84 dan Qs 7:143-145.
Nabi Musa memilih 50 orang dikalangan kaumnya untuk pergi ke Bukit Tursina hendak bermunajat kepada Allah serta menerima kitab Taurat dari Allah. ”Nabi Musa berkata, ”Wahai Tuhanku, perlihatkan dirimu kepadaku supaya aku dapat melihatmu.” Allah berkata, ”Kamu tidak akan sanggup melihatku, tetapi lihatlah gunung itu! Sekiranya ia masih tetap berada di tempatnya, kamu akan dapat melihatnya”
Nabi Musa memandang ke arah gunung itu. Tiba-tiba gunung itu hancur lebur dalam sekelip mata. Nabi Musa jatuh pingsan. Ketika Nabi Musa sadar, ia berkata,”Maha Suci Engkau wahai Tuhan, aku bertaubat kepada-Mu dan akulah orang pertama yang beriman kepada-Mu.”
Jika Allah menunjukkan rupanya maka akan ada manusia yang mencoba menggambarkan-Nya dalam bentuk apapun yang mirip dengan-Nya, sehingga kelak essensi penyembahan kepada Allah akan cenderung penyembahan kepada apa yang diwujudkan oleh manusia! Artinya kita telah menyembah kepada selain Allah.
~
Saudara Andy,
Terimakasih komentar saudara baik sekali.
Memang benar bahwa manusia tidak boleh memandang rupa Allah. Selain menghindari kesesatan dalam penyembahan, juga kematian. Karena manusia berdosa tidak akan tahan melihat Allah yang suci. Itulah sebabnya mengapa Nabi Musa tidak boleh melihat rupa Allah.
Namun tidak demikian dengan Isa Al-Masih, hanya Dia satu-satunya pribadi yang dapat melihat Allah dan menyatakannya kepada semua manusia.
Dalam Kitab Suci Injil, Isa Al-Masih berkata,“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:18)
~
Slamet
~
Saudara Andy,
Dari surahTaha itu juga membuktikan bahwa Allah berfirman, dan firman Allah itu dapat dirasakan oleh panca indra nabi Musa dan berkomunikasi tanpa ada yang terbakar atau hancur.
Begitu juga ketika Islam mengatakan Firman menjadi tulisan (Al-Quran) tidak ada yang gosong atau hancur, begitu juga dalam kekristenan ketika Firman Allah menjadi manusia. Apakah Islam mengatakan Firman yang menjadi “buku” (Al-Quran) adalah Allah? Apakah saudara mengira orang Kristen mengatakan Firman yang menjadi “manusia”(Yesus Kristus/Isa Al Masih) adalah Allah?
~
Alkitab adalah firman Allah yang tertulis. Melalui Alkitab, kita dapat menemukan tuntunan hidup dan rahasia jalan keselamatan.
Dan Isa Al-Masih adalah firman Allah yang menjadi manusia. Dia adalah Allah dan manusia. Karena hanya melalui Isa Al-Masih, kita dapat mengenal Allah yang benar. Hal ini ditegaskan sendiri oleh Isa Al-Masih,“Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:7).
~
Slamet
~
Kepada Staff Isa dan Al-Quran,
Jawaban no.1
Dengan menyebut Nama Allah SWT Yang Maha Suci, Dia-lah Rabb semesta alam yang tidak beranak lagi tidak beristeri. Maha Kuasa atas segala sesuatu tanpa bantuan sedikitpun dari makhluk-Nya.
Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya, juga tidak membutuhkan makhluk-Nya. Karena Allah SWT Maha Suci, yang tercipta dari air mani dan keluar dari kemaluan seorang perempuan. Apakah pantas jika Tuhan dikatakan menyerupai manusia (makhluk-Nya) yang hina? Tentu saja tidak, karena Allah SWT adalah Maha Suci. Allah SWT tidak diciptakan dan Maha Kekal.
~
Saudara Hamba Allah,
Kami setuju dengan pernyataan saudara bahwa Tuhan itu Maha Suci. Tuhan juga maha kuasa sehingga Dia tidak memerlukan siapapun.
Namun saudara juga tidak boleh lupa bahwa Tuhan itu juga maha kasih. Oleh karena kasih-Nya, Dia rela meninggalkan sorga mulia, turun ke dunia. Dan Dia rela mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa.
“Sekalipun Ia bersifat ilahi, kesetaraan-Nya dengan Allah itu tidak dianggap-Nya sebagai sesuatu yang harus dipertahankan. Tetapi sebaliknya, Ia melepaskan semuanya, menempatkan diri sebagai seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia, dan sementara Ia ada dalam keadaan sebagai manusia, Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib” (Injil, Surat Filipi 2:6-8).
~
Slamet
~
Tuhan Alkitab (bukan Injil yang kami imani) dan Tuhan Al-Quran jelas berbeda. Cukup Allah Tuhanku dan Tuhan pencipta langit dan bumi beserta isinya.
Saya kutip ini dari tulisan anda. “Dalam Islam, Allah berada di atas ciptaan-Nya dan tidak pernah melakukan kontak dengan ciptaan-Nya. Allah Islam adalah sosok yang tidak bisa dikenali. Ia tidak menyatakan diri-Nya kecuali melalui malaikat-malaikat” (Qs 42:51).
Surat itu menggambarkan kebesaran dan keagungan Allah (baca keseluruhan). Sungguh saya terharu dengan kebenaraan Al-Quran atas apa yang tersurat di dalamnya. Semua tertera dalam Al-Quran dari mulai hal kecil sampai hal besar, dari sosial dan ilmu teknologi. Maha besar Allah dengan segala firman-Nya.
~
Saudara Adi,
Kami menghargai akan pengalaman religi saudara dengan Al-Quran. Di mana Al-Quran dapat menjelaskan berbagai bagian mendasar dari permasalahan awal hingga akhir kehidupan di dunia.
Bagaimana dengan kepastian keselamatan, setelah saudara meninggalkan dunia? Al-Quran mengatakan bahwa bagi umat Muslim masuk neraka adalah ketetapan Allah, bukan?
“Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71).
~
Slamet
****
1. Mulai nabi Adam as sampai nabi Muhammad saw juga tidak ada yang menjelaskan bahwa Tuhan berwujud manusia. Bahkan Yahudi pun yang membawa risalah Nabi Musa as juga tidak. Hanya Alkitab lah yang ngawur dan tidak mampu dibuktikan. Kemudian kesesatan itu diperbaiki lagi oleh nabi Muhammad saw.
2. Karena dijelaskan dalam Qs Al Ikhlas bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Sehinga untuk apa masih memikirkan memanggil dengan sebutan Bapa. Jika kalian berpikiran seperti itu berarti harusnya ada Tuhan Ibu, Tuhan Anak tiri, Tuhan Bapa angkat. Logika umat Kristen tidak klimaks.
3. Allah memberikan kita nafas gratis, kesehatan, ampunan dosa jika bertaubat dll. Itu semua adalah bukti kasih-Nya. Tidak perlu Tuhan berkorban berdarah untuk menunjukkan kasih.
*****
Saudara Gibran,
1. Alkitab tidak pernah ngawur! Jauh sebelum Kalimat Allah menjadi manusia Isa Al-Masih, Alkitab sudah menubuatkan kedatangan-Nya. Misalnya dalam Kitab Nabi Yesaya 9:6, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”
2. Orang Kristen juga tidak pernah percaya bahwa Isa Al-Masih adalah anak keturunan Allah. Ini adalah salah satu kesalahan pengertian dari umat Muslim. Apabila Alkitab menggunakan istilah “Anak Allah” kepada Isa Al-Masih. Istilah “Anak Allah” ini bermaksud menekankan bahwa Isa Al-Masih adalah Allah yang kekal.
3. Allah memberikan perlindungan dan pemeliharaan kepada kita, ini adalah wujud tanggung-jawab Pencipta terhadap ciptaan-Nya. Namun kasih Allah yang paling besar dinyatakan melalui Kematian Isa Al-Masih bagi orang berdosa. “Akan tetapi, Allah sudah menyatakan kasih-Nya kepada kita, karena Al Masih telah mati untuk kita ketika kita masih menjadi pendosa” (Injil, Surat Roma 5:8).
~
Slamet
~
Al-Quran turut mengakui Allah Abraham, Ishak dan Yakub, demikian juga dengan Alkitab. Jika demikian, apa alasan orang yang mengatakan Allah yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub dalam Al-Quran berbeda dengan Alkitab? Tidak ada alasan, hanya didasari oleh kebencian saja. Tetapi bila ditanya apakah yang memberi wahyu kepada Muhammad sama dengan Allah Alkitab, sudah pasti berbeda. Jika menilai jangan main hantam sembarangan.
~
Allah yang hadir di tengah-tengah umat-Nya, memperkenalkan diri-Nya dengan sebutan tertentu. Salah satunya, Dia menyebut diri-Nya sebagai Allah nenek moyang bangsa Israel: Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub.
Nama ini disampaikan ketika Allah mengutus Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dengan membawa mereka menuju Kanaan, yang pernah Dia janjikan kepada Abraham.
Sayangnya Allah tidak pernah memperkenalkan diri-Nya kepada bangsa Arab maupun Muhammad selaku nabi Allah, sekalipun mereka mengaku mengenal Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya,… “(Qs 2:136).
~
Slamet
~
Jelas bedalah konsepnya. Umat Kristiani Tuhannya ada tiga, sedangkan Umat Islam Tuhannya satu. Walau dengan dalih Trinitas yang membuat keraguan para umat.
Dan yang aneh lagi Yesus sendiri tidak pernah menyatakan kalau diri-Nya Tuhan, masak kita mengerjakan sesuatu yang tidak diajarkan dalam Injil.
~
Umat Kristen mengimani Allah adalah Maha Esa. Bukan dua atau tiga. Dalam Kitab Suci Injil, Isa Al-Masih juga menegaskan tentang hal ini. “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Injil, Rasul Markus 12:28-31).
Walaupun Isa Al-Masih tidak pernah mengatakan diri-Nya Tuhan, namun kita dapat mempercayai bahwa Dia adalah Tuhan melalui kuasa ilahi-Nya. Misalnya Isa Al-Masih berkuasa mengampuni dosa seseorang. “Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” (Injil, Rasul Markus 2:5).
Bukankah hanya Allah saja yang dapat mengampuni seseorang, bukan?
~
Slamet
~
Tuhan seluruh umat manusia adalah sama. Umat Hindu, Budha, Yahudi, Kristen dan Islam mempunyai Tuhan yang sama. Dan untuk mengenal -Nya dengan cara membersihkan hatimu dari segala hawa nafsu, karena hati yang kotor takkan mampu untuk mengenal-Nya. Metodenya melalui sholat (zikir) atau tafakur, meditasi, tapa brata, semedhi apapun namanya. .
Tidak harus lewat percaya atau perantara sesuatu. Termasuk Yesus. Memang harus kita sendiri yang harus berusaha dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.
~
Saudara Sikoplok,
Kami setuju dengan pendapat saudara bahwa umat Hindu, Budha, Yahudi, Kristen dan Islam seharusnya menyembah Tuhan yang sama. Karena Tuhan mengasihi semua umat beragama sebagai orang berdosa. “Akan tetapi, Allah sudah menyatakan kasih-Nya kepada kita, karena Al Masih telah mati untuk kita ketika kita masih menjadi pendosa” (Injil, Surat Roma 5:8).
Dan untuk mengenal Tuhan yang maha suci, maka kita harus mempunyai hati yang suci. Sebab ada tertulis: “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (Injil, Surat 1 Petrus 1:16).
Bagaimana kita dapat memiliki hati yang suci? Bukan melalui zikir maupun tapa brata. Tetapi dengan mengakui dosa-dosa kita kepada Allah, Dia akan mengampuni dosa-dosa kita. “Dan darah Isa, Sang Anak yang datang daripada-Nya, menyucikan kita dari semua dosa” (Injil, Surat 1 Yohanes 1:7).
~
Slamet
~
Saudara Si Koplok,
Anda juga sebagai Muslim mengatakan Allah yang disembah Abraham, Ishak, Yakub dan Musa berbeda dengan yang dimaksudkan antara Alkitab dengan Al-Quran. Supaya tidak bertambah keliru, tolong saudara jangan salah paham dulu menuduh Kristen sebagai agama tritheisme, karena Kristen tidak seperti itu, tetapi Kristen sebagai pengikut Isa Al-Masih yang memiliki konsep Trinitas terhadap Allah Maha Kuasa.
~
Umat Muslim sulit mempercayai Allah yang satu dengan tiga pribadi, karena tanpa penjelasan Al-Quran mengatakan demikian. “… Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga…”(Qs 4:171).
Dan umat Muslim hidup dalam dunia tiga-dimensi. Tetapi Allah hidup di luar dunia ini. “… TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung… tidak terduga pengertian-Nya”(Kitab Nabi Yesaya 40:28).
~
Slamet
~
Saudaraku Boas,
Di situlah terjadi pergesekan prinsip ketuhanan yang diajarkan agama Ibrahim dan Musa. Tidak lah seperti yang dibawa Yesus. Prinsip Trinitas membuat kerancuan dalam ketuhanan agama terdahulu.
Satu lagi yang ingin saya katakan iman seseorang memang takkan bisah diubah apabila sudah menjadi darah daging. Sebagai saudara saya cuma ingin sekedar berbagi wawasan tentang pondasi agama.
Karena wajib hukumnya menyampaikan hal yang benar. Soal saudara Boas percaya atau tidak percaya itu terserah saudara.
~
Walaupun orang-orang percaya di Perjanjian Lama belum melihat manifestasi yang sempurna dari ketiga Pribadi dalam Trinitas. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa Allah yang dinyatakan di dalam sejarah Perjanjian Lama secara bertahap adalah Allah Trinitas yang sama dan bukan Allah yang lain.
Misalnya, di dalam Kitab Taurat, Allah sesuai dengan keputusan kehendak-Nya sendiri, berbicara dalam diri-Nya sendiri, untuk membentuk manusia menggunakan istilah ‘Kita.’
“Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita”(Taurat, Kitab Kejadian 1:26).
Jelas catatan Perjanjian Lama menyatakan bahwa Allah itu Trinitas maka pernyataan saudara bahwa konsep Trinitas tidak dikenal dalam Perjanjian Lama adalah salah besar.
~
Slamet
*****
1. Tuhan sebagai Sang Pencipta “pasti” tidak sama dengan ciptaan-Nya. Kalau anda katakan Tuhan Alkitab dapat dikenali itu karena anda menganggap makhluk ciptaan itu adalah Tuhan. Akibatnya tanpa pikir Nabi Isa AS anda sebut Tuhan. Jelas?
2. Pasti! Allah itu bukan Bapa karena Dia tidak beranak dan tidak diperanakan (Surat Al-Ikhlas:3).
3. Allah itu Esa, dan Dialah Tuhan Pencipta segala sesuatu, hanya saja karena Dia mengatakan bahwa agama yang diakuinya cuma Islam, anda menyebutnya Allah Islam.
Semoga paham.
*****
Saudara Panggabean,
Terima kasih bahwa saudara telah memberikan komentar yang sesuai dengan format yang kami harapkan.
Kiranya bentuk komentar saudara ini akan menjadi teladan bagi para pengunjung yang lain. Sehingga diskusi ini tidak akan menyimpang dari topik artikel di atas.
~
Slamet
~
Saudara Si koplok dan Boas,
Sebelumnya mohon maaf, kalau kami terpaksa menghapus komentar saudara. Karena tidak berhubungan dengan topik artikel ini.
Kami akan menanggapinya dengan senang, apabila saudara menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Menurut saudara, mengapa Allah Islam tidak dapat dikenali seperti Tuhan Akitab?
2. Mengapa Allah Islam tidak pernah dapat dipahami sebagai Bapa dalam Al-Quran?
3. Bagaimana Allah Islam dan Tuhan Alkitab menunjukkan kasih-Nya?.
Demikian harap makhlum dan terima kasih.
~
Slamet
~
Kepada Nasrani,
Bagaimana kalian akan mengatakan bahwa Allah, Tuhan kalian itu bersifat Maha Tunggal, kalau Dia adalah Tritunggal?
~
Saudara Usil,
Walaupun orang Kristen mempercayai ajaran tentang Allah Tritunggal, namun mereka menolak adanya tiga Tuhan.
Umat Kristen juga setuju dengan ayat Al-Quran yang mengatakan, “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga” (Qs 5:73)
Untuk membuktikan hal ini mari kita perhatikan apa yang tertulis dalam Injil Allah, “tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa” (Injil, Surat 1 Korintus 8:4).
~
Slamet
~
Di web ini saya melihat kalau admin menggunakan ayat-ayat Al-Quran untuk berargumen. Yang ingin saya tanyakan, sejak kapan kalian yang ada di sini menggunakan nama Isa Al-Masih untuk menyebut Yesus?
Kalau memang kalian menggunakan ayat Al-Quran, berarti secara sadar atau tidak sadar kalian telah membenarkan Al-Quran. Pertanyaannya, kenapa kalian tidak percaya kalau Nabi Muhammad SAW itu adalah utusan Allah? Bukankah Al-Quran adalah kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad sebagai panduan untuk membawa umatnya ke jalan kebenaran? Terimakasih.
~
Kitab Suci Injil memperkenalkan kepada kita bahwa Juruselamat manusia itu bernama Yesus. “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Injil, Rasul Besar Matius 1:21).
Namun tujuh ratus tahun kemudian, Al-Quran mengganti nama ilahi Sang Juruselamat itu dengan nama Isa Putra Maryam. “Hai Maryam sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran seorang Putra…namanya Isa Al-Masih” (Qs 3:45).
Walaupun Al-Quran tidak secara lengkap menuliskan kisah hidup Isa Al-Masih seperti dalam Kitab Suci Injil, tapi secara tidak langsung Al-Quran membenarkan bahwa Yesus Kristus dan Isa Al-Masih itu adalah orang yang sama.
Tentunya orang Kristen akan mengakui Muhammad itu adalah nabi Allah, apabila Kitab Suci Injil menulis tentang dia.
~
Slamet
~
Saudarku semua,
Saya hanya menelaah semua diskusi ini yang menuju kepada egosentris masing masing azab (ajaran). Mungkin akan lebih mudah mencari pengertian atas subjek ini melalui “Perjanjian” yang sudah ada pernah, dan dinyatakan oleh Allah kepada manusia, yang secara tertulis adalah “Perjanjian lama” dan Perjanjian Baru.”
Subjek kita ini melihat nilai historis, tentang siapa yang mendapat wahyu dan siapa yang mewahyukannya. Kesimpulan saya, Perjanjian lama (Taurat) sudah tidak berlaku lagi, dan sudah ada “Perjanjian Baru (Injil).”
“Sesungguhnya akan datang waktunya, demikian Firman Tuhan aku akan mengadaan Perjanjian Baru dengan kaum Israel dan Yehuda…” (Kitab Nabi Yeremia 31:31-34).
~
Saudara Good Sinnaz,
Terima kasih untuk komentar yang telah saudara sampaikan.
Hukum Taurat yang ada dalam Perjanjian Lama, diukir oleh Allah di atas loh batu. Hukum itu berisikan ketetapan dan perintah Allah untuk dilakukan oleh bangsa Israel. Namun, sesunggunya hukum Taurat hanyalah gambaran samar-samar dari akan datangnya hukum yang lebih mulia dan agung, yaitu hukum yang akan membebaskan manusia dari hukum dosa dan maut.
Hukum Taurat yang tertulis itu telah gagal untuk membawa manusia ke dalam hidup serta memerdekakan dari dosa dan maut, dan hal ini bukan dikarenakan hukum-hukum tertulis itu tidak baik dan kudus. Namun ini semua terjadi oleh karena tabiat keberdosaan manusia. Hukum Taurat tidak berdaya untuk menyelamatkan oleh karena dosa!
Oleh karena itu pada akhirnya Allah memberikan hukum kasih dalam Perjanjian Baru dengan umat-Nya. “… Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka” (Kitab, Nabi Yeremia 31: 33-34).
~
Slamet
~
Pemaparan artikel ini cukup membuktikan bahwa Tuhan Alkitab bukan Allah. Tuhan Alkitab sesuai kitab Keluaran di Taurat adalah Tuhan atau YHWH. Maka saya harap penyunting artikel ini menghapus istilah Bapa adalah Allah dalam doktrin kalian. Maha Terpuji Allah dari segala prasangka.
~
Saudara Cerah,
Dalam Alkitab, JHVH atau Yahweh bukanlah satu-satunya nama diri yang digunakan Tuhan, sebab ada nama lain yang juga digunakan sebagai nama diri yaitu El, Elohim, Eloah, dan juga Adonai.
Istilah “Allah” diambil dari kata”El” yang adalah sinonim nama JHVH atau Yahweh. Sebelum sebelum agama Islam lahir, orang Arab yang beragama Yahudi dan Kristen sudah ada. Mereka sudah menggunakan nama ‘Allah’ untuk menyebut ‘El’.
Jadi menggunakan istilah “Allah” bagi Bapa di sorga dalam Alkitab bahasa Indonesia adalah sah-sah saja dan tepat.
~
Slamet
~
Tuhan Alkitab mudah dikenali? Mohon ditunjukkan mudah dikenali yang bagaimana?
Kita semua sependapat Tuhan adalah maha kuasa, maha kuat. Tapi kenapa Tuhan Alkitab malah ada 3 (trinitas) terus yang disembah yang mana?
“Pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagasnyi yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta” (Injil, Surat Ibrani 1:1-2).
Apakah Tuhan punya anak? Apakah Yesus pernah mengaku Anak dari Tuhan? Jika begitu Maria adalah istri Tuhan? Kakek nenek moyang Yesus juga Adam adalah kakek moyang Tuhan? Terus kenapa Tuhan Alkitab memilih lahir dari manusia ciptaan-Nya? Ketika Yesus masih di kandungan, setelah lahir masih bayi yang ngatur alam semesta siapa?
~
Saudara Quest,
Kita mengetahui bahwa Allah Alkitab itu mahakasih. Bagaimana kita dapat mengenali kasih Allah itu? Kasih Allah bagi setiap manusia ternyata hanya dapat dikenal melalui pengorbanan Isa Al-Masih.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya[Kiasan untuk Kalimat Allah, Isa Al-Masih] yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Jelas orang Kristen menolak ajaran bahwa Allah itu mempunyai isteri dan anak. Orang yang berpikir demikian tentu keliru memahami Allah. Sebab musyirik bila memandang Allah menikah dengan manusia kemudian melahirkan seorang anak, bukan? Apabila saudara menginginkan penjelasan yang lengkap, silakan mengunjungi link ini http://tinyurl.com/cv9lkk9. Terimakasih.
~
Slamet