Agama selalu mengajarkan tentang nilai luhur dan kebaikan. Namun, terdapat beberapa kisah dalam kitab suci yang mengandung kekejaman. Salah satunya adalah tindakan membunuh. Apa yang menjadi dasar Allah “mengijinkan” tindakan pembunuhan? Di mana letak perbedaan dan kesamaan tentang ajaran membunuh dalam Islam dan Nasrani?
Ayat Tentang Membunuh Dalam Islam
Berikut ini satu ajaran Al-Quran tentang membunuh. QS 21:107 dan QS 5:32 mengatakan, “Barangsiapa yang membunuh seorang manusia . . . maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya”. Kedua ayat ini secara jelas mengajarkan bahwa Islam mengecam tindakan membunuh.
Lalu bagaimana dengan membunuh orang yang berbeda iman? Hadist al-Bukhari mengajarkan orang yang membunuh orang yang berbeda iman dengan sembarangan tidak akan mencium aroma surga. Dengan kata lain, bagian Al-Quran ini menentang kekejaman/membunuh dalam Islam.
Allah Mengijinkan Pembunuhan?
QS 2:190 sepertinya berbeda dengan kedua ayat di atas. Allah mengijinkan pembunuhan pada perang yang sudah disepakati. Begitu juga, pembunuhan untuk menghukum pelaku kejahatan.
Banyak Muslim aliran keras menggunakan ayat Al-Quran untuk membunuh Nasrani. Misalnya dalam QS 2:191, 8:12, 9:5. Mengapa Islam mengajarkan membunuh? Bagaimana pendapat Anda mengenai kekejaman dalam Islam? Kirimkan email kepada staff kami.
Benarkah Ada Ajaran Perintah Membunuh Dalam Alkitab
Kitab Allah Keluaran 20:13 dan Injil Matius 5:21-26 mengajarkan bahwa Allah melarang tindakan membunuh. Tetapi hal yang menarik adalah Alkitab menuliskan beberapa tindakan pembunuhan yang Allah perintahkan.
Dalam Kitab Allah Ulangan 2:34, menuliskan Allah meminta bangsa Israel untuk membunuh semua penduduk Kanaan. Mengapa demikian?
Bangsa Kanaan hidup dengan sangat jahat dan tidak bermoral selama 400 tahun. Mereka mempersembahkan anak-anak sebagai persembahan untuk dewa mereka. Dosa seksual mereka juga sangat parah. Mereka merampas tanah yang sudah dibeli oleh leluhur bangsa Israel.
Bangsa Kanaan tidak mau bertobat. Namun perlu kita ingat bahwa hal ini adalah perintah Allah yang khusus dan tidak terulang lagi.
Apakah Anda ingin mengetahui atau membahas lebih lanjut tentang hal ini? Silakan mengirimkan email kepada staff kami.
Isa Al-Masih yang Dibunuh
Pembahasan di atas sepertinya berlawanan dengan apa yang Isa Al-Masih ajarkan. Sebenarnya tidak demikian. Isa adalah Allah yang berotoritas. Isa juga dengan tegas memarahi orang Farisi karena mereka mengatasnamakan agama dan menjadi sangat sombong dan munafik.
Isa penuh dengan cinta kasih. Semua hal yang Ia katakan, ajarkan dan lakukan adalah berlandaskan kasih. Khususnya kepada semua umat manusia.
Isa Al-Masih merelakan diri-Nya, disalib dan dibunuh karena agama (Yahudi) dan politik (Romawi). Dia melakukan ini karena Dia ingin membuktikan kasih-Nya kepada Anda. Agar dosa Anda diampuni.
Maukah Anda menerima kasih-Nya? Silakan mengirimkan email kepada staff kami.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Setelah membaca artikel di atas, apa pendapat Saudara tentang tindakan membunuh dalam Islam dan ajaran Nasrani?
- Bagaimana tanggapan Saudara tentang kisah Allah yang mengijinkan atau memberikan perintah untuk membunuh?
- Mengapa orang Nasrani tidak boleh memakai kejadian pembunuhan di Perjanjian Lama sebagai pedoman untuk membunuh orang pada masa ini?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Penjelasan Ajaran Membunuh Dalam Islam dan Nasrani?” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Muslim Bertanya: Mengapa Orang Ingin Membunuh Isa Al-Masih?
- Ajaran Islam Mengenai Perang Suci
- Jihad Islam atau Kasih Isa Al-Masih
- Perkembangan Kristen, Islam, Dalam 100 Tahun Pertama Sejarahnya
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
~
Buat Staff IDA:
(1) ”Perintah Membunuh” dalam QS 2: 190 hanya boleh dilakukan oleh Ummat Islam bila “Ummat Islam diperangi oleh Ummat Lain”. Bukankah ”membunuh/berperang untuk membela diri” sudah merupakan hal yang wajar dan sudah menjadi norma hidup yang berlaku bagi semua manusia/bangsa beradab dimanapun di bumi ini”? Untuk apa belajar “Bela Diri” jika kita ”Diwajibkan menyerah/lari ketika kita akan dibunuh oleh orang Lain”?
(2) Dimanakah adanya perintah dalam Al Qur’an untuk ”Membunuh orang yang tidak seiman”? Bukankah QS 5: 5 malah membolehkan seorang Muslim menikahi Wanita Yahudi atau Wanita Nasrani?
~
Saudara Pradjanto,
1. Jelas pembunuhan adalah tindakan dosa, karena itu Allah sejati dalam Alkitab tidak menghendaki pembunuhan (Taurat Kitab Keluaran 20:13 dan Injil, Rasul Matius 5:21-26). Hukum yang sdr gunakan adalah hukum alam liar, yang lemah dihancurkan yang kuat berkuasa. Tidak pantas diterapkan pada manusia, manusia seharusnya mengikuti ajaran damai Allah sejati.
2. “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah) (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka” (Qs 9:29). Bagaimana menurut sdr ayat tersebut? Mengapa Allah Al-Quran menghalalkan peperangan hanya karena tidak menerima nabi Islam? Konteksnya bukan perang?
~
Purnama
~
Isa Al-Masih yang Dibunuh. Isa Al-Masih merelakan diri-Nya, disalib dan dibunuh karena agama (Yahudi) dan politik (Romawi). Dia melakukan ini karena Dia ingin membuktikan kasih-Nya kepada Anda. Agar dosa Anda diampuni.
Saya rasa Anda bener-bener sudah melecehkan Nabi kami, Nabi Isa ‘alaihissalam. Apakah Anda tidak menyadari bahwa konsekwensi dari dosa adalah Neraka? Apakah Anda bermaksud dosa umat ditanggung Nabi Isa AS? Apakah anda akan gembira ria Nabi Isa masuk Neraka karena menanggung dosa umat, sementara umat ketawa di surga? Jadi apa fungsi Nabi dan untuk apa menjadi Nabi kalau akan masuk neraka. Akidah ada yang bisa diterima akal dan ada yang tidak, hanya keyakinan yang jawab.
~
Saudara Verry,
Kami kira tanggapan sdr terlalu cepat menyatakan kami melecehkan Isa Al-Masih, sdr perlu melihat berita yang sebenarnya bukan berdasarkan Al-Quran melainkan Injil. Tujuan Isa datang ke dunia adalah untuk menebus manusia berdosa, dan menyelamatkan mereka dari hukuman kekal neraka akibat dosa. Lihat Isa berfirman: “Karena Anak Manusia [Isa Al-Masih) juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Markus 10:45). Lagi Isa menyatakan: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati… supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan” (Injil, Rasul Matius 20:18-19).
Pertanyaan kami. Setelah membaca artikel di atas, apa pendapat Anda tentang tindakan pembunuhan menurut ajaran Islam dan Nasrani? Mengapa Allah Islam mengijinkan dan memberikan perintah untuk membunuh? Bagaimana menurut sdr?
~
Purnama
~
Kejahatan ada atau tidak ada, atau kejahatan berkurang atau bertambah tergantung pemimpinnya. Pemimpin itu sangat berpengaruh, makanya tidak boleh salah memilih pemimpin. Presiden saja tidak peduli dengan hukum, pasti kejahatan meleber ke mana-mana, fatwa ulama tidak dipedulikan lagi, seruan kebaikan tidak berpengaruh.
Islam mengajarkan kepada kita bahwa pemimpin tidak boleh lepas dari ulama. Kalau jauh dari ulama, kiamat negara kita ini yang salah dibilang benar, yang benar dibilang salah. Betapa pentingnya memilih pemimpin. Banyak ayat Alquran diperintahkan memilih pemimpin yang beriman, jangan memilih pemimpin kafir dan munafik. Contohnya tuh di Afrika tengah, Ahok dan lain-lain.
~
Saudara Hakkullah,
Memang pengaruh pemimpin sangat kuat, pengikut siap perang ataupun membunuh itu tergantung dari ajaran ataupun teladan pemimpin. Saudara dapat memilih, apakah mengikut Nabi Islam atau Isa Al-Masih? Mana diantara keduanya yang mengajarkan hal baik dan patut diteladani? Semoga sdr dapat cermat memilih mana yang harus diikuti.
Mengikuti ulama sama sekali tidak dapat menjamin pemiimpin akan menjadi baik. Contohnya beberapa pemimpin yang ada di Indonesia, dekat dengan ulama tetapi sikap hidupnya tidak baik bahkan hasil kinerjanya juga demikian. Mohon maaf, kami tidak membahas sesuatu yang berkaitan dengan politik. Silakan sdr menjawab pertanyaan kami. Terima kasih.
~
Purnama
~
Buat Sdr Purnama:
(1)Anda tampaknya mancampuradukkan pengertian ”Perang” dengan ”Penjajahan”. Sepintas memang ada kesamaan antara ”Penjajahan” dengan ”Perang”, yaitu bahwa ”Suatu Kaum/Bangsa Menjajah/Menghancurkan Kaum/Bangsa Lain Melalui Peperangan”. Namun Anda harus pahami bahwa “Perang Tidaklah Selalu Identik Dengan Penjajahan”, karena banyak fakta menunjukkan bahwa ”Suatu Kaum/Bangsa Berperang Justru Untuk Melawan Kaum/Bangsa Lain Yang Akan Menjajah/Menghancurkannya”. Lihatlah Sejarah Perang Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
(2) Allah SWT memerintahkan Perang kepada Nabi Muhammad untuk berperang melawan penindasan yang dilakukan oleh Kaum Pagan Mekkah.
~
Saudara Pradjanto,
Perlu sdr ketahui peperangan dan penjajahan sama sekali bertentangan dengan ajaran Isa Al-Masih (Injil, Rasul Matius 5: 21-26, 43-44), karena keduanya menyakitkan dan selalu berakhir pada pembunuhan manusia.
Pertanyaannya kami sebelumnya, mengapa nabi saudara mengajarkan perang dan pembunuhan padahal bukan saat perang (Qs 9:29)? Contohnya yang di lakukan ISIS, diskriminasi kepada non-Muslim, padahal Islam dikenal sebagai agama damai. Semoga sdr dapat mempertimbangkan hal tersebut.
~
Purnama
~
Dimana-mana kalau Berdialog Dengan Islam. Tidak berani berkata Jujur. Selalu mengalihkan topik yang dibahas. Kenapa kalian para Islam tidak berani mengkritis Alquran dan Muhammad?
Cuma Islamlah yang Aku lihat paling lucu agamanya. Islam mengritis agama orang tidak dipermasalahkan. Tapi Jika Islam Dikritis,Katanya Melecehkan Islam,menjelekkan Muhammad. Padahal kristis-keritis tersebut ada dalilnya. Apa si maksud agama ang diridoi Alloh? Agama yang tidak boleh dikritis ya?
~
Saudara Karimania,
Terima kasih untuk komentar saudara. Memang untuk membuktikan kebenaran, semua orang termasuk Kristen dan Islam harus berani untuk bersikap skeptis dan keritis. Dengan mempelajari ajaran Isa Al-Masih dan mendalami ajaran nabi Islam, maka kita akan tahu mana kebenaran yang layak diikuti umat bergama. Semoga komentar sdr dapat dicermati oleh teman-teman pengunjung yang ada dalam forum ini. Terima kasih.
~
Purnama
~
Buat Sdr Karimmania: (1) Allah SWT mempersilahkan/menantang kepada siapapun juga yang merasa mampu untuk “Membuat Surah-Surah Tandingan Terhadap Surah-Surah Al Qur’an”. Sedemikian ”Terbukanya/Demokratisnya” sikap Allah SWT. Jangankan untuk sekedar mengkritisi Al Qur’an, mengubah Surat Al Qur’an pun Allah SWT persilahkan jika ada yang mampu. (2) Kami Ummat Islam sudah menyatakan ”Menyerah Terhadap Tantangan Allah SWT Itu Dan Memilih Untuk Beriman Kepada Allah SWT Dan Al Qur’anNya”. (3) Permintaan kami terhadap ”Ummat Beragama Lain” sederhana saja, yaitu ”Janganlah Kami Diperangi, Ditindas, Dan Diganggu Dalam Beriman Kepada Al Qur’an Dan Beribadah Kepada Allah SWT”. Itu saja.
~
Saudara Pradjanto,
Terima kasih untuk tanggapan sdr. Semoga sdr dapat membaca tanggapan kami terhadap komentar saudara Karimmania di atas komentar sdr. Kami kira, semua orang harus bersikap skeptis terhadap keyakinannya untuk membuktikan kebenaran Allah yang sejati, jika tidak demikian artinya kebenaran hanya sekedar klaim tanpa dapat dibuktikan berdasarkan fakta, atau dapat disebut iman buta. Semoga sdr memahami hal itu.
Pertanyaan kami yang belum sdr jawab. Mengapa nabi saudara mengajarkan perang dan pembunuhan, padahal bukan saat perang (Qs 9:29)? Contohnya yang di lakukan ISIS, diskriminasi kepada non-Muslim, menurut kalim bahwa Islam dikenal sebagai agama damai. Bagaimana menurut sdr?
~
Purnama
~
Mengikuti ulama sama sekali tidak dapat menjamin pemiimpin akan menjadi baik. Contohnya beberapa pemimpin yang ada di Indonesia, dekat dengan ulama tetapi sikap hidupnya tidak baik bahkan hasil kinerjanya juga demikian. Mohon maaf, kami tidak membahas sesuatu yang berkaitan dengan politik. Silakan sdr menjawab pertanyaan kami. Terima kasih.
Respon: Judul itu ada kaitan dengan politik. Kalau pemerintahnya yang memiliki kebijakan tidak baik, bisa melukai hati rakyat, bisa melukai siapapun, bukan ummat Islam saja, tapi juga semua agama kena. Tapi yang jelas, seburuk-buruknya orang Islam, tidak akan sekejam seperti agama lain. Saya tidak mau seperti Afrika Tengah, Rohingnya dll.
~
Saudara Hakkullah,
Memang perkembangan agama Islam selalu ada kaitannya dengan politik, hal ini dapat kita telusuri berdasarkan sejarah perkembangan awal Islam. Nabi Islam menyebarkan Islam dengan cara berperang. Ini fakta berdasarkan Al-Quran (Qs 8:12-13, 65). Karena itu kami bertanya kepada sdr. Pengaruh pemimpin sangat kuat bagi pengikutnya, apakah mengikut Nabi Islam atau Isa Al-Masih? Mana diantara keduanya yang mengajarkan hal baik dan patut diteladani? Ajaran mana yang tepat dapat diterapkan bagi sesama manusia? Mohon pencerahan sdr. Terima kasih.
~
Purnama
~
Admin tolong bedah “antiqui tates judaicae” penulis yusus arimatea
~
Saudara Pencarian,
Karya Antiquitates Judaicae atau Jewish Antiquities adalah hasil dari seorang sejarawan non Kristen yaitu Joseph bin Matthias (dikenal juga dengan nama Flavius Josephus). Sejarawan Yahudi. Lahir tahun 37M di Yerusalem pada Tahun 93M telah menulis karya tersebut, terdiri dari 20 buku. Dalam bukunya, ia juga menuliskan bagaimana Pilatus telah menghukum Isa Al-Masih di kayu salib. Semoga informasi sedikit ini dapat memberikan pengetahuan tambahan bagi sdr.
Oh ya, kalau boleh kami tahu, bagaimana tanggapan sdr setelah membaca penjelasan artikel di atas? Terima kasih.
~
Purnama
~
Sdr Pradjanto.
Mengenai Surah-surah Yang anda Sebutkan. Bukan tidak bisa ngebuatnya atau mengubah Alquran.
1. Kaya tak ada saja kerjaan.
2. Buktinya banyak Versi-versi Alquran di Grup-grup lintas agama. (sayangnya Grup ini tidak bisa Menampilkan gambar didalam Komen)
Yang Memerangin Agama Sdr Siapa?
Justru dari agama Sdr lah yang memerangin Agama Lain. Mari Kita Bedakan Ayat ini.
Matius 5:44 (TB) Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Tidak memandang dari Suku, Ras dan Agama apapun.
Beda dengan Islam. Kasihilah sesamamu Muslim. Artinya hanya Khusus Muslim saja. Diluar Islam disebut Kafir. Mari berpikir Kritis. Bukan mencari Pembenaran, tetapi Kebenaran Sejati.
~
Saudara Karimania,
Terima kasih untuk komentar sdr. Memang cara sederhana untuk membuktikan Al-Quran sebagai kitab Allah adalah dengan menilai ajarannya, serta membandingkannya dengan ajaran Allah dalam kitab-kitab sebelumnya. Allah sejati tidak pernah mengajarkan membunuh dan berperang ataupun mendiskriminasi suatu kelompok tertentu. Berharap hal ini dapat pertimbangkan oleh setiap orang yang ada dalam forum ini.
Bersyukur Isa Al-Masih mengajarkan kita untuk mengasihi, bukan saja sesama Kristen melainkan kepada kaum Muslim dan juga agama yang lain. Terima kasih.
~
Purnama
~
Ada istilah menaklukkan ada istilah menjajah, dalam Islam, tidak mengenal namanya menjajah yang ada menaklukkan. Islam masuk ke Indonesia tanpa perang, artinya Indonesia hatinya lembut, beda dengan negara lain seperti Romawi, andalusia. Ketika ummat Islam menaklukkan suatu negara, pasti akan menawarkan 3 opsi, dalam Islam, itu harus ketika negara itu ditaklukkan, maka turunlah aturan berlaku pada negara itu: 1. Tidak boleh memaksakan suatu agama 2. Melindungi kafir dzimmi 3. Membantu serangan-serangan musuh yang mengganggunya 4. Melindungi rakyat dari kezhaliman pejabat2 di negara itu 5. Semua manusia di depan hukum sama dll. Baca sejarah panglima thariq bin ziyad, itulah teladan kita.
~
Saudara Hakkullah,
Istilah menjajah dan menaklukkan hampir sama, dua-duanya dibutuhkan usaha untuk mengalahkan lawan. Islam mengajarkan untuk berperang dan menundukkan orang yang menolak Al-Quran dan nabi Islam, Silakan sdr membaca ayat ini (Qs 9:29). Lagi secara hurufia jelas berkata, “Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu’min untuk berperang . . .” (Qs 8:65).
Dengan fakta ayat Al-Quran tersebut, maka kami bertanya kepada sdr. Pengaruh pemimpin sangat kuat bagi pengikutnya, apakah mengikut Nabi Islam atau Isa Al-Masih, mana diantara keduanya yang mengajarkan hal baik dan patut diteladani? Ajaran mana yang tepat dapat diterapkan bagi sesama manusia nabi Islam atau Isa Al-Masih? Mohon pencerahan sdr. Terima kasih.
~
Purnama
~
Hakkullah,
Benar, carilah pemimpin yang bermoral, tidak membunuh, berzina, merampok. Itulah mengapa setiap ulama yang taat dan mengerti Islam selalu mengumbar klaim seperti agama damai tetapi nyatanya ajaran menolak damai setelah kuat, bahkan menjauhkan keluarga yang murtad (QS 9:23), mungkin ini yang saudara maksud dengan munafik? Juga mengajarkan kebencian dan permusuhan seperti yang diajarkan allah Islam.
SH. MSi,
Menurut allah Quran jangan lemah dan minta damai (QS 47:35), walaupun pada saat tidak perang dan diperkuat oleh nabi Islam dengan harus bershahadat, jika tidak nyawa dan harta menjadi halal ditangan nabi islam. Mungkin sudah waktunya menyadari kenyataan dan tidak berimajinasi.
~
Saudara Park,
Kami berharap dangan melampirkan beberapa fakta yang Isa Al-Masih ajarkan serta yang Islam dan Al-Quran ajarkan, dapat memberikan pertimbangan bagi semua pengunjung yang ada di forum ini. Berperang dan membunuh dan memusuhi tidak pernah menghasilkan damai bagi sesama, sebaliknya mengasihi dan mengampuni adalah terbaik bagi kehidupan sesama manusia. Isa Al-Masih mengajarkan hal itu kepada pengikut-pengikut-Nya, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi” (Injil, Rasul Besar Yohanes 13:34-35). Doa kami teman-teman pengunjung forum ini dapat memilih mengikuti ajaran Isa Al-Masih. Terima kasih.
~
Purnama
*****
1. Apa pendapat Anda tentang tindakan pembunuhan menurut ajaran Islam dan Nasrani?
Pendapat saya, tidak ada hak manusia menghilangkan Roh dari Raganya, sebab Tuhan Allah Yesus Kristus melarang untuk membunuh, namun mengatakan “Kasihilah manusia seperti mengasihi dirimu sendiri”. Inlah ajaran Tuhan Allah Yesus Kristus. Untuk agama yang lain tidak ada seperti ajaran Tuhan Allah Yesus Kristus.
Tuhan Allah Yesus Kristus, juga mengatakan, Jika pipi kitmu ditampar, berilah pipi kananmu juga. Artinya : Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan namun balaslah dengan kebaikkan. Untuk itu doakanlah dia yang menganiaya kamu supaya dia disadarkan Allah Yesus Kristus, Amin.
*****
Saudara Luke,
Terima kasih untuk tenggapannya Sdr Luke. Tepat sekali yang sdr sampaikan, membunuh bukan ajaran Allah sejati. Solusi terbaik yang Isa Al-Masih ajarkan adalah mengasihi sesama manusia, mengampuni musuh. Pembalasan adalah hak Allah, bukan manusia. Maka sebaiknya, setiap orang dapat mengikuti ajaran Isa Al-Masih agar dapat hidup damai dan tentram. Kami berdoa agar setiap orang dapat menjadi pengikut Isa, karena Isa berfirman: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).
~
Purnama
*****
2. Bagaimana tanggapan Anda tentang kisah Allah yang mengijinkan atau memberikan perintah untuk membunuh?
Dalam kisah Taurat dan Injil tidak pernah Allah mengizinkan pembunuhan, jika ada itu bukan ajaran Allah, sebab Tuhan Allah Yesus Kristus menerima aniaya yang kejam namun tidak membalaskan melainkan mendoakan mereka agar mereka menyadari apa yang mereka perbuat. Namun ketika disalibkan Yesus kristuspun tidak melakukan perlawanan yang berarti melainkan menerima untuk mngenapkan apa yang telah tertulis dalam Taurat dan Injil, semoga tauladan Yesus Kristus menjadi pedoman buat hidup kita sebagaimana Yesus Kristus menjalankan.
~
Saudara Luke,
Sebenarnya, dalam Taurat Allah pernah memerintahkan untuk membunuh, tetapi perintah tersebut hanya untuk bangsa Israel yang berlaku pada saat itu saja. Dan pembunuhan hanya khusus kepada bangsa yang tidak bertobat yaitu bangsa Kanaan, karena dosa maka Allah berurusan dengan bangsa Kanaan melalui bangsa Israel. Sekali lagi perintah tersebut hanya untuk kepada bangsa Israel pada saat itu saja! Semoga dapat dipahami hal itu. Terima kasih.
~
Purnama
*****
3. Mengapa orang Nasrani tidak boleh memakai kejadian pembunuhan di Perjanjian Lama sebagai pedoman untuk membunuh orang pada masa ini?
Sebab dalam Perjanjian Lama ( Taurat ), Allah telah mengenapinya, seperti perkataan “Hutang darah diabayar dengan darah”. Yang artinya siapa yang membunuh harus dibunuh”, tidak lagi berlaku, namun maafkanlah dia yang melakukan pembunuhan, biarkanlah Allah kelak yang menjadi Hakim Adil Dunia dan Akhirat. Yesus Kristus telah menmberikan jalan yang mudah untuk mendapatkan surga. Mari kita teladani hidupnya, tinggalkan ajaran ajaran yang menyesatkan, sebab Allah mengasihi orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Amin.
*****
Saudara Luke,
Terima kasih untuk tanggapan sdr. Semoga tulisan sdr dapat memberikan pencerahan kepada para pengunjung yang ada dalam forum ini. Cara terbaik untuk hidup damai adalah dengan mengikuti ajaran dan mengimani Isa Al-Masih. Injil Allah menyatakan bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan memperoleh kehidupan yang kekal (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16). Surga adalah kebutuhan semua orang, memperoleh surga artinya memperoleh damai sejahtera, tidak ada ketakutan akan neraka. Semoga semua orang percaya dan beriman kepada Isa Al-Masih.
~
Purnama
~
Buat Sdr Purnama: Anda mungkin lupa. Selain Nabi, Muhammad SAW adalah seorang Kepala Negara Islam. Sebenarnya, adalah sebuah hal yang wajar saja jika ”Semua Orang Dalam Negara Islam Pimpinan Nabi Muhammad SAW” ,mau tidak mau, haruslah memeluk Agama Islam sebagai bukti ketaatan mereka terhadap Kepemimpinan Nabi Muhammad. Tetapi, Allah SWT tidak menghendaki adanya ”Keterpaksaan Dalam Memeluk Islam”.
QS 9:29 itu justru memberikan jalan dan kesempatan bagi setiap ”Orang Yang Tidak Ingin Masuk Islam” untuk ”Tetap” dapat menjadi warga, beribadah sesuai dengan Ajaran Agamanya, serta hidup sejajar dengan Orang-Orang Islam dan tinggal di Negara Islam Pimpinan Nabi Muhammad .
~
Saudara Pradjanto,
Islam adalah sebuah agama yang mempunyai syariat, dan wajib diikuti, termasuk sikap teladan nabi Islam. Pertanyaannya, mengapa harus mengikuti dan taat kepada nabi Islam padahal sikapnya bertentangan dengan ajaran Allah sejati, dalam Taurat dan Injil? Mengapa orang yang tidak mengikutinya harus diperangi, didiskriminasi bahkan sampai dibunuh? Apakah hal itu bukan pemaksaan untuk mengikuti agama Islam? Kiranya sdr dapat mencernah hal itu.
Oh ya bagaimana dengan pertanyaan kami yang sebelumnya. Mengapa nabi saudara mengajarkan perang dan pembunuhan, padahal bukan saat perang (Qs 9:29)? Contohnya yang di lakukan ISIS, diskriminasi kepada non-Muslim, menurut klaim bahwa Islam dikenal sebagai agama damai. Bagaimana menurut sdr?
~
Purnama
~
Dengan fakta ayat Al-Quran tersebut, maka kami bertanya kepada sdr. Pengaruh pemimpin sangat kuat bagi pengikutnya, apakah mengikut Nabi Islam atau Isa Al-Masih, mana diantara keduanya yang mengajarkan hal baik dan patut diteladani? Ajaran mana yang tepat dapat diterapkan bagi sesama manusia nabi Islam atau Isa Al-Masih? Mohon pencerahan sdr. Terima kasih.
Respon: Nabi Muhammad saw, karena ajaran anda tidak terorganisir dengan benar, saya katakan perang diizinkan jika memang dibutuhkan. Jadi jangan dianggap perang selalu negatif. Kalau perang itu selalu negatif, maka orang jahat akan merajalela. Harus perang dan harus punya tujuan. Kenyataannya: di Afrika Tengah, perang? kagak paham? ok
~
Saudara Hakkullah,
Terima kasih untuk jawaban sdr. Saudara memilih nabi sdr sebagai teladan, walaupun suka berperang, mengkafirkan dan membunuh. Mengapa kami menyatakan hal itu? Karena faktanya demikian, Al-Quran mengajarkan hal-hal itu walaupun bukan disaat perang. Saat ini saat damai, tetapi apa yang terjadi, peperangan tidak pernah berhenti di Timur Tengah, daerah-daerah ini adalah Muslim, ISIS mengklaim mereka mengikuti ajaran Islam yang sejati. Belum lagi yang terjadi di Indonesia, pembakaran rumah ibadah, mengkafirkan agama lain secara nyata terjadi bukan disaat perang. Kami mohon maaf menyampaikan hal itu karena memang demikian. Apakah Islam agama damai? Tentu pernyataan tersebut harus didalami terlebih dahulu dari riwayat pendiri Islam dan pernyataan ajaran Al-Quran.
Isa Al-Masih mengajarkan: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Ajaran Isa sangat mulia dan baik dijadikan teladan oleh semua umat beragama.
~
Purnama
~
Buat Sdr Purnama:
(1) Anda dengan mudahnya mengidentikkan Islam dengan ISIS. Hanya karena orang-orang yang terlibat dalam ISIS mengaku beragama Islam, maka dengan serta merta Anda katakan bahwa ”Islam Identik Dengan ISIS”.
(2) Persoalannya jadi lain ketika saya mengatakan bahwa “Bangsa Asia Dan Afrika Hidup Dijajah Beratus Tahun Lamanya Oleh Bangsa Eropa Yang Beragama Kristiani”. Secara serta merta Anda menolak untuk ”Mengidentikkan Agama Kristen Dengan Bangsa Eropa Yang Beragama Kristen Itu” dengan mengatakan bahwa ”Bangsa Eropa Yang Beragama Kristen Itu Bukan Pengikut Yesus”.
(3) Mengapa Anda jadi tidak adil dan memberlakukan Standard Ganda dalam menilai kedua fakta tersebut?
~
Saudara Pradjanto,
1. Kami menyampaikan demikian karena praktek ISIS sumbernya Al-Quran, mereka mengakui adalah Islam sejati yang mengikuti ajaran nabi Islam dan Al-Quran (Qs 8:12-13, 9:123).
2. Intinya, Isa Al-Masih tidak mengajarkan perang. Perhatikan firman Isa berikut: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Apabila ada yang mengajarkan perang atau membunuh, ajaran tersebut bukan ajaran Isa Al-Masih.
Pertanyaannya, mengapa nabi saudara mengajarkan perang dan pembunuhan, padahal bukan saat perang (Qs 9:29)? Bahkan, ajaran nabi Islam bertentangan dengan ajaran Allah dalam Kitab Taurat dan Injil. Bukankah menurut klaim umat Islam bahwa Islam adalah agama damai? Bagaimana sdr menjelaskan hal itu?
~
Purnama
~
Buat Sdr Purnama: (1) QS 9: 29 memberikan 2 pilihan bagi ”Orang-Orang Non Islam” untuk ”Menunjukkan Kepatuhan Mereka ” agar tetap bisa menjadi warga Negara Islam yang dipimpin oleh Nabi Muhammad, yaitu ”Masuk Islam” atau ”Membayar Jizyah”. (2) Adalah wajar, jika Nabi Muhammad sebagai Kepala Negara mengharapkan ”Kepatuhan” dari setiap warganya, baik Muslim maupun Non Muslim. Dan wajar juga, jika Allah SWT lalu memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk memerangi setiap warganya yang Non Muslim yang membandel dan tidak mau patuh, ketika mereka ”Tidak Mau Masuk Islam” tetapi juga ”Tidak Mau Membayar JIzyah”.(3) Adakah salah jika suatu Negara menuntut ”Kepatuhan” dari warganya?
~
Saudara Pradjanto,
Apa yang saudara sampaikan sangat jelas bahwa Islam menuntut dan memaksa non Muslim untuk tunduk kepada nabi Islam dan pemerintahannya. Pemaksaan dan tuntutan adalah bentuk kekerasan. Apalagi sampai menghalalkan perang dan pembunuhan. Apakah layak Islam disebut agama damai? Kami kira, Allah sejati tidak pernah memaksa ataupun mengancam orang yang tidak mengimani-Nya.
Isa berfirman: “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:36). Setiap orang bebas memilih, jika salah memilih maka hasilnya bukan saja di dunia melainkan diakhirat binasa kekal!
~
Purnama
~
Buat Sdr Purnama: (1) Jika ISIS adalah ”Kaum Islam Sejati”, maka sudahlah pasti mereka akan mendapatkan dukungan dari Kaum Muslimin Sedunia, Faktanya, banyak ”Negara Berpenduduk Mayoritas Islam” yang mencela dan tidak bersimpati pada cara-cara perjuangan dan sepak terjang ISIS itu. Republik Indonesia sudah sejak awal melarang masuknya Ajaran ISIS ke Indonesia. (2) Kalau Yesus tidak ”Mengajarkan Perang”, tetapi justru Ummat Kristiani secara faktual “Mengadakan Perang”, maka itu merupakan salah satu indikasi bahwa Bibei/Ajaran Kristiani tidak lengkap. Anda tidak bisa menyembunyikan fakta bahwasanya Perang-Perang Besar di dunia ini banyak dikobarkan oleh Ummat Nasrani sendiri.
~
Saudara Pradjanto,
1. Isis mengklaim Islam sejati karena mereka benar mengikuti syariat nabi Islam, berperang dan membunuh kaum kafir (Qs 9:73). “Aku telah diperintahkan untuk memerangi orang-orang sampai mereka berkata “tiada illah lain selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah,” melakukan sholat dan bayar zakat. Jika mereka melakukan itu, maka nyawa dan harta mereka selamat “ (Hadist Al-Bukhari, volume 1, #387).
2. Tidak ada ajaran Isa tentang perang atau membunuh dan membenci. Peperangan terjadi karena masalah manusia sendiri, mengutamakan kesombongan dan keangkuan. Jelas hal itu bukanlah kebenaran.
~
Purnama
~
Hakkullah
Setelah menaklukan maka wilayah itu jajahan Islam, seperti Mekkah berasal dari Quraisy, Irak adalah kaum Babylon, termasuk Palestina, dll. Awal kekuatan Islam, jajahan dengan bayar jizrah tetapi mereka dikucilkan, najis, manusia hina dan setelah Islam makin kuat maka wilayah jajahan Islam, shahadat adalah keharusan jika tidak dilakukan nyawa dan harta mereka menjadi halal (HR. Bukhari, 25).
Saudara dapat membaca sejarah nabi Islam di Hadis, Ibn Ishaq, dll.
SH. MSi
Akhirnya saudara setuju juga bahwa setelah nabi Islam berkuasa maka Islam adalah keharusan. Maka syariat berlaku salah satunya penggal kepala (Jami` at-Tirmidhi, 2622), maka ISIS adalah pengikut setia nabi Islam?
~
Saudara Park,
Semoga komentar saudara dapat memberikan pencerahan untuk saudara Hakkullah.
Jelas menghalalkan perampasan harta dan pemenggalan kepala karena tidak dapat membayar jizyah bukanlah ajaran kasih. Kasih itu tidak mencari keuntungan untuk diri sendiri dengan cara merampas harta orang lain.
~
Slamet