• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Al-Quran
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan Menuju Surga
    • Paspor Menuju Sorga
    • 6 Ayat Terpenting
  • Ayat Al-Quran
  • Artikel-Artikel
  • Alkitab
  • Perikop Alkitab
  • Hubungi Kami
Isa Dan Al-Quran > Ayat-Ayat Al-Quran > Ayat Lainnya > Ajaran Islam Mengenai Perang Suci

Ajaran Islam Mengenai Perang Suci

8 Oktober 2018 oleh Web Administrator 261 Komentar

Perang Suci terdapat dalam kitab suci agama Islam dan Nasrani. Beberapa ayat Al-Quran menuliskan tentang perintah Allah untuk berperang melawan musyrikin. Kitab Allah menceritakan perang yang Allah perintahkan kepada bangsa Israel untuk melawan bangsa Kanaan.

Mengapa Allah memerintahkan bangsa Israel untuk berperang? Apa yang menjadi ajaran Islam mengenai perang suci yang sesungguhnya? Apakah Allah menghendaki umat-Nya untuk melakukan kekerasan?

Ajaran Islam Mengenai Perang Suci

Jihad atau perang suci mengandung arti “berjuang” dan “bergumul.” Islam mengajarkan beberapa katerogi jihad.

Misalnya jihad menggunakan tulisan. Bertujuan untuk mempengaruhi orang lain dengan mengenalkan Islam dalamnya. Jihad menggunakan hati, yaitu melawan dosa dalam kehidupan orang beriman.

Namun secara realita, banyak umat hanya berfokus pada ayat dalam Qs 9:5, “ . . . maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka . . .”

Apa pandangan Anda tentang jihad? Silakan mengirim email kepada staff kami.

Kitab Allah dan Perang Suci

Kitab Allah dalam Yosua pasal 2 menuliskan tentang Allah yang memerintahkan bangsa Israel untuk berperang melawan bangsa Kanaan. Pada zaman itu, bangsa Kanaan adalah bangsa yang brutal dan kejam. Mereka senantiasa melawan Tuhan dan melakukan tindakan yang jahat dan keji. Tapi tidak semua bangsa Kanaan dimusnahkan, contohnya keluarga Rahab. Rahab dan keluarganya selamat karena menolong kedua belas pengintai dan percaya kepada Allah.

Kitab Allah menuliskan bahwa Allah hanya memerangi bangsa-bangsa yang terus-menurus berbuat dosa walau telah diberikan waktu untuk bertaubat. Hampir tidak pernah Allah memerintahkan umat Israel memusnahkan satu musuh.

Bijak Menelaah Pengajaran Radikal

Beberapa dekade ini, Islam memiliki kesan sebagai agama perang. Banyak orang juga menganggap Nasrani sebagai agama perang karena dalam sejarah pernah tercatat tentang perang salib. Kita harus cermat dalam ajaran Islam mengenai perang suci ataupun kisah kekerasan yang ada dalam Perjanjian Lama Kitab Allah.

Kita harus menafsirkan Kitab Suci dengan teliti. Lalu, Muslim akan tahu bahwa jihad adalah untuk melawan musuh yang mengancam. Nasrani seharusnya mengasihi musuhnya seperti apa yang diajarkan oleh Isa Al-Masih.

Kasihi dan Berdoalah bagi Musuhmu

Sub judul ini dikutip dari Injil, Rasul Besar Matius 5:44

Isa Al-Masih menggenapi penyataan Allah dengan ajaran-Nya yang sempurna. Tidak ada ajaran kebencian atau dendam terlebih perang suci. Dalam Kitab Injil Matius 26:52 Isa berfirman, “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.”

Isa mengajarkan umat-Nya untuk membalas kejahatan dengan cara memaafkan. Hal ini bukan hanya diajarkan tetapi telah Isa lakukan selama di dunia. Saat Isa Al-Masih harus menderita di kayu salib, Dia tidak pernah membalas kekerasan yang Dia terima. Semua ini Isa lakukan untuk Anda.

Maukah Anda menerima kasih-Nya? Silakan mengirim email kepada staff kami.

[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Apakah Saudara setuju dengan pengajaran agama yang mengutamakan kekerasan daripada kasih? Jelaskan alasan saudara!
  2. Bagaimana pendapat Saudara mengenai penyalahgunaan ayat Kitab Suci untuk tindakan kekerasan?
  3. Apa pendapat Saudara mengenai hukum kasih yang diajarkan oleh Isa Al-Masih?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Ajaran Islam Mengenai Perang Suci”. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Jihad Islam atau Kasih Isa Al-Masih?
  2. Islam Adalah Agama Cinta Damai? Bagaimana Dengan Kristen?
  3. Islam Atau Kristen – Manakah Agama Damai?
  4. Sikap Islam Dan Kristen Terhadap Terorisme
  5. Apakah Islam Adalah Agama Yang Paling Mengajarkan Toleransi?

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Ayat Lainnya Ditag dengan:Syariat Agama

Reader Interactions

Comments

  1. hakkullah mengatakan

    9 Maret 2019 pada 5:32 pm

    ~
    Tidak wajib harus mengucapkan kalimat syahadat, tapi diwajibkan bayar jizyah. Pada saat Islam berkuasa, maka aturan laa ikraha fiid din berlaku. Makanya ikuti Umar bin Khattablah. Shahabat menjelaskan Al-Quran dan Hadits dengan perbuatan maupun lisan. Apakah perbuatan Umar bin Khattab bertentangan? Tidak bisa kita langsung kepada Rasulullah saw, memangnya kita mujtahid? Shahabat lebih mengerti daripada kita, kok ada orang sok pintar menafsirkan Al-Quran dan Hadits. Dahuluilah mereka dulu. Kalau mereka nafsirin, kita ikutilah bukan otak kita. Kita berada diujung makanya Alkitab ini tuntunan tidak jelas. Yang bisa memberikan penjelasan dan contoh siapa? Kosong ,buktikan saja!

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      14 Maret 2019 pada 10:27 pm

      ~
      Saudara Hakkullah,

      Pernahkah saudara berpikir mengapa kaum Muslimin menyerang/membunuh orang-orang kafir yang tidak bersedia membaca Kalimat Syahadat. Tetapi orang kafir yang besedia membayar jizyah/pajak dibiarkan hidup? Bukankah, hidup itu lebih penting daripada uang?

      Tentunya orang bijak lebih memilih rela kehilangan jizyah atau hartanya daripada kehilangan nyawanya. Bahkan Isa Al-Masih memberikan peringatan yang tegas dan keras terhadap orang yang tidak bijak,“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh [harta] dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya” (Injil, Rasul Markus 8:36).

      Semoga saudara bersedia merenungkan bahwa keselamatan itu lebih penting daripada harta/uang.
      ~
      Slamet

  2. hakkullah mengatakan

    15 Maret 2019 pada 9:11 am

    ~
    Jizyah itu jangan anda kira negatif, tapi itu adalah bentuk cinta kasih kepada orang-orang kafir. Jadi jizyah itu melindungi kaum kafir dizimmi dalam menghadapi bahaya-bahaya memungkinkan dan juga mendapat hak sama seperti orang mukmin lainnya.

    Jizyah sendiri tidak menentukan berapa persen yang akan diberikan, tergantung pemimpinnya, Contoh: Panglima jiyad mengambil jizyah dari orang kafir 1.5% dibandingkan dengan zakat 2.5%. Artinya lebih rendah dari zakat banyak sekali negara barat mulai jenuh dengan sistem orang kafir, justru mereka lebih senang pakai sitem Islam. Coba berapa pajak yang kamu berikan pada pemerintah Indonesia? 10%, 20% atau berapa persen? Sistem seperti ini sengsara,pak.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      16 Maret 2019 pada 12:17 pm

      ~
      Saudara Hakkullah,

      Jelas Isa Al-Masih tidak pernah memungut jizyah/pajak kepada para pengikut-Nya. Namun demikian Dia tetap melindungi dan memelihara mereka.
      Apa buktinya? Salah satu di antaranya, Isa Al-Masih pernah memberikan makan 5000 orang lebih tanpa memungut uang tagihan kepada meraka.

      Isa Al-Masih seperti seorang gembala yang memelihara dan melindungi domba-domba-Nya. “Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati” (Kitab Nabi Yesaya 40:11).
      ~
      Slamet

  3. hakkullah mengatakan

    15 Maret 2019 pada 9:20 am

    ~
    Pertanyaan:
    Bagaiman tentara Islam melindungi anda, jika tidak ada biaya? Memangnya anda beli ayam tidak pakai uang? Bagaimana anda melindungi jiwa anda, sedang anda tidak punya duit? Dipakai otaknya itu, pak. Sistem kafir sudah pade jenuh. Mereka sudah ingin mengharapkan sistem Islam, karena saling menguntungkan baik orang Kafir maupun Muslim. Mau bukti? Bedalah sistem yang dibuat manusia dengan sistem yang dibuat Allah.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      16 Maret 2019 pada 12:30 pm

      ~
      Saudara Hakkullah,

      Memang tidak salah kalau tentara Islam membutuhkan ‘upah’ untuk pekerjaannya.
      Namun tidak demikian dengan Isa Al-Masih, Dia melalukan misinya untuk menyelamatkan manusia tanpa memungut upah bahkan rela kehilangan nyawa-Nya.

      “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:11-13).
      ~
      Slamet

  4. hakkullah mengatakan

    16 Maret 2019 pada 7:29 pm

    ~
    Roma 13:1-7 dan Matius 9:9, Rakyat wajib membayar pajak pada pemerintah. Membangkang? Dibunuh karena dianggap sebagai penjahat…” Injil, Rasul Besar Yohanes 10:11-13″ dalil ini tidak nyambung yang kita bahas”. Ayat itu maknanya adalah tidak diberi amanah, alangkah bodohnya meninggalkan upah apa yang ia usahakan. Cara pandang Anda, menyengsarakan orang lain. Yang kita bahas adalah mengenai pemerintah dan pemerintah diwajibkan memungut pajak dalam Alkitabmu dan pajak itu mengolah untuk memakmurkan rakyat seperti yang saya katakan, tapi tidak diamalkan dalam pemerintahan Kristen, yang ada menyengsarakan rakyatnya dan bisa dilihat dalam sejarah Kekeristenan..”jangan berfikiran sempit”..

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      22 Maret 2019 pada 2:31 pm

      ~
      Saudara Hakkullah,

      Setiap orang yang hidup dibawah pemerintahan wajib melakukan aturan dan mentaati hukum yang sudah ditetapkan oleh pemerintahan tersebut. Mengapa? Karena pemerintah adalah wakil rakyat.Kami masih bingung dengan maksud sdr dengan pemerintahan Kristen. Bolehkah sdr jelaskan lebih lanjut? Karena Kristen bukanlah negara seperti Islam yang dikenal sebagai agama sekaligus negara mewajibkan syariat Islam. Bagaimana sdr?

      Pemerintahan Isa Al-Masih adalah damai sejahtera, dimana semua orang harus hidup dalam kasih dan mengasihi. Firman Allah mengatakan: “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:20).
      ~
      Purnama

  5. Jesus Park mengatakan

    18 Maret 2019 pada 12:01 am

    ~
    Hakkullah,

    Jizyah itu adalah kedok, dinikmati nabi saudara dan pengikutnya, sedangkan pajak di Indonesia untuk membangun agar dapat dinikmati oleh semua orang, sama seperti negara Eropa pajak untuk kesejahteraan orang di negara itu.

    Jika saudara benar, mengapa saudara tidak membaca tafsiran (QS 47:35) dan menjelaskannya? Bacalah, ulama saudara setuju dengan kami atau saudara? Dalam hadis jika mengucapkan shahadat maka nyawa selamat (Sunan Abu Dawud, 2641), apa maksudnya? Apakah saudara tidak percaya dengan nabi saudara? Apakah menurut saudara kami tidak bisa membaca seperti nabi saudara? Itulah tujuan nabi saudara mempunyai tentara untuk menguasai dunia jika perlu dengan pedang berdarah.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      22 Maret 2019 pada 2:49 pm

      ~
      Saudara Park,

      Hidup dibawah pemerintahan sudah wajib masyarakatnya memberikan pajak, ini berlaku dari jaman dahulu. Isa Al-Masih tidak pernah menentang hal itu. Namun, yang tidak tepat adalah pengajaran agama yang mengutamakan kekerasan daripada kasih. Isa Al-Masih mengajarkan untuk mengasihi sesama tanpa ada alasan tertentu, tidak menggunakan kekerasan. Terima kasih.
      ~
      Purnama

  6. hakkullah mengatakan

    9 Mei 2019 pada 4:17 pm

    ~
    Pemerintahan Isa Al-Masih adalah damai sejahtera, dimana semua orang harus hidup dalam kasih dan mengasihi. Firman Allah mengatakan: “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:20).

    Respon: itu,kan cuma teori saja, pak. Faktanya kita dibantai terus, artinya ketidakpedulian dalam hal kepemimpinan. Percuma pak kita ngomong cinta kasih. Kalau masalah pemimpin saja engkau tidak pedulikan. Dari dulu orang kafir tidak beres jadi pemimpin.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      11 Mei 2019 pada 5:21 am

      ~
      Saudara Hakkullah,

      Kalau hanya berteori tentang cinta kasih saja tetapi tidak dapat melakukan dalam perbuatan kasih, itu kan saudara.

      Sejak semula saling mengasihi adalah gaya hidup yang diajarkan Oleh Isa Al-Masih. Dia tidak hanya berteori, tapi telah memberi teladan hidup mengasihi, bahkan sampai kematian-Nya dikayu salib. “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Injil, Surat Roma 5:8).

      Jadi ketika Injil diberitakan dan setiap orang yang mengakui Isa Al-Masih Sang Juruselamat, maka kehidupan saling mengasihi sudah menjadi milik-nya. “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:19).
      ~
      Slamet

  7. hakkullah mengatakan

    9 Mei 2019 pada 4:35 pm

    ~
    Dalam hadis jika mengucapkan shahadat maka nyawa selamat (Sunan Abu Dawud, 2641), apa maksudnya? Apakah saudara tidak percaya dengan nabi saudara?
    Respon: pertanyaan anda salah, seharusnya anda atau saya yang paham hadits itu? Bukan mengikuti pemahaman berdasarkan hawa nafsu. Saya sudah bilang 3 opsi: masuk Islam berarti bersahabat. Kalau sudah bersyahadat, tidak boleh ditumpahkan darahnya, hartanya dll.
    Kalau tidak mau, pilihan yang kedua, bayar jizyah, menandakan kafir itu tunduk.

    Orang-orang kafir ini penasaran, ingin lawan kaum Muslimin, terjadilah perang. Kita menginginkan damai, mereka sendiri melawan kita. Mereka orang-orang kafir tidak pantas menjadi pemimpin dunia.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      11 Mei 2019 pada 4:57 am

      ~
      Saudara Hakkullah,

      Jauh sebelum Islam ada dan berkuasa, umat Kristen tanpa harus diancam sudah melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak (jizyah). Karena membayar pajak adalah kewajiban warga negara dan orang-orang Kristen dipanggil untuk menjadi warga negara yang baik selama di bumi.

      “Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai…” (Injil, Surat Roma 13:7).

      Mengapa orang yang tidak mampu membayar pajak (jizyah) harus ditumpahkan darahnya?
      ~
      Slamet

  8. Jesus Park mengatakan

    11 Mei 2019 pada 7:26 pm

    ~
    Hakkullah,

    Isa mengasihi manusia bukanlah teori, semua sudah dibuktikan dan disaksikan oleh para murid. Banyak manusia kesulitan mengikuti ajaran kasih, karena manusia cenderung meninggikan ego. Berbeda dengan allah Islam, egonya meledak-ledak sehingga mengatai kafir dengan hewan dan najis. Tidak ada kasih dalam allah Quran hanya kebencian dan permusuhan. Akibat mengikuti ajaran ini, maka kafir layak dibunuh (HR. Bukhari, 111).

    Apa maksudnya “hingga mereka shahadat, melakukan ritual Islam, dan jika tidak melakukan hal itu maka darah dan hartanya halal” (Sunan Abu Dawud, 2641)? Hanya kafir yang membayar jizyah, tetapi setelah makin berkuasa maka menjadi Islam adalah wajib, bukan? Bagaimana?

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      15 Mei 2019 pada 4:43 pm

      ~
      Saudara Park,

      Kadar ajaran Isa Al-Masih sangat jauh dan bertentangan dengan ajaran Allah Al-Quran. Isa mengajarkan kasih, mengasihi sampai mengorbankan nyawa. Artinya kasih tidak ada batasnya, walaupun diri dikurbankan. “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 15:13). Ini yang Isa kerjakan dan ajarkan kepada pengikut-pengikut-Nya. Mengasihi, musuhpun harus dikasihi dan didoakan, tanpa ada kekerasan dan ancaman. Sepatutnya kita bersyukur menjadikan Isa sebagai pedoman dan teladan hidup. Doa kami, semoga semua agama dapat mengikuti Isa Al-Masih.
      ~
      Purnama

  9. hakkullah mengatakan

    17 Mei 2019 pada 11:24 am

    ~
    Mengapa orang yang tidak mampu membayar pajak (jizyah) harus ditumpahkan darahnya?
    Respon: tidak ada yang ditumpahkan darahnya, tapi dikasih tidak usah bayar. Ummat Islam tidak memerangi kepada rakyat sipil. Sepanjang sejarah Islam, tidak ada satupun memerangi rakyat sipil. Rakyat sipil itu tidak bersalah. ummat Islam memberikan penawaran kepada pmimpin. Mau bersyahadat atau mau bayar jizyah atau mengadakan perang. Aturan Islam, rakyat sipil harus dilindungi, bukan ditumpahkan darahnya. Aturan Islam itu turun temurun, jangan kamu membunuh anak kecil, wanita, abid, bahkan sampai jangan membunuh binatang peliharaannya. Anda jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Kasihin diri anda.

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      19 Mei 2019 pada 1:13 pm

      ~
      Saudara Hakkullah,

      Benarkah orang yang tidak mampu membayar pajak (jizyah) tidak ada yang ditumpahkan darahnya, tapi dibebaskan dari pajak? Memang dalam Islam bagi tawanan yang telah membayar jizyah, ia akan dilindungi keslamatnnya. Tapi mereka yang tidak membayar jizyah maka keselamatnnya tidak terjamin.

      Hadis dari Anas dan Usman bin Abi Sulaiman r.a, mereka menceritakan bahwa Nabi SAW mengutus Khalid bin Walid ke Ukaidir Dumah, maka mereka menyambutnya, lalu mereka datang dengan membawa jizyah. Karena itu ia terlindungi keselamatannya dan melakukan perjanjian damai atas jizyah (HR. Abu Dawud).

      Demikian semoga bermanfaat untuk saudara renungkan.
      ~
      Slamet

  10. hakkullah mengatakan

    17 Mei 2019 pada 6:35 pm

    ~
    @Park,

    Isa mengasihi manusia bukanlah teori, semua sudah dibuktikan dan disaksikan oleh para murid. Banyak manusia kesulitan mengikuti ajaran kasih, karena manusia cenderung meninggikan ego.

    Respon: tetap saja teori berdasarkan omongan. Di Andalusia, di Afrika Tengah ummat Islam dibantai Dan itu bukan rekayasa. Ini faktanya, maka itu, orang Kristen sebaiknya diam saja. Jelas itu bukan ajaran manusia, tapi ajaran syetan. Fitrahnya manusia itu baik, bukan jahat, yang membuat jahat itu apa sih? Ummat Islam bangkit, Kristen panas dalam. Ajaran Kristen tidak bisa mengatasi?

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      18 Mei 2019 pada 1:29 pm

      ~
      Saudara Hakkullah,

      Sebenarnya semua agama tidak pernah mengajarkan kekerasan. Agama mengajarkan manusia untuk menerima segala perbedaan sebagai anugerah Tuhan, kebaikan dan kedamaian hidup manusia.

      Kalaupun terjadi peperangan dan pembantaian itu disebabkan manusia mementingkan ego. Jika hanya memikirkan siapa yang paling benar dan siapa yang paling pantas hidup dimuka bumi, maka manusia tidak akan pernah berhenti berperang dengan sesamanya.

      Oleh karena itu Isa Al-Masih mengajarkan kepada pengikut-Nya untuk tidak mementingkan diri sendiri tetapi kepentingan orang lain juga. “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Injil, Rasul Besar Matius 7:12).
      ~
      Slamet

  11. hakkullah mengatakan

    19 Mei 2019 pada 7:10 pm

    ~
    Tapi mereka yang tidak membayar jizyah maka keselamatnnya tidak terjamin.

    Respon: Tetap terjamin. Kok bisa begitu? Pada umumnya orang kafir juga tahu, jika orang kafir menguasai suatu wilayah, maka mereka yang dikuasai itu sebagiannya harus memberikan hartanya. Mana mungkin orang kafir tidak membayar jizyah, padahal itu adalah umum diketahui sebagai hukum internasional? Orang dulu juga bayar pajak kepada pemerintahan Belanda. Bagaimana komunis yang menguasai kita? Maka menyerahkan hartanya kepada mereka dengan cara mereka sendiri. Kalau begitu, anda awam sekali mengenai aturan hukum internasional. Walaupun orang kafir tidak membayarnya, tetap akan terjamin. Kenapa bisa begitu?

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      21 Mei 2019 pada 6:25 pm

      ~
      Saudara Hakkullah,

      Membayar pajak adalah kewajiban semua orang yang hidup dibawah sebuah pemerintahan. Namun yang kita bahas di sini adalah kehadiran agama seharusnya menyejukkan keadaan, bukan mengajarkan perang, atau bersikap keras dan mendiskriminasi kelompok tertentu. Bila ada agama yang mempraktekan hal itu tentu tidak dapat disebutkan sebagai pembawa rahmat, bukan?

      Lihatlah firman Allah berkata: “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:20). Baiklah kita mengasihi Allah dan sesama, sebagaimana ajaran Isa Al-Masih.
      ~
      Purnama

  12. Jesus Park mengatakan

    25 Mei 2019 pada 5:00 pm

    ~
    Hakkullah,
    Kami berharap saudara menjawab tanpa abu-abu, tetapi sebaliknya saudara mengigau lagi. Jizyah adalah wajib atau kehilangan nyawa sudah dibuktikan, jangan bunuh anak dan wanita adalah fitnah (Sunan Abu Dawud, 4404), apalagi hewan seperti anjing (HR. Bukhari, 3323).

    Isa tidak mengajarkan teori tetapi membuktikannya, sedangkan orang Kristen belum tentu pengikut Isa karena seperti yang saya bilang, sulit mengikuti kasih dengan ego. Tetapi jika Muslim membunuh karena agama, maka Muslim adalah pengikut allah Quran (QS 9:29), bukan? Sebaliknya jika Muslim toleransi sebenarnya mereka tidak taat Quran. Kami berharap saudara menjawab sesuai Quran dan hadis bukan imajinasi. Bagaimana?

    Balas
    • Staff Isa dan Al-Quran mengatakan

      29 Mei 2019 pada 7:49 pm

      ~
      Saudara Park,

      Memang tidak baik mengancam ataupun mendiskriminasi orang lain hanya karena tidak bayar pajak ataupun tidak mengikuti ajaran satu kelompok sesuai aturan kelompok tersebut. Ini disebut pemaksaan. Isa Al-Masih mengajarkan untuk mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Artinya, jangan berbuat jahat dan memaksakan kehendak orang lain. Pengikut Isa harus bersikap santun dan menghormati semua orang tanpa dibatasi perbedaan. Bukankah hal itu terbaik dan patut diteladani? Kami berdoa semua pengunjung forum ini dapat mengikuti ajaran Isa Al-Masih. Terima kasih.
      ~
      Purnama

Baca komentar lainnya:

« 1 … 5 6 7

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Banyak Peraturan Membatalkan Puasa Ramadhan, Mampukah Menunaikannya?
  • Qs 4:157 – Isa Tidak Wafat! Bagaimana Fakta Sejarah?
  • Apakah Isi Kitab Injil Asli? Apakah 1 atau 4 Injil?
  • Keutamaan Hidayah dan Rahmat yang Membahagiakan Kita!
  • Mengapa Muslim Memuliakan Maryam, Ibu Isa Al-Masih?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Qs 4:157 – Isa Tidak Wafat! Bagaimana Fakta Sejarah?
  • Apakah Isi Kitab Injil Asli? Apakah 1 atau 4 Injil?
  • Mengapa Muslim Memuliakan Maryam, Ibu Isa Al-Masih?
  • Tujuan Puasa Ramadan Untuk Hati Yang Bersih
  • Puasa Dan Pahala Ditinjau Dari Tujuan Penciptaan Manusia

Artikel Yang Terhubung

  • Pemberi Hidup Kekal: Nabi Ma'shum Atau Nabi Suci?
  • Kitab Suci yang Sahih: Al-Quran, Taurat, Zabur, Injil?
  • Islam, Kristen Dan Beragama Yang Benar
  • Apakah Allah Islam Dan Tuhan Alkitab Sama?
  • Islam Adalah Agama Cinta Damai? Bagaimana Dengan Kristen?

Footer

Hubungi Kami

Apabila Anda memiliki pertanyaan / komentar, silakan menghubungi kami dengan menekan tombol di bawah ini.

Hubungi Kami

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
App Isadanislam
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa dan Al-Quran. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membahas Email
| Hubungi Kami