Kasus yang mengatasnamakan agama semakin merobek toleransi di Indonesia. Apa yang menjadi standar umat Muslim yang bertoleransi di Indonesia dalam ajaran Al-Quran? Bagaimana seharusnya kehidupan toleransi umat Muslim di Indonesia yang beragama?
Toleransi Dalam Perbedaan
Kita harus bangga sebagai bangsa Indonesia. Indonesia adalah bangsa yang besar. Beberapa tahun belakangan ini, terjadi kasus yang mengatasnamakan agama. Hal ini sangatlah merugikan semua pihak. Mayoritas maupun minoritas. Kasus Ahok, pembubaran paksa ibadah Natal di Bandung, kasus Meiliana, parade murid TK memakai niqab sambil membawa senjata mainan, dan kasus lainnya.
Bagaimana toleransi umat Islam di Indonesia dalam hal ini? Apa yang menjadi pandangan Anda? Silakan mengirimkan email kepada staff kami.
Islam Moderat Untuk Keberagamaan
Slogan Indonesia yakni, “Bhinneka Tunggal Ika” (berbeda-beda, tetapi tetap satu jua). Dan Pancasila dasar negara Indonesia. Mengapa para pendiri bangsa Indonesia memilih Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika?
Hal ini haruslah kita renungkan bersama. Keberagamaan suku dan agama seharusnya terus melatih bangsa ini untuk bisa saling bertoleransi dan membangun satu sama lain. Jelas, Indonesia bukanlah negara milik satu agama, suku, ras, atau golongan. Indonesia adalah milik kita semua, bukan?
Dengan saling menghargai dalam keberagaman, umat Muslim di Indonesia akan mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan berdampak bagi dunia. Hal ini akan senantiasa membawa kedamaian dan kesejukan bagi bangsa Indonesia.
Mayoritas yang Melindungi
Pada umumnya umat Islam mencintai kedamaian dan saling bertoleransi. Qs 9:6 menuliskan seorang Muslim harus memberikan perlindungan terhadap kaum non-Muslim yang lemah.
“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia . . .” (Qs 9:6). Inilah perintah Kitab Suci Islam!
Berdasarkan ayat di atas, seyogyanya umat Muslim di Indonesia memberi perlindungan bagi kaum non-Muslim, bukan?
Namun masih saja ada sebagian Muslim mengabaikannya. Misalnya, hasil survey UIN (2018), dalam buku pelajaran Islam, 48.95% mengajarkan siswa untuk tidak bergaul dengan orang yang berbeda agama. Hanya 12.96% mengajarkan tentang menghargai orang yang berbeda agama.
Bertoleransi Terhadap Orang Yang Berbeda Iman
Isa Al-Masih mengajarkan kepada umat-Nya untuk memperlakukan orang lain seperti dirinya sendiri. Jika Anda ingin dikasihi, maka Anda perlu mengasihi orang lain terlebih dahulu.
Isa tidak hanya mengajarkan umat-Nya perihal toleransi. Tetapi Ia memerintahkan umat-Nya untuk mengasihi semua orang tanpa membedakan imannya. “Kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39).
Hal ini bukan hanya dikatakan saja tetapi telah dilakukan oleh-Nya. Karena Isa Al-Masih mengasihi Anda, Ia rela datang ke dunia, wafat, dan bangkit (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16). Untuk menggantikan Anda dari hukuman neraka, dan sebagai bukti kasih-Nya.
Ia melakukan hal ini bukan hanya untuk umat Nasrani. Tetapi untuk semua umat manusia. Tanpa memandang Anda dari iman mana. Maukah Anda menerima kasih dari Isa Al-Masih? Silakan menghubungi staff kami.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai kasus yang menimpa kaum minoritas yang mengaitkannya kepada agama tertentu?
- Bagaimana respon Saudara saat mengetahui ketidakadilan yang menimpa kaum minoritas? Mengapa?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai ajaran Isa Al-Masih perihal mengasihi semua orang?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Bagaimana Hidup Berdamai Dalam Islam?
- Lima Sebab Orang Muslim Indonesia Harus Menolak Kekerasan Dalam Agama
- Apakah Islam Adalah Agama Yang Paling Mengajarkan Toleransi?
- Islam Adalah Agama Cinta Damai? Bagaimana Dengan Kristen?
- Aktifis Islam: Berdakwalah Dengan Cara Damai!
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
~
@Artikel,
Beberapa tahun belakangan ini, terjadi kasus yang mengatasnamakan agama. Hal ini sangatlah merugikan semua pihak. Mayoritas maupun minoritas. Kasus Ahok, pembubaran paksa ibadah Natal di Bandung, kasus Meiliana, parade murid TK memakai niqab sambil membawa senjata mainan, dan kasus lainnya.
Respon: Itu ujian buat kalian wahai Nasrani. Buktikan kamu Kristen sejati bukan Kristen jadi-jadian! Jangan terasa hati jika kamu dianiaya atau diprovokasi. Ingat ajaran kasih Tuhan Yesus “kasihi musuh-mu/tampar pipi kanan kasih pipi kiri”. Banyaklah sabar!
~
Saudara Bima,
Kami menyampaikan terima kasih untuk saran yang saudara sampaikan. Memang Isa Al-Masih tidak memerintahkan pengikut-Nya untuk menuntut balas ketika mereka harus dianiaya karena kebenaran. Justru Isa Al-Masih menuntut para pengikut-Nya untuk memiliki spiritual rohani yang kuat dalam mengikuti-Nya. Mereka diajar oleh Isa Al-Masih untuk mengampuni, mengasihi, tidak menjadi marah, membalas, menganiaya, atau menunjukkan kekuatan kalau mereka dirugikan dan dianiaya sampai mati.
Isa Al-Masih menuntut komitmen kepada para pengikut-Nya, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya” (Injil, Rasul Lukas 9:23-24).
Terima kasih, kiranya Tuhan juga memberikan berkah-Nya kepada saudara.
~
Slamet
~
@Slamet,
Isa Al-Masih menuntut komitmen kepada para pengikut-Nya, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya” (Injil, Rasul Lukas 9:23-24).
Res: Teruknya menjadi Kristiani. Terpaksa memikul salib setiap hari dan bersedia untuk kehilangan nyawa. Nampaknya mengambil Yesus sebagai juruselamat (sekadar iktikad dalam hati) tanpa komitmen Lukas 9:23-24 tidak mencukupi buat Nasrani. Susah juga ya untuk miliki sorga Yesus!
~
Saudara Bima,
Sebenarnya menjadi pengikut Isa Al-Masih bukanlah karena terpaksa, melainkan hal itu anugerah. Mengapa? Karena setiap orang yang mengikut Isa itu karena Allah sendiri yang memilihnya (Injil, Rasul Besar Yohanes 15:16, Surat Efesus 2:8-9). Tetapi lepas dari semua itu, Isa Al-Masih memberikan janji bahwa Dia akan menyertai sampai akhir jaman, dan dunia ini sudah dikalahkan oleh Isa Al-Masih (Injil, Rasul Matius 28:20, Rasul Besar Yohanes 16:33). Apakah Allah Al-Quran atau nabi sdr dapat menyertai sdr dan memberikan jaminan keselamatan yang kekal? Bagaimana sdr?
Pertanyaan sesuai artikel di atas, bagaimana pendapat Anda mengenai kasus yang menimpa kaum minoritas yang mengaitkannya kepada agama tertentu?
~
Purnama
~
@Admin Purnama,
Apakah Allah Al-Quran atau nabi saudara dapat menyertai saudara dan memberikan jaminan keselamatan yang kekal? Bagaimana saudara
Respon: Biar saya ingatkan anda. Jangan bangkitkan pertanyaan yang menyalahi topik/pertanyaan artikel. Hormatilah aturan situs! Ingat, aturan situs juga terpakai buat anda. Betul tidak?
Firman-Nya dalam Alkitab, “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:37).
~
Saudara Bima,
Saudara memberikan tanggapan yang benar dan kami juga setuju.
Namun saudara perlu menyadari mengapa saudara Purnama memberikan pertanyaan tentang jaminan keselamatan. Hal ini disebabkan oleh pernyataan saudara,”… Nampaknya mengambil Yesus sebagai juruselamat (sekadar iktikad dalam hati) tanpa komitmen.”
Dengan demikian tidaklah salah bila saudara Purnama dalam penjelasannya tentang jaminan keselamatan, mengajukan sebuah pertanyaan. Apakah Allah Al-Quran atau nabi saudara dapat menyertai saudara dan memberikan jaminan keselamatan yang kekal?
Demikian harap maklum dan terima kasih.
~
Slamet
~
Saya kira anda terlalu subjektif melihatnya. Sudahkah anda bandingkan dengan kasus-kasus di luar Indonesia, misalnya diskriminasi masyarakat Prancis kepada kelompok Islam karena kasus bom beberapa waktu lalu? Atau kasus pesepakbola, Mezut Oezil yang didiskriminasi karena hubungannya dengan Presiden Turki oleh rakyat Jerman? Kedua negara itu, Perancis dan Jerman mayoritas rakyatnya adalah Kristen, penganut ajaran kasih.
Bahkan Allah sendiripun sebetulnya berlaku diskriminasi karena hanya mencintai Israel, dan demi itu dia tega memusnahkan bangsa-bangsa lain yang padahal diciptakan oleh tangan-Nya sendiri.
~
Saudara A,
Kami menghargai komentar yang saudara sampaikan. Memang dalam sejarah perang Israel, Allah sendiri yang memerintahkan bangsa Israel bangsa lain. Namun perang yang Allah perintahkan kepada bangsa Israel ini jangan diartikan sebagai perang keji. Sebab perang ini adalah melawan bangsa-bangsa yang melawan dan memusuhi Allah. Dan jika Israel tidak melakukan perlawanan, mereka akan menyerang Israel dan Israel akan musnah.
Juga perlu dingat bahwa Allah dengan memerintahkan Israel agar mereka tidak terlibat dalam peperangan melawan bangsa mana pun, kecuali Allah memerintahkannya. Misalnya, mereka dilarang terlibat dalam pertikaian dengan bangsa Edom, Moab, atau Amon (Taurat, Kitab Ulangan 2:4-19). Namun, akhirnya bangsa Israel diserang oleh bangsa-bangsa tersebut dan terpaksa berperang untuk membela diri. Sehingg dalam peperangan ini mereka mendapat bantuan Allah.
Mengapa Allah mengasihi bangsa Israel, karena Israel adalah bangsa yang dikhususkan sebagai bangsa yang menyembah Allah yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub. Dan pada akhirnya melalui bangsa Israel ini lahirlah Juruselamat manusia yaitu Isa Al-Masih.
~
Slamet
~
Kristen seharusnya jangan anggap Islam sesat. Karena se sesat-sesat Islam, Tuhan pasti mengampuni.
Jika mereka minta ampun kepada Tuhan dan bertobat. Bukankah dalam sholat itu ada doa minta ampun kepada Tuhan.
Kristen seharusnya tawarkan pengampunan dosa bukan pada Islam saja tapi pada orang Budha yang tidak percaya Tuhan dan pengampunan dosa sama sekali.
~
Saudara Bushro,
Memang sejak semula, Allah menciptakan manusia agar mereka hidup dalam kebahagiaan dan keselamatan. Bahkan ketika manusia jatuh dalam dosa, jauh dari keselamatan, Allah berjanji akan mengutus seorang Juruselamat yang akan membebaskan manusia dari penderitaan dan kematian akibat dosa. Allah ingin memberikan hidup kekal kepada semua orang tanpa pandang bulu.
Mari kita perhatikan janji Allah kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. “Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).
~
Slamet
~
Untuk A, Bushro,
Apakah ajaran Isa? Kasih, jika dia Kristen tapi tidak ada kasih, mereka seperti gong yang berkumandang (Injil, Surat 1 Korintus 13:1). Apakah mereka mengikuti? Apakah saudara mengikuti Quran yang dapat mengawini anak-anak? Menurut undang-undang negara bahkan dunia, dilarang mengawini anak-anak karena melanggar hak anak-anak.
Jika saudara diampuni, mengapa allah Quran tidak menjamin saudara ke surga? Bukankah nyaman menjadi Muslim karena allah Quran akan mengampuni setiap dosa walaupun ia mencuri dan berzina (HR. Muslim, 94). Itulah sebabnya di Indonesia pejabat rajin mencuri uang rakyat karena dosa akan diampuni karena sholat. Saudara setuju dengan ajaran ini?
~
Saudara Park,
Terimakasih untuk tanggapan sdr. Kami berharap pertanyaan saudara dapat menjadi refleksi bagi saudara Bushro untuk mempertimbangkan ajaran pengampunan yang ada dalam Al-Quran.
Injil Allah menyatakan semua orang berdosa akan menerima hukuman kekal di neraka. Tidak ada manusia dapat terbebas dari dosa, kecuali dengan pertolongan Isa Al-Masih. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia (Isa Al-Masih) adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (Injil, Surat 1 Yohanes 1:9).
~
Purnama
~
@Slamet (7/11/18, 9:24 pm),
Res: Slamet! Lihatlah pernyataan Anda. Mulanya anda bersetuju pernyataan saya benar tapi kemudian mengatakan Purnama tidak salah. Usahlah berbelit-belit. Lihat kembali pertanyaan si Purnama, apakah ianya relevan dengan tulisan saya saperti yang anda perkatakan? Anda tu anak tuhan, manusia kudus, katanya tiada kebohongan dalam diri anda. Janganlah kerana hendak membela teman anda, berbagai alasan dicipta kerananya. Sekali lagi ingat ni; “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yg lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Yoh 5:37).
*Kalau ya katakan ya, full-stop. Jangan ditambah-tambah yang lainnya!
~
Saudara Bima,
Kami hanya bertanya. Lagi pula,kami sudah menjawab pertanyaan sdr. Bukankah ini forum diskusi, untuk itu tidak salah bila kami bertanya, bukan? Silakan sdr menjawab pertanyaan kami yang sederhana ini. Apakah Allah Al-Quran atau nabi sdr dapat menyertai sdr dan memberikan jaminan keselamatan yang kekal? Bagaimana sdr?
Dan, bagaimana pendapat Anda mengenai kasus yang menimpa kaum minoritas yang mengaitkannya kepada agama tertentu? Berharap sdr sanggup menjawabnya. Terima kasih saudara Bima.
~
Purnama
~
1. Bagaimana pendapat Anda mengenai kasus yang menimpa kaum minoritas yang mengaitkannya kepada agama tertentu? Menurut saya, tidak semua negara negara adil dalam menentukkan umatnya memeluk agama menurut imannya, seperti di Iran, Arab Saudi, wajib bagi umatnya memeluk 1 agama yang benar, yaitu Muslim. Jika ada menentang, khususnya di Iran, akan dipancung atau dihukum mati.
Padahal di negara mayoritas Kristen, tidaklah demikian, dipersilakan rakyatnya memilih menurut keyakinan, seperti Spanyol, Prancis, Amerika Serikat, Jerman, Inggris. Jadi tergantung dari pemimpin Negaranya, Indonesia termasuk adil, walaupun ada hal-hal yang melanggar dari pihak mayoritas.
~
Saudara Bravo,
Terima kasih untuk komentar tentang kasus yang menimpa kaum minoritas pada agama tertentu.
Memang dalam beberapa tahun terakhir ini, negara kita bergerak semakin mantap menuju demokrasi dan penghormatan hak asasi manusia. Bahkan dunia internasional juga memuji Indonesia sebagai model demokrasi di dunia Muslim.
Marilah kita tetap mendoakan agar di negara kita tercinta ini, tolerasi antar umat beragama terus terpelihara dengan baik. “Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus” (Injil, Surat Roma 15:5-6).
~
Slamet
~
2. Bagaimana respon Anda saat mengetahui ketidakadilan yang menimpa kaum minoritas? Mengapa?
Memang sulit untuk merespon hal ini, khusus di Iran, bagi umat non Muslim adalah adalah Kafir, dan dapat pula dihukum pancung atau dibunuh.
Di Indonesia sendiri termasuk kondisi aman, walaupun terkadang ada gangguan dari pihak mayoritas. Meskipun demikian masih dapat diatasi, seperti peristiwa baru baru ini bom bunuh diri sekeluarga, menghancurkan Gereja, dimana terjadi serentak di tiga gereja sekaligus.
Namun umat Yesus Kristus tidak pernah membalaskan, karena Yesus Kristus mengajarkan:“Kasihilah sesamamu manusia dan doakanlah musuhmu agar salign memaafkan”. Amin
Bravo
~
Saudara Bravo,
Memang keadilan bagi seluruh rakyat merupakan salah satu cita-cita bangsa negara kita. Sayangnya hal ini belum dapat terwujud dalam masyarakat secara luas karena masih ada ketidakadilan yang menimpa kaum minoritas walaupun ruang lingkupnya tidak luas. Oleh karena itu agar tujuan tersebut dapat tercapai marilah kita kembangkan sikap saling menghormati hak-hak setiap individu. Dan juga perlu ditingkatkan dalam menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
“Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja” (Injil, Surat 1 Petrus 2:17).
~
Slamet
~
@Purnama,
Kami hanya bertanya. Lagi pula, kami sudah menjawab pertanyaan saudara. Bukankah ini forum diskusi, untuk itu tidak salah bila kami bertanya, bukan? Silakan saudara menjawab pertanyaan kami yang sederhana ini. Apakah Allah Al-Quran atau nabi saudara dapat menyertai saudara dan memberikan jaminan keselamatan yang kekal?
Respon: Memang tidak salah kalau pertanyaannya sesuai dengan topik artikel. Ini tidak, tiba-tiba muncul pertanyaan aneh untuk mengalih topik perbincangan. Ini taktik kotor dong! Taktik lapuk yang sudah ketinggalan zaman. Itu persoalannya!
*Saya dari Group 19 in 1. Pertanyaan anda telah berkali-kali dijelaskan oleh teman-teman saya, bersepah di berbagai artikel di forum ini. Naik muak saya dibuatnya!
~
Saudara Bima,
Mengapa saudara merasa tidak senang dengan pertanyaan tentang kepastian keselamatan saudara pribadi? Mohon maaf kami tidak bermaksud memojokkan saudara tentang hal ini. Justru kami bermaksud menawarkan kepastian jalan keselamatan setelah kita meninggalkan dunia.
Mungkin akan lebih bijak bila saudara bersedia merenungkan kembali tentang jaminan keselamatan dalam agama saudara. Mengapa? Karena semua agama termasuk agama Kristen tidak dapat memberikan hidup kekal kepada para pemeluknya. Hanya Allah saja yang dapat memberikan jaminan hidup kekal melalui Kalimat Allah, yaitu Isa Al-Masih.
Mari kita perhatikan kesaksian Kitab Suci Allah ini, “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya [Kalimat-Nya]. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup” (Injil, Surat 1 Yohanes 5:11-12).
Semoga bermanfaat untuk saudara.
~
Slamet
~
Slamet!
Jika anda ‘still insist’ untuk meneruskan diskusi jaminan keselamatan “di topik ini”, saya mulakan dengan 3 pertanyaan buat anda.
1) Mengapa Tuhan mencipta manusia, apakah tujuan penciptaan manusia di Alkitab dan Al-Quran sama.
2) Apakah Yesus benar Tuhan yang bisa menjamin keselamatan manusia (tolong jawap Yohanes 14:28, 20:17, Yohanes 8:54,Yohanes 5:30 dan yang terpenting Yohanes 13:16). “Aku berkata kepadamu : sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutus-Nya).
3) Kenapa Katolik percaya wujudnya “api penyucian” di mana kristiani yang berdosa di bakar di dalamnya sekian lama. Di mana jaminan keselamatan Tuhan Yesus
~
Saudara Bima,
Terima kasih untuk pertanyaan yang saudara sampaikan, pada kesempatan ini mari kita diskusikan tujuan Allah menciptakan manusia menurut Alkitab.
Memang berbeda dengan ciptaan Allah lainnya, manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia dipilih dan diciptakan oleh Allah bagi diri-Nya. Allah memilih manusia bahkan sebelum dunia dijadikan. Dia menginginkan manusia untuk hidup kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya dalam kasih.
“Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya” (Injil, Surat Efesus 1:4).
Dengan demikian, Allah menciptakan manusia untuk kemuliaan-Nya, yaitu, memuliakan nama-Nya, melayani Dia dengan sukacita dan menyembah-Nya dalam roh kebenaran. “Semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!” (Kitab, Nabi Yesaya 43 : 7).
Bagaimana dengan Al-Quran, apa tujuan Allah manusia?
~
Slamet
~
Untuk Bima,
Harap tenang saudara, jika saudara tidak dapat menjawab tidak perlu marah, team 19 saudara mungkin dapat membantu saudara. Sekarang saudara sudah percayakan jika ajaran Isa tidak ada dusta. Tidak sama halnya dengan allah Quran yang mengajarkan dusta. Mengapa saudara masih mengikuti allah Quran yang berdusta? Apakah saudara tidak mau mencari tahu mengapa allah Quran berdusta?
Bagaimana saudara dapat menjalankan hidup toleransi dan damai dengan umat lain, di mana saudara menjalankan ajaran Quran dan Muhammad? Apakah Pancasila sangat penting untuk kesatuan bangsa dibanding syariat atau sebaliknya? Apakah saudara juga setuju jika dengan sholat maka dosa akan diampuni?
~
Saudara Park,
Kami setuju dengan komentar saudara, sangat baik sekali untuk berdiskusi tetap fokus pada topik artikel di atas. Kami harap tanggapan dan pertanyaan sdr dapat dibaca dan dicermati serta sanggup dijawab oleh saudara Bima. Terima kasih Sdr. Park.
~
Purnama
~
Slamet!
Tujuan penciptaan manusia dalam Islam dan Kristen nampaknya jauh berbeda, satu sebagai hamba Allah yang diuji dan satu lagi sebagai citra Tuhan. Jika begini keadaannya, umat Kristiani tidak patut mempersoalkan jaminan keselamatan umat Muslim kerana sebagai hamba yang diuji sememangnya tidak akan ada jaminan pasti. Kerana apa? Kerana lulus atau gagal bukan saja bergantung pada pengakuan hati tapi juga prestasi amalan dan keikhlasan diri. Siapa yang bisa menilai selain Allah. Berbeda dengan Kristiani, anda semua bukan hamba yang diuji dan sememangnya cukup dengan pengakuan di bibir.
Poin satu: Jaminan keselamatan tidak relevan untuk ditanya kepada Muslim kerana tujuan penciptaan kita berbeda!
~
Saudara Bima,
Kami harap saudara tetap konsisten dengan jawaban saudara, walaupun kami prihatin dengan pengakuan saudara. Mengapa? Keselamatan kekal adalah kerinduan semua orang, termasuk Muslim. Namun saudara tidak sanggup menjelaskan bagaimana agar saudara selamat. Apakah karena Al-Quran tidak pernah menjawab dan memberi solusi agar sdr dapat memperoleh keselamatan kekal?
Lagi pula, presentasi amalan dan keiklhasan sama sekali tidak menjadi ukuran dapat menjamin sdr dan Mukmin lainnya selamat. Pengakuan sdr bertentangan dengan pengakuan nabi saudara. Silakan sdr klik link ini https://tinyurl.com/ybgvoddb untuk menjawab pernyataan saudara.
Oh ya, kami harap diskusi tentang keselamatan saudara dapat lanjutkan pada artikel tersebut agar lebih fokus. Terima kasih untuk pengertiannya Saudara Bima.
~
Purnama
~
Mengapa setelah Isa melakukan penebusan tidak langsung terjadi kiamat? Mengapa kehidupan masih berjalan setelah Isa melakukan penyelamatan? Saya kira, bila setelah Isa melakukan penebusan, terjadi kiamat, tidak perlu ada keresahan di bumi ini.
~
Saudara A,
Isa Al-Masih datang ke dunia tujuannya untuk menebus semua orang berdosa, agar tidak binasa kekal akibat dosa. Nah, Isa menawarkan keselamatan yang kekal bagi mereka yang mau percaya kepada-Nya (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16,18, 10:28). Namun jika ada yang tidak menerima keselamatan yang Isa berikan, maka pada kedatangan-Nya yang kedua kali di akhir zaman orang-orang yang menolak Isa akan menerima hukuman kekal di neraka yang disebabkan oleh dosa mereka sendiri.
Tidak ada kesempatan lagi, kecuali saat ini. “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (Injil, Surat 2 Petrus 3:9). Maukah sdr menerima keselamatan dalam Isa Al-Masih? Silakan hubungi kami di .
Oh ya, kami berharap saudara dapat fokus pada artikel di atas. Apakah saudara sudah membaca penjelasan artikel di atas? Bagaimana tanggapan sdr? Mohon penjelasannya. Terima kasih.
~
Purnama
~
To A,
Karena Isa Al-Masih menunggu masa penuaian, yaitu masa roh manusia menjadi dewasa, sehingga layak menjadi mempelai Kristus. Seperti seorang petani yang menabur benih, dan menunggu benih itu berbuah-buah lebat baru dipetik.
~
Saudara Hendy,
Memang anugerah Tuhan masih tersedia selagi belum kiamat, masih ada kesempatan bagi orang-orang berdosa untuk menerima keselamatan di dalam Isa Al-Masih. Kami harap pengunjung forum ini dapat menerima kesempatan memperoleh keselamatan kekal dalam Isa Al-Masih. Terima kasih untuk tanggapannya Sdr. Hendy.
~
Purnama
~
Bukti absolut Yesus adalah seorang hamba:
“Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus”(Kisah 3:13).
Bukti absolut Yesus adalah utusan Allah dan utusan pasti kedudukannya lebih rendah, “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri; aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar…melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku (Yohanes 5:30).
“Aku berkata kepadamu : sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya” (Yohanes 13:16).
Poin dua: Jika Yesus bukan Tuhan, maka sia-sialah anda semua berpegang pada janji keselamatan PB!
~
Saudara Bima,
Isa Al-Masih adalah Allah yang menjadi manusia, sebagai manusia tentunya tidak salah kalau Dia memposisikan diri sebagai utusan. Dan utusuan itu kedudukannya lebih rendah dari yang mengutus.
Namun perlu saudara ketahui bahwa walaupun Isa Al-Masih termasuk utusan Allah, Dia berbeda dengan para utusan yang lain. Kalau Isa Al-Masih hanya sekedar utusan Allah seperti nabi saudara, tentunya Dia berasal dari dunia, bukan? Faktanya tidak demikian dengan Isa Al-Masih, Dia tidak berasal dari dunia melainkan dari sorga.
Mari kita perhatikan pengakuan Isa Al-Masih ini, “Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:38).
Jelas Isa Al-Masih jauh berbeda dengan nabi saudara, Isa adalah Kalimat Allah yang tidak mempunyai permulaan. Dia berada di sorga sebelum datang ke bumi. Dan Dia telah meninggalkan segala kemegahan-Nya, keagungan-Nya, kemahakuasaan-Nya untuk menjadi manusia.
~
Slamet
~
Slamet!
Dua sekte utama Kristiani (Kristen dan Katolik) mempunyai pandangan berbeda mengenai jaminan keselamatan Yesus. Satu terus ke sorga tanpa syarat, dan satu lagi ada “api penyucian” bagi mereka yang belum suci sepenuhnya dari dosa. Apa maksud ini? Maksudnya pegangan sekte Kristen belum tentu menjadi kenyataaan. Mungkin katolik yang benar, siapa tahu!
Poin tiga: Janganlah terlalu bergembira dengan sertifikat sorga Yesus. Sesungguhnya sertifikat itu berkemungkinan ada syaratnya. Satu darinya, “Setiap orang yg mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya…” (Lukas 9:23-24).
~
Saudara Bima,
Kami sudah sering menyatakan bahwa agama tidak pernah dapat membawa orang masuk ke sorga, termasuk agama Kristen. Oleh karena itu kalaupun dalam agama Kriten terdapat berbagai sekte atau aliran, bagi kami tidak menjadi masalah. Dengan kata lain penghuni sorga itu bukan orang yang beragama Kristen tetapi para pengikut Isa Al-Masih, mereka adalah orang-orang yang ditinggikan Allah di atas orang kafir pada Hari Kiamat (Qs 3:55).
Kalaupun pengikut Isa Al-Masih harus ‘menyangkal diri dan memikul salibnya setiap hari’ itu tidak perlu dipersoalkan lagi. Sebenarnya ayat yang saudara kutip ini, bukan lagi sebagai ayat yang harus dihafalkan melainkan sebagai pola hidup bagi setiap pengikut Isa Al-Masih. Bahkan kami sebagai pengikut Isa Al-Masih untuk beribadah saja, kami sudah mempersiapkan diri untuk diperlakukan tidak adil dan dianiaya. “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya” (Injil, Surat 2 Timotius 3:12).
Demikian semoga bermafaat untuk saudara .
~
Slamet
~
Kata Penutup: Bagi saya jaminan keselamatan bukan sebab utama untuk memilih satu kepercayaan/agama. Yang penting kepercayaan/agama itu mesti berasal dari Tuhan Semesta Alam melalui kitabNya yang otentik dan terpelihara. Hanya kitab alquran yang memenuhi pensyaratan ini iaitu melalui mukjizat angka-19 (Qs 74:30-37) yang bisa di’verify’ oleh sesiapa saja secara ‘live’. Alkitab PL/PB nihil.
Di sana dikatakan, manusia dicipta sebagai hamba. Maka tugasnya tentulah menurut perintah Tuannya. Tunduk dan patuh inilah dinamai “Islam” yaitu mengabdi/berserah diri pada Tuhannya secara total dari awal hingga akhir, dunia hingga akhirat. Nasib seorang hamba terserah pada tuannya sampai bila-bila!
~
Saudara Bima,
Al-Quran mengakui Taurat dan Injil dari Allah dan terdapat petunjuk cahaya, serta pengajaran bagi orang-orang bertakwa (Qs 5:46-47). Bahkan nabi sdr memplokamirkan dalam hadistnya bahwa “Muhammad meletakkan tangannya di atas Taurat dan Injil dan menyatakan bahwa Taurat dan Injil adalah Firman Allah” (Hadist Sunan Abu Dawud no 4464). Dan, Jika Al-Quran adalah firman Allah yang otentik, mangapa Al-Quran disobek-sobek menjadi serpihan (Qs 15:91)? Artinya Al-Quran bukan otentik! Oh ya, di dalam forum ini ada artikel yang membahas tentang Al-Quran dan Alkitab maupun keselamatan, silakan sdr berkomentar berdasarkan topik artikel. Silakan sdr cari di bagian kanan atas pada artikel ini.
Nasib kaum Muslim dan saudara jelas tertulis dalam Al-Quran (Qs 19:71), bandingkan dengan pengikut Isa Al-Masih (Qs 3:55). Berharap sdr dapat mengkaji dan mempertimbangkannya. Terima kasih.
~
Purnama
~
Untuk Bima,
Isa berkata: “sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada” (Injil, Rasul Yohanes 8:58). Sebelum Isa datang ke dunia, Dia dan Bapa satu. Karena kasih Allah, maka Ia turun menjadi manusia untuk manusia. Karena Allah menjadi wujud manusia sejati maka Ia turun sebagai utusan. Tetapi sewaktu Ia turun menjadi manusia, surga tidak kosong. Karena Allah tidak diikat oleh ruang dan waktu. Hal ini membuktikan kuasa Allah, bukan?
Jika Al-Quran berasal dari Tuhan, mengapa tidak mempunyai otoritas jaminan keselamatan? Apakah Tuhan bukan pemilik surga? Jika saudara tunduk perintah allah Al-Quran, apakah saudara mau menurunkan Pancasila? Dapatkah saudara menjalankan hidup damai dengan Al-Quran?
~
Saudara Park,
Memang tidak ada satu kitab suci agama yang dapat memberitakan jaminan keselamatan selain Injil. Hanya melalui pemberitaan Injil, kita dapat mengetahui bahwa Isa Al-Masih adalah satu-satunya pribadi yang dapat menjamin keselamatan seseorang. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia [Isa Al-Masih], sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Injil, Surat Kisah Para Rasul 4:12).
Bahkan hanya melalui Isa Al-Masih saja, manusia berdosa mendapat anugerah Allah menjadi anak-anak Allah. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”(Injil, Surat Kisah Para Rasul 4:12).
~
Slamet