Bayangkan Anda pindah ke daerah baru. Tentu banyak pertimbangan ketika memutuskan untuk memilih tempat itu. Salah satunya adalah apakah tempat itu aman?
Keamanan sangat identik dengan kedamaian. Tentu saja kita tidak ingin berselisih dengan tetangga kita. Semua orang menginginkan kedamaian meskipun ada perbedaan.
Di tengah perbedaan, sulit sekali mencapai perdamaian. Setiap orang mencintai kedamaian. Namun banyak yang tidak tahu langkah apa yang tepat untuk mencapainya.
Islam dan Nasrani memiliki perbedaan dalam mengajarkan cinta damai. Mari kita melihat bagaimana cara mencintai damai agar hati kita terus tentram.
Ajaran Islam Mengenai Perdamaian
Ajaran Islam menekankan bahwa setiap Muslim harus mampu mewujudkan perdamaian. Paham Islam yang ada di Indonesia pun juga mengajarkan demikian. Namun, ada umat Islam yang memiliki pandangan yang berbeda.
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya . . .” (Qs 8:61). Kelihatannya, ayat ini mengajarkan bahwa Muslim harus mendukung orang-orang yang mengusahakan perdamaian. Demikianlah para Muslim di Indonesia dapat hidup berdampingan dengan orang lain.
Namun, ada juga yang mengajarkan kekerasan terhadap agama lain. “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka . . .” (Qs 9:73). Ayat ini sering sekali memicu perselisihan antar umat Islam dengan non-Muslim secara global.
Dan berdasarkan Qs 9:30-31, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menyatakan bahwa orang Yahudi, Nasrani, dan umat agama lain adalah kafir. Apakah penyebutan orang lain “kafir” membangun kedamaian?
Tentulah mengarahkan hati pada perdamaian lebih baik daripada berlaku keras kepada orang lain. Bagiamana seharusnya sikap orang yang condong pada perdamaian?
Kasih Menghasilkan Kedamaian
Jika kita mau hidup damai, lebih baik mengasihi dan merangkul orang yang berbeda. Perlawanan ataupun kekerasan hanya akan menimbulkan kebencian. Anda pasti setuju bahwa kekerasan tidak mungkin menciptakan perdamaian.
Meskipun kekerasan dilakukan untuk menyebarkan satu kepercayaan, tetap saja itu tidak baik. Kasih adalah solusi terbaik.
Mengasihi memang lebih sulit daripada melakukan kekerasan. Hasilnya pun belum tentu dapat muncul dengan cepat. Meskipun demikian, kasih membuat perbedaan dapat hidup berdampingan dengan damai.
Lalu, dimana dan kepada siapakah kita bisa belajar mengenai kasih?
Isa Al-Masih Mengajarkan Kasih sebagai Upaya Perdamaian
Isa Al-Masih, Sang Kalimatullah, mengajarkan dan mempraktekan perdamaian. Firman-Nya, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Injil, Rasul Besar Matius 5:9).
Bagaimana cara membawa damai kepada sesama? Isa mengajarkan, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44).
Anda mungkin mudah mengasihi teman dekat atau keluarga Anda. Namun, itu tidaklah cukup untuk mencapai perdamaian. Tidak ada yang sulit dari mengasihi orang yang mengasihi kita juga.
Mengasihi musuh dengan segala perbedaan yang ada pastilah sulit. Namun kebencian hanya akan menghasilkan permusuhan yang berlarut-larut.
Isa memberikan contoh nyata untuk mencapai kedamaian. Ia mengasihi dan rela berkorban demi kedamaian. Seperti apakah pengorbanan Isa?
Isa Mati Demi Perdamaian
Ketika Isa Al-Masih ada di dunia, Ia berbeda dengan manusia. Isa suci sedangkan manusia berdosa. Isa utusan Allah sedangkan manusia adalah budak dosa.
Namun, selama hidup-Nya, Ia tidak membenci manusia yang berbeda dengan-Nya. Malahan, Ia rela mati demi manusia karena kasih-Nya yang besar. Ia ingin mendamaikan manusia yang bermusuhan dengan Allah karena dosa.
Isa Al-Masih menanggung akibat dosa sehingga manusia menjadi benar di hadapan Allah. Isa adalah contoh yang sempurna. Kasih-Nya membawa perdamaian. Bukan kekerasan atau perselisihan.
Anda pun dapat menikmati karya perdamaian-Nya. Kasih-Nya akan memampukan Anda menjalankan ajaran kasih yang tidak mudah ini.
Bila Anda ingin menikmati kasih-Nya, perdamaian dengan Allah, keselamatan di surga selama-lamanya, berimanlah pada Isa Al-Masih dan menjadi pengikut-Nya sekarang ini!
Isa Al-Masih mengajarkan, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat” (Injil, Rasul Besar Matius 7:7). Maka, mintalah Allah untuk mencurahkan kasih-Nya padamu. Sehingga Anda beroleh damai sejahtera.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Apakah Muhammad atau Nabi Isa Pembawa Damai dan Keselamatan?
- Bagaimana Cara Hidup Damai Menurut Islam dan Nasrani?
- Islam Agama Damai – Tantangan Agama Menghentikan Kebencian
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Anda, apakah berdamai dengan agama lain penting?
- Apa yang dapat menciptakan perdamaian? Kasih atau kekerasan?
- Bagaimana seharusnya kita memperlakukan musuh atau orang yang berbeda dengan kita?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .