“Bagaimana sikap kita terhadap orang kafir?”, tanya kaum Mukmin. Sementara itu, Kapolri mengeluarkan surat edaran yang melarang ujaran kebencian (hate speech).
Memahami paparan ini kita akan tahu ajaran yang menentang kebencian. Supaya kita hidup benar sesuai Wahyu Allah.
Islam Agama Cinta
“Islam yang saya pahami, yakni Islam yang mengajarkan kebaikan. Puncaknya menegakkan cinta . . .” terang Dr. Haidar Bagir. Namun, “Sekarang ini marak terjadi pengkafiran, banyak orang dengan mudah menganggap kafir sesamanya. . .” keluhnya.
Apakah sikap kita umat Islam baik terhadap orang kafir selama ini? Sungguh indah jika semua agama mengajarkan cinta kasih, bukan?
Islam: Bagaimana Sikap Kita Terhadap Orang Kafir?
Al-Quran menuliskan, “Dan bunuhlah mereka (orang-orang kafir) dimana saja kamu jumpai mereka . . .” (Qs 2:191). Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, orang Yahudi, Nasrani, dan umat agama lain adalah kafir.
Islam punya ajaran al wala’ al bara’. “Al-Wala’ artinya mencintai kaum Muslimin . . . Al-Bara’ artinya membenci orang-orang kafir dan menjauhi serta memusuhi mereka . . .” terang Dr. Adika Mianoki. Dari pengertian ajaran Al-Bara ini, sikap kita terhadap orang kafir sepertinya tidak ada toleransi.
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz menerangkan, “Membenci dan memusuhi tidak lantas bermakna boleh menzolimi dan berbuat semena-mena . . . maknanya adalah membenci dan memusuhi mereka dengan kalbumu, serta tidak menjadikannya sebagai temanmu . . .” (Majmu’ Fatawa Ibni Baz, jilid 5).
Dalam Al-Quran dan Hadist, adakah perintah bagi Muslim untuk mengasihi orang yang beragama lain? Sampaikan jawaban Anda melalui email ini.
Kebencian Menurut Wahyu Allah
Wahyu Allah menegor kebencian di hati manusia. “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:20).
Salah satu tanda kasih kita kepada Allah ialah mengasihi ciptaan-Nya yang termulia, manusia. Allah saja mengasihi manusia, mengapa kita tidak mengasihi sesama kita?
Akibat Kebencian Menurut Kitab Allah
Kitab Allah mengajarkan, “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia . . . tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya” (Injil, Surat 1 Yohanes 3:15).
Dosa membenci sama dengan membunuh. Sebab kebencian adalah benih pembunuhan. Allah Yang Maha Suci tidak menghendaki kebencian dan pembunuhan.
Jika tanpa pengampunan Allah akan dosa-dosanya, seseorang tidak beroleh hidup kekal di sorga.
Cara Bebas dari Kebencian dan Beroleh Sorga
Dengan mempercayai Isa Al-Masih, Anda akan beroleh kasih-Nya yang termulia. Sehingga Anda dapat mengasihi sesama manusia, apapun agamanya.
Lebih dari itu, Isa berkuasa mengampuni dosa-dosa manusia. “. . . supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih] . . . beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Kami senang menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda soal topik ini. Kirimkanlah kepada kami lewat email di sini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Bagaimana Sikap Kita Umat Beragama Terhadap Orang Kafir?” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Islam, Kafir, Dan Kristen – Bukti Utama Allah Ar-Rahman Dan Ar-Rahim
- Apakah Al-Quran Melarang Diskriminasi?
- Al-Quran Tidak Setuju Kristen Disebut Kafir
- “Jangan Menyebut Non-Muslim Kafir!” Mengapa?
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana sikap kita terhadap orang kafir, apakah membenci orang yang berbeda agama itu tidak baik?
- Menurut Saudara, jika sikap kita terhadap orang kafir seperti ajaran Al-Bara di atas, apakah itu mengajarkan ajaran damai bagi sesama? Jelaskan!
- Mengapa ajaran Isa Al-Masih soal mengasihi sesama yang terbaik?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .