Banyak orang mencari figur baik untuk menjadi teladan kehidupan. Namun tidak banyak yang menemukannya.
Saya berasal dari keluarga yang tidak utuh. Sehingga kehilangan figur teladan. Dahulu saya pernah terlibat pergaulan buruk, dan melakukan banyak kesalahan.
Saya rindu taubat dan mendapat bimbingan. Karena itu saya belajar agama untuk mencari teladan Nabi dalam kehidupan. Agar saya mendapat jalan yang benar menuju surga.
Namun makin banyak mengetahui, membuat saya gelisah. Ada banyak pertanyaan sehubungan dengan kehidupan Nabi besar saya. Dapatkah saya menemukan teladan kehidupan?
Inilah kisah saya dalam mencari teladan. Yang dapat menjadi panduan kehidupan yang baik.
Kerinduan Manusia: Mendapatkan Teladan Terbaik
Kedua orang tua saya berpisah sejak saya masih kecil. Ayah pergi dan menikah lagi. Sedangkan ibu mengalami sakit parah dan akhirnya meninggal.
Keadaan ini membuat saya kehilangan tokoh teladan. Karena itu saya mencari panutan dari tokoh terkenal. Yaitu dari beberapa vokalis band yang saya suka.
Namun mereka semua malah sangat mengecewakan. Banyak yang kehidupannya hancur. Ada yang terlibat narkoba, bahkan yang masuk penjara.
Sampai akhirnya saya tersadar dan merasa perlu mencari panutan dari sumber lain. Yaitu dari ajaran agama. Maka saya rindu mempelajari teladan Nabi dalam kehidupan.
Beberapa Pertanyaan Mengenai Teladan Nabi dalam Kehidupan
Saya berusaha mendekatkan diri pada Allah. Dengan mempelajari kehidupan Nabi besar saya. Karena saya diberitahukan bahwa memang dialah teladan bagi manusia.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Nabiullah itu suri teladan yang baik bagimu . . .” (Qs 33:21).
Namun saya menemukan banyak pertanyaan. Makin saya belajar mengenai teladan Nabi dalam kehidupan, makin banyak hal yang membuat saya gelisah.
Berikut ini beberapa contohnya.
1. Mengapa ada ajaran poligami dan budak?
Salah satu ajaran yang menimbulkan banyak diskusi adalah poligami. Bahwa seorang pria bisa memiliki hingga empat istri.
“. . . kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat . . . atau budak-budak yang kamu miliki . . .” (Qs 4:3).
Saya memiliki kegelisahan di sini. Pertama, karena Nabi Islam sendiri memiliki sembilan istri. Mengapa ia mendapatkan keistimewaan?
Selanjutnya apakah benar poligami adalah jalan terbaik? Jika demikian mengapa Nabi Islam melarang Ali untuk poligami Fatimah? Dengan alasan agar jangan menyakitinya.
“Sesungguhnya Fatimah adalah bagian dari dagingku. Apabila ada sesuatu yang menyakitinya maka akan membuatku sakit pula” (Hadits Muslim No.4483).
Juga mengapa ada izin untuk memiliki budak? Apakah hal ini hanya karena konteks saat itu?
Jika demikian tentu ada bagian lain dalam Al-Quran yang menjelaskan bahwa ayat ini batal atau tergantikan. Namun sampai sekarang saya masih belum menemukan penjelasannya.
2. Mengapa menikahi gadis di bawah umur?
Berhubungan dengan keluarga, saya menemukan informasi yang mengejutkan. Benarkah Nabi Islam menikahi gadis di bawah umur? Karena hal ini tertulis dalam Hadits shahih.
“Nabi menikahinya (Aisyah) saat ia berumur enam tahun dan ia digauli saat berumur sembilan tahun . . .” (Shahih Bukhari 4738).
3. Mengapa ada ajaran bernada kekerasan?
Selanjutnya mengapa banyak sekali ayat bernada kekerasan dalam Al-Quran? Contohnya Qs 9:5, 9:73, 47:4 dan sebagainya.
Sekali lagi saya juga tidak mengerti konteks dan kepentingannya. Namun sulit meneladani hal ini dalam kehidupan modern sekarang.
4. Bagaimana dengan kematiannya?
Salah satu hal yang paling menggelisahkan saya adalah perihal kematian. Saya takut mati karena banyak dosa. Takut menerima azab dan neraka.
Namun rupanya Nabi Islam juga mengalami tantangan yang sama. Ia mengalami kematian karena terkena racun.
“. . . aku masih merasakan apa yang pernah aku makan di Khaibar (racun). Dan sekarang adalah waktu terputusnya punggungku (kematianku)” (Sunan Abu Daud 3912).
Dalam hal ini mengapa Allah mengijinkan terjadi demikian? Dan apakah hikmah atau tujuan dari kematiannya?
Selanjutnya ia juga tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kematian. “Demi Allah meskipun aku ini Nabiullah, aku tidak tahu apa yang akan dilakukan-Nya terhadapku” (Shahih Bukhari 1166).
Hal ini yang membuat saya gelisah. Jika Nabi Islam saja tidak mengetahuinya, terlebih lagi saya yang banyak dosa.
Semua ini hanya sebagian dari pertanyaan. Masih ada banyak lagi kebingungan lainnya.
Saat mencari jawaban semua hal ini. Saya menemukan rupanya ini juga pertanyaan banyak orang. Hanya mereka tidak berani terus terang menanyakannya.
Semua ini membuat saya frustrasi. Saya sempat berpikir akan sulit mendapatkan teladan sempurna kehidupan.
Ada Satu Pribadi Suci, Tanpa Dosa
Sampai satu kali saya membaca artikel. Yang menyatakan Isa adalah satu-satunya pribadi suci tanpa dosa.
Pada awalnya saya membaca dengan kritis. Dan menyatakan artikel ini pasti sesat. Namun rupanya hal ini tertulis dalam Al-Quran (Qs 19:19). Dan juga dalam Injil (Injil, 1 Yohanes 3:5).
Saya menjadi tertarik dengan pribadi Isa Al-Masih. Karena jika Ia memang suci, artinya saya bisa belajar teladan nabi dalam kehidupan melalui-Nya.
Karena itu saya memberanikan diri untuk menghubungi teman kampus. Ia saya kenal karena aktif di kegiatan mahasiswa. Ia adalah pengikut Isa.
Satu Teladan Kehidupan Terbaik!
Teman saya menyatakan Isa adalah perwujudan kasih Allah bagi manusia. Untuk menjadi teladan dan menunjukkan jalan.
Isa walau dalam rupa manusia, penuh dengan hakekat Allah. “Karena di dalam Kristus [Isa Al-Masih] terdapat segala kesempurnaan Allah di dalam tubuh manusia” (Injil, Kolose 2:9 FAYH).
Karena Itu Ia membawa ajaran kasih. Yang merupakan panduan dasar dan paling penting bagi kehidupan. Inilah petunjuk agar kita mendapatkan teladan terbaik.
“Jawab Yesus [Isa Al-Masih] kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu. . . Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Matius 22:37-40).
Dalam ajaran kasih inilah yang mengatur nilai rumah tangga. Juga menuntun kehidupan sosial bermasyarakat.
Bahkan karena kasih-Nya, Allah akan menolong manusia. Agar kita bisa masuk surga.
Hal ini sangat membuat saya tertarik. Saya bertanya: “jika demikian bagaimana caranya saya mendapat panduan hidup sampai mendapat surga?”
Mengimani Isa, Sang Teladan Terbaik
Teman saya menyatakan Allah memberikan jalan-Nya. Yaitu dengan mengimani dan menjadi pengikut Isa.
Maka Allah akan memberikan rahmat-Nya. Dengan cara mengampuni dosa kita. Dan Ia juga akan membimbing sesuai ajaran Isa sampai kita masuk surga.
Inilah teladan terbaik bagi manusia. Yaitu kebenaran Allah melalui Isa Al-Masih.
Inilah kebenaran yang mengubah kehidupan saya. Akhirnya saya mendapatkan teladan Nabi dalam kehidupan ini dan kepastian masuk surga!!!
Maukah Anda menerimanya? Mari mengimani Isa sekarang!
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Ciri-Ciri Hamba Allah Saleh Yang Patut Diteladani
- Siapakah Pemimpin Ideal Menurut Islam?
- Mengenal Sang Pencipta Dalam Kitab Suci: Allah dan Nabi Isa
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara mengapa Nabi Islam mengalami berbagai gangguan setan and bahkan mati teracuni?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai kehidupan Nabi Islam yang memiliki banyak istri dan menikahi gadis muda?
- Mengapa hanya Isa yang tertulis dalam Al-Quran dan Injil sebagai pribadi suci tidak berdosa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718