Kalimat di atas merupakan kutipan dari HR. Baihaqi. Menurut pengajaran banyak agama dan nilai norma masyarakat Indonesia, menghormati orang tua merupakan kewajiban seorang anak.
Kita tahu bagaimana seorang ibu mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan dan ayah yang bekerja keras menafkahi keluarga. Namun, jika suatu saat harus menghormati orang tua yang berbeda agama, apa yang Anda lakukan?
Ajaran Islam dan Nasrani Tentang Menghormati Orang Tua
Al-Quran 17:23-24 berkata, adalah kewajiban seorang Muslim untuk menghormati orang tua. Juga bertanggung-jawab merawat orang-tuanya. Hal ini juga tertulis dalam hadits Bukhari dan Muslim.
Pengajaran ini tidak berbeda dengan yang tertulis dalam Kitab Allah, Ulangan 5:16. Allah berkenan kepada orang yang menghormati orang-tuanya dan akan memberikan umur panjang.
Isa Al-Masih dan Ibu-Nya
Isa Al-Masih memberi teladan tentang bagaimana bertanggung-jawab kepada orang tua. Saat disalib, Ia berkata kepada murid-Nya, Yohanes, untuk merawat ibu-Nya, Siti Maryam.
Isa melakukannya karena Dia tahu akan kembali ke sorga. Sehingga Ia tidak bisa merawat ibu-Nya. Maka Dia meminta murid-murid-Nya untuk merawat Siti Maryam.
Kisah Seorang Ibu Yang Ditinggalkan Anaknya
Nurul (68), seorang wanita tua yang tinggal di panti jompo memutuskan untuk menjadi pengikut Isa Al-Masih setelah suaminya meninggal. Awalnya anak-anak Nurul bersedia merawatnya. Tapi setelah mengetahui bahwa Nurul beriman kepada Isa Al-Masih, mereka membatalkannya.
Memang sedih rasanya, ucap Nurul. Namun, tetap ada sukacita dalam mempertahankan iman. Dia tidak membenci anak-anaknya dan terus mendoakan mereka.
Nurul bahagia karena Isa telah menebusnya dari hukuman dosa dan memperoleh hidup yang kekal. Apakah Anda merasakah hal yang sama seperti Nurul? Silakan hubungi staff kami.
Bagaimana Menghormati Orang Tua yang Berbeda Agama?
Al-Quran mengajarkan untuk berbakti kepada orang tua (Qs 17:23-24). Seorang anak harus merawat orang-tuanya sekalipun sudah jompo. Anak-anak Nurul seharusnya merawatnya, terutama saat dia sudah jompo. Bukan sebaliknya, menelantarkan.
Isa Al-Masih memberi satu teladan tentang bagaimana merawat orang tua. Kita harus bertanggung-jawab untuk merawat orang tua meskipun berbeda agama. Hal ini menjadi bagian penting bagi seorang yang beriman. “Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan . . . seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman” (Injil, Surat 1 Timotius 5:8).
Jika ada perbedaan iman dalam keluarga dan menyebabkan perpecahan, maka umat-Nya harus tetap teguh dalam mempertahankan imannya. Juga tetap melakukan tanggung jawab sebagai seorang anak. Tetap hormatilah orang tua Anda!
Anda Boleh Menjadi Keluarga Allah!
Isa Al-Masih mengasihi dan meridhoi semua orang. Terkhusus bagi mereka yang beriman kepada-Nya, Ia memberikan suatu jaminan keselamatan dan hidup yang kekal. Bahkan suatu kehormatan untuk menjadi bagian dari keluarga Allah di surga.
Setiap anggota keluarga Allah memiliki warisan yang kekal, dijamin, dan tidak fana di surga. Silakan hubungi staff kami jika Anda ingin menjadi keluarga Allah.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah Anda mempunyai pengalaman tentang berbeda agama dalam keluarga? Coba ceritakan.
- Bagaimana cara kita menghormati orang tua yang mempunyai perbedaan agama?
- Apa yang Allah perintahkan dalam menciptakan keharmonisan dalam keluarga?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Jesus Park mengatakan
~
Hakkullah,
Tentu saja saudara menolak perbuatan allah Al-Quran karena menyesatkan kapanpun menurut kehendaknya. Di mana tanggung jawab manusia sedangkan allah Al-Quran menentukan semuanya. Bukankah perbuatan dosa adalah kehendak allah saudara? Mengapa manusia bertanggung jawab atas perbuatan allah saudara? Saudara mengakui Allah adalah Al-Rahman dan Al-Rahim, tetapi mengapa allah Al-Quran tidak demikian?
Saudara masih menyimpan akal abu-abunya, tentu saja saksi sangat diperlukan dibanding dengan imajinasi sendiri. Jangan samakan dengan Al-Quran yang berasal dari imajinasi nabi saudara sehingga banyak sekali ayat hanya untuk kepentingan nabi saudara. Jangan abu-abu, karena “Akulah terang”, kata Isa Al-Masih.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Park,
Kalaupun ajaran nabi-nabi yang lain masih belum jelas atau masih abu-abu, tidaklah demikian dengan ajaran Isa Al-Masih. Dia adalah terang di dalam dunia yang penuh kegelapan dan kejahatan. Dan setiap orang yang menerima-Nya maka ia tidak lagi tinggal di dalam kegelapan.
“Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan” (Injil, Rasul Besar Yohanes 12:46).
~
Slamet
hakkullah mengatakan
~
Kalau melihat Allah, iya harus ada deskripsinya. Nanti kaum nanya, Tuhan kamu seperti apa sih? Tidak ada dalam Alkitab. Berarti Isa as tidak melihat Allah dalil itu harus jelas. Misalkan, saya melihat Allah, kemudian dijelaskan Allah itu seperti ini seperti ini. Nabi Muhammad saw langsung ke tempat Allah, penasaran istrinya Aisyah, memangnya Allah itu seperti apa sih? Jawabnya, nur ala nur. Cahaya di atas cahaya, artinya beliau saw tidak melihat, yang ada cahaya.
Ada deskripsinya/gambarannya mengenai Allah dalam Alkitab? Hak saya untuk bertanya, benar tidak itu pernyataan anda bahwa Yesus melihat Allah?. Kalau Iya, jelaskan deskripsinya atau Allah itu seperti apa?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hakkullah,
Saudara memberikan pernyataan yang benar seseorang yang hanya pernah melihat Allah saja yang berhak menyatakan Allah kepada manusia.
Benarkah nabi saudara telah melihat Allah? Sebagian ulama Islam berpendapat bahwa makna Hadits, “Aku melihat nur (cahaya)” adalah bahwa cahaya yang dilihat nabi Islam menghalanginya untuk melihat Allah swt. Karena sangat mustahil Allah swt. Hanya sekadar cahaya. Sebab, cahaya adalah sesuatu yang diciptakan-Nya. Jelas nabi Islam tidak pernah melihat Allah.
Bagaimana dengan Isa Al-Masih? Dia adalah Kalimat Allah. Sebagai Kalimat Allah, Isa Al-Masih selalu melekat dalam pribadi Allah. Oleh karena itu hanya Isa Al-Masih saja yang dapat melihat Allah dan menyatakan kepada manusia. Isa Al-Masih mangatakan bahwa “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:24).
~
Slamet
hakkullah mengatakan
~
Anda masih gagal paham? Artinya Allah tetap tidak bisa dilihat, cahaya itu bukan Allah. Kalau pengertian orang Kristen, nur Allah itu adalah Allah. Yang kedua: kalau anda berfikiran bahwa Isa as telah melihat Allah, maka seandainya saya berada posisi shahabat pada masa itu, pasti saya akan bertanya dan terus akan mendesak sampai beliau memberikan deskripsi atau gambaran bentuk Allah seperti apa? Sama seperti isteri Nabi Aisyah ra, dia bertanya karena penasaran, jawabannya tidak melihat, sudah selesai. Kalau melihat Alllah? Kita yang banyak fikiran. Mase melihat Allah tidak memberi gambaran, siapa yang bisa memberikan gambaran tentang bentuk Allah? Ini maksud saya, ajaran Anda abu-abu.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hakkullah,
Memang dalam Al-Quran bahwa Allah SWT tidak dapat dilihat sehingga tidak ada yang dapat menggambarkan Allah SWT seperti apa. Namun berbeda dengan Allah Alkitab, nabi Musa pernah melihat Allah (Taurat, Kitab Keluaran 33:19-23). Hal ini membuktikan bahwa Allah Alkitab dapat dikenal dan digambarkan. Salah satu wujud Allah terlihat jelas bahwa Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya (Taurat, Kitab Kejadian 1:26). Jadi, Allah dapat menyatakan diri-Nya kepada manusia dengan berbagai wujud. Tapi, jelaslah keberadaan Allah adalah Roh, tidak ada yang dapat melihat Allah dengan sempurna kecuali Isa Al-Masih. “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:18).
Jadi, manusia dapat menggambarkan Allah dengan benar jika mereka melihat Isa Al-Masih. Karena Isa adalah gambaran Allah yang sempurna. “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan,” (Injil, Surat kolose 2:9). Nah, semoga sdr memahami penjelasan ini. Akan menjadi abu-abu bila sdr tidak berkenan mempelajari Injil. Terima kasih.
~
Purnama
Jesus Park mengatakan
~
Hakkullah,
Jika nabi saudara pernah melihat Allah, apakah benar allah saudara tidak bermata satu, mempunyai 2 tangan dibahu kanan, mempunyai kaki, mempunyai jari, dsb. Mengapa allah saudara mempunyai fisik seperti manusia? Ataukah seperti patung dewa-dewa Yunani tetapi sedikit berbeda yang menurut orang berbentuk alien? Disamping itu allah saudara juga tidak dapat memberikan surga bagi bapak dan ibu nabi saudara. Mengapa allah saudara tidak dapat menjamin surga bagi kedua orangtua nabi saudara? Mengapa Isa dapat menjamin surga bagi semua orang yang mengikuti Isa? Apakah kuasa Isa lebih besar dari allah saudara? Berikan alasan!
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Park,
Terima kasih untuk tanggapannya. Memang banyak yang berspekulasi bahwa orang tua nabi Islam berada di neraka dan berada di sorga, namun penyataan nabi Islamlah yang perlu kita pegang bahwa benar orang tuanya ada dalam neraka. Namun, kita tidak punya hak untuk mendebatkan hal itu, biarlah itu menjadi dilema bagi kaum Muslim. Yang pasti Isa Al-Masih dapat menyelamatkan semua orang tanpa terkecuali. Asalkan orang tersebut mau percaya kepada karya penebusan yang Isa kerjakan.
Marilah kita fokus pada ajaran Allah mengenai menghormati orang tua tanpa alasan apa pun. “Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan . . . seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman” (Injil, Surat 1 Timotius 5:8).
~
Purnama
hakkullah mengatakan
~
Nabi Isa as tidak bisa menjamin kita ke surga, makanya saya tidak minta. Kenapa saya minta kepada Allah kesalamatan? Karena Dia punya surga dan neraka. Bisa saja api neraka menghampiri saya, tiba-tiba selamat lantaran doa saya meminta kesalamatan. Isa tidak punya surga dan neraka, buat apa saya minta? Mintalah kepada yang punya surga dan neraka. Terserah Allah sesuka-sukanya Dia. Dia yang punya, Dia punya aturan. Semua akan melihat dan menghampiri neraka. lalu apa yang ingin kita lakukan? Mintalah kepada Tuhan kita Allah yang bisa menyelamatkan kita nanti. Masa kita minta kepada yang tidak punya surga dan neraka. Kenapa anda minta Yesus? Karena ada merasa yakin Yesus punya surga dan neraka.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hakkullah,
Kami menghargai pendapat saudara karena sdr tidak tahu kebenarannya. Isa Al-Masih menjamin manusia, dosanya dapat diampuni dan mendapat jaminan keselamatan kekal di sorga. Perhatikan Firman Allah berikut ini: “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Matius 20:28). Lagi Isa berfirman: “Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28). Berdasarkan ayat tersebut Isa dapat memberikan sorga. Kami kira sdr dapat memikirkan hal itu secara baik, karena hanya Pribadi yang berasal di sorga dapat menuntun dan memberikan jaminan bagi manusia dapat ke sorga.
Kami bertanya kepada sdr. Di mana dalam Al-Quran Allah SWT memberikan jaminan bahwa sdr akan selamat dan ke sorga? Mohon pencerahan sdr. Terima kasih.
~
Purnama
hakkullah mengatakan
~
@admin,
Yohanes 5, Keluaran 33 (19-23) dijelaskan bahwa tidak ada satupun manusia yang sanggup melihat Allah. Intinya tidak bisa dilihat. Kalau tidak bisa dilihat. namanya apa? Tidak bisa dilukiskan dan digambarkan “Rupa-Nya” maksudnya Rupa yang diciptakan sesuai kehendak Allah bukan bentuk seperti Allah. Ok. Kita buktikan; bentuk wajah manusia semua sama apa tidak? Tidak mungkin satu wajah saja. Pasti beda-beda wajah. Karena beda wajahnya, maka mudah dikenali. Coba kalau sama? Bingung kita ini.
Di dalam ayat-ayat tidak mengandung bahwa Nabi Musa melihat Allah dan lebih masuk diakal baca Al-Quran Al A’raf ayat 7. Ok. Anda tidak paham Alkitab, banyak kacau dan ngawunya.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hakkullah,
Kesaksian Alkitab bahwa hanya satu yang dapat melihat Allah yaitu Isa Al-Masih. “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:18). Lagi, Isa adalah gambaran Allah yang kelihatan, hanya melalui Isa manusia dapat mengenal Allah. “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi” (Injil, Surat Ibrani 1:1-3).
Oh ya, kami harap sdr dapat fokus dan menjawab salah satu pertanyaan sesuai topik artikel di atas. Terima kasih.
1. Apakah Anda mempunyai pengalaman tentang berbeda agama dalam keluarga? Coba ceritakan.
2. Bagaimana cara kita menghormati orang tua yang mempunyai perbedaan agama?
3. Apa yang Allah perintahkan dalam menciptakan keharmonisan dalam keluarga?
~
Purnama
hakkullah mengatakan
~
Anda tahu kata “barangsiapa” artinya siapa saja, contoh: surat Alkahfi ayat 110, kalau mau selamat, jika tidak mau selamat, baca surat An nisa:48. Apa hukuman bagi orang melakukan itu, baca surat At taubah :17, yang mau masuk neraka, kan manusia sendiri yang diberikan pilihan. “Pangkuan” di dalama bahasa Arab “‘inda” di sisi atau pangkuan. Jadi Nabi Isa as tidak melihat. Nanti kalau dibilang “menghadap”, dikatakan melihat. Pangkuan itu belum tentu melihat. bukankha begitu? Bawalah ilmu ini ke rumahmu lalu renungkan dan buktikan kepada saya, kalau penjelasan saya salah. Jadi orang itu konsisten dong. Isa itu tuhan atau bukan? Yang lalu anda bilang Allah itu Isa sendiri, renungi saja!
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hakkullah,
Terima kasih untuk tanggapan saudara. Memang benar, manusia sendiri yang memilih apakah neraka atau sorga. Namun yang perlu dipertimbangkan adalah apakah benar Islam memberikan pilihan tersebut kepada saudara? Bukankah Allah SWT telah menetapkan bahwa saudara dan semua Mukmin pasti ada dalam neraka (Qs 19:71)? Bagaimana mengenai keputusan Allah SWT tersebut? Silakan sdr renungkan. Terima kasih.
Oh ya, sampai saat ini saudara belum menjawab pertanyaan kami. Yaitu, Di mana dalam Al-Quran Allah SWT memberikan jaminan bahwa sdr akan selamat dan ke sorga?
~
Purnama
hakkullah mengatakan
~
Baca surat Al-Ashr saja deh. Allah mengingatkan waktu itu sangat penting sekali. Jika kita mendengarkan nasihat Allah, maka Allah akan memberikan jaminan. Tapi di sini bukan masalah Allah memberikan jaminan. Tapi istiqomahkah kita di jalan-Nya atau berputar menjadi murtad, ataupun kafir? Pada 19:71-72 semua manusia diperlihatkan neraka. Anda lupa, di dalam Al-Quran bilang, orang-orang kafir, musyirk, munafik dimasukkan ke dalam Neraka jahanam. Kenapa tidak ada pernyataan, orang-orang mukmin, Muslim masuk ke dalam Neraka? Ayat Al-Quran bilang, Alkitab itu palsu. Mana buktinya? Anda yang harus memberikan bukti kepada saya bahwa kitab tidak palsu. Kalau tidak, iya sudah “lakum diinukum walidin.”
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hakkulah,
Istiqomah tentu saja baik bagi manusia tetapi apakah dengan istiqomah adalah jawaban atas permasalahan dosa manusia? Kita masih mengharapkan ridho Allah sekalipun sudah istiqomah. Jika Anda tidak keberatan izinkan kami menyampaikan bahwa kitab suci menyatakan ridho Allah telah diberikan melalui korban Isa Al-Masih. Nabi Yahya berkata: “Lihatlah Anak domba Allah (Isa Al-Masih), yang menghapus dosa dunia.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29).
~
Noni
hakkullah mengatakan
~
Jawabannya emang istiqomah. Kalau tiba-tiba di tengah jalan, tergoda dengan wanita, tahta dan harta, bagaimanaa? Atau tiba-tiba murtad? Bisa saja terjadi. maka kita butuh pertolongan Allah agar kita selalu istiqomah dalam jalan-Nya. Saya bilang pada anda; Allah memberikan jaminan surga bagi orang-orang istiqomah di jalan-Nya, makanya tergantung diri kita, mau masuk surga atau neraka? Ikhtiar tidak cukup tanpa doa. Kita selalu berdoa sampai akhir hayat kagak boleh lepas plaing kurang 17x sheri. Dosa tidak perlu difikirin diampuni atau tidak, Allah Maha pengampun. anda fikirin dosaa terus, tapi kagak kerja-kerjain. Tobat saja langsung, masalah diampuni atau tidak, yang penting kita mau bertobat.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hakkullah,
Memang baik bila saudara bertobat dari semua kejahatan. Agama mengajarkan agar manusia hidup dalam pertobatan agar berkenan pada Allah, itu bagian usaha dari manusia. Tapi sayangnya pertobatan sdr tidak yakin menerima pengampunan dari Allah. Lagi, pertanyaannya apakah saudara setelah bertobat tidak lagi melakukan dosa? Kami kira tidak, tidak ada manusia yang dapat hidup bebas dari dosa. Itu sebabnya ada kosekwensinya dosa harus menerima imbalan yaitu hukuman di neraka. “Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka jahanam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak hidup” (Qs 20:74).
Namun ada pengharapan dalam Isa Al-Masih. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia (Isa Al-Masih) adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (Injil, Surat 1 Yohanes 1:9). Sehingga, “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:18). Semoga sdr menerima anugerah Allah melalui Isa Al-Masih. Terima kasih.
~
Purnama
Jesus Park mengatakan
~
Hakkullah,
Allah tentu memberikan kebebasan untuk memilih, bahkan keselamatannya di akhirat. Tetapi allah Al-Quran tidak seperti yang diharapkan karena pada saat detik-detik sebelum meninggal, mungkin saudara murtad. Tetapi saudara tidak dapat menghindar karena sudah ditulis bahwa saudara murtad (HR. Bukhari, 3208).
Benarkah saudara ingin membuktikan Alkitab tidak palsu? Dan buktikan Al-Quran sekarang tidak palsu?
Mengapa walaupun sholat 17x tetapi saudara tetap dijamin ke neraka? Mengapa walaupun saudara berzina dan membunuh akan diampuni, tetapi tetap menuju neraka? Mengapa saudara shalawat kepada Muhammad tetapi tetap dijamin neraka? Mengapa amal saudara tetap dijamin neraka?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Park,
Tampaknya Allah umat Muslim tidak memberikan pilihan kepada umatnya. Jika Allah berkehendak mengampuni dosa-dosanya, maka ia bebas dari siksa api neraka. Namun jika Allah tidak mengampuninya, maka ia disiksa di dalam api neraka sesuai.Semuanya tergantung pada ‘mood’ Allah.
Alkitab dengan jelas mengatakan Allah itu sangat mengasihi manusia berdosa. Kita tidak perlu mengerjakan sesuatu terlebih dahulu untuk menarik kasih-Nya karena Dia adalah kasih. “Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Injil, Surat Roma 5:8).
Jadi Allah mengasihi manusia apa adanya, kasih yang tak bersyarat dan berisikan pengorbanan. Melalui karya pengorbanan-Nya di atas kayu salib kita tidak hanya dipulihkan, tapi status kita juga diubahkan, dari hamba dosa menjadi anak Allah.
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12).
~
Slamet
hakkullah mengatakan
~
Senada dengan ayat Al-Quran ini “Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Az Zumar: 53).
Anda mau bahas apa? “ketika kita masih berdosa” saya mau tanya Anda;
1. Dosa zina itu dilarang apa tidak?
2. Kalau dilarang agama, apa dibiarkan begitu saja?
Anda setuju, anak anda diperkosa? Pasti tidak setuju. Lalu kasih Allah itu seperti apa? Diam-diam anda mengikuti cara orang Islam memahaminya, maka saya membuka fikiran anda, coba anda jawab dua pertanyaan itu.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hakkulah,
Kami setuju hanya Allah yang dapat mengampuni dosa manusia. Pertanyaannya, bagaimana cara Allah SWT mengampuni dosa saudara? Mohon sdr jelaskan hal itu. Terima kasih.
Kasih Allah sejati adalah kasih yang berkorban kepada umat ciptaan-Nya. Walaupun manusia berdosa tidak layak dikasihi tetapi Allah memilih untuk mengasihi, itu sebabnya Dia datang ke dunia dan menyelamatkan manusia. “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:12).
~
Purnama