Ketika kami diskusi dengan teman-teman Muslim, terutama bila topik diskusi mengarah kepada inti ajaran Isa Al-Masih dan Muhammad, maka akan terjadi beda pendapat. Mengapa? Karena keduanya membawa ajaran yang bertolak-belakang.
Isa Al-Masih mengajarkan “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri . . .” (Injil, Rasul Besar Markus 12:31). Dan Muhammad mengajarkan “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu dan bersikap keraslah terhadap mereka” (Qs 9:73). Ayat ini adalah salah satu ayat Al-Quran yang memerintahkan jihad kepada umat Muslim. Setidaknya ada lebih dari seratus ayat dalam Al-Quran yang berbicara tentang peperangan di jalan Allah. Dan lagi, mati sebagai jihad adalah satu-satunya cara seorang Muslim bisa langsung masuk sorga.
Dari kedua ajaran ini, mana di antaranya yang membawa damai, apakah ajaran jihad Islam atau kasih Isa Al-Masih?
Muslim Indonesia, Muslim Yang Damai
Masyarakat Indonesia dikenal dengan budayanya yang ramah-tamah. Bicara tentang “masyarat” Indonesia, tentu di dalamnya termasuk umat Muslim. Bila umat Muslim di Indonesia mengklaim diri mereka sebagai umat Muslim yang ramah terhadap umat non-Muslim, kami setuju akan hal itu.
Secara global, di Indonesia kita dapat melihat bagaimana umat Muslim dan non-Muslim hidup rukun berdampingan. Hal ini dapat kita jadikan sebagai bukti, bahwa sebenarnya umat Muslim di Indonesia dapat berbaur dengan umat lain.
Apakah Islam Mengajarkan Damai?
Perbedaan pendapat yang sering kali terjadi antara umat Muslim dan non-Muslim dalam menyikapi ajaran Islam adalah sudut pandang yang berbeda. Ketika seorang Muslim mengatakan bahwa Islam adalah ajaran damai, mereka hanya melihat dari sisi Muslim di Indonesia. Bukan ajaran Islam secara keseluruhan.
Agama “Islam” didirikan oleh Nabi Muhammad. Awal Muhammad mendirikan agamanya ini sudah diawali dengan perang. Para pembela Muslim mengatakan bahwa Muhammad menyuruh para pengikutnya melakukan kekerasan hanya sebagai tindakan mempertahankan diri. Mereka mengacu kepada ayat Qs 2:178, 190-191.
Klaim semacam itu tidak seluruhnya benar. Banyak ayat dalam Al-Quran yang justru memberi mandat kepada umat Muslim untuk melakukan agresi terhadap orang-orang non-Muslim (yang disebut kafir). Misalnya Qs 2:193 “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) keta’atan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim”
Jihad Agama Islam
Bukti dari kekerasan agama Islam (ingat, bukan Islam Indonesia) adalah Jaringan Teroris Al Qaeda yang didirikan oleh Osama Bin Laden. Jaringan ini adalah suatu organisasi paramiliter fundamentalis Islam. Al Qaeda digolongkan sebagai organisasi teroris internasional oleh Amerika dan beberapa negara lainnya.
Salah satu perang “jalan Allah” yang dilakukan Osama adalah serangan teroris terhadap menara kembar World Trade Center di New York dan Pentagon, pada 11 September 2001 di AS yang menewaskan sedikitnya tiga ribu orang.
Jaringan Al Qaeda tidak hanya tersebar di negara Arab. Indonesia, negara mayoritas Muslim juga merupakan sarang dari anggota jaringan tersebut. Berbagai bom yang dilakukan oleh teroris di Indonesia, diyakini merupakan perpanjangan tangan dari Osama. Dalam melaksanakan tujuannya, jaringan ini merekrut anak-anak muda untuk dilatih menjadi jihad. Mereka tersebar di kota besar hingga ke berbagai daerah terpencil. Tujuan mereka adalah membuat Indonesia menjadi negara Islam. Bagi jaringan ini, orang-orang non-Muslim adalah kafir yang harus dibasmi dari muka bumi.
Apa yang dilakukan oleh para pembela Allah tersebut telah menjadikan citra umat Muslim di Indonesia, yang awalnya sebagai umat yang damai tercoreng. Hal ini diperparah beberapa insiden yang terjadi antara umat Muslim dan Kristen di Indonesia, yang memandang hina terhadap umat minoritas.
Mencermati ajaran Islam di atas maka perlu dipertimbangkan dengan baik, apakah jihad Islam atau kasih Isa Al-Masih yang sesungguhnya membawa damai. Anda dapat menilainya, bukan?
Isa Al-Masih: Ampuni dan Kasihi
Sebagaimana Islam adalah agama misi, demikian juga dengan agama Kristen dan agama-agama lain. Jelas setiap agama mempunyai misi bagaimana melebarkan sayap keagamaanya. Pertanyaannya: Haruskah dalam penyebaran tersebut dilakukan dengan cara kekerasan dan pertumpahan darah?
Isa Al-Masih, sebelum Dia naik ke sorga meninggalkan satu misi kepada pengikut-Nya. Agar mereka memberitakan Injil Keselamatan kepada seluruh dunia. Tapi Isa berpesan, “Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat” (Injil, Rasul Lukas 10:10-11).
Isa Al-Masih tidak memerintahkan pengikut-Nya untuk mengangkat pedang bagi mereka yang menolak ajaran-Nya. Cukup memberi peringatan kepada mereka bahwa hari kiamat sudah dekat dan mereka harus bertobat.
Tujuan kedatangan Isa Al-Masih ke dunia ini adalah melepaskan manusia dari bertindak keras. Sehingga saat di kayu salib, Dia tidak mencaci-maki musuh-Nya, yaitu mereka yang menyalibkan-Nya. Sebaliknya, kata-kata terakhir bertujuan membawa damai di bumi. Sebelum menghembuskan nafas terakhir-Nya, Ia berseru, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Injil, Rasul Lukas 23:24).
Beberapa Pertanyaan Untuk Komentar:
Staff IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kiranya komentar yang diberikan hanya menanggapi pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Bagaimana seharusnya umat Muslim di Indonesia bersikap terhadap umat non-Muslim?
2. Apakah yang melatar-belakangi agama Islam menjadi identik dengan perang dan kekerasan?
3. Sebagai Muslim, bagaimana Saudara menilai jihad yang dilakukan oleh para jihadis tersebut?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di: .
Demikian, kami harap diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel.
[ Staf Isa dan Islam – Untuk mengetahui lebih lagi bagaimana ajaran Kasih Isa Al-Masih tersebut, saudara dapat membaca pada tautan ini.]
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Jihad Islam Atau Kasih Isa Al-Masih?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Saya memiliki pandangan yang relative sama dengan para staf IDI. Jika diperkenankan, saya menghendaki untuk ikut ambil bagian dalam misi memperkenalkan kebenaran kepada semua orang melalui website ini. Terimakasih.
~
Saudara Lauren,
Terima kasih atas komentar saudara, dan juga apresiasi saudara terhadap website ini. Kami persilakan saudara ambil bagian untuk memperkenalkan kebenaran dalam Isa Al-Masih khususnya kepada saudara kita umat Muslim. Namun, kalaupun nanti saudara berkenan menyampaikan komentar, kami mohon dengan hormat agar tidak menyimpang dari topik artikel yang sedang didiskusikan.
Demikian harap makhlum.
~
SL
*
Saya tahu bahwa Islam itu baik, tetapi apakah yang dimaksud dengan mengasihi sesama? Malah mengajarkan membunuh? Jelas membunuh itu dilarang, bahkan di Hukum Taurat juga berlaku untuk Islam. “Jangan membunuh” (Taurat Kitab Keluaran 20:15).
Allah juga mengajarkan manusia untuk saling mengasihi. Tetapi Muhammadlah yang mengajarkan membunuh. Menurut saya, Al-Quran itu benar, tetapi ajaran Muhammad untuk membunuh. Itulah yang salah!
Salam,
Tuhan Yesus memberkati
~
Saudara Marcel,
Terimakasih untuk komentar saudara. Kiranya Roh Kudus sendiri yang akan terus mengerjakan hati kita sehingga kita dapat menerima pencerahan dari-Nya.
~
SL
~
Salam Sejahtera,
Melihat beberapa kasus yang telah terjadi di Indonesia ini seperti kasus bom bali, dan sebagainya. Apakah itu juga yang disebut pula sebagai jihad? Bagaimana tanggapan anda terhadap kasus-kasus tersebut? Apakah jihad itu mirip (seperti) martir di dalam agama Kristiani? Terimakasih. Tuhan Yesus memberkati.
~
Saudara Adrian,
Para pelaku bom bunuh diri di Bali, dan para terorisme merupakan perwujudan ajaran dalam jihad. Mereka yang mati dalam berjihad percaya bahwa mereka telah menukar kehidupan di dunia ini untuk mendapat pahala di surga dan bidadari-bidadari.
“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli” (Qs 52:20).
Sedangkan martir adalah seseorang yang memilih menderita sampai mati dari pada menyangkal Isa Al-Masih. Mereka juga mengorbankan sesuatu yang sangat penting untuk melebarkan Kerajaan Allah. Tetapi para martir tidak melakukan aksi teror maupun pembunuhan.
“Tetapi barangsiapa menyangkal di muka umum bahwa ia pengikut-Ku, Aku pun akan menyangkal dia di hadapan Bapa-Ku di surga” (Injil, Rasul Besar Matius 10:33). Jadi, jelas mati dalam jihad tidak sama dengan martir Kristen.
~
Slamet
~
Seluruh hukum hanya sia-sia tanpa hukum kasih, karena kasih itu sendiri menggambarkan sifat Allah. Mana mungkin Allah menjadikan jihad sebagian dari ketetapan-Nya. Tidakkah dengan sendirinya kesucian nama Allah itu akan tercemar dengan adanya jihad?
Jika Allah mengajar bagaimana kita harus mengasihi sesama dengan tulus ikhlas tapi di sisi lain Dia mengajar kita membunuh (jihad) demi nama-Nya. Tidakkah ini menunjukkan Allah berdusta? Sulit menerima Allah yang sedemikian. Tidak mungkin Allah yang maha pengasih membenarkan ajaran yang terang-terang menyanggah akan ketetapan-Nya sendiri yaitu kasihilah sesama manusia. Pikirkan!
~
Saudara Mikekabli,
Terima kasih untuk komentarnya. Semoga dapat memberikan pencerahan dan hidayah bagi saudara umat Muslim. Allah yang maha kasih ingin menyelamatkan manusia dari kebinasaan kekal di neraka.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
Slamet
~
Untuk mengerti esensi kasih dan jihad lihat saja sejarah bangsa ini dan itulah hakikat ajaran Kristen dan Islam. Belanda ‘Kristen’ dengan ajaran kasihnya menjajah Indonesia dengan keji selama 350 tahun dan bangsa ‘Islam’ Indonesia melakukan jihad perang suci untuk menegakkan harkat martabat kemerdekaan.
~
Saudara Widodo,
Serdadu VOC atau serdadu Belanda jelas beda dengan misionaris “Kristen” Belanda. Serdadu VOC adalah orang-orang yang bekerja pada pemerintah Belanda. Memang pada saat itu mereka datang ke Indonesia semata-mata untuk kepentingan negara Belanda.
Sedangkan misionaris Belanda adalah orang-orang Kristen yang melakukan penyebaran berita keselamatan di dalam Isa Al-Masih kepada orang-orang Indonesia. Para misionaris adalah orang- orang yang telah mengalami kasih Isa Al-Masih. Mereka memberitakan tentang Isa Al-Masih bukan dengan pedang melainkan kasih. “Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih” (Injil, Surat Filipi 1:16).
~
Slamet
~
Saya sebagai Muslim mengakui adanya jihad dalam Islam tapi sangat mengutuk kelakuan teroris yang mengakui dirinya berjihad dengan mengambil jalan tersebut (terorisme). Karena bukan itu cara jihad yang sebenarnya. Jihad adalah berperang melawan orang kafir yang berusaha menghancurkan Islam. Jadi, jika ada orang yang mengakui dirinya berjihad dengan jalan (terorisme) maka dia tidak mengerti arti jihad yang sebenarnya.
Orang yang mengerti tentang jihad yang sebenarnya tentu akan bisa hidup rukun dengan masyarakat beragama apapun karena kami memiliki patokan “bagimu agamamu, bagiku agamaku” dan tidak pernah ada paksaan terhadap non-Muslim untuk mengikuti ajaran agama kami. Doakan saja menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Semoga Indonesia lebih aman. Amin
~
Saudara Bary,
Dalam Al-Quran kita menjumpai bahwa jihad adalah perintah bagi semua umat Muslim yang menjalankan Al-Quran. Dan fokus jihad adalah untuk mengatasi orang yang tidak menerima Al-Quran dan Islam pada masa Muhammad. Oleh karena itu, jihad dilakukan untuk memerangi orang Kristen dan Yahudi sehari-hari. Dan juga para penyembah berhala – siapa saja yang tidak mau masuk Islam.
Untuk ini Al-Quran sendiri menyatakannya kepada kita. “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong” (Qs 4:89).
~
Slamet
~
Kepada Staf Isa dan Al-Quran,
Anda harus kembali menengok sejarah. Agama Kristen disebarkan oleh para misionaris Barat pada saat zaman penjajahan di Indonesia. Mereka menebarkan peperangan, membunuh orang pribumi, memeras kekayaan Nusantara dengan menerapkan sistem kerja rodi dan lain-lain.
Anda pasti pernah mendengar slogan Gold, Glory, and Gospel. Sedangkan Agama Islam disebarkan di Indonesia secara damai oleh para pedagang dari Gujarat. Tanpa ada peperangan sama sekali.
~
Mr. Anomali,
Misionaris dan penjajah Belanda jelas berbeda. Misionaris Belanda datang ke Indonesia untuk memberitakan keselamatan di dalam Isa Al-Masih. Sedangkan penjajah datang untuk urusan ekonomi tetapi orang-orang di wilayah jajahan secara pribadi tetap orang merdeka dalam berpikir.
Orang Arab memang tidak menjajah secara fisik terhadap bangsa Indonesia. Tetapi mereka berhasil menanamkan kepatuhan umat Islam kepada Allah dan nabinya, yang dengan rela sembahyang dalam bahasa Arab serta berkiblat ke Arab. Kepatuhan itu disertai ancaman masuk neraka jahanam dan pembunuhan bagi yang berani meninggalkan Islam.
Larangan berhubungan dengan hal-hal yang diharamkan dan berbau kafir yang dicetuskan orang Arab, sebenarnya masyarakat telah dikurung secara mental. Inilah yang menyebabkan kebebasan berpikir seseorang terbelenggu dan menjerumuskannya dalam kebodohan.
Akibatnya mereka mudah sekali tersinggung dan resah, sehingga tidak segan-segan melakukan pengrusakan yang diatasnamakan agama. Bila perlu melawan pemerintah yang dianggap sebagai penghalang, sebagaimana teladan Muhammad dalam menggulingkan pemerintahan suku Quraisy.
Hal jelas berbeda dengan ajaran Isa Al-Masih agar pengikut-Nya menghormati pemerintah yang sah. “Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya” (Injil, Surat 1 Petrus 2:13-14).
~
Slamet
~
Coba baca di Injil itu. Apakah Isa hanya membawa damai dan kasih saja?
~
Saudara Rizal Mantovani,
Isa Al-Masih datang ke dunia, tidak hanya membawa kasih dan damai antar sesama manusia. “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Injil, Rasul Besar Matius 5:7,9).
Isa Al-Masih juga datang untuk mendamaikan “perseteruan” antara manusia dengan Allah. Melalui kematian Isa Al-Masih di kayu salib, jalan keselamatan telah sediakan bagi manusia.
“Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu (Injil, Surat Efesus 2:15-16)
~
Slamet
~
Kepada Staf Isa dan Al-Quran,
Anda mengatakan bahwa tentara Muslim telah memperkosa dan membakar gereja. Darimanakah Anda mendapat sumber sejarah tentang hal tersebut? Dulu, sejak tentara Islam masuk ke Palestina dari pertengahan abad ke-7, umat Kristiani sebagai minoritas diberi hak dan hormat di bawah pemerintahan Islam.
Setelah Pemerintahan Perang Salib, atau Kerajaan Gereja Katolik berkuasa, maka hak-hak mereka malah berkurang. Pada tahun 1099, Yerusalem diduduki oleh para Laskar Salib. Masjid al-Aqsa diganti menjadi tempat tinggal raja. Pada tahun 1192, diadakanlah perjanjian dengan Salahuddin Al-Ayyubi yang mengijinkan orang Kristen mengunjungi dan beribadah di tempat-tempat kudus mereka.
~
Saudara Mr. Anomali,
Perang salib terjadi karena orang Kristen berusaha membela diri dari penyerangan (invasi) tentara Islam. Dan invasi Islam ini adalah perintah Muhammad yang ada di dalam Al-Quran. Muhammad menyatakan, “Tidak akan ada dua agama di tanah Arab, bangsa Arab akan tunduk hanya pada Islam.” Sebagai hasilnya, Muhammad tidak lagi fokus untuk mengislamkan kafir atau penyembah berhala, tetapi orang Yahudi dan orang Kristen juga menjadi target.
“Perangilah mereka yang tidak percaya pada Allah, tidak pula pada Hari Terakhir, tidak melarang apa yang telah dilarang oleh Allah dan rasulNya, dan mereka yang tidak beragama yang benar (Islam) di antara orang-orang yang menerima Alkitab (Yahudi dan Kristen), sampai mereka membayar Jizyah dengan patuh dan merasa takluk” (Qs 9:29).
Muhammad bahkan memerintahkan para pengikutnya untuk membunuh orang-orang Muslim yang menjadi kafir. “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong” (4:89).
~
Slamet
~
Anda salah apabila mengatakan Arab membentuk budaya Islam. Islam di Indonesia disebarkan dengan indah melalui wali 9. Melalui budaya diantaranya melalui wayang, gamelan, dan sebagainya. Salah satu bentuk keindahan Islam anda bisa lihat dari arsitektur masjid Sunan Kudus,yang merupakan perpaduan dengan budaya Hindu. Islam di Indonesia disebarkan melalui seni, bukan perang.
~
Saudara Pengamat,
Memang wayang adalah karya seni yang berasal dari budaya Hindu. Bagaimana dengan wanita Indonesia yang diwajibkan memakai jilbab? Wanita Indonesia seharusnya tidak wajib menutupi rambutnya, termasuk mukanya, karena bagian kepala/rambut bukanlah aurat wanita, bukan?
Jilbab sebenarnya budaya Saudi-Iran, para ulamanya mewajibkan wanita menutup rambutnya atau mukanya. Karena kalau wanita dan laki-laki Arab tidak mau menutupi kepalanya, berbahaya. Panas padang pasir akan akan merusak kulit dan rambut mereka.
Jadi, jilbab atau burqa bukanlah ajaran Islam, tapi ajaran budaya Arab padang pasir. Prof,Dr Quraish Shihab mengatakan, “Wanita jangan merasa berdosa kalau tidak berjilbab.”
~
Slamet
~
Anda tidak mendalami Al-Quran. Satu pertanyaan, apabila anda hidup di waktu penjajahan Belanda, Apa yang anda lakukan membiarkan anda terbunuh dengan sia sia apa anda akan membunuh dan berjihad? Al-Quran mengajarkan situasi apapun yang ada di dunia, keadaan perang maupun merdeka.
~
Pertanyaan saudara sebenarnya mengisyaratkan hubungan antara kasih dan keadilan sebagai prinsip dasar etika Kristen. Hal ini dapat kita lihat bagaiman sikap Allah kepada umat manusia dalam Alkitab. Sekalipun Allah adalah mahakasih, Ia juga mahaadil dan merupakan “api yang menghanguskan” bagi mereka yang terus hidup di dalam kefasikan (Injil, Surat Ibrani 12:29).
Membiarkan dosa dan ketidakadilan para penjajah tanpa usaha mencegahnya, sama saja dengan kita menyetujui perbuatan dosa yang mendukakan hati Allah. Demikian pula, penekanan yang berlebihan pada hukum-hukum keadilan tanpa mengenal prinsip kasih akan menyebabkan kita jatuh pada legalisme mutlak yang menghambat hubungan yang harmonis.
Dengan menggunakan prinsip kasih dan keadilan ini, memberi peluang bagi adanya kemungkinan perang yang bisa dibenarkan. Hal ini juga dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan bahwa umat Kristen dalam menjawab panggilan sebagai seorang prajurit.
~
Slamet
~
[quote name=”adi”]~
Anda tidak mendalami Al-Quran. Satu pertanyaan, apabila anda hidup di waktu penjajahan Belanda, Apa yang anda lakukan membiarkan anda terbunuh dengan sia sia apa anda akan membunuh dan berjihad? Al-Quran mengajarkan situasi apapun yang ada di dunia, keadaan perang maupun merdeka.[/quote]
Mohon untuk membedakan antara perang wilayah dengan para misionaris. Sebagai contoh: Israel – Palestina bukan perang agama. Bukan Kristen vs Islam. Itu perang wilayah. Sama hal nya dengan Belanda menjajah Indonesia. Dan harap diingat bahwa kemerdekaan Indonesia bukan hanya karena kaum muslim tapi karena perjuangan Rakyat Indonesia, apapun agama nya. Indonesia ku juga Indonesia mu. Trims.
~
Saudara Lady,
Terimakasih atas komentarnya. Kiranya penjelasan saudara dapat memberikan pencerahan bagi saudara Adi.
~
Slamet
~
Saya mahu tahu lagi tentang Isa Al-Masih, karena saya sedang mengkaji Al-Quran yang kalang kabut versi Indonesia.
~
Saudara Ivy,
Terimakasih untuk komentar saudara. Kami berharap bahwa pengenalan saudara akan Isa Al-Masih dengan benar akan membuat saudara semakin mengasihi-Nya.
Dan pengenalan ini hanya dapat diperoleh dengan mempelajari Alkitab secara teratur. Karena Akitab menulis tentang kisah hidup Isa Al-Masih secara lengkap dan sistematis.
~
Slamet
~
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (Qs 47:7).
Inilah yang melatar belakangi jihad menurut saya. Dengan anggapan menolong Allah dijalan yang ditentukan, maka Allah pula akan membalas dengan sebuah hadiah aljana dengan kenikmatan dikawinkan dengan bidadari.
~
Saudara Vanhook,
Kami setuju dengan saudara bahwa Qs 47:7, merupakan salah satu ayat Al-Quran yang dijadikan dasar umat Muslim melakukan jihad.
Namun agar tidak salah paham, mohon maaf kalau kami menghapus sebagian komentar saudara.
Demikian harap maklum dan terimakasih.
~
Slamet
~
Injil Rasul Besar Matius 10:34-36, “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai , melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.”
Simaklah ayat Alkitab di atas. Benarkah Alkitab mengajarkan perdamaian atau justru sebaliknya?
~
Saudara Anton,
Isa Al-Masih tidak pernah mengajarkan kekerasan. Di dalam keseluruhan Alkitab, dari nubuat di Perjanjian Lama dan juga di dalam Perjanjian baru, Sang Juruselamat yang terpenuhi dalam diri Isa tidak pernah mengajarkan kekerasan, namun kasih.
Sehingga maksud dari kalimat “Isa Al-Masih tidak datang membawa damai”, adalah mengajarkan kepada pengikut-Nya. Apabila seseorang bersedia menjadi pengikut Isa Al-Masih, maka ada harga yang harus dibayar. Perhatikan ayat lainnya, “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Injil, Rasul Besar Matius 10:39).
Jelas tidak ada seorangpun di dunia ini yang memiliki ajaran melebihi ajaran Isa Al-Masih tentang kasih kepada sesama manusia. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44).
~
Slamet
~
Kepada saudara Anton,
Coba baca ayat selanjutnya!
Saya ingin memberitahu kepada anda bahwa manusia tidak layak bagi Tuhan ketika manusia mencintai manusia melebihi Tuhan, ataupun mencintai diri sendiri melebihi mencintai Tuhan. Artinya adalah terkadang banyak manusia mencintai manusia lain sehingga manusia lupa dengan Tuhan nya. Renungkanlah ini! Terimakasih
~
Saudara Jaya,
Memang saudara benar. Bahkan dalam Kitab Suci Allah, Isa Al-Masih mendorong agar kita mengasihi Dia lebih dari yang lain.“Kasihilah Tuhan Allahmu…”(Injil, Rasul Besar Matius 22:37-40). Dorongan hati untuk mengasihi Tuhan harus dibangun dari kesadaran bahwa manusia memang diciptakan untuk mengasihi Dia.
Sebaliknya Kitab Suci Allah, mengatakan bahwa orang yang menolak untuk mengasihi Tuhan, orang itu akan menjadi orang terkutuk.“Orang yang tidak mengasihi Tuhan, biarlah ia terkutuk!”(Injil, Surat 1 Korintus 16:22).
~
Slamet
~
Jihad berarti bersungguh-sungguh atau bertekad ( bukan serius atau fokus, itu beda pengertiannya dalam istilah bahasa Arab), bertekad mempertahankan syariat (bukan menyerang). Islam hanya syiar (menyiarkan) tanpa kebimbangan atau ragu ragu.
Anda membuat forum ini karena anda mengalami keraguan, itulah bedanya Islam berkaidah keimanan yang berbeda dengan ajaran anda. Semua agama samawi turun di jazirah Arab itu karena perwatakan orangnya tidak sama dengan Indonesia dan Muhammad mengajarkan melawan bukan menyerang. Berpandailan memilah dan menafsir bahasa, kecuali anda dalam keraguan.
~
Saudara Aku,
Umat Muslim memang berusaha memberi kesan bahwa Islam adalah agama damai. Tidak ada permusuhan dalam Islam.
Namun sebenarnya umat non-Islam terusik pada kenyataan bahwa banyak terdapat ayat Al-Quran yang memerintahkan Muslim memerangi non-Muslim. “Dan bunuhlah mereka (orang-orang kafir) dimana saja kamu jumpai mereka . . . . “ (Qs 2:191).
Dan pakar Islam berusaha menjelaskan ayat ini supaya tidak kelihatan anti-damai. Namun ayat-ayat di atas jelas tidak menekankan damai.
Walaupun Allah memberkati orang Arab namun tidak ada seorang nabi pun yang berasal dari Arab. Semua nabi yang Allah pilih berasal bangsa Israel yakni dari keturunan Ibrahim, Ishak dan Yakub (Israel).
Dan sejak zaman dahulu banyak kali Allah telah berbicara melalui nabi-nabi Israel ini dengan memakai bermacam-macam cara. Tetapi pada zaman akhir ini Allah berbicara kepada manusia dengan perantaraan Isa Al-Masih (Injil, Surat Ibrani 1:1-2).
~
Slamet
~
Mengapa umat Islam tertuntut untuk selalu “menegakan” agama islam? Itu karena islam adalah agama yang “miring” (tidak lurus). Kemiringannya selalu dibela-bela bahkan dengan nyawa. Silakan kalian berjuang untuk menegakkan kemiringan Islam. Jika memang agama lurus tentunya tidak perlu ditegakan bukan?
Di mata dunia, hanya agama Islam yang “reputasinya” paling buruk dari agama yang lain. Kenapa? Karena memang Islam adalah agama yang “miring”. Anda tahu kalau agama anda adalah agama yang miring, oleh karena itu, para Muslimin mati-matian menegakkannya, dengan berbagai alasan dan melawan balik setiap kritikan.
~
Saudara Teroris,
Memang ada sekelompok orang yang yang suka melakukan penggeledahan, penggerebekan, penyerangan, dan pembunuhan. Semua itu dilakukan dengan dalih membela agama atau Allah.
Ketika Isa Al-Masih ditangkap di Taman Getsemani, seorang murid-Nya juga pernah berusaha membela-Isa Al-Masih dengan menetak putus telinga Malkhus. Bagaimana reaksi Isa Al-Masih?
Isa Al-Masih malah menegur murid-Nya, “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya,…Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?” (Injil, Rasul Besar Matius 26:52-53).
Jadi agama yang benar dari Allah, sebenarnya tidak perlu dibela. Karena Allah berkuasa membela agamanya.
~
Slamet
*****
1. Sebagai seorang muslim sebaiknya bergaul dengan non muslim selayaknya hubungan antar manusia yang lain yang terikat dengan norma yang ada.
2. Perang dan kekerasan adalah jenis hubungan internasional yang sudah lazimnya dilakukan oleh banyak negara diabad pertengahan. Bukankah Kristen juga ada seruan jihad atas umat Islam dengan iming-iming surga. Terlepas dari berbagai macam isu pemicu perang atas nama agama. Perang sendiri adalah fitrah manusia dari jaman ke jaman.
Jadi menurut saya Islam tidak menafikan perang karena ini adalah salah satu bentuk hubungan internasional antara perang dan damai.
3. Jihad bagi Islam itu amalan suci dan dapat menuntun seseorang pada jalan hidayah.
~
Saudara Bamz,
Kami senang dengan pola komentar yang saudara sampaikan, dengan demikian saudara telah memenuhi harapan kami dalam memberikan komentar. Untuk komentar yang baik ini, kami menyampaikan terima kasih.
~
Slamet
~
Bagaimana dengan jaman penjajahan dulu yang menggunakan semboyan “Gold, Gospel, and Glory.” Jadi penyebaran agama Nasrani pun lewat perang bahkan lewat perbudakan. Oleh karena itu janganlah mengina agama orang lain.
~
Saudara Nadia,
Memang benar bahwa kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia dengan tujuan menjajah. Namun di antara bangsa penjajah itu, tentunya ada orang-orang yang hatinya terbeban memberitakan keselamatan di dalam Isa Al-Masih. Mengapa?
Karena Isa Al-Masih sebelum naik ke sorga, Dia telah menyampaikan perintah, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”(Injil, Rasul Besar Matius 28:19-20).
~
Slamet