“Muslim percaya tidak ada yang bisa menanggung dosa orang lain. Karena itu tidak perlu Isa wafat!”
Ini adalah perkataan saya (Ahmad) kepada teman Nasrani (Eka). Karena saya sangat terkejut dengan pernyataannya. Yang mengatakan bahwa tujuan wafat Isa Al-Masih juga berguna bagi Mukmin.
Namun setelah itu Eka menjelaskan pandangannya. Hal ini yang membuat saya merenung.
Mungkinkah ada manfaat kematian Isa bagi Mukmin? Bahkan mungkinkah ada dalil yang meneguhkannya?
Mari kita simak diskusi saya dengan Eka berikut ini.
Alasan Manusia Membutuhkan Pertolongan
Eka memulai penjelasannya dengan mengatakan bahwa semua manusia pasti berdosa. Kita penuh khilaf dan kelemahan.
Dalam hal ini saya setuju. Saya juga pernah membaca Hadits yang menyatakannya. “Semua anak cucu Adam (manusia) banyak salah . . .” (Jami’ At-Tirmidzi 2423).
“Jika demikian, kita pasti akan terkena hukuman Allah, bukan?” Eka menyatakan pendapatnya.
Sekali lagi saya setuju dengan pernyataan ini. Karena saya pernah membaca ayat yang mengerikan. Saya sendiri menjadi takut karenanya.
Tertulis: “sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorang pun yang dapat menolaknya” (Qs 52:7-8).
Eka melanjutkan dengan menyatakan inilah latar-belakang Isa menjadi manusia. Bahkan sampai wafat di kayu salib.
Tujuan wafat Isa Al-Masih adalah untuk menebus manusia dari dosa. Karena Isa adalah perwujudan kebenaran Allah. Yaitu Kalimatullah yang menjadi manusia.
Mungkinkah Manusia Menanggung Dosanya Sendiri?
Dalam hal ini saya sangat tidak setuju. Ada dua alasan yang kuat.
- Setiap manusia bertanggung-jawab atas dosanya sendiri.
Kepercayaan saya mengajarkan manusia akan menanggung akibat perbuatannya sendiri.
“. . . sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan” (Qs 6:120). - Tidak ada yang mampu menanggung dosa orang lain.
Selanjutnya juga memang kita semua berdosa. Karena itu tidak ada yang mampu menanggung dosa orang lain.
“. . . dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain . . .” (Qs 17:15).
“Jadi jelas tujuan wafat Isa Al-Masih tidak diperlukan!” tegas saya kepada Eka.
Masalah Hutang Dosa yang Sangat Besar
Mendengar penjelasan saya, Eka tersenyum. Ia lalu menyatakan memang benar, baik jika kita mampu menanggungnya.
Namun masalahnya bukankah dosa manusia begitu banyak? Yakinkah amal ibadah kita cukup untuk menutupinya? Karena jika tidak maka azab mengerikan menanti.
Eka menggambarkan hal ini seumpama kita memiliki hutang sangat besar. Katakanlah kita berhutang 1 Trilyun. Dan tidak mampu melunasinya.
Bukankah kita akan hidup dalam ketakutan? Setiap hari cemas dikejar penagih hutang. Bahkan mendapat ancaman penjara.
Demikianlah keadaan manusia yang penuh dosa. Semua amal ibadah kita tidak mampu melunasinya. Karena itu kita hidup dalam ketakutan akan azab Allah.
Namun bagaimana jika ada teman yang membantu membayarkan hutang? Sehingga kita terbebas sepenuhnya.
Bukankah hal ini menjadi pertolongan yang sangat berharga? Masalah kita yang sangat besar bisa terselesaikan. Tentu selanjutnya kita akan menjadi sangat bersyukur kepadanya.
Tujuan Wafat Isa Al-Masih: Melunasi Hutang Dosa!
Demikianlah Allah yang penuh kasih rindu menolong manusia. Ia tidak mau manusia binasa karena hukuman dosa.
Karena itu Ia memberikan jalan keluar. Dengan cara mengirimkan Isa Al-Masih menjadi manusia.
Selanjutnya Eka mengatakan memang benar manusia berdosa tidak mampu menanggung sesamanya. Namun Isa Al-Masih bisa melakukannya.
“Bagaimana mungkin?” Tanya saya. Eka menjawab: “Karena Ia adalah pribadi yang suci. Bukankah Al-Quran sendiri juga menyatakan demikian (Qs Qs 19:19)?” Dalam hal ini saya tidak bisa membantahnya.
Selanjutnya Eka menerangkan: “Inilah yang menjadi dasar iman saya. Inilah tujuan wafat Isa Al-Masih.”
Karena Injil menuliskan dengan jelas. “Ia [Isa Al-Masih] sendiri telah memikul [membayar lunas] dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib . . .” (Injil, Surat 1 Petrus 2:24).
Isa Al-Masih Untuk Muslim, Nasrani dan Semua Manusia
Eka menutup percakapan dengan menekankan bahwa Isa memang jalan pertolongan Allah. Hal ini berlaku bagi semua manusia. Baik bagi Muslim, Nasrani maupun semua orang membutuhkan-Nya.
Jika kita mau mengimani dan menjadi pengikut-Nya maka akan mendapat keselamatan. Yaitu pengampunan semua dosa. Dan jaminan surga karena “hutang dosa” sudah lunas.
“. . . Allah menunjukkan kepada kita suatu jalan lain ke surga. Bukan dengan “menjadi cukup baik” dan dengan berusaha menaati hukum-hukum-Nya, melainkan . . . Allah mengatakan bahwa Ia akan menerima kita dan membebaskan kita, menyatakan kita “tidak bersalah” bila kita percaya bahwa Yesus Kristus [Isa Al-Masih] menghapuskan dosa kita.” (Injil, Surat Roma 3:21-22 FAYH)
Saya menjadi sangat terkesan dengan percakapan ini. Memang tidak mudah untuk langsung menerima pola pikir berbeda dari yang selama ini saya ketahui.
Namun sekarang saya lebih memahami pandangan Nasrani. Juga saya harus mengakui bahwa kita manusia pasti membutuhkan pertolongan Allah.
Bagaimana dengan Anda pembaca? Apakah Anda mau menerima pertolongan-Nya untuk “hutang dosa” Anda?
Mari mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih. Anda pasti akan mendapatkan keselamatan Allah.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Apakah Tujuan Wafat Isa Al-Masih Bagi Muslim dan Nasrani?” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Muslim: Benarkah Nabi Isa Sudah Wafat? Apa Tujuan-Nya?
- Mengapa Isa Al-Masih Adalah Rahmat Dari Allah?
- Kematian Isa Al-Masih Menurut Al-Quran, Injil, Dan Sejarawan
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Dapatkah manusia hidup suci sempurna sehingga menjaminnya masuk surga? Jelaskan!
- Mengapa wafatnya Isa Al-Masih di kayu salib berkuasa menghapus dosa manusia?
- Mengapa orang Islam dan Kristen membutuhkan wafatnya Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718.
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .