Kawan-kawan saya yang Muslim meragukan penyaliban Isa Al-Masih. Sebab Al-Quran mengajarkan demikian. Sebaliknya, orang Kristen percaya penyaliban Isa Al-Masih karena sesuai kesaksian Injil. Manakah yang benar, kematian Isa Al-Masih menurut Al-Quran atau Injil? Kesaksian para sejarawan ini akan membuktikan kebenaran peristiwa itu.
Kematian Isa Al-Masih Menurut Al-Quran dan Injil
Injil Allah menyaksikan penyaliban Yesus. “Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:23). Kesaksian Injil adalah kesaksian paling sahih. Sebab penulisannya sebelum tahun 100 Masehi, artinya sangat dekat dengan peristiwanya tahun 33 Masehi. Juga para penulis Injil adalah murid Isa Al-Masih sendiri.
Anehnya, 600 tahun kemudian Al-Quran membantah penyaliban itu. “. . . padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka . . .” (Qs 4:157).
Lebih aneh lagi, nabi Islam tidak menyaksikan penyaliban itu, tidak pernah membacanya dari Injil, dan tidak sanggup membaca buku sejarah, karena tidak bisa baca tulis.
Menutup Kitab Suci, Melihat Sejarah
Marilah kita tinggalkan sejenak Kitab Suci kita, dan memperhatikan kesaksian para sejarawan non-Kristen soal penyaliban Isa Al-Masih.
Joshepus (37-100 Masehi), sejarawan Yahudi, menuliskan “Pada masa ini, hiduplah seorang bijak yang dipanggil Yesus. . . . Pilatus memerintahkan Ia disalibkan hingga mati . . .”
Tacitus (56- 117 Masehi), sejarawan Romawi, mencatat “. . . Kristus [Isa Al-Masih] . . . menjalani hukuman yang kejam pada masa pemerintahan Tiberius di tangan seorang penguasa kita Pontius Pilatus . . .”
Mara Bar-Serapion (70 Masehi -), filsuf Syria, melaporkan “Keuntungan apa yang didapatkan orang Yahudi yang menghukum mati Raja [Isa Al-Masih] mereka yang bijak. . . . Sang Raja [Isa Al-Masih] bijak tidak mati sia-sia; Ia [Isa Al-Masih] terus hidup dalam pengajaran yang telah diberikan-Nya.”
Phlegon (80-140 Masehi) menyaksikan, “Dan gerhana matahari yang terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Yesus tampaknya disalibkan, juga gempa bumi hebat yang kemudian terjadi . . .”
Fakta para sejarawan non-Kristen ini telah membuktikan bahwa versi kematian Isa Al-Masih menurut Al-Quran tidaklah benar!
Keistimewaan Penyaliban Isa – Kematian Yang Menghidupkan
Kebenaran haruslah cocok dengan fakta. Catatan para sejarawan non Kristen di atas meneguhkan kebenaran Injil Allah akan penyaliban Isa Al-Masih.
Kebenaran penyaliban Isa Al-Masih bukan hanya sesuai sejarah, terlebih lagi memberikan kehidupan. Sebab Isa mati “. . . untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Markus 10:45). Melalui kematian-Nya itu, Isa menanggung hukuman kekal dosa. Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh pengampunan dosa dan hidup yang kekal.
Marilah kita mengimani penyaliban Isa Al-Masih. Sebab bukan saja sesuai fakta sejarah, terlebih lagi menjamin keselamatan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Soal penyaliban Isa Al-Masih, siapakah yang layak dipercayai, orang Arab yang tidak menyaksikan peristiwa itu, yang tidak bisa membaca dan yang hidup 600 tahun kemudian ataukah para saksi mata dan para sejarawan itu? Berikan alasan Saudara!
- Mengapa kematian Isa Al-Masih menjamin pengampunan dosa dan kehidupan kekal?
- Manakah yang layak kita percayai, Al-Quran yang kesaksiannya tidak didukung sejarah atau Alkitab yang kesaksiannya didukung catatan sejarah? Berikan alasan Saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Kematian Isa Al-Masih Menurut Al-Quran, Injil, Dan Sejarawan”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Apakah Yesus disalib? Seluruh orang Kristen akan secara serempak memberikan tanda persetujuannya. Namun apakah mereka sudah mengujinya? Dugaan penafsir mereka telah melupakan Firman Allah. “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik” (Injil, Surat 1 Tesalonika 5:21).
Tidak ada maksud yang lain dari saya selain untuk menguji mana yang benar, versi Islam atau Kristen? Tentunya harus berpikir logis berdasarkan pembuktian tafsiran kitab suci.
~
Apabila benar Alkitab dan Al-Quran itu adalah wahyu Allah, tentunya tidak akan ada pertentangan.
Alkitab ada lebih dulu dari Al-Quran. Dan Alkitab menyatakana bahwa “Ia [Isa Al-Masih] sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib” (Injil, Surat 1 Petrus 2:24).
Nah, menurut saudara manakah yang benar? Isi Alkitab ataukah Al-Quran. Apakah Al-Quran harus mendukung isi Alkitab, atau sebaliknya justru Alkitab yang harus menyesuaikan diri dengan isi Al-Quran?
Bila Al-Quran menyesuaikan diri dengan isi Alkitab, itu wajar. Sebab Alkitab lebih dulu ada dari Al-Quran. Tapi bila Al-Quran menolak ayat tentang penyaliban Isa Al-Masih, maka manakah yang perlu dikoreksi? Apakah ayat-ayat dalam Alkitab harus diubah agar sesuai dengan ayat-ayat Al-Quran?
~
Slamet
~
Kalau Yesus benar disalib itu bertentangan dengan Taurat Kitab Ulangan 21:23 bahwa yang digantung (disalib) di tiang kayu adalah terkutuk.
Kalau Yesus yang disalib mati dikutuk, lalu bagaimana Dia dapat menjadi Juruselamat penebus dosa. Apakah orang Kristen sepakat bahwa Yesus itu mati disalib dan terkutuk?
~
Saudara Cari Tau,
Saudara benar bahwa orang yang mati digantung dikayu salib itu terkutuk. Demikian juga Isa Al-Masih itu mati disalib untuk menanggung kutuk dosa manusia.
“Kristus [Isa Al-Masih] telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”(Injil, Surat Galatia 3:13).
Jadi Isa Al-Masih harus mati melalui suatu kematian yang terkutuk, yaitu penyaliban, karena kalau tidak, Da tidak memikul kutuk yang seharusnya untuk kita!
~
Slamet
~
Saudara Hendarto,
Mohon maaf, apabila kami harus menghapus komentar saudara. Karena komentar saudara tidak pada tempatnya.
Kami senang apabila saudara dapat memberikan komentar dengan menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Soal penyaliban Isa Al-Masih, siapakah yang layak dipercayai, orang Arab yang tidak menyaksikan peristiwa itu, yang tidak bisa membaca dan yang hidup 600 tahun kemudian ataukah para saksi mata dan para sejarawan itu? Berikan alasan Anda!
2. Mengapa kematian Isa Al-Masih menjamin pengampunan dosa dan kehidupan kekal?
3. Manakah yang layak kita percayai, Al-Quran yang kesaksiannya tidak didukung sejarah atau Alkitab yang kesaksiannya didukung catatan sejarah? Berikan alasan Anda!
Demikian harap maklum.
~
Slamet
~
1. Tentunya yang layak dipercayai adalah kejadian yang memiliki “saksi mata” atas kejadian tersebut yang adalah murid-murid dari Yesus Kirstus sendiri dan prajurit-prajurit yang menyalibkan Yesus. Bagaimana mungkin sebuah kejadian/peristiwa yang terjadi dapat dianggap sah apabila tidak memiliki saksi.?
2. Karena melalui Yesus Kristus yang rela mengorbankan nyawa-Nya sendiri sebagai “Korban Agung” demi menghapus dosa manusia.
“Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Injil, Rasul Besar Yohanes 11:25-26)
Jawab saya, dengan sepenuh hati saya percaya! (Bukan Bersaksi)
3. Al-Quran adalah buku “karangan” Muhammad secara sepihak tanpa adanya saksi yang melihat bahwa Allah (katanya) menurunkan wahyu kepadanya.
Sebuah kejadian yang tidak berdasarkan saksi adalah klaim sepihak.
~
Saudara Kim Christian,
Terimakasih atas komentar saudara. Semoga komentar yang saudara sampaikan dapat menjadi contoh bagi para pembaca yang lain dalam berkomentar.
~
Slamet
~
Masih berkaitan dengan poin nomor 1 dan 3, saya ingin bertanya soal ayat ini. “Kristus [Isa Al-Masih] telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” (Injil, Surat Galatia 3:13).
Di sana ada kata ‘telah’ yang berarti bahwa ayat tesebut ditulis setelah Yesus disalib. Artinya bahwa ayat tersebut bukanlah asli dari Yesus, melainkan dari murid-Nya yang hanya manusia biasa. Bukankah manusia adalah tempatnya salah?
Saya mengimani Injil yang berasal dari ucapan Yesus langsung, namun tidak jika selain itu. Karena sangat beresiko.
~
Saudara Bayu,
Jelas Kitab Suci Injil ditulis oleh para murid yang hidup bersama-sama Isa Al-Masih. Mereka melihat semua yang dilakukan Isa, makan bersama, istirahat bersama.
Para murid ini adalah saksi mata yang paling akurat dan tidak perlu lagi diragukan kebenarannya. Salah satu di antara saksi mata tersebut adalah Rasul Petrus. Sebagai saksi mata ia mengatakan, “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya sendiri di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (Injil, Surat I Petrus 2:24).
Inilah satu-satunya alasan dan tujuan Isa Al-Masih mati disalib. Supaya Dia, melalui pengorbanan-Nya, dapat mengangkat Anda dari kehidupan dosa kepada Terang dan Kebenaran Allah.
~
Slamet
~
Kalau Yesus mati demi menebus dosa umat Kristiani, berarti mereka tidak ada dosa di bumi? Terus kalau semisalnya ada orang Kristen yang berbuat dosa, apa orang Kristen itu juga bebas dari dosa?
~
Saudara Firma,
Isa Al-Masih menebus orang Kristen dari dosa bukan berarti mereka bebas berbuat dosa. Justru sebagai umat yang telah ditebus umat Kristen diperintahkan oleh Isa Al-masih untuk mengasihi Allah dan mengasihi manusia.
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini” (Injil, Rasul Markus 12:30-31).
Jelas berzinah, berdusta, dan mencuri adalah tindakan mengasihi Allah dan manusia, tidak bukan?
~
Slamet
~
[quote name=”Firma,”]Kalau Yesus mati demi menebus dosa umat Kristiani, berarti mereka tidak ada dosa di bumi? Terus kalau semisalnya ada orang Kristen yang berbuat dosa, apa orang Kristen itu juga bebas dari dosa?[/quote]
Pertanyaan yang diulang terus-menerus!
~
Saudara Jo,
Kami setuju dengan komentar saudara. Memang kami senang apabila setiap pembaca dapat memberikan komentar dengan memilih salah satu pertanyaan di bawah ini:
1. Soal penyaliban Isa Al-Masih, siapakah yang layak dipercayai, orang Arab yang tidak menyaksikan peristiwa itu, yang tidak bisa membaca dan yang hidup 600 tahun kemudian ataukah para saksi mata dan para sejarawan itu? Berikan alasan Anda!
2. Mengapa kematian Isa Al-Masih menjamin pengampunan dosa dan kehidupan kekal?
3. Manakah yang layak kita percayai, Al-Quran yang kesaksiannya tidak didukung sejarah atau Alkitab yang kesaksiannya didukung catatan sejarah? Berikan alasan Anda!
Terimakasih
~
Slamet
~
Bukti ilmiah dan Sejarah mengatakan bahwa Yesus telah mati disalib. Kalau yang menjadi barometer adalah penelitian sejarawan dan perkataan ilmuwan , mengapa kalian Nasrani tidak mau mengakui penelitian Nasrani Barbara Thiering yang menyatakan bahwa Yesus kawin dan menikah?
Bukankah ia juga sejarawan? Mengapa kalian tidak mau mengakui penelitian ilmuwan Arye Shimron dan Simha Yacobovici (keduanya bukan Muslim), yang menyatakan bahwa Yesus kawin, mati dan dikuburkan (penelitian makam Talpiot)?
~
Saudara Usil,
Komentar yang saudara sampaikan kali ini, sungguh baik dan kami menghargai. Oleh sebab itu kami senang memberikan tanggapan.
Sejarah dan penelitian ilmiah bukanlah dasar iman orang Kristen. Catatan para sejarawan hanya meneguhkan kebenaran Injil Allah mengenai penyaliban Isa Al-Masih.
Jelas setiap orang Kristen percaya dan mengaku, ” bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci” (Injil, Surat 1 Korintus 15:3-4).
~
Slamet
~
Bukankah hasil penelitian ahli sejarah lebih masuk akal karena Isa Al-Masih itu adalah manusia biasa yang terlahir ke dunia dan pasti akan mengalami kematian.
~
Saudara Usil,
Tidak semua misteri yang ada di dunia dapat dijelaskan oleh para ahli, apalagi rahasia kehidupan di akhirat. Namun Isa Al-Masih mempunyai pengetahuan akan hal ini karena Dia adalah satu-satunya pribadi yang berasal dari sorga.
Memang Isa Al-Masih dalam keadaan sebagai manusia Dia telah mati dan dikuburkan, tapi kemudian dengan kuasa keilahian-Nya, Isa Al-Masih bangkit dari kematian.
Isa Al-Masih berkata, “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut” (Injil, Kitab Wahyu 1:18),
~
Slamet
~
Kenapa kalian ini nyembah Tuhan yang mati?
~
Saudara Firma,
Jelas umat Kristen tidak menyembah Tuhan yang mati, melainkani Tuhan yang hidup. Namun demikian saudara bersikeras hanya mendiskusikan pada kematian Isa Al-Masih. Padahal Isa Al-Masih telah bangkit dan naik ke sorga.
Bagaimana kita mengetahui bahwa Isa Al-Masih telah mati dan kini berada di sorga? Isa Al-Masih mengatakan kepada Rasul Yohanes sebagai saksi mata. “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut”(Injil, Surat Wahyu 1:17-18).
~
Slamet
~
Seseorang yang diserupakan. Siapakah seseorang itu? Allah swt bungkam seribu bahasa. Benarkah Dia Tuhan yang maha tahu? Allah dalam tingkatannya yang “haq” tidak mungkin menyebut nama. Gunakan akalmu siapa yang dimaksud oleh Allah?
~
Saudara Usil,
Apabila Allah maha tahu tentunya Dia mengetahui nama “orang yang diserupakan.” Dan Allah yang kasih akan memperhatikan umat-Nya yang bingung dalam ketidaktahuannya.
Misalnya Allah dalam Alkitab memberitahu kepada nabi Zakaria nama anak yang akan dikandung istrinya. “Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes” (Injil, Rasul Lukas 1:13).
~
Slamet
~
Kitab suci pasti ada hubungannya dengan Tuhan Sang Pencipta tanpa boleh campur tangan manusia dalam menambah bahkan mengubah kitab suci tersebut.
~
Saudara Albert,
Kami setuju dengan pandangan saudara bahwa kitab suci itu tidak boleh diubah oleh siapapun, namun faktanya tidak demikian.
Misalnya, kisah penyaliban dan kebangkitan Isa Al-Masih adalah kisah sejarah. Namun 700 tahun sejak peristiwa itu Muhammad mengatakan bahwa Isa Al-Masih tidak mati disalib melainkan orang yang mirip dengan Isa Al-Masih yang disalib.
“Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, ’Isa putera Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ’Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ’Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ’Isa”(Qs 4:157).
~
Slamet
~
Percayakah kalian tentang penyaliban sebagai bentuk penebusan dosa manusia? Jawaban saya tidak. Seorang Tuhan yang berwujud manusia bisa mati. Cukup lemah yang namanya Tuhan karena tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi manusia biasa. Malaikat dan setan saja tidak bisa mati. Berpikirlah yang jernih dulu!
~
Jelas penebusan melalui penumpahan darah itu adalah wahyu Allah yang tertulis dalam Kitab Suci. “Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan” (Injil, Surat Ibrani 9:22).
Isa Al-Masih adalah Allah dalam wujud manusia. Ketika di kayu salib kodrat Allah-Nya tidak mati. Kodrat manusia, jasad-Nya Isa Al-Masih yang mati dan perlu dibangkitkan.
Kitab Suci Allah juga menyatakan bahwa yang disalib itu tubuh Isa Al-Masih. “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (Injil, Surat 1 Petrus 2:24).
~
Slamet
~
Saudara Ucok,
Kami berharap saudara dapat memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Soal penyaliban Isa Al-Masih, siapakah yang layak dipercayai, orang Arab yang tidak menyaksikan peristiwa itu, yang tidak bisa membaca dan yang hidup 600 tahun kemudian ataukah para saksi mata dan para sejarawan itu? Berikan alasan Anda!
2. Mengapa kematian Isa Al-Masih menjamin pengampunan dosa dan kehidupan kekal?
3. Manakah yang layak kita percayai, Al-Quran yang kesaksiannya tidak didukung sejarah atau Alkitab yang kesaksiannya didukung catatan sejarah? Berikan alasan Anda!
Oleh karena itu maaf kalau kami menghapus komentar saudara yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan di atas.
~
Slamet
~
[quote name=”Kim Christian”]~
3. Al-Quran adalah buku “karangan” Muhammad secara sepihak tanpa adanya saksi yang melihat bahwa Allah (katanya) menurunkan wahyu kepadanya.
[/quote]
Tidak ada manusia yang tidak pernah membaca Al kitab, dan tidak sanggup membaca buku sejarah, karena tidak bisa baca tulis. Kemudian sanggup mengarang Al-Quran.
~
Saudara Putri,
Kita mengetahui kitab suci yang dari Allah tidak pernah bertentangan, walau Nabi dan Rasul Allah hidup di zaman berbeda. Wahyu Allah yang mereka sampaikan tidak bertentangan, sebab Allah di atas segala sejarah dan waktu.
Allah dapat mengatur wahyu yang akan disampaikan-Nya. Dan wahyu tersebut tidak berubah atau mendadak diubah karena situasi yang berubah-ubah.
Oleh karena itu bila Al-Quran tidak bertentangan dengan Taurat, Zabur, dan Injil maka Al-Quran adalah benar-benar wahyu Allah.
~
Slamet
~
Al-Quran tidak pernah bicara tentang Alkitab yang saat ini dikenal oleh umat Kristen karena Taurat, Zabur dan Injil yang dimaksud Al-Quran bukanlah versi yang ada di Alkitab orang Kristen. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa sumber Perjanjian Lama berdasarkan Septuaginta LXX yang menggunakan bahasa Yunani.
Kanon Perjanjian Baru juga bukan dilakukan oleh murid-murid Yesus, dan sama sekali bukan disusun oleh Yesus, tetapi adalah rekayasa murid-murid Saulus.
Surat-surat dalam Perjanjian Baru juga bukan ilham Tuhan, tapi merupakan karangan bebas orang purba dan ditulis bukan untuk dijadikan kitab suci.
~
Saudara Salib Bening,
Saudara benar memang sejak pertama kali diterbitkan, Al-Quran tidak pernah membicarakan isi Alkitab. Bahkan Al-Quran berusaha membelokan kisah sejarah mengenai kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih.
Bukankah saudara menyatakan beriman pada kitab-kitab sebelumnya, namun mengapa saudara tidak mempercayai apa yang dicatat dalam Alkitab?
Jelas Isa Al-Masih benar-benar disalibkan, mati dan bangkit serta naik ke surga. Inilah yang dicatat dalam Injil dan juga dicatat dalam sejarah dunia. Mungkinkah sejarah dunia mencatat sebuah kebohongan?
~
Slamet
~
Jadi Isa Al-Masih harus mati melalui suatu kematian yang terkutuk, yaitu penyaliban. Karena kalau tidak, Dia tidak memikul kutuk yang seharusnya untuk kita!
Mohon maaf, kata-kata harus mati itu kata-kata anda atau kata-kata Alkitab anda?
~
Salam,
“Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia” (Injil, Rasul Besar Matius 16:21-23).
Penyaliban adalah kehendak Allah! Ssiapapun yang menyangkalnya sudah dihasut oleh iblis.
~
Saudara Unverse,
Kami setuju dengan saudara bahwa Isa Al-Masih sendiri telah menubuatkan bahwa Diri-Nya akan menderita, mati dan bnagkit pada hari ketiga. Kami menyampaikan terimakasih untuk komentar saudara.
~
Slamet
~
Kau pernah mempelajari sejarah? Alkitab ditulis murid Yesus. Lalu diadakan konferensi Nicea tahun 325. Lalu dipilih kitab-kitab yang dianggap asli. Itulah perjanjian lama. Lalu diadakan lagi konferensi. Lalu ada bagian ditambah dan ada yang dikurangi. Itulah perjanjian baru. Menurutmu kitab itu firman Tuhan atau bukan?
~
Saudara Hamba Allah,
Umat Muslim masih saja salah paham tentang konsili Nicea. Sayangnya, kebanyakan umat Muslim yang awam sejarah bukan hanya menerima informasi yang salah tetapi juga tidak menyelidiki kebenarannya.
Konsili Nicea tidak membentuk atau menentukan doktrin dan dogma. Mereka berkumpul untuk merumuskan Pernyataan Pengakuan berdasarkan isi Injil, yaitu Kitab Allah.
Jelas orang Kristen percaya pada Isa Al-Masih bersandar sepenuhnya pada Alkitab, bukan pada Konsili. “Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman” (Kitab Mazmur 19:7-8).
Ketetapan Konsili Nicea akan diterima bila ketetapan tersebut sejalan dengan ajaran Kitab Allah. Bila tidak, maka ketetapan tersebut akan ditolak.
~
Slamet
~
Saudara Hamba Allah,
Anda itu asal bicara saja. Dimana Perjanjian Lama itu sudah lengkap sejak lebih 100 tahun sebelum kelahiran Kristus. Mana ada koncili Nicea menetapkan Perjanjian Lama, baca yang benar!
Alkitab mencantumkan kitab Yahudi (Tanakh) di Perjanjian Lama, tanpa diubah-ubah isinya. Karena kejujuran adalah bukti dan saksi sejarah yang sebenarnya.
Bagaimana dengan Al-Quran? Mengapa isinya bertentangan dengan Perjanjian Lama apalagi Perjanjian Baru? Bukti sejarah, bukti kitab sebelumnya musnah begitu saja dengan adanya klaim kosong dan dongeng Al-Quran.
Patutkah dijadikan wahyu Tuhan? Firman Tuhan yang asli tidaklah saling bertentangan malah saling mendukung seperti Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
~
Saudara Univers,
Terimakasih atas komentar saudara.
Al-Quran sendiri mengakui bahwa Alkitab adalah benar-benar firman Allah. “Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu…” (Qs 10:94)
~
Slamet
~
Al-Quran mengatakan nabi Isa adalah manusia utusan Allah sedangkan dalam Nasrani Isa adalah manusia yang menjadi Tuhan Yesus Kristus.
Dalam Islam Nabi Isa AS tidak mati, tapi dalam Nasrani Yesus mati disalib. Menurut ahli sejarah Yahudi sesuai dengan anggapan kalian. Jadi jelaslah Islam berbeda dengan Nasrani.
Lihat saja siapa yang benar di akhirat. Semoga kau ingat catatan ini sampai diakhirat.
~
Saudara Rakal,
Jelas agama Kristen lahir lebih dulu diabandingkan agama Islam. Demikian juga kitab sucinya, Alkitab lebih dulu ada daripada Al-Quran.
Alkitab dengan tegas menyatakan Isa Al-Masih mati disalib kemudian bangkit pada hari yang ketiga.
“Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perem puan itu: “Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring” (Injil, Rasul Besar Matius 28:5-6).
Tapi Al-Quran menolak fakta tentang penyaliban Isa Al-Masih, Oleh karena itu menurut saudara manakah yang perlu disesuaikan Alkitab atau Al-Quran?
~
Slamet
~
Tuhan tu esa dan kekal, jadi Tuhan itu tidak mungkin mati.
~
Saudara Rakal,
Kami setuju dengan saudara bahwa Tuhan itu tidak mati dan tidak mungkin mati. Jadi hanya tubuh jasmani Isa Al-Masih yang mati. Tetapi Isa Al-Masih yang adalah Kalimat Allah tidak mati.
Penjelasan selengkapnya bahwa Tuhan tidak mungkin mati dapat saudara baca pada link http://tinyurl.com/75cc5qb
~
Slamet