Satu hari di suatu desa terjadi tindak kriminal. Kepolisian setempat memanggil dua orang untuk memberi kesaksian. Saksi pertama Budi, berkata ada di tempat kejadian saat rumah Amin dibobol maling. Dia melihat maling tersebut masuk ke rumah. Lalu melarikan diri lewat pintu belakang. Ciri-cirinya: Berambut panjang, berjenggot dan bertubuh tegap.
Saksi kedua, Joko, tidak ada di tempat kejadian. Namun ia mengaku mengetahui ciri-ciri pencuri tersebut. Botak, tidak berjenggot dan bertubuh kurus.
Menurut Anda, dari dua kesaksian tadi, manakah yang lebih kuat di mata polisi. Kesaksian Budi atau Amin?
Penyaliban Isa Al-Masih Menurut Al-Quran
Berdasarkan ilustrasi di atas, mari kita melihat kebenaran penyaliban Isa Al-Masih dari sudut pandang lain. Pertama, menurut pandangan Al-Quran. Kitab Suci Umat Muslim ini menuliskan, “Dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, ’Isa putera Maryam, Rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka’” (Qs 4:157).
Sayangnya, Al-Quran tidak menyebutkan saksi mata yang melihat peristiwa penyaliban itu. Sementara menurut sejarah dan tradisi, Al-Quran ditulis setidaknya tujuh abad setelah peristiwa penyaliban Isa. Dan tidak satupun saksi mata yang melihat penyaliban Isa, masih hidup pada zaman itu.
Penyaliban Isa Al-Masih Versi Injil
Selanjutnya, bagaimana dengan kesaksian yang diberikan Injil? Menurut sejarah dan tradisi, peristiwa penyaliban Isa dicatat dalam Injil pada masa para saksi-saksi masih hidup. Mereka menyatakan bahwa Yesus Kristus (Isa Al-Masih) benar disalibkan, wafat, dikuburkan, dan bangkit kembali di hari yang ketiga.
Tentu para saksi dapat memprotes penulis Injil, bila ada penulisan yang tidak sesuai. Misalnya dalam Injil Rasul Besar Yohanes 19:33. Dikatakan para prajurit mendatangi tempat penyaliban dan menemukan Yesus sudah mati. Tentu para prajurit akan menyatakan isi Injil tidak benar, bila ternyata yang disalib bukan Yesus. Tidak mungkin para prajurit salah mengenali Isa dengan orang lain.
Fakta lain yang ditulis dalam Injil tentang kebenaran penyaliban tersebut adalah pernyataan Isa sendiri. Isa berkata, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan” (Injil, Rasul Besar Matius 17:22-23). Bila Yesus tidak benar disalibkan, mungkinkah Dia akan meramalkan penyaliban dan kematian-Nya?
Bukti Medis dan Peraturan Menguatkan Kesaksian para Saksi Mata
Kitab Suci Injil juga menuliskan bahwa seorang prajurit menikam lambung Isa Al-Masih dengan tombak dan segera mengeluarkan darah dan air. Menurut bukti medis, bila manusia telah mati untuk beberapa jam, tidak hanya darah yang keluar, tetapi bercampur air.
Pada ayat sebelumnya juga dikatakan, “Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:33). Bila Isa tidak mati, tentu mereka akan mematahkan kaki-Nya sesuai dengan aturan yang ada di zaman itu.
Isa Al-Masih Benar Disalib dan Mati
Dari fakta-fakta di atas, yaitu pernyataan para saksi-saksi, bukti-bukti medis, serta peraturan di zaman itu. Dapat diambil kesimpulan bahwa Isa Al-Masih benar-benar disalibkan, wafat, dimakamkan, dan bangkit kembali di hari ketiga.
Kembali ke ilustrasi kita: Bila Joko yang tidak berada di tempat kejadian perkara tidak dapat memberikan kesaksian yang shahih tentang ciri pencuri tersebut, demikian pula kesaksian penyaliban Isa Al-Masih menurut Al-Quran. Tidak dapat dipakai sebagai bukti shahih untuk menyatakan bahwa yang disalib bukan Isa Al-Masih.
Kematian Isa Al-Masih Menebus Setiap Jiwa dari Dosa
Pertanyaan selanjutnya yang perlu kita renungkan adalah, mengapa Isa Al-Masih harus disalibkan, bahkan Dia sendiri sudah meramalkan sebelumnya?
Kitab Suci Allah menuliskan alasannya, “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Kematian Isa di salib kayu bukanlah kematian yang sia-sia. Pengorbanan yang dilakukan-Nya bertujuan untuk menebus setiap jiwa dari dosa.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara, adakah bukti dalam Al-Quran yang dapat dijadikan sebagai kebenaran bahwa yang disalibkan bukan Isa, tapi orang lain? Sebutkanlah!
- Dari fakta-fakta di atas, apakah Saudara percaya bahwa yang disalibkan itu Isa Al-Masih dan bukan orang lain? Sebutkan alasan Saudara!
- Perihal penyaliban Isa, manakah yang dapat dipercaya, klaim dari Al-Quran atau bukti-bukti dan saksi-saksi yang ditulis dalam Injil? Sebutkan alasan Saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Kesahihan Penyaliban Isa Al-Masih – Menurut Al-Quran Atau Injil?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .