Umumnya, umat Islam percaya bahwa bukan Isa Al-Masih yang disalibkan, namun orang lain. Tapi para ulama Islam berbeda pendapat soal siapakah pengganti Isa Al-Masih yang tersalib itu. Bagaimanakah kematian Isa Al-Masih menurut ulama Islam?
Apakah Wahyu Allah, saksi mata, dan sejarahwan mendukung keyakinan itu?
Kematian Isa Al-Masih Menurut Ulama Islam
Al-Quran menuliskan, “. . . Sesungguhnya . . . mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka . . .’” (Qs 4:157). Siapakah pengganti Isa Al-Masih yang tersalib itu?
Syaikh Muhammad Abduh, dan lainnya berpendapat bahwa Yudas Iskhariotlah yang disalibkan.
Ibnu Jarir menyatakan bahwa pengganti Isa Al-Masih adalah pengikut-Nya yang mendapat janji surga dari Dia. Pendapat lain, yang diserupakan dengan Isa Al-Masih adalah Sergius (Hasyim Muhammad, Kristologi Qurani, hal. 141-142).
Mengapa ada pendapat berbeda demikian? Apakah karena hidup mereka terpaut jarak lebih dari 600 tahun dari peristiwa penyaliban itu?
Bagaimana Penyaliban Isa Al-Masih dalam Wahyu Allah?
Wahyu Allah – Kitab Taurat, Zabur, Para Nabi – telah menubuatkan penyaliban Isa Al-Masih. Nubuat ini sekitar 500 – 700 tahun sebelum masehi.
Tangan dan kaki Mesias/Isa Al-Masih akan “ditusuk” (Kitab Zabur/Mazmur 22:16). Isa Al-Masih/Mesias akan mati bersama penjahat (Kitab Nabi Yesaya 53:12).
Maka Allah menggenapi nubuat-Nya itu pada abad pertama masehi, sebagaimana Injil Allah menyaksikannya. “Sesudah menyalibkan Dia [Isa Al-Masih] mereka [para prajurit Romawi] membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi” (Injil Rasul Besar Matius 23 :35).
Jadi Taurat, Zabur dan Injil sepakat menyaksikan bahwa Isa Al-Masih mati tersalib. Tetapi, tidak ada kesepakatan di antara umat Islam. Jelaskan pendapatmu di sini.
Pendapat Pembenci Isa Al-Masih dan Sejarahwan
Para lawan Isa Al-Masih, yaitu, “. . . imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia [Isa Al-Masih] ‘. . . Baiklah Ia [Isa Al-Masih] turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya'” (Injil Rasul Besar Matius 27:41-42).
Para lawan Isa Al-Masih hidup sezaman dengan Isa Al-Masih. Sedangkan penulis Injil, Rasul Besar Matius adalah murid Isa Al-Masih. Pastilah kesaksian mereka sahih.
Para sejarahwan non-Kristen mencatat penyaliban Isa Al-Masih. Salah satunya Joshepus (hidup 37-100 Masehi), menuliskan, “Pada masa ini, hiduplah seorang bijak yang dipanggil Yesus [Isa Al-Masih] . . . Pilatus memerintahkan Ia disalibkan hingga mati . . .”
Kesaksian para sejarahwan non-Kristen semakin meneguhkan kesaksian Wahyu Allah, bukan?
Kematian Isa Al-Masih bagi Kehidupan Kekal Anda
Sesuai kesaksian Wahyu Allah, para saksi mata, dan sejarahwan di atas, Isa Al-Masih telah wafat disalibkan.
Melalui penyaliban-Nya itu, Isa Al-Masih membayar lunas hutang dosa yaitu maut/kematian kekal. Maka orang yang beriman kepada-Nya tidak mati kekal di neraka, sebaliknya beroleh hidup kekal di surga. Maka percayalah kepada-Nya!
Kirimkan pertanyaan Anda di sini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Lihat artikel ini dalam bentuk video
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apa pendapat Saudara soal kematian Isa Al-Masih menurut ulama Islam di atas?
- Soal penyaliban Isa Al-Masih, mengapa kita harus mempercayai kesaksian sahih dari wahyu Allah dan sejarahwan?
- Apakah pengharapan bagi keselamatan kita dalam penyaliban Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Fakta Kematian Isa Al-Masih
- Pandangan Al-Quran Tentang Kematian Isa Al-Masih
- Kematian Isa Al-Masih Menurut Pakar Muslim
- Kematian Isa Al-Masih Menurut Al-Quran, Injil, Dan Sejarawan
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .