Tiap bulan Ramadhan, Zainal menjalankan ibadah puasa sebagai mana tuntutan agamanya. Dia berpuasa hingga tuntas selama bulan Ramadhan. Melalui puasanya dia berharap beroleh pahala berlipat ganda dan ampunan dosa.
Beberapa tahun lalu Zainal mempelajari Wahyu Allah dan menemukan kebenaran yang membuka pikirannya. Kebenaran itu membimbingnya mendapatkan jaminan hidup kekal di surga. Pelajarilah kisahnya itu sebab menolong Anda beroleh kebahagiaan dan keselamatan kekal seperti dia.
Ajaran Wahyu Allah Soal Puasa dan Pahala
Zainal sering mendengar keutamaan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. Yaitu beroleh pahala berlipat-ganda, ampunan dosa, dan sebagainya. Karena itu dia giat berpuasa pada setiap bulan Ramadhan.
Namun, itu belum membuat hidupnya tenang dan bahagia. Ketakutan akan pahala tidak cukup dan penghukuman dosa di akhirat terus membayangi hidupnya. Mungkin Anda juga merasakan hal yang sama?
Tapi, dia sangat terkejut ketika mempelajari Wahyu Allah (Taurat, Zabur/Mazmur, dan Injil). Sebab Wahyu Allah itu tidak pernah mengajarkan pahala untuk beroleh surga. Ibrahim, Musa, dan, Isa Al-Masih tidak pernah berpuasa guna mendapatkan pahala agar bisamasuksurga.
Dari pembelajaran itu dia mengerti bahwa ajaran berpuasa untuk beroleh pahala hanyalah ajaran Islam. Itu membuatnya semakin gelisah dan berpikir, “Apakah ajaran pahala ini cocok dengan tujuan penciptaan manusia?”Semoga itu juga menjadi pertanyaan Anda.
Apakah Tujuan Penciptaan Mendukung Ajaran Pahala?
Al-Quran mengajarkan bahwa Allah menciptakan manusia agar mengabdi kepada-Nya (Qs 51:56). Itu artinya manusia harus menaati semua perintah dan semua larangan Allah. Atau menaati Dia secara sempurna.
Ketika mempelajari Kitab Taurat, Zainal menemukan ajaran bahwa tujuan Allah menciptakan Adam dan Hawa untuk mengenal Dia dan kasih-Nya. Maka hasilnya ialah kita menaati Allah karena kasih-Nya itu. Karena itu Allah menghukum mereka berdua ketika melanggarnya. Allah ingin manusia hidup suci tanpa dosa satupun (Taurat, Kejadian 1-3).
Karena itu, berpuasa dan berbuat baik guna beroleh pahala tidaklah sesuai dengan tujuan penciptaan itu. Sebab ketaatan kepada Allah adalah kewajiban manusia.
Puasa, pahala, dan kebaikan kita tidak menentukan jika kita akan masuk surga. Berkat keselamatan dan hidup kekal ada dalam kesucian atau ketaatan yang sempurna kepada Allah. Yang semakin menyedihkan, kita tidak dapat menaati Allah secara sempurna.
Zainal pun mengerti bahwa ajaran puasa guna beroleh pahala untuk masuk surga tidak sesuai dengan maksud penciptaan manusia. Apakah Anda juga menyadari hal itu? Bagaimanakah caranya agar Anda dapat beroleh jaminan hidup kekal?
Hukuman Bagi Manusia yang Rusak/Berdosa
Akibat dosa Adam, semua manusia tidak dapat hidup normal/suci tanpa dosa. Sebaliknya, mereka selalu berbuat dosa dengan melanggar firman-Nya. Fakta ini mengingatkan Zainal akan ayat Al-Quran yang berbunyi,“Barangsiapa berbuat dosa . . . mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs 2:81).
Zainal melihat bahwa Injil Allah telah menegaskan akibat dosa itu bagi manusia. “Sebab upah dosa ialah maut” (Injil, Surat Roma 6:23). Maut adalah hukuman kekal di neraka karena dosa-dosa manusia. Jelas, kita tidak ingin menderita di nereka kekal itu.
Kebaikan manusia tidak sempurna dan tidak menjamin masuk surga. Sebaliknya dosa manusia mengakibatkan hukuman di neraka kekal. Bagaimana Anda dapat bebas dari hukuman neraka kekal?
Bagaimana Allah Menolong Manusia Berdosa?
Zainal melanjutkan pembelajarannya pada Kitab Injil. Dia melihatbahwa Allah dalam Injil sangat mengasihi manusia. Itu menggembirakan dia dan kita juga, sebab kita semua ingin beroleh kasih Allah di dunia dan akhirat.
Kasih-Nya itu dibuktikan dengan menyelamatkan manusia dari hukuman kekal di neraka. Caranya mengutus Kalimat/Firman-Nya, Isa Al-Masih ke dunia, menjadi manusia untuk mati disalib guna menghapus dosa dan hukumannya. Agar orang yang beriman kepada Isa disucikan-Nya sehingga layak masuk surga-Nya.
Lalu Isa bangkit dari kematian dan kembali ke surga-Nya.Isa berjanji, “Akulah kebangkitan dan hidup . . . setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Injil, Rasul Besar Yohanes 11:25-26).
Akhirnya, Zainal mengerti Kabar Baik dalam Injil Allah itu. Lalu dia memutuskan untuk beriman kepada Isa Al-Masih, Sang Juruselamat. Dia pun beroleh jaminan masuk surga dan kebahagiaan hidup.
Anda pun dapat beroleh kesalamatan dan kebahagiaan seperti itu jika beriman kepada Isa Al-Masih Juruselamat sekarang juga.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Tujuan Puasa Ramadan Untuk Hati Yang Bersih
- Banyak Peraturan Membatalkan Puasa Ramadhan, Mampukah Menunaikannya?
- Puasa Karena Taat Perintah Allah Atau Mengharap Pahala?
- Isa Al-Masih Berkata, “Puasa Tidak Menyelamatkan!”
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut artikel di atas mengapa konsep pahala harus kita tolak?
- Mengapa Allah tidak harus memberi kita pahala ketika menaati Dia?
- Apakah alasannya bahwa Isa Al-Masih dan bukan pahala yang menjamin manusia masuk sorga?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Puasa Dan Pahala Ditinjau Dari Tujuan Penciptaan Manusia”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .