Tidak jarang kita melihat acara di TV, biasanya orang-tua digambarkan sebagai orang yang lebih ketinggalan zaman. Tidak seperti anak muda, mereka disebut lebih mengerti prinsip-prinsip hidup, lebih sensitif, dan lebih prihatin akan kondisi orang lain, dll. Orang-tua tidak mengerti zaman anak muda yang sudah berbeda dan lebih maju.
Namun orang beragama akan berpandangan lain. Kitab-kitab suci selalu mengajarkan agar anak menghargai dan menghormati orang tua. Kitab suci menekankan bahwa orang tua adalah sumber hikmat yang mengasihi dan mampu membimbing anak-anak, walaupun mereka sudah remaja.
Anak Dapat Memberi Nasehat Bagi Orang Tua
Namun ada satu kejadian yang dikisahkan baik di Alkitab maupun Al-Quran, dimana seorang anak memberi nasihat yang pantas bagi orang tuanya. Dalam situasi ini anak memberi perintah kepada orang tuanya.
Ketika Nabi Ibrahim ragu untuk mengerjakan perintah Allah kepadanya, anaknya memberi nasehat kepada Nabi Ibrahim untuk melakukan perintah tersebut. “. . . kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu . . .” (Qs 37:102).
Baik Nabi Ibrahim maupun anaknya tidak mengerti makna dari kejadian tersebut. Mungkinkah pengalaman mereka ini merupakan contoh ketaatan pada Allah?
Pengorbanan Nabi Ibrahim Sebagai Tanda Pengorbanan Isa
Sebagian penafsir Alkitab, melihat pengorbanan Nabi Ibrahim sebagai ‘tanda’ pengorbanan Isa Al-Masih. Mengapa demikian? Walau tanda ini tidak sempurna, tetapi dapat menolong kita mengerti tentang penyaliban Isa Al-Masih.
Isa Al-Masih (Kalimat Allah) berasal dari sorga. Ia selalu memanggil Allah dengan kata “Bapa”. Demikian juga anak Nabi Ibrahim. Anak Nabi Ibrahim memanggilnya juga dengan sebutan ‘bapa’. Anak Nabi Ibrahim dikorbankan pada kayu bakar. Isa Al-Masih dikorbankan pada sepotong kayu. Isa Al-Masih dibangkitkan dari mati. Juga anak Nabi Ibrahim seakan-akan dibangkitkan dari kematian karena diganti dengan korban lain.
Terdapat dalam Injil ayat suci yang menunjuk pada ‘tanda’ tersebut, “. . . Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh” (Injil, Rasul Besar Petrus, I Petrus 3:18).
Demikianlah, kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan anaknya sebagai tanda pengorbanan Isa Al-Masih. Nabi Ibrahim rela mengorbankan anaknya karena taat pada perintah Allah. Allah Bapa rela mengorbankan Kalimat-Nya karena kasih-Nya bagi manusia. Pengorbanan Kalimat Allah membuka jalan keselamatan bagi kita. Kiranya Saudara pembaca akan berpaling kepada Dia, Isa Al-Masih, Juruselamat dunia dan menikmati keselamatan dari dosa yang disediakan Allah Bapa!
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Anak Ibrahim, Sebagai Tanda Pengorbanan Isa Al-Masih?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
“Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh” (Injil, Surat 1 Petrus 3:18).
Kristus tidak pernah mati dan tidak pernah dibangkitkan!
~
Peristiwa kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih bukanlah kejadian yang berdiri sendiri, yang hanya menyangkut pribadi-Nya sendiri. Isa Al-Masih yang telah mati dan dibangkitkan itu mewakili seluruh umat manusia. Dan juga bahwa Dia menjadi yang pertama mengalaminya, untuk kemudian semua yang percaya kepada-Nya akan mengalami hal serupa.
Jika Isa Al-Masih mati dan tidak bangkit maka hidup manusia akan terus berakhir pada kematian. Kematian adalah nasib setiap manusia karena dosa.
“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Injil, Surat Roma 6:23).
~
SL
*
Ibrahim mempersembahkan qurban (lambang) penghapusan dosa yang diajarkan Adam kepada keturunannya (seperti dilakukan Kain dan Habil). Setiap tahun dia melakukannya. Kali ini Allah meminta anaknya sebagai kurban. Tetapi qurban anak Abrahim juga tidak berkenan kepada Allah,
Allah hanya ingin melihat ketaatan Ibrahim maka Allah mencegahnya dan memberi domba pengganti.
Kurban yang berkenan bagi Allah adalah kurban yang akan datang dari pihak Allah, yaitu Yesus Kristus (Isa Al-Masih).
~
Kalau kita mengingat kembali peristiwa Ibrahim mengorbankan Ishak, kita akan menemukan kesamaan antara Isa Al-Masih dan Ishak. Mereka sama-sama anak tunggal, yang sama-sama direlakan oleh bapanya untuk dikorbankan. Ishak adalah gambaran ilahi dari Isa Al-Masih, sedangkan Abraham adalah gambaran dari Allah, Bapa dari Isa Al-Masih.
Karena kerelaan Abraham untuk menyerahkan putra tunggalnya maka melalui keturunan Abraham dari Ishak inilah, yaitu Isa Al-Masih ‘,semua bangsa di bumi akan mendapat berkat.’ Isa Al-Masih itulah berkat dari Allah untuk seluruh bangsa. Anak domba Allah telah diberikan dan dikorbankan di hari Paskah.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
SL
*
Apakah yang dimaksud kematian (maut)? Adam dan Hawa tidak mati seketika itu!
Yang terjadi adalah Adam dan Hawa diusir dari taman Firdaus, yaitu taman kehadiran Allah. Dia diusir dari hidup yang bersekutu dengan Allah.
Kepada manusia Allah masih berkasihan, dia tidak segera mencabut kasih-Nya. Nanti di hari akhir, kasih Allah akan dicabut dari manusia. Dan ini adalah maut, hidup tanpa kasih.
Tetapi Allah mengasihi manusia, Dia menjanjikan penyelamat untuk dikurbankan (Taurat, Kitab Kejadian 3:15) itulah asal mula Idul Qurban.
~
Tujuan Allah menciptakan Adam dan Hawa adalah sebenarnya Allah ingin bersahabat dengan mereka. Tetapi manusia menolak bekerjasama dalam tujuan ini dan malah mereka meninggalkan Allah. Alasan di balik itu adalah dosa.
Dosa membawa manusia terpisah dari kasih Allah dan belenggu di dalamnya tidak ada kemerdekaan. Jika seseorang menjadi budak dosa maka dosa itu akan membawanya kepada kematian kekal yang berakhir di neraka.
Namun karena kasih, Allah tidak menghendaki nasib manusia berakhir di neraka. Oleh sebab itu , sejak awal Dia menjanjikan Juruselamat yang digenapi melalui kematian Isa Al-Masih. ”Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Injil, Surat Roma 5:8).
~
SL
*
Ilustrasi penggambaran tentang pengorbanan Kristus bagi dosa dunia adalah benar dan amin.
~
Trimakasih untuk komentar saudara.
Kiranya melalui ilustrasi ini makna pengorbanan Isa Al-Masih dapat kita pahami.
~
SL
*
Islam beranggapan Ismail yang dikorbankan tapi menurut Kristen adalah Ishak .Ternyata keduanya tidak dikorbankan melainkan seekor domba.
Pertanyaannya adalah siapakah Anak Domba Allah yang dikorbankan itu? Itulah yang seharusnya menjadi inti dari perbedaan itu.
~
Pada masa Abraham, anak domba adalah simbol Ishak yang dikorbankan. Dalam peristiwa bangsa Israel keluar dari Mesir, anak domba menjadi simbol dari keselamatan.
Ketika Yohanes Pembaptis melihat Isa Al-Masih, ia berkata, “Inilah Anak Domba Allah…” Istilah “Anak Domba Allah” ini menunjuk kepada kematian Isa Al-Masih di atas kayu salib untuk membebaskan manusia dari dosa. Walaupun pada saat itu banyak orang yang tidak mengerti namun setelah Isa Al-Masih pada hari yang ke-3, barulah mereka mengerti apa yang dikatakannya.
Gambaran Isa Al-Masih sebagai Anak Domba Allah bisa kita lihat kisah-Nya dalam Kitab Nabi Yesaya 53, yang menceritakan bagaimana Isa Al-Masih, sang Tunas itu, sang Taruk itu akan dianiaya dan disiksa di kayu salib.
Pada masa kini, orang Kristen mengerti kalau istilah “Anak Domba” itu mengacu kepada Isa Al-Masih yang mati untuk memikul dosa mereka
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (Injil, Surat 1 Petrus 1:24).
~
SL
*
Staff Isa dan Islam,
Sudah kami jelaskan beberapa forum, kemungkinan Anda belum membaca artikel tulisan saya.
Al-Quran bukan hanya membicarakan masalah akhirat, dan aqidah. Tapi semua aspek kehidupan di dunia maupun di akhirat. Anda harus membaca Al-Quran seutuhnya dan asbabunnuzul (sejarah atau perintah Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW).
~
Saudara Hakkuallah,
Kami sampaikan terima kasih atas saran saudara.
Namun kami akan senang apabila saudara memberikan komentar yang sesuai dengan isi artikel ” Anak Ibrahim, Ilustrasi Penyaliban Isa Al-Masih?”
Nabi Ibrahim rela mengorbankan anaknya, merupakan gambaran Allah Bapa yang rela mengorbankan Kalimat-Nya karena kasih-Nya bagi keselamatan manusia.
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Injil, Surat Roma 5:8).
Demikian harap makhlum dan terima kasih.
~
SL
*
Penyaliban Yesus tidak bisa disamakan dengan pengorbanan anak Ibrahim!
~
Al-Quran mencatat sebuah ayat tentang pengorbanan anak Nabi Ibrahim. Ia mengurbankan seekor domba jantan sebagai pengganti anak lelaki yang disayanginya. “Kami tebusi anaknya itu sembelihan yang besar (seekor kambing / domba)” (Qs 37:107).
Domba sembelihan yang Allah sediakan tentunya sebuah domba jantan yang benar-benar murni dan tanpa cacat sedikitpun.
Seperti halnya hewan kurban yang tanpa cacat cela, demikian halnya dengan Isa Al-Masih. Dia, yang tidak berdosa telah menyerahkan diri-Nya bagi orang berdosa. Dan menjadi tebusan serta memberi hidup bagi orang berdosa. Kematian-Nya di kayu salib telah membuat darah-Nya tertumpah.
Dia adalah lambang tebusan Allah seperti yang dikatakan oleh Nabi Yahya, anak Zakaria: “Ini adalah Anak Domba Allah, yang akan dikurbankan untuk menebus dosa-dosa dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29).
~
SL
*
[quote name=”Staff Isa dan Al-Quran”]~
Kalau kita mengingatkan kembali peristiwa Ibrahim mengorbankan Ishak, kita akan menemukan kesamaan antara Isa Al-Masih dan Ishak. Mereka sama-sama anak tunggal, yang sama-sama direlakan oleh bapanya untuk dikorbankan. Ishak adalah gambaran ilahi dari Isa Al-Masih, sedangkan Abraham adalah gambaran dari Allah, Bapa dari Isa Al-Masih.
~
SL[/quote]
Yang dikorbankan bukanlah Ishak tapi Ismail.
Itulah anda memang tidak tahu! Anda hanya mengkuti pada Alkitab saja.
~
Kisah Ishak sebagai anak-pengorbanan telah tertulis di Kitab Taurat 2600 tahun sebelum Muhammad dilahirkan. Semua nabi-nabi Tuhan tahu bahwa Ishak itulah anak-yang ingin dikurbankan, tak ada ceritanya samasekali tentang Ismail yang “punah” dari sejarah.
Namun tiba-tiba Allah SWT berwahyu-ulang 2600 tahun kemudian kepada Muhammad tentang kasus pengurbanan Anak Ibrahim. Tentu saja umat Muslim mengharapkan wahyu ulang ini lebih lengkap dan sempurna ketimbang kisah tua-awal di Alkitab.
Tetapi sebaliknyalah yang terjadi! Wahyu ulangan yang dianggap sempurna dari Allah SWT itu ternyata tidak bisa dipahami isinya oleh siapapun!
Adakah ayat yang dikatakan di dalam Alkitab dan Al-Quran bahwa Ismail itu anak pengorbanan? Banyak Muslim belum tahu, bahwa jawabannya adalah tidak ada!
Al-Quran hanya menyebut bahwa anak Ibrahim yang dikurbankan dengan istilah “sang anak” bukan Ismail.
~
SL
*
Kalau umat Muslim yakin Ismail yang di korbankan, saya hanya berharap ayat mana yang menyebutkan kata Ismail yang dikorbankan?
Saya melihat di Al-Quran terjemahan Indonesia tidak di sebutkan namanya?
Saya juga membaca Al-Quran, tapi belum menemukan nama Ismail. Mungkin umat Muslim ada yang tahu ayatnya yang menyebutkan Ismail di korbankan?
Atas bantuannya, saya sampaikan terimakasih
~
Nampakya pertentangan antara Ismail dan Ishak, tidak akan pernah usai sampai kiamat. Umat Kristen tetap meyakini yang dikorbankan Abraham dalam Alkitab adalah Ishak.
Kalau kita baca dalam Alkitab, memang jelas di sana tertulis yang dikorbankan adalah Ishak, bukan Ismail.
Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Ku-katakan kepadamu” (Taurat, Kitab Kejadian 22:2).
Ayat di atas menunjukkan bahwa Ishak-lah yang dikorbankan, bukan Ismail. Akan tetapi, menurut Al-Quran yang dikorbankan Ismail, bukan Ishak.
“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak)… Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!’…Dan Kami menebusnya (Ismail) dengan sembelihan yang besar” (Qs 37:100-107).
~
SL
~
Saudara Admin,
Lengkapnya Qs 37:103 : “Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya).”
Sedangkan Qs 37:102 adalah : “Katakanlah: “Hai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah) aku tidak menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu dan aku telah diperintah supaya termasuk orang-orang yang beriman.”
Benar! saya setuju bahwa surat ini menggambarkan ketaatan terhadap perintah Allah, saya setuju bahwa perintah Allah adalah untuk ditaati, bukan untuk diuji atau dipertanyakan atau dianalisa secara logika, karena salah satu ciri dari iman adalah taat.
~
Saudara Mitra,
Terima kasih untuk komentar dan ayat Al-Quran yang saudara postingkan.
Namun yang paling penting untuk dipahami makna rohani dari pengorbanan anak Ibrahim. Nabi Ibrahim rela mengorbankan Ishak anaknya karena taat pada perintah Allah adalah gambaran bahwa Allah rela mengorbankan Kalimat-Nya karena kasih-Nya bagi manusia.
Pengorbanan Kalimat Allah membuka jalan keselamatan bagi kita. Percayakah saudara hal ini?
“Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh” (Injil, Surat 1 Petrus 3:18).
~
Slamet
~
Secara akal sehat dapat dinilai bukan Yesus yang mengorbankan diri-Nya untuk umat manusia. Tapi umat Kristen yang mengorbankan Yesus kepada Tuhan buat kepentingan dirinya. Apa bukti bahwa Yesus pernah disalib?
~
Kitab Suci Allah menuliskan bahwa Isa Al-Masih mati bukan karena ada seseorang yang mampu mencabut nyawa-Nya, melainkan Isa Al-Masih mati karena menyerahkan nyawa-Nya.
“Oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali” (Injil, Rasul Yohanes 10:17-18).
Isa Al-Masih mengetahui bahwa tujuan penjelmaan-Nya ke dunia adalah untuk mati disalibkan. Isa Al-Masih juga tahu bahwa Ia mesti menjadi korban dosa bagi umat manusia.
Dan yang paling penting bagi kita bahwa kematian Isa Al-Masih telah memenuhi tuntutan adil dari Allah, yaitu yang mengharuskan dosa dihukum. Sehingga terbukalah pintu keselamatan dan pengampunan dari dosa bagi semua orang yang mau percaya!
~
Slamet
~
Kepada Staff Isa Islam,
Apa bukti ayat yang anda kutip adalah benar-benar firman Allah?
~
Jelas ayat-ayat Alkitab yang digunakan dalam penulisan artikel adalah firman Allah. Untuk membuktikan hal ini kita dapat melihat apakah ayat tersebut telah digenapi atau akan digenapi. Karena nubuat dan kegenapannya adalah salah satu bukti bahwa Alkitab adalah Firman Allah.
“Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya” (Kitab, Nabi Yesaya 55:11).
~
Slamet
~
Saudara Luis Shen,
Kami berterimakasih atas kesediaan saudara mengunjungi situs kami juga memberikan komentar. Namun maaf, dengan terpaksa kami harus menghapus komentar-komentar saudara karena tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.
Pedoman wajib untuk memasukkan komentar:
1. Tidak boleh memakai lebih dari satu kolom komentar.
2. Pertanyaan/masukan harus berhubungan dengan uraian diatas.
3. Sebaiknya satu atau dua pertanyaan dalam satu kolom komentar.
4. Hanya menggunakan bahasa Indonesia yang umum dan dimengerti semua orang.
5. Tidak memakai singkatan-singkatan, misalnya yg, dlm, sdh, tdk, dlsbgnya.
6. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
7. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .
Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.
Demikian, kiranya saudara dapat maklum.
~
Slamet
~
Saya meyakini kalau Nabi Ibrahim mengorbankan puteranya adalah menjalankan perintah Allah dan keduanya melaksanakannya disertai rasa ikhlas. Sehingga Allah menerima pengorbanan Nabi Ibrahim, ini dikisahkan dalam Al Quran Surat Ash Shaffaat ayat 100-111.
Pengorbanan Yesus yang saya pahami bukan untuk menjalankan perintah Tuhan, tetapi Yesus ditangkap oleh imam-imam kepala dan tua-tua kaum Yahudi dengan tipu muslihat untuk dibunuh.
Proses selanjutnya melalui sidang pengadilan tentu saja ada hakim, terdakwa dan saksi juga ada tanya jawab sehingga akhirnya diputuskan Yesus dihukum mati.
Sebelum menyerahkan nyawanya Yesus berseru ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Apa ini seruan keikhlasan menyerahkan nyawanya?
~
Berita keselamatan melalui kematian Isa Al-Masih di kayu salib telah dinubuatkan ribuan tahun sebelum kedatangan-Nya. Salah satu nubuatan itu digambarkan dengan penyembelihan Ishak anak Ibrahim. Dan peristiwa penyaliban itu merupakan penggenapan dari apa yang sudah dinubuatkan dalam kitab-kitab sebelumnya.
Penangkapan Isa Al-Masih oleh prajurit Romawi hanyalah “sarana” agar Dia dapat disalibkan. Namun bukan karena Dia tidak mampu menyelamatkan diri-Nya. Untuk itu, mari kita perhatikan perkataan Isa Al-Masih ini.
“Maka kata Yesus kepadanya: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?” (Injil, Rasul Besar Matius 26-52-53).
Seruan ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ adalah seruan dari sisi kemanusiaan Isa Al-Masih. Ini menunjukkan kepada kita bahwa keterpisahan antara manusia dengan Allah adalah suatu penderitaan yang sangat mengerikan. Fakta inilah yang harus Isa Al-Masih jalani sebagai korban atas dosa manusia.
~
Slamet
~
Saudara Slamet,
Saya memperoleh kesan bahwa keyakinan saudara dan sebagian besar umat Kristen yaitu Yesus ialah Tuhan yang mewujud manusia sehingga Yesus, Bapa yang di surga dan Roh Kudus merupakan satu kesatuan.
Jika keyakinan itu benar maka pada saat Yesus disalib dan lalu mati pada kehakekatnya Bapa yang di surga dan Roh Kudus juga disalib dan mati. Bukankah begitu saudara Slamet?
Dikisahkan dalam Alkitab 3 hari kemudian Yesus bangkit dari kematian. Pertanyaannya tenggang 3 hari itu Tuhan yang manakah yang mengatur alam semesta?
~
Isa Al-Masih adalah Allah yang menjadi manusia,
Menurut Injil, Isa Al-Masih adalah Allah yang dibungkus oleh daging manusia. “…Firman (Isa) itu bersama-sama dengan Allah dan Firman (Isa) itu adalah Allah…” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1).
Oleh karena itu, sekalipun tubuh Isa Al-Masih mati, namun ke-Allahan-Nya tidak mati, Allah tidak dapat mati, bukan? Dia tetaplah Allah yang memiliki kuasa yang tak terbatas.
Dalam Injil, Kitab Wahyu 1:8, Isa Al-Masih menjelaskan tentang siapa diri-Nya, “Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.”
~
Slamet
~
Saudara Slamet,
Saudara menjelaskan sewaktu Yesus berseru ‘Eli, Eli lama sabakhtani’ itulah seruan sisi kemanusiaannya yang sangat menderita ketika keterpisahan dengan Tuhan.
Ketika berseru itu Yesus masih hidup dan berarti masih ada roh-Nya, bukan? Roh Allahkah yang berseru itu?
~
Isa Al-Masih adalah Allah yang telah menjadi manusia. Oleh karena itu roh yang ada dalam Isa Al-Masih bukanlah roh yang diciptakan melainkan Roh Pencipta, yaitu Roh Allah.
Jelas bahwa kalimat ‘Eli, Eli lama sabakhtani’ itu keluar dari mulut Isa Al-Masih yang sedang menderita karena memikul dosa saudara dan saya.
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (Injil, Surat 1 Petrus 2:24).
Percayakah saudara bahwa Isa Al-Masih telah mati disalib untuk memikul dosa saudara?
~
Slamet
~
Percayakah saudara bahwa Isa Al-Masih telah mati disalib untuk memikul dosa saudara?
Isa Al-Masih tidak mati di tiang salib.Keluarnya darah dan air dari luka tusukan tombak di lambung Isa menandakan jantung Dia masih bekerja memompa darah. Jadi Yesus masih hidup pada waktu itu
“Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air” (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:34).
Seseorang yang sudah mati, pasti tidak akan mengalirkan darah sebab tak ada aktifitas jantung memompa darah , dan darahpun akan mengalami proses pembekuan dalam hitungan menit.
~
Fenomena ini memang tidak biasa pada orang- orang yang sudah meninggal. Memang ada banyak pandangan untuk menjelaskan hal itu, sebagian besar mengatakan bahwa air dan darah tersebut merupakan serum tubuh yang terkumpul di pericardium, akibat cambukan, siksaan dan aniaya yang diterima Isa Al-Masih.
Namun yang paling penting adalah hal tersebut telah dicatat oleh saksi mata yang melihat sendiri dan saksi mata itu memberikan kesaksian.
“Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:35).
~
Slamet
~
Sebelum mati (menurut keyakinan Kristen) disalib, Yesus berseru ‘Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?’
Dari seruan itu bukankah Dia sedang mengadu kepada yang lebih berkuasa daripadanya yaitu, Tuhannya Yesus, Allah? Dari seruannya itu juga tergambar betapa Dia tidak rela menjalani keadaan itu (disalib).
Adakah dalam Alkitab, Yesus mengatakan: “Aku akan mati disalib guna menebus dosa manusia?”
~
Siapapun tentunya tidak senang apabila dihina, dianiaya,disiksa dan disalib. Demikian halnya dengan Isa Al-Masih, dari sisi manusia Dia menolak untuk meminum cawan murka Allah. “Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: ‘Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku'” (Injil, Rasul Besar Matius 26:39a).
Namun dari sisi yang lain, Isa Al-Masih sadar bahwa kedatangan-Nya ke dunia adalah untuk melakukan kehendak Allah yaitu mati di kayu salib untuk menebus manusia. “…Anak Manusia datang … untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
Oleh karena itu, ketika Isa dalam Taman Getsemani Dia melanjutkan doa-Nya. ” tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki”(Injil, Rasul Besar Matius 26:39b).
~
Slamet
~
Pertama, relasi penyembelihan dan penyaliban sama sekali tidak tepat.
Untuk menjelaskannya perlu dirunut dari layar zaman dan budaya pada saat itu.
Di zaman Nabi Ibrahim, menyembelih anak kandung adalah bagian dari budaya yang berasal paganisme pada masanya. Pasa saat itu orang-orang melakukan penyembelihan dijadikan persembahan bagi tuhan (ilah). Maka Allah Yang Maha Mengetahui menguji ketaatan Nabi Ibrahim dan Ismail.
Sedangkan penyaliban pada zamannya, diyakini oleh Bani Israel sebagai cara mengusir malapetaka dengan menyalib orang yang dianggap membawa sial. Maka pada saat itu orang yang disalib dipercayai sebagi orang yang terkutuk. Jika masih belum percaya cari di Injil anda sendiri.
“Katakan kebenaran walaupun pahit didengar.”
~
Dalam Perjanjian Lama, domba digunakan sebagai korban penghapus dosa. Domba yang telah dibunuh dan diletakkan di atas mezbah. Tetapi pengorbanan domba sifatnya tidak kekal, karena harus dilakukan setiap tahun.
Gelar ‘Anak Domba Allah’ adalah gelar Isa Al-Masih yang paling istimewa dalam Perjanjian Baru. Isa Al-Masih telah mati disalibkan sebagai korban penghapus dosa yang sifatnya kekal, karena dilakukan satu kali untuk selamanya.
“Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih” (Injil, Kitab Wahyu 5:6),
Jadi penyaliban Isa Al-Masih digambarkan dengan penyembelihan Anak Domba adalah sungguh tepat.
~
Slamet
~
Kalau kita semua sudah diselamatkan, untuk apa Allah menurunkan lagi rasul terakhir Muhammad SAW. Salam
~
Saudara Aisyah,
Allah dalam kitab suci-Nya, telah menjelaskan bahwa pada akhir jaman Dia tidak lagi menurunkan nabi-Nya.
Untuk itu mari kita lihat dalam Injil, Surat Ibrani 1:1-3, “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi.”
Apabila dosa saudara ingin disucikan, terimalah Isa Al-Masih sebagai Juruselamat saudara!
~
Slamet
~
Kisah Ishak yang akan dikurbankan Abraham sudah berumur 2500 tahun sebelum Muhammad lahir, Eh tahu-tahu Al-Quran mengatakan “anak” yang diklaim adalah Ismail.
Apa namanya kalau bukan “penistaan” agama sebelumnya? Sesudah menistakan cerita pengurbanan Abraham, masih ngeyel pula. Musa, Yakub, Yusuf dan lainya sampai Isa, itu semua keturunannya Ishak! Ismail hanya menurunkan keledai-keledai liar saja.
~
Memang benar tidak ada nabi-nabi dalam Alkitab yang berasal dari Ismail. Setiap nabi yang diutus Allah untuk menyampaikan Firman Allah kepada umat-Nya, berasal dari keturunan Ishak.
Alkitab menunjukkan, setelah Ibraham meninggal dunia Allah meneguhkan kembali janji-Nya kepada Ishaq. “… Aku akan… memberkati engkau, … dan Aku akan menepati sumpah yang telah Ku-ikrarkan kepada Abraham, ayahmu… Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit;… dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat” (Taurat, Kitab Kejadian 26:3-4).
Dan Allah Allah tidak pernah lalai dalam menepati janji-Nya. Apa yang diturunkan-Nya kepada Ibrahim, Ishak, dan Ya’Qub adalah janji Allah untuk memberikan berkat rohani dari Injil kepada setiap orang.
~
Slamet