Ada satu kisah yang terkesan tidak lazim mengenai pengorbanan Nabi Ibrahim. Karena Allah pernah meminta anaknya untuk menjadi kurban.
Setiap tahunnya, lebih dari satu miliar umat Muslim di seluruh dunia merayakan Idul Adha. Terinspirasi dari pengorbanan Nabi Ibrahim ini.
Mengapa Allah melakukan permintaan seperti ini? Mari kita simak uraiannya. Agar kita bisa memahami makna pengorbanan Nabi Ibrahim untuk Mukmin.
Kisah Pengorbanan Nabi Ibrahim
Baik dalam Al-Quran maupun Kitab Taurat mencatat kisah ini. Istri Nabi Ibrahim sangat kesulitan menjadi hamil. Setelah ia berusia hampir 100tahun, akhirnya dia melahirkan bayi laki-laki.
Suatu saat Nabi Ibrahim mendapatkan pimpinan Allah. Ia merasa diminta untuk mengorbankan anaknya. Walau mendapat permintaan sulit, Nabi Ibrahim taat. Ia rela membawa anaknya menjadi kurban.
Dalam hal ini yang mengejutkan adalah respon sang anak. Ia tidak menolak. Melainkan taat menuruti kehendak Allah.
“. . . Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.’ . . . Ia menjawab: ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu . . .’” (Qs 37:102).
Memang rupanya ia adalah anak yang saleh. Al-Quran sendiri menegaskan hal ini (Qs 37:100).
Mengenai siapa anak yang menjadi kurban, Al-Quran tidak menulis secara jelas. Banyak orang yang menyatakan anak ini adalah Ismail.
Namun ada Hadits Shahih yang memberi informasi. Bahwa anak ini sebenarnya adalah Ishaq. “. . . . kemudian, ketika Ibrahim hendak menyembelih putranya Ishaq . . .” (Musnad Ahmad 2658).
Kitab Taurat juga menyatakan hal yang sama. “Firman-Nya: ‘Ambillah anakmu . . . yakni Ishak . . .” (Taurat, Kejadian 22:2).
Selanjutnya saat Nabi Ibrahim akan mengorbankan Ishaq, Allah menghentikannya. Dan mengganti dengan menyiapkan hewan sembelihan besar (Qs 37:107).
Karena rupanya hal ini adalah ujian dari Allah. “Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata” (Qs 37:106).
Fakta Mengenai Hewan Sembelihan Besar
Sehubungan dengan kisah ini ada banyak pandangan berbeda mengenai kurban sembelihan besar. Memang Al-Quran tidak menyebutkan hewan apakah ini.
Beberapa orang menyatakan kurban ini adalah kambing. Karena hewan kambing banyak ditemukan di sekitar Timur Tengah.
Namun banyak ahli kitab menyatakan hewan ini adalah domba. Karena binatang domba adalah hewan yang paling umum menjadi kurban. Khususnya pada zaman Nabi Ibrahim saat itu.
Memang budaya mempersembahkan domba telah ada sejak zaman purbakala. Sebagai tanda mengikat perjanjian maupun untuk meminta pengampunan dosa.
Kitab Taurat memberi keterangan bahwa memang hewan ini adalah domba. “Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya . . .” (Taurat, Kejadian 22:13).
Kecemasan Nabi Ibrahim
Setelah melihat kisah pengorbanan Nabi Ibrahim, secara umum kita mengerti maknanya. Yaitu mengajarkan ketaqwaan kepada Allah. Kita perlu taat mengikuti semua perintah-Nya.
Banyak umat Muslim mencontoh pengorbanan Nabi Ibrahim untuk belajar taqwa. Dengan harapan mendapatkan keridaan-Nya.
Namun, menarik karena Nabi Ibrahim sendiri mengalami kecemasan. Walau ia telah taat, tapi menurut kisah di Al-Quran, dia masih takut neraka.
Nabi Ibrahim pernah mengungkapkan doa. “dan Yang amat kuinginkan (Ibrahim) akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat” (Qs 26:82)
Jika Nabi Ibrahim saja masih cemas, bagaimana dengan kita? Nabi Ibrahim telah taat sedemikian. Namun ia belum mendapat keyakinan selamat di akhirat.
Apalagi kita sebagai manusia yang penuh dosa. Sangat sulit membayangkan kita bisa yakin mendapatkan kepastian surga.
Makna Pengorbanan Nabi Ibrahim
Rupanya kisah pengorbanan Nabi Ibrahim memiliki makna lebih dalam, yang bisa menjawab kecemasan ini.
Kisah ini menyatakan mengenai kurban penebusan dosa. Karena orang zaman dahulu memakai hewan kurban sebagai bagian ibadah. Untuk meminta ampunan dosa pada Allah.
Dari kisah ini kita melihat bahwa bukan manusia yang harus menjadi kurban untuk menebus dosanya sendiri. Melainkan Allah yang menyiapkan penggantinya.
Maknanya menyatakan mengenai Isa Al-Masih. Karena Isa adalah “domba kurban sejati” untuk keselamatan manusia.
Hal ini tertulis jelas dalam Kitab Injil. “. . . Lihatlah Anak domba Allah [Isa Al-Masih], yang menghapus dosa dunia” (Injil, Yohanes 1:29).
Isa adalah perwujudan kasih Allah dalam bentuk manusia. Ia datang dan tersalib sebagai kurban sejati bagi manusia.
Melalui mengimani dan menjadi pengikut Isa, kita bisa selamat. Manusia tidak perlu lagi mempersembahkan kurban untuk ibadah. Allah akan mengampuni dan menyelamatkan kita.
Bahkan telah ada ramalan mengenai hal ini dari ratusan tahun sebelumnya. Dan tergenapi dalam kehidupan Isa Al-Masih.
“Tetapi ia [Isa Al-Masih] dilukai karena dosa-dosa kita . . . Ia dihukum supaya kita diselamatkan . . . seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian . . .” (Taurat, Yesaya 53:5,7, BIS).
Mengimani Isa Sebagai Kurban Sejati Penebus Dosa
Jadi makna utama dari pengorbanan Nabi Ibrahim menyatakan Isa Al-Masih. Melalui-Nya, kita bisa mendapatkan jaminan keselamatan Allah.
“Sebab juga Kristus [Isa Al-Masih] telah mati sekali untuk segala dosa kita . . . supaya Ia membawa kita kepada Allah. Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh [Allah]” (Injil, Surat 1 Petrus 3:18).
Seperti Nabi Ibrahim yang berniat taat. Namun Allah menyediakan korban pengganti terbaik.
Demikianlah kita sebagai manusia berdosa. Kita juga berusaha taqwa, namun segala usaha kita terbatas. Dan tidak mungkin kita mengorbankan diri sendiri atau keluarga.
Allah menyediakan pertolongan, sebagai korban pengganti sejati. Agar kita bisa masuk surga.
Maukah Anda menerima pertolongan Allah? Mari mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih!
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Kisah Kematian Nabi Isa: Ini 4 Buktinya Isa Mati di Salib
- Wahyu Allah Melalui Mimpi Nabi Ibrahim: Anak Harus Dikurbankan!
- Seseorang Tidak Akan Menanggung Dosa Orang Lain, Benarkah?
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara mengapa Allah mencoba Nabi Ibrahim dengan ujian sedemikian?
- Menurut Saudara apa makna domba sebagai pengganti kurban Nabi Ibrahim?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai Isa Al-Masih sebagai “Domba Allah sejati” untuk keselamatan manusia?
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Anak Ibrahim, Sebagai Tanda Pengorbanan Isa Al-Masih?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .