Nabi Ibrahim, Nabi Islam, dan Isa Al-Masih semua membuat pengorbanan atas nama Allah. Pada waktu hari raya Idul Adha, umat Islam selalu mengingat pengorbanan Ibrahim dengan cara sholat dan memberi korban.
Tapi, bagaimana dengan pengorbanan Nabi Islam dan Isa Al-Masih? Pengorbanan siapa yang terbaik dan layak dirayakan?
Nabi Ibrahim Rela Mengorbankan Anaknya
Dalam Al-Quran dan Alkitab, kita bisa belajar tentang ujian paling berat bagi Nabi Ibrahim. Memang, ceritanya sedikit berbeda dalam kedua ajaran itu, tapi dalam dua cerita ada kesamaan. Allah menyuruh Ibrahim menyembelih anaknya, “. . . aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu . . .” (Qs 37:102).
Ibrahim taat, dan pada saat Ibrahim mau menyembelih anaknya, Allah menghentikannya dan menyediakan seekor domba jantan. Lalu, “Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya” (Taurat, Kejadian 22:13).
Ibrahim rela mengorbankan anaknya untuk Allah, tapi Allah menyediakan jalan lain.
Nabi Islam Mengorbankan Reputasinya
Nabi Islam juga mengorbankan beberapa hal kepada Allah. Misalnya, beberapa saudaranya meninggal selama perjuangan/jihad. Terkadang orang menindas Nabi Islam dan reputasinya di beberapa tempat kurang baik.
Tapi, Nabi Islam masih memiliki kehidupan yang baik. Dia mempunyai sebelas istri, banyak harta, dan cukup banyak pendukung. Islam memenangkan Mekah dan beberapa kota lain. Pasti ada pengorbanan yang lebih mulia lagi.
Jika Anda pikir bahwa pengorbanan Ibrahim atau Nabi Islam yang terbaik, silakan mengemail kami dan jelaskan.
Isa Al-Masih Mengorbankan Diri-Nya
Semua kehidupan Isa Al-Masih adalah pengorbanan besar.
Pertama, Isa meninggalkan tempat-Nya di sorga dan turun untuk menjadi manusia. Dia lahir dalam keadaan rendah. “. . . dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan . . .” (Injil, Lukas 2:7).
Juga, Isa berkata, “. . . tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Injil, Rasul Besar Matius 8:20).
Tapi, pengorbanan yang paling berat adalah waktu Isa disiksa dan disalibkan. “. . . tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan . . . Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 27:26, 29). Terus, “. . . mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu . . .” (Injil, Lukas 23:33).
Sebagai kesimpulan Injil menjelaskan, “. . . telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Rasul Paulus, Filipi 2:7-8).
Hasil dari pengorbanan besar ini adalah semua orang yang percaya kepada Isa akan dapat pengampunan atas semua dosanya.
Jelas bahwa pengorbanan Isa adalah pengorbanan yang termulia daripada pengorbanan Ibrahim dan nabi lainnya, jadi sebaiknya kita semua merayakannya. Jika Anda percaya ada pengorbanan yang lebih mulia daripada pengorbanan Isa, silakan mengirim email kepada kami.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Setelah membaca artikel ini, pengorbanan mana yang termulia – Ibrahim, Nabi Islam, atau Isa Al-Masih? Mengapa?
- Menurut Saudara, mengapa umat Islam merayakan pengorbanan Ibrahim, tapi tidak merayakan pengorbanan Nabi Islam atau Isa?
- Bagaimana pengorbanan Isa dapat mengampuni dosa manusia? Apakah Saudara ingin pengampunan itu?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Maksud Dari Hari Raya Qurban Idul Adha
- Tujuan Idul Adha, Anak Ibrahim Ditebus Dan Keselamatan
- Orang Muslim Mengorbankan Diri Untuk Menyelamatkan Orang Kristen
- Teka Teki Keadilan Dan Rahmat Allah
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Pengorbanan Ibrahim, Nabi Islam, Dan Isa Al-Masih, Mana Yang Termulia?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718
****
2. Kata siapa orang Islam tidak merayakan pengorbanan Muhammad. Caranya orang Islam merayakan pengorbanan Muhammad yaitu dengan cara “bershalawat” minimal setiap waktu sholat orang Islam merayakan pengorbanan Muhammad dan nabi Ibrahim.
3. Bagi orang Muslim Isa tidak mati disalib dan tidak dapat menebus dosa orang lain. Mungkin pertanyaan ini cocok ditujukan bagi yang percaya bahwa Yesus dapat menebus dosa orang lain.
****
Saudara Rizal,
Kami berterimakasih untuk dua jawaban yang diberikan. Berikut tanggapan kami.
1. Menarik sekali cara umat Islam merayakan pengorbanan nabi saudara dengan cara shalawat. Bukankah shalawat memohonkan keselamatan bagi nabi saudara? Bagaimana mungkin merayakan pengorbanan nabi saudara dengan memohonkan keselamatannya setiap sholat? Kalau boleh tahu, apakah ini disebut perayaan?
2. Memang benar bahwa Muslim meyakini Isa Al-Masih tidak mati disalib. Tetapi menariknya adalah Muslim tidak sanggup membuktikan keyakinan tersebut dengan menunjukkan bukti-bukti konkret seperti kronologis peristiwanya, siapa orang yang menyerupakan Isa Al-Masih, siapa saksi mata yang melihat peristiwa tersebut, dan tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran? Kami berharap saudara dapat membuktikannya.
~
Solihin
*****
1. Tentu pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, karena dengan demikian kita manusia, menerima penebusan dari dosa, tanpa itu semua sia-sia imanku, dan inilah pengorbanan itu: “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar” (Injil, 1 Korintus 6:20). Oleh karena itu, muliakanlah Allah Yesus Kristus dengan tubuhmu.
2. Umat Muslim adalah tidak percaya dan taat kepada nama “Anak Tunggal Allah” yaitu Yesus Kristus Tuhan Allah Kita (Immanuel).
3. Tentu bagi yang percaya dan taat menerima pengampunan itu sesuai dengan ucapan-Nya: “Barangsiapa peraya kepada anak, ia melihat hidup kekal, barangsiapa tidak taat kepada anak ia tidak melihat hidup kekal itu, melainkan murka allah diatasnya” (Injil, Yoh 3:36).
*****
Saudara Jhon,
Isa Al-Masih datang ke dunia untuk “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Dengan demikian, kita mengetahui bahwa pengorbanan Isa Al-Masih lebih besar dibandingkan siapapun. Kami berharap membaca ketiga riwayat tokoh tersebut membawa kita kepada pemikiran yang lebih mendalam untuk mengetahui pengorbanan yang lebih besar.
~
Solihin
~
Jhon,
Yesus itu pernah bicara sama orang Farisi ketika orang Farisi itu meminta ditunjukkan suatu mukzizat dari Yesus, lalu Yesus berkata “tidak ada tanda untukmu selain tanda Yunus, sebab seperti Yunus tinggal dalam perut ikan paus selama 3 hari 3 malam begitu juga anak manusia akan tinggal dalam perut bumi selama 3 hari 3.” Sekarang saya mau tanya sama anda. Selama Yunus berada dalam perut ikan paus 3 hari 3 malam dia mati atau hidup? Jawabannya hidup.
Solihin,
1. Sholawat itu bukan memohon keselamatan bagi Muhammad. Sholawat merupakan bentuk perayaaan dan penghormatan yang diperintahkan Allah SWT kepada pengikut Muhammad. Sekarang saya bertanya. Kenapa kalian merayakan kematian Yesus? Apakah ada perintahnya? Bisa anda tunjukan ayatnya!
2. Peristiwa penyaliban itu memang ada, tapi yang disalibkan itu bukan Yesus tapi yang diserupakan dengan Yesus (Qs 4:157-158). Bagi saya ini bukti yang sudah cukup.
~
Saudara Rizal,
1. Bershalawat artinya memohon supaya Allah memberi rahmat, kemuliaan dan keselamatan bagi seseorang (Catatan Kaki No. 1230-31, Qs. 33:56, “Al-Quran Departemen Agama RI,” tahun 1978). Kami tidak menemukan jawaban saudara mengenai pertanyaan kami. Bagaimana mungkin merayakan pengorbanan nabi saudara dengan memohonkan keselamatannya setiap sholat? Kalau boleh tahu, apakah ini disebut perayaan?
2. Itu sebabnya kami bertanya kepada saudara. Dan pertanyaan kami pun tidak dijawab oleh saudara. Bagaimana kronologis peristiwanya, siapa orang yang menyerupakan Isa Al-Masih, siapa saksi mata yang melihat peristiwa tersebut, dan tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran? Kami masih menunggu jawaban saudara.
~
Solihin
~
Rizal: “Peristiwa penyaliban itu memang ada, tapi yang disalibkan itu bukan Yesus tapi yang diserupakan dengan Yesus (Qs 4:157-158). Bagi saya ini bukti yang sudah cukup.”
Respon: Saudaraku, Muhammad saja berkata, tanpa ada dua pasang mata kesaksianmu baru sahih. Bila tidak ada maka diragukan untuk kebenaran, sehingga Muhammad juga diragukan, sebab Muhammad tidak melihat bagaimana Yesus Kristus disalibkan untuk menebus dosa setiap anak manusia.
Ketika penyaliban, Yesus Kristus disaksikan lebih dari dua pasang mata melihatnya. Bagaimana engkau tidak melihat lalu engkau mengatakan digantikan orang lain, apakah ini masuk akal?
~
Saudara Jhon,
Mendasarkan keyakinan pada satu ayat yang bukan berasal dari saksi mata peristiwa penyaliban Isa Al-Masih perlu dipikirkan dan ditinjau kembali. Sebab kesaksian yang muncul enam abad kemudian mengenai penyaliban Isa Al-Masih berbanding terbalik dengan kesaksian para murid Isa Al-Masih, termasuk kesaksian ibu Isa Al-Masih. Karena itu, kami kira pengorbanan Isa Al-Masih adalah yang terbaik dari semua pengorbanan yang pernah ada di dunia ini.
~
Solihin
~
Sdr.Solihin,
Sdr membuat artikel di atas ini sebetulnya untuk apa? Sdr bertanya pengorbanan yang mana lebih mulia antara Abraham terhadap anaknya dengan pengorbanan lsa Al-Masih. Di sini tidak ada pengorbanan yang lebih mulia. antara satu dengan yang lain. Adapun pengorbanan Ibrahim di sini adalah untuk menguji seberapa besarnya ketaqwaan lbrahim kepada Allah SWT. Dan mengenai pengorbanan Isa Al-Masih, lslam tidak mengakuinya.
Kesemuanya sudah terjawab dalam Al-Quran. Isa Al-Masih tidak disalib. Adapun keterangan saya ini menurut agama lslam. Seandainya Sdr tidak setuju, itu adalah hak sdr sebagai seorang non Islam alias Kristen. Tujuan saya hanyalah untuk menyampaikan, bukan untuk dibantah. Wassalam.
~
Saudara Bond,
Artikel di atas telah menjelaskan perbandingan pengorbanan Ibrahim, nabi Islam, dan Isa Al-Masih. Semua pengorbanan itu telah dialami oleh masing-masing pribadi. Namun, hanya Isa Al-Masih memiliki pengorbanan yang lebih besar dibandingkan semuanya. Tentu ini ditulis untuk menunjukkan dan menginformasikan pengorbanan Isa Al-Masih yang lebih besar.
Namun, adalah hak saudara untuk tidak mengakui walaupun peristiwa sejarah tersebut tidak dapat diabaikan begitu saja. Apakah dengan bergantung pada satu ayat dari kitab yang baru muncul enam abad kemudian dapat menggugurkan peristiwa bersejarah tersebut? Pertanyaannya adalah apakah bukti Isa Al-Masih tidak disalib? Bagaimana kronologis peristiwa sehingga Isa Al-Masih tidak disalib? Siapa saja yang menyaksikan Isa Al-Masih tidak disalib? Mohon sebutkan sumber-sumbernya.
~
Solihin
~
To: Mr Bond,
Jadi menurut Al-Quran siapa yang diserupakan itu? Hal ini penting, karena dengan menyebut nama orang, akan lebih mudah dibuktikan kebenaranya. Kitab kebenaran itu bukan kitab teka-teki silang, yang kita sendiri yang harus cari jawabanya. Bersyukur waktu dicari ada jawabannya. Ternyata jawaban orang yang diserupakan dengan Isa Al-Masih itu tidak ada dalil atau referensi yang bisa membuktikan kebenaranya.
~
Saudara Hendy,
Saudara memberikan pertanyaan yang bagus sekali. Memang pertanyaan tersebut perlu diajukan agar setiap orang tidak percaya begitu saja tanpa memiliki bukti yang nyata. Kiranya saudara Bond dapat menjawabnya.
~
Solihin
~
Solihin,
Bersholawat memohon keselamatan, kesejahteraan, penghormatan meminta kepada Allah SWT itu sangat wajar, dan memang ini yang perintahkan oleh Allah SWT sesuai dengan Qs 33:56. Bukankah hanya kepada Allah kita memohon keselamatan? Dan Muslim terhadap Muslim lainnya harus saling mendoakan terlebih lagi untuk nabi.
Bukankah Yesus mengajarkan salam “shalom” yang artinya “damai sejahtera bagimu”. Dalam Islam pengucapannya “assalamualaikum” artinya sama “damai sejahtera bagimu”. Bukankah ini doa keselamatan? Terlebih lagi untuk nabi, maka kita harus bersholawat . Sekarang jawab pertanyaan saya, kenapa kalian merayakan penyaliban Yesus? Mana perintahnya?
~
Saudara Rizal,
Nampaknya ada perubahan pendirian pada saudara. Sebelumnya saudara menyatakan bahwa sholawat bukan memohon keselamatan. Sekarang saudara menyatakan bahwa sholawat memohon keselamatan adalah wajar. Mengapa saudara tidak konsisten? Lagi pula, saudara belum menjawab pertanyaan kami. Silakan saudara menjawab pertanyaan kami lebih dulu, maka kami akan menjawab pertanyaan saudara.
Bagaimana mungkin merayakan pengorbanan nabi saudara dengan memohonkan keselamatannya setiap sholat? Kalau boleh tahu, apakah ini disebut perayaan? Bagaimana kronologis peristiwa penyaliban, siapa orang yang menyerupakan Isa Al-Masih, siapa saksi mata yang melihat peristiwa tersebut, dan tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran? Kami masih menunggu jawaban saudara.
~
Solihin
~
Solihin,
Hal itu memang tidak tertulis dalam Al-Quran, tapi dengan Al-Quran mengatakan bahwa Yesus itu diselamatkan dan yang disalibkannya itu orang yang diserupakan dengan Yesus, hal itu cukup bagi saya. Saya tidak mau tahu siapa namanya orang yang diserupakan dengan Isa. Saya tidak mau tahu apakah orang yang diserupakan itu benar-benar mati atau masih hidup. Saya tidak mau tahu itu semua. Saya cukup senang dengan kabar gembira bahwa Isa diselamatkan oleh Allah SWT dari orang-orang zalim.
Pertanyaan saya belum anda jawab. Mana ayatnya perintah untuk merayakan penyaliban? Dan kenapa anda sepertinya senang kalau Yesus itu mati ketimbang Yesus itu selamat dan hidup dari peristiwa penyaliban?
~
Saudara Rizal,
Kami sangat tertarik dengan tanggapan saudara. Sekalipun tanggapan tersebut tidak menjawab pertanyaan kami. Sebab saudara, termasuk Al-Quran, tidak dapat membuktikan tuduhan yang diberikan. Menurut kami, sikap tidak mau tahu adalah pengabaian terhadap logika atau barangkali rasa frustasi karena Al-Quran tidak menjelaskan hal itu. Tentu ini menjadi pertanyaan besar sampai kapanpun juga, bukan? Kalau boleh tahu, mengapa saudara tidak mau tahu dengan peristiwa seputar penyaliban Isa Al-Masih?
Mengenai pertanyaan saudara. Injil tidak memberikan perintah untuk merayakan penyaliban. Tentu tidak ada orang yang senang dengan jalan yang dipilih Isa Al-Masih, termasuk Petrus dan kami. Tetapi Isa Al-Masih memilih jalan itu. Itu sebabnya, Isa Al-Masih berfirman bahwa Dia datang ke dunia untuk “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
~
Solihin
*
3. Saya tidak ingin dapat ampunan dengan cara-cara yang dilarang Allah, apalagi yang disalib manusia. Mana mungkin saya anggap Tuhan? Dia mati mengalahkan maut. Nabi Idris juga pernah mati dan hidup lagi, lalu bersama malaikat Idris diangkat ke langit melihat neraka, dan surga dan tinggal di sana, tapi kami tidak anggap dia Tuhan, melainkan seorang nabi.
*
Saudara Bara,
Adalah hak saudara untuk tidak mau menerima pengampunan dari Isa Al-Masih. Namun, Isa Al-Masih memilih jalan penderitaan. Itu sebabnya, Isa Al-Masih pernah berfirman bahwa Dia datang ke dunia untuk “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
Memerhatikan hal ini, maka kita mengetahui bahwa pengorbanan Isa Al-Masih lebih besar dibandingkan pengorbanan siapapun, termasuk Ibrahim maupun nabi saudara. Pertanyaannya adalah kalau boleh tahu, mengapa saudara tidak mau menerima pengorbanan Isa Al-Masih untuk menyelamatkan manusia dari dosa?
~
Solihin
~
Kenapa tulisan saya dihapus sedikit? Apa Solihin sudah tergila-gila sama ajaran anda sehingga menghapus kebenaran? Tidaklah anda orang-orang yang benar melainkan orang yang menyembunyikan kebenaran. Saya menolak karena cara yang dipakainya adalah cara yang dilarangnya. Bukankah ini keganjilan?
~
Saudara Bara,
Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara. Namun, kami memohon maaf terpaksa menghapus sebagian komentar saudara karena komentar saudara tidak sesuai dengan topik di atas dan dapat melenceng dari topik di atas.
Kalau boleh tahu, apa yang saudara maksud dengan cara yang dilarangnya? Bukankah Isa Al-Masih telah berfirman bahwa Dia “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Artinya Dia harus mati dan menderita. Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
To: Sdr. Bara Dunia,
Mari kita dengar perkataan Yesus Kristus dengan yang tersalib, “Lalu ia berkata: ‘Yesus ingatlah akan aku, apabila engkau datang sebagai raja’, kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadanyamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku, di dalam firdaus'” (Injil, Matius 23:42-43).
~
Saudara Jhon,
Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara. Kami memohon maaf terpaksa menghapus sebagian komentar saudara karena tidak sesuai dengan topik di atas. Topik di atas sedang membahas tentang pengorbanan, bukan Ketuhanan Isa Al-Masih. Kiranya kita dapat fokus dengan topik di atas.
~
Solihin
~
Yang melenceng itu anda Solihin. Saya hanya memberi tanggapan sesuai topik, tidak melenceng dan itu alasan saya kenapa saya tidak percaya sama anda dan ajaran anda. Begitu pula tentang Injil kalian hapus dan rubah seenaknya seperti yang anda lakukan sama komentar saya. Sudah cukup menjelaskan sifat busuk kalian. Terimakasih.
~
Saudara Bara,
Kami dapat memahami dan memaklumi kemarahan saudara. Namun, kami perlu menjaga agar kita tetap fokus dengan topik di atas. Saudara memberikan tanggapan yang mengarah kepada Ketuhanan Isa Al-Masih. Tentu kita tidak sedang membahas tentang Ketuhanan Isa Al-Masih, melainkan pengorbanan Isa Al-Masih untuk menyelamatkan manusia dari dosa.
Saudara, pengorbanan Isa Al-Masih adalah pengorbanan yang tiada bandingannya. Sebab Dia rela datang dari sorga ke bumi untuk menyelamatkan manusia dari dosa dengan “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Bukankah ini menandakan pengorbanan Isa Al-Masih sangat besar?
~
Solihin
~
To: Sdr. Rizal,
Saudaraku, apakah anda sudah menguji kebenaran Al-Quran tentang mengantikan orang yang disalibkan digantikan orang lain tanpa dilihat dan disaksikan oleh Muhammad atau orang lain? Ini sudah saya katakan pada posting saya yang terdahulu, kemudian anda tidak menjawabnya. Muhammad saja berkata tentang kesaksian, jika tidak terdapat dua orang yang melihat, maka kesaksianmu itu tidak terbukti atau tidak sahih. Apakah anda sadar akan hal ini? Penyaliban itu disaksikan lebih dari dua orang, manakah yang benar?
~
Saudara Jhon,
Memang Al-Quran telah menyatakan bahwa bukan Isa Al-Masih yang disalibkan, melainkan orang lain. Karena itu, alangkah lebih baik bila saudara Rizal dapat menjelaskan kronologis penggantian rupa Isa Al-Masih tersebut. Kami berpikir bila Allah menggantikan Isa Al-Masih dengan orang lain, maka Allah telah menipu orang-orang pada saat itu. Demikian juga Allah telah kehilangan akal sehingga menggantikan Isa Al-Masih dengan orang lain. Berharap saudara Rizal dapat menjelaskan hal ini.
~
Solihin
~
Para Staf lDA,
Ketahuilah bahwa pengorbanan Ibrahim terhadap anaknya lebih mulia dibandingkan dengan pengorbanan Yesus. Karena ketaqwaan Abraham telah teruji terhadap Allah SWT. Umat lslam tidak meragukan hal ini karena semuannya tercantum dalam Al-Quran.
Percaya atau tidak itu adalah hak kalian. Apapun sanggahan/bantahan dari kalian umat lslam tidak membutuhkannya. Tugas kami hanya menyampaikannya. Karena pengorbanan lsa/Yesus tidak termasuk sebagai keyakinan umat lslam, untuk apa perlu dirayakannya. Dalam agama lslam tidak mengakui bahwa lsa/Yesus dapat mengampuni dosa manusia.
~
Saudara Bond,
Adalah hak saudara menyatakan bahwa pengorbanan Ibrahim lebih mulia dibandingkan Isa Al-Masih. Walaupun sesungguhnya dipandang dari segala apapun pengorbanan Ibrahim tidak menunjukkan hal itu. Sebab Ibrahim hanya mengorbankan anaknya, itu pun tidak jadi.
Sungguh berbeda dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih rela turun dari sorga untuk menyelamatkan manusia dengan cara “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Jelas, pengorbanan Isa Al-Masih lebih mulia dibandingkan pengorbanan Ibrahim dan nabi saudara.
~
Solihin
~
To: Sdr. Bara Dunia,
Saudaraku, Yesus Kristus disalibkan, bukan karena rencana manusia. Itu rencana Allah agar dengan belaian kasih-Nya, Yesus Kristus menjadi korban sembelihan bagi yang percaya, disaksikan oleh manusia, namun bangkit pada hari ketiga dan naik ke sorga. Inilah bukti bahwa Dia adalah Tuhan Allah.
~
Saudara Jhon,
Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara. Mohon maaf, kami terpaksa menghapus sebagian komentar saudara karena tidak sesuai dengan topik di atas. Namun, kami kira tanggapan saudara di atas adalah tepat sebab Isa Al-Masih datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa dengan “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
~
Solihin
~
Anda bertanya, siapa yang diserupakan? Begitukah maksud anda? Kalau anda saja tidak menyaksikan saat disalib, lalu mana yang anda percayai? Yang mereka lihat itu Yesus persis seperti Yesus dan benar-benar Yesus. Disanggah Allah, itu bukan Yesus, tapi diserupakan.
Anda tidak yakin, kalau itu bukan Yesus. Makanya anda bertanya karena anda anggap tidak ada bukti, maka anda tetap pada pendirian. Kalau yang disalib itu Yesus. Jadi, yang menyaksikan itu siapa? Allah, saksi manusia adalah lemah. Mereka saja tidak melihat, karena sifatnya ghaib. Apa sifat orang beriman? Berita khusus untuk orang beriman saja.
~
Saudara Hakkulah,
Kami menghargai pendapat saudara. Antara keyakinan dan fakta sejarah adalah dua hal berbeda. Kematian Isa Al-Masih di kayu salib adalah fakta sejarah, bukan perkara gaib. Karena itu, amat mudah menyatakan bahwa saksinya adalah Allah. Tentu semua orang dapat berkata demikian, bukan? Tetapi apakah firman Allah bertentangan dengan fakta sejarah? Kami kira tidak demikian, saudara.
Karena itu, pertanyaan yang belum dijawab hingga kini adalah bagaimana kronologis peristiwa penggantian rupa Isa Al-Masih, siapakah saksi mata yang melihat, dan tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran? Kami menunggu jawaban saudara.
~
Solihin
~
To: Sdr. Mr.Bond,
Saudaraku, bila dibandingkan dengan Ibrahim, anda tidak membaca bahwa anaknya tidak jadi disembelih, tetapi domba menjadi penganti korban bakaran. Mengapa anda tidak memiliki korban Muhammad sebagai korban sembelihan untuk meyakinkan engkau masuk sorga?
~
Saudara Jhon,
Memang yang dikorbankan Ibrahim bukan anaknya, melainkan domba. Tentu pengorbanan Ibrahim tidak sebanding dengan pengorbanan Isa Al-Masih yang memberikan nyawa-Nya untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Kami berharap saudara Bond memahami hal ini. Oh ya, kami memohon maaf terpaksa menghapus sebagian komentar saudara karena tidak sesuai dengan topik di atas. Kiranya saudara dapat memahaminya.
~
Solihin
~
Jhon,
Saya tidak akan percaya pada penyaliban, karena yang namanya penyaliban, penyiksaan, pembunuhan, adalah cara terlarang. Bagaimana penebusan dosa dilakukan dengan cara-cara terlarang? Jika Dia Tuhan menakdirkan diri-Nya mati disalib, berarti Tuhanmu tidak melarang penyaliban? Bukankah seharusnya Tuhan itu saling mengasihi menyayangi? Kenapa malah penyaliban yang menjadi tebusan?
~
Saudara Bara,
Allah tidak pernah menghendaki penyiksaan, tetapi sesungguhnya manusia yang menghendaki penyiksaan. Itu sebabnya, Isa Al-Masih pernah berfirman, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati” (Injil, Rasul Besar Matius 20:18).
Perhatikan kalimat ‘imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat’. Jelas, inisiatif untuk meminta Isa Al-Masih dijatuhi hukuman mati berasal dari imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Bagaimana mungkin Allah menghendaki penyiksaan? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
~
Bagaimana Tuhan yang maha mengatur kita, malah Tuhan yang diatur sama penjahat-penjahat itu? Mana maha kuasanya? Lemah. Besar apanya? Justru tidak ada pengorbanan melainkan dikorbankan. Jika manusia yang punya keinginan, berarti Yesus dikorbankan, bukan mengorbankan (terpaksa).
Jika Tuhan yang mengatur memang Dia mau berkorban untuk manusia. Berarti caranya salah. Masak caranya dengan penyiksaan dan pembunuhan? Tidak logis Injilmu. Jangan mutar-mutar. Jelas yang mana, mengorbankan/dikorbankan? Bicara saja sejujurnya.
~
Saudara Bara,
Tentu Isa Al-Masih memiliki kuasa untuk lepas dari penderitaan dan penyaliban. Tetapi Isa Al-Masih memilih untuk mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan manusia. Isa Al-Masih pernah berfirman ketika hendak ditangkap, “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?” (Injil, Rasul Besar Matius 26:52-53).
Penyiksaan dan penyaliban adalah inisiatif manusia. Allah tidak pernah menghendaki penyiksaan. Tetapi Allah harus menghukum manusia yang berdosa. Namun, karena Allah mengasihi manusia, maka Isa Al-Masih rela datang ke dunia dan menerima penghukuman yang seharusnya ditanggung manusia. Kiranya saudara dapat memahami hal ini.
~
Solihin
~
Solihin: “Sikap tidak mau tahu adalah pengabaian terhadap logika atau barangkali rasa frustasi karena Al-Quran tidak menjelaskan hal itu.”
Menurut anda alasan apa yang membuat saya harus frustasi kalau dalam Al-Quran tertulis bahwa Isa diselamatkan oleh Allah? Justru saya merasa senang bahwa salah satu nabi besar Allah selamat dari orang zalim. Justru anda yang frustasi kenapa anda senang kalau Yesus mati. Kalau anda punya anak, lalu ada yang mengatakan anak anda mati dan ada yang mengatakan anak anda selamat, kabar yang mana yang lebih anda senangi?
~
Saudara Rizal,
Saudara memberikan pernyataan yang sangat menarik. Tentu saudara yang lebih mengetahui alasan yang membuat saudara merasa frustasi karena sikap tidak mau tahu tersebut. Bukankah kami telah menyampaikan bahwa sikap tidak mau tahu adalah pengabaian terhadap logika di mana tidak adanya bukti dalam Al-Quran mengenai orang yang menyerupakan Isa Al-Masih?
Karena itu, kami berpendapat bahwa ini mengenai fakta sejarah, bukan soal senang atau tidak senang. Bila itu adalah fakta sejarah, maka kita harus berbicara sesuai dengan fakta, dan bukan fiktif. Al-Quran tidak menjelaskan bukti-bukti yang ada, sedangkan Injil telah menjelaskan pengorbanan Isa Al-Masih secara detil dan gamblang dengan menyertakan bukti dan para saksi mata.
Pertanyaannya adalah mengapa Al-Quran memberikan informasi tanpa memberikan bukti? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin