Orang Islam yang mempelajari Al-Quran sering bingung untuk menjelaskan siapakah sebenarnya Isa Al-Masih. Khususnya, kenapa nabi Isa dianggap anak Tuhan? Islam mengimani Isa sebagai nabi. Bagaimana catatan Al-Quran tentang Isa Al-Masih?
Nabi Isa Dalam Al-Quran
Isa Al-Masih dilahirkan oleh seorang perawan (Qs 19:19). Ia hidup suci tanpa dosa (Qs 19:19). Tidak satupun nabi, termasuk Muhammad, yang tidak berdosa. Ia mengerjakan banyak mujizat tanpa minta pertolongan Allah (Qs 3:49). Nabi-nabi lain, ketika melakukan mujizat, selalu meminta pertolongan Allah. Nabi Isa dalam Al-Quran disebut Allah dengan nama “Kalimat Allah” (Qs 3:39). Tidak ada nabi lain yang disebut “Kalimat Allah.”
Ia sekarang berada di sorga, bukan di kuburan seperti semua nabi lain, termasuk Muhammad. Juga Isa Al-Masih akan kembali sebagai Hakim Adil (Sahih al-Bukhari 3:43:656). Hal ini tidak dikatakan tentang seorang nabi lain. Memang Al-Quran tidak salah ketika memuliakan Isa Al-Masih dengan mengatakan Ia, “. . . seorang terkemuka di dunia dan di akhirat . . .” (Qs 3:45).
Mengapa Isa Disebut Anak Allah?
Dari seluruh gelar yang diberikan Al-Quran terhadap Isa Al-Masih, tidak satupun yang setuju dengan sebutan “Anak Allah” kepada Isa Al-Masih. Pemberian gelar “Anak Allah” menurut Islam kepada nabi Isa adalah penghujatan bagi Allah. Sebagaimana yang tertulis dalam Al-Quran, “Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan” (Qs 112:3). Inilah kesalah-pengertian yang dialami oleh umat Muslim dalam memahami ajaran Injil.
Agama yang menganggap nabi Isa adalah “Anak Allah” adalah Kristen/Nasrani. Sayangnya umat Muslim tidak dapat memahami makna dari kata “Anak Allah” secara figuratif. Kalau demikian, tentu mereka tidak akan menuduh bahwa Allah yang disembah oleh orang Kristen adalah Allah yang mempunyai anak.
Istilah “Anak Allah” bukan mengacu kepada anak beranak, tetapi lebih kepada hubungan khusus yang dimiliki oleh Isa Al-Masih dengan Allah Bapa.
Melalui penjelmaan-Nya ke dunia, Kalimat Allah, yaitu Isa Al-Masih, dapat secara penuh mengungkapkan isi hati Allah kepada manusia. Dia juga merupakan wakil Allah Bapa yang sama persis. “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi” (Injil, Surat Ibrani 1:1-3).
Demikianlah, “Isa disebut Anak Allah” merupakan istilah untuk Anak Surgawi yang kekal, Kalimat Allah, yang sejajar dengan Allah Bapa. Sebab, sebagai Kalimat Allah, Isa Al-Masih adalah kekal adanya. Dia adalah satu dengan Allah, “Aku dan Bapa adalah satu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30).
Tujuan Anak Allah Datang ke Dunia
Allah sangat mengasihi setiap orang. Baik dia Muslim, Hindu, Budha, Animisme ataupun seorang Ateis, dan setiap orang yang kebetulan lahir dari keluarga Kristen. Setiap orang dari agama-agama ini berjalan menuju ke kebinasaan karena dosa-dosa mereka. Tetapi Allah sangat mengasihi mereka! Ingatlah firman Allah yang berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Satu-satunya alasan Isa Al-Masih datang ke dunia adalah menyediakan “jalan keselamatan” untuk menyelamatkan setiap orang dari jurang kebinasaan. Caranya, Ia harus disalib. Ketika di salib, kedua tangan-Nya terbuka lebar sebagai wujud bahwa Ia bersedia menerima setiap orang ke dalam kerajaan-Nya.
[Staf Isa dan Islam – Saat ini, Dia memanggil Saudara untuk menerima keselamatan yang Dia sediakan. Inilah janji-Nya, “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Markus 10:45).]
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Mengapa Nabi Isa Disebut “Anak Allah” Oleh Orang Nasrani?” Silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
Kepada Staf Isa dan Al-Quran,
Lanjutkan misimu Injil Allah harus di sebarluaskan. Saya aplaus buat situs ini. Saya yakin Tuhan Yesus menyertai saudara, dan saudara akan menerima mahkota kelak. Tuhan memberkatimu.
~
Saudara Pangri,
Kami mengucapkan terimakasih atas komentar yang saudara berikan terhadap artikel pada situs kami. Namun kami berharap agar saudara juga ambil bagian melaksanakan Amanat Agung Isa Al-Masih.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Injil, Rasul Besar Matius 28:19-20)
Bila ada kesempatan, kami persilakan saudara dapat mengunjungi situs kami lainnya. Yaitu: www.isadanislam.org, www.isaislamdankaumwanita.com, dan www.isadanalfatihah.com.
Kiranya Allah juga memberkati saudara.
~
SL
~
Sobatku yang satu dalam Kasih Kristus,
Saya mau mengcopy artikel anda dan memberitakan pada domba yang terhilang. Harap anda memberikan saya kebenaran untuk membuat demikian. Dan biarlah pelayanan anda diberkati oleh Tuhan Yesus dan Dia akan menurunkan berkat-Nya atas anda.
Saya mendoakan anda serta menubuatkan agar anda berjalan dalam damai dan sejahtera. Firman-Nya ditaruhkan dalam mulutmu dan engkau akan menjadi penginjil bukan saja bagi umat Islam tapi juga bagi mereka yang terhilang. Dalam nama Yesus Kristus. Amin!
~
Saudara Brian,
Terima kasih untuk komentarnya. Dan kami menghargai usaha saudara untuk menyalin dan menjelaskan tentang artikel “Mengapa Isa Disebut “Anak Allah?” kepada saudara kita umat Muslim. Kami juga berterimakasih atas dukungan doa saudara agar pemberitaan “Kabar Sukacita” ini dapat menjangkau jiwa yang belum diselamatkan.
Kiranya Allah juga memberkati pelayanan saudara.
~
Slamet
~
Memang setiap bayi yang dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan suci. Begitu pula dengan Yesus, Dia juga pernah berbuat dosa lalu dia minta ampun sama Bapa-Nya.
Setelah membaca artikel di atas saya berkesimpulan bahwa Admin secara jelas telah mengakui bahwa Yesus itu seorang nabi bukan Tuhan.
~
Saudara Jumadi,
Akibat dosa Adam dan Hawa maka setiap keturunan manusia yang lahir pasti memiliki dosa. Bahkan sejak dalam kandungan, semua bayi sudah tercemar oleh dosa. “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” (Zabur Kitab Mazmur 51:7).
Hanya Isa Al-Masih yang lahir tanpa dosa dan tidak pernah berbuat dosa. Al-Quran menyatakan bahwa Isa Al-Masih yang adalah Kalimat Allah, satu-satunya Pribadi yang suci, “Ia (Jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci” (Qs 19:19).
Kata “suci” hanya ditujukan kepada Isa Al-Masih. Oleh karena itu, hanya Dia saja yang dapat mendamaikan Allah dengan manusia. Isa Al-Masih saja yang dapat menjadi Juruselamat manusia.
“Ia (Maryam) akan melahirkan anak laki-laki dan engkau (Yusuf) akan menamakan Dia Yesus (Isa), karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Injil, Rasul Besar Matius 1:21).
~
Slamet
~
Apakah benar di Alkitab ada nama Emmanuel (Immanuel)? Nama itu sebutan yang dipakai siapa?
~
Imanuel adalah salah satu gelar ilahi yang diberikan kepada Isa Al-Masih. Imanuel mempunyai arti “Allah menyertai kita.”
Pemberian nama Imanuel ini, telah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya 700 tahun sebelum, kelahiran Isa Al-Masih. “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Kitab Nabi Yesaya 7:14).
Dan nubuat Nabi Yesaya ini digenapi dalam Injil Rasul Besar Matius 1:23, ”Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” — yang berarti: Allah menyertai kita.”
~
Slamet
~
“Sebab segala firman yang engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusamapikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 17:8).
Ayat ini sudah jelas bahwa Yesus bukan firman yang turun ke bumi.
~
Salah satu ayat yang menjelaskan bahwa Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah yang telah menjadi manusia adalah Injil Rasul Besar Yohanes 1:1,14.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia.”
Namun melalu ayat yang saudara tuliskan, kita juga dapat memahami bahwa Isa Al-Masih benar-benar datang dari Allah. Dan Dia sungguh-sungguh menyampaikan kebenaran Allah yang harus kita terima. Karena watak, karunia-karunia dan semua pekerjaan Isa Al-Masih asalnya dari Allah yang tidak kelihatan.
~
Slamet
~
Shalom,
Sungguh begitu memberkati saya secara pribadi mengenai artikel ini. Saya berharap ibu Irene dapat membaca artikel ini sehingga beliau dapat mengetahuinya.
Gbu
~
Saudara Rozie,
Syukur kepada Allah, apabila saudara diberkati oleh artikel yang ada pada situs ini.
Marilah kita bergandengan tangan memberitakan kebenaran Allah di dalam Isa Al-Masih, agar saudara kita yang lain juga memperoleh keselamatan.
~
Slamet
~
Isa bukan Anak Allah tetapi Putra Allah, dalam Al-Quran menggunakan kata “ibna” dan “waladan” sepadan dengan kata “anak” (keturunan, kelahiran).
Sedangkan di dalam Kitab Yunani menggunakan kata “uios” sepadan dengan “putra”. Kedua kata itu terlihat sama namun memiliki makna yang berbeda. Satu kata yang kurang tepat bisa menyebabkan kesalahpahaman.
Saat itu bangsa Arab tidak mengenal makna “putra” namun definisi putra ditunjukan di Az-Zumar 4. Yaitu ciptaan yang memiliki persyaratan ditunjuk untuk mewakili Allah. Al-Quran menulis Adam dan Isa di ciptakan, sedangkan kita hasil hubungan intim (Ali-Imran 59). Gunakan terjemahan yang tepat maka anda akan menemukan kebenaran (An-Nisa 82).
~
Kitab Suci Injil, menuliskan bahwa Allah memberikan gelar “Anak-Allah” kepada Isa Al-Masih melalui Malaikat Gabriel.
“Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah'” (Injil, Rasul Lukas 1:35).
Gelar “Anak Allah” bagi Isa Al-Masih adalah gelar keilahian-Nya, tidak ada nabi lain yang bergelar seperti ini. “Anak Allah” bukan berarti bahwa Allah itu seperti seorang perempuan beranak. Gelar Anak Allah adalah gelar yang diberikan untuk menunjukkan keakraban hubungan antara Isa Al-Masih dengan Allah yang sehakekat.
~
Slamet
~
Anak Allah yang disematkan kepada Yesus merupakan istilah untuk Anak Surgawi yang kekal, Kalimat Allah, yang sejajar dengan Allah Bapa. Hanya untuk Yesus.
Meskipun dalam Alkitab, Lukas ketika menuliskan silsilah Yesus sedemikian rinci yang akhirnya menulis bahwa nenek moyang Yesus sampai ke Adam, anak Allah.
Namun yakinlah, umat Kristen tidak akan memberi arti anak Allah bagi Adam sebagaimana pengertiannya untuk Yesus.
Ketika Yesus berkata kepada umatnya tentu memakai bahasa yang dipahami oleh mereka.
Alkitab yang dipedomani umat Kristen di Indonesia mempergunakan bahasa Indonesia.
Mohon penjelasan terjemahan Anak Allah dan anak Allah diambil dari kata apa sehingga bisa berbeda arti. Terima kasih guna menambah ilmu.
~
Isa Al-Masih adalah Anak Allah mempunyai pengertian bahwa Dia adalah Allah yang menjadi manusia. “Firman itu adalah Allah. Dan Firman itu telah menjadi manusia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1,14).
Isa Al-Masih adalah Anak Allah karena hanya Dia pribadi yang dikandung oleh Roh Kudus. “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” (Injil, Rasul Lukas 1:35).
Kalaupun Adam juga disebut anak Allah bukan berarti Adam sederajad dengan Isa Al-Masih. Gelar ‘anak Allah’ bagi Adam berarti sebelum jatuh dalam dosa Adam mempunyai hubungan dekat Allah.
~
Slamet
~
Dalam Alkitab ditulis, dan hanya Yohanes yang menuliskan: “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama Allah dan Firman itu adalah Allah..dan Firman itu telah menjadi manusia”
Itulah kemudian menjadi keyakinan Kristen yaitu Tuhan yang mewujud manusia sebagai Yesus Kristus.
Padahal dalam Alkitab juga dikisahkan:”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi…Allah berfirman : Jadilah terang. Lalu terang itu jadi.”
Juga ada kisah dalam Alkitab, lalu Allah mengucapkan segala firman ini : ‘Akulah Tuhan, Allahmu’
Jika memang Firman adalah Allah itu Yesus lalu bagaimana memaknai firman yang telah Allah turunkan ribuan tahun sebelum Yesus?
~
Pendahuluan Injil Yohanes di mulai dengan kalimat pada mulanya adalah Firman. Hal ini sebenarnya mengaingatkan kita pada Taurat Kejadian 1:1 “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”
Firman telah ada, sebelum langit dan bumi di ciptakan. Bagi orang Yahudi Firman itu sama dengan Hikmat (Zabur, Kita Amsal 8:21-31). Di mana hikmat telah ada bersama dengan Allah sebelum segala sesuatunya diciptakan Allah bahkan hikmat ini dikatakan sebagai pencipta dan mempunyai relasi yang intim dengan Allah.
Dan kitab suci Allah mengatakan bahwa puncak hikmat Allah adalah Isa Al-Masih, “sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan” (Injil, Surat Kolose 2:3).
Jadi sangatlah tepat apabila Rasul Besar Yohanes mengatakan bahwa Firman itu telah menjadi manusia.
~
Slamet
~
Marilah kita berbuat dosa sebanyak-banyaknya karena Yesus sang penebus dosa dan Juruselamat bagi setiap umat manusia. Jadi tidak perlu takut untuk berbuat dosa. Terima kasih Yesus, Engkau sangat baik.
~
Kitab Suci Allah menjelaskan bahwa seseorang yang telah menerima Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat, ia akan diangkat menjadikan anak-anak Allah. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12)
Dan anak-anak Allah tentunya akan berbuat baik dan takut berbuat dosa, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Injil, Surat Efesus 2:10).
~
Slamet
~
Orang Kristen yang berbuat dosa jelas masih tetap pengikut Kristus, tetapi seorang Muslim yang berbuat dosa jelas bukan lagi pengikut Muhammad.
~
Kitab Suci Allah menyatakan bahwa Allah adalah maha pengasih dan penyayang. Dan hanya kepada Allah manusia dapat mohon pengampunan atas segala kesalahan dan dosanya.
“Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?” (Kitab Nabi Mika 7:18).
Isa Al-Masih memerintahkan kepada para pengikut-Nya agar tidak berbuat dosa. Namun apabila jatuh dalam dosa, segera bertobat dan minta ampun kepada-Nya. “Hai anak-anakku, aku menulis demikian kepadamu supaya jangan kamu berbuat dosa. Tetapi jikalau seseorang berbuat dosa, maka bagi kita ada seorang Penolong di hadirat Sang Bapa, yaitu Isa Al Masih, Yang Benar” (Injil, Surat 1 Yohanes 2:1).
~
Slamet
~
Buat umat Muslim,
Bagi umat Nasrani yang melakukan perintah Yesus dan meneladani-Nya, mereka disebut anak-anak Tuhan.
Apakah kalian masih meributkan masalah Allah beranak? Yesus adalah bagian dari Allah dan Yesus adalah Allah itu sendiri. Sebegitu Yesus menyayangi kita sehingga mau memberi gelar anak-anak Allah kepada kita dan Dia sebagai Bapanya.
~
Umat Kristen juga percaya bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, seperti yang tertulis dalam Al-Quran. “Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan”(Qs 112:3).
Namun orang Kristen juga memahami bahwa dirinya juga disebut sebagai anak-anak Allah. “Tetapi kepada orang-orang yang menerima-Nya diberi-Nya hak untuk menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya kepada nama-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12).
Istilah “anak-anak Allah” dan istilah “Anak Allah” bukan mengacu kepada Allah beranak, tetapi lebih kepada hubungan khusus yang dimiliki antara umat Kristen dengan Bapa di sorga.
~
Slamet
~
“Anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah”(Injil, Rasul Lukas 3:38).
Jadi bukan cuma Isa anak Allah, kenapa Enos, Set, Adam tidak di-tuhan-kan juga, tolong penjelasannya?
~
Saudara Rizki,
Gelar “Anak Allah” dalam bentuk tunggal atau huruf depan menggunakan huruf besar, hanya ditujukan kepada Isa Al-Masih merujuk kepada kesamaan hakekat dengan Allah. Gelar “Anak Allah” bagi Isa Al-Masih adalah “gelar keilahian.”
Dalam Perjanjian Lama istilah “anak Allah” atau “anak-anak Allah” dalam bentuk jamak ditujukan pertama kali kepada keturunan Set (Taurat, Kitab Kejadian 6:2); malaikat-malaikat (Kitab, Nabi Ayub 1:6); bangsa Israel dan kepada raja-raja Israel jaman dulu.
Sedangkan dalam Perjanjian Baru ungkapan “anak-anak Allah” hanya diberikan kepada setiap orang yang sudah menerima Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”(Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12).
~
Slamet
~
“Kemudian Yohanes mengatakan, “Saya pun tidak mengenal Kristus, tetapi Allah telah mengutus saya untuk membaptis orang dengan air. Allah telah berkata kepadaku, ‘Engkau akan melihat Roh turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya. Dialah yang akan membaptis dengan Roh Kudus.’ Saya telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Roh itu tinggal di atas-Nya. Jadi, inilah yang kukatakan kepada kamu, ‘Dia adalah Anak Allah'” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:33-34).
“Sekarang aku datang kepada-Mu, ya Bapa. aku tidak tinggal lagi di dunia ini mulai dari sekarang, tetapi mereka masih ada di dunia ini. Bapa yang kudus, jagalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku, semoga mereka menjadi satu, sama seperti Engkau dan aku adalah satu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 17 :11).
~
Saudara Malikus,
Terima kasih untuk kutipan ayat Firman Allah yang saudara sampaikan, tapi kami lebih senang apabila saudara dapat memberikan komentar yang ada hubungannya dengan topik artikel “Mengapa Isa Disebut “Anak Allah”?”
~
Slamet
~
Sdr Slamet,
Di atas saya menyampaikan sebagian ayat: “…Dia adalah Anak Allah’ (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:33-34).
Pada waktu Yohanes membaptis kemudian menyebutkan dia Anak Allah,….bukan dia adalah Allah. Sangat jelas bahwa pada saat bersatunya Roh Kudus dan Yesus, maka Yesus disebut Anak Allah.
Anak Allah atau hamba Allah artinya orang yang dekat dengan Allah, seperti dalam ayat Injil Rasul Yohanes 17:11. Semoga mereka menjadi satu, sama seperti Engkau dan aku adalah satu”
~
Saudara Malikul,
Gelar Anak Allah bagi Isa Al-Masih menyatakan hubungan antara Isa Al-Masih dengan Bapa bagaikan hubungan Anak dan Bapa dalam Trinitas.
Di mana Allah yang Esa itu menyatakan diri-Nya kepada manusia dalam tiga pribadi yang sehakekat, sederajat, setingkat, yaitu Allah, Kalimat Allah, dan Roh Allah.
~
Slamet
~
Kepada Malikul Kudus,
Mengapa Isa Al-Masih Disebut “Anak Allah”?
Ini adalah suatu Karya Agung Allah, Isa Al-Masih lahir dari seorang wanita suci Siti Maryam. Dan ini bukan najis bagi umat manusia atau bagi Allah itu sendiri.
Kelahiran Allah melalui seorang wanita lazimnya pada manusia sehinggah disebut Anak. Walaupun seorang Anak bukan seperti kita manusia, Pada-Nya ada “Kuasa”. Lahirnya ke bumi maka disebut Imanuel (Allah Beserta Kita ).
~
Saudara Natal,
Terima kasih untuk komentar saudara, semoga dapat memberikan pencerahan bagi umat Muslim.
Jelas malaikat Jibril menunjukan kepada kita bahwa hanya putera Maryam yang suci. “Ia (Jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci” (Qs 19:19).
~
Slamet
~
“Hampir saja langit pecah dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh (karena ucapan itu) karena mereka menganggap Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak” (Qs Maryam: 90-91).
~
Saudara Dahlia,
Terima kasih untuk ayat Al-Quran yang saudara sampaikan. Kami akan senang memberikan tanggapan apabila saudara bersedia memberikan komentar berdasarkan ayat tersebut.
~
Slamet
~
[quote name=”Dahlia”]”Hampir saja langit pecah dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh (karena ucapan itu) karena mereka menganggap Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak” (Qs Maryam: 90-91)[/quote]
Tidak bisa dibayangkan betapa dahsyatnya murka Allah karena menuduh Allah memiliki anak. Allah yang memiliki sifat mukhalafatu lil hawadits (berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya) disamakan, menyerupai mahkluk-Nya yang lemah dan hina, yang justru diciptakan untuk menyembah dan beribadah kepada-Nya (Qs.51/56).
Untuk itu, Allah menegaskan dalam Al-Quran surat Al-Ikhlash ayat 3-4, ”Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan-Nya”
~
Saudara Dahlia,
Kami sependapat dengan saudara bahwa Allah itu tidak mempunyai anak dan juga tidak diperanakkan. Dia adalah Allah yang esa dan kekal.
Namun Kitab Suci Allah mencatat bahwa Allah mengakui dihadapan umat manusia, Isa Al-Masih adalah Anak Allah. Mari kita perhatikan ayat dalam Injil, Rasul Besar Matius 3:16-17, “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”
Tentunya istilah “Anak Allah” di sini bermakna secara figuratif.
~
Slamet
~
Sdri. Dahlia,
Lupakah anda dengan Taurat? Dalam Surah As-Sajdah 32:23. Mari kita lihat bagaimana sesungguhnya ujud Allah: “Berfirmanlah Allah :”Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambardan rupa Kita” (Taurat, Kitab Kejadian 1:1-31).
Saudariku, sesungguhnya manusia diciptakan memiliki moral serupa dengan Allah. Bedanya adalah Allah Maha Kuasa dan manusia tidak. Oleh karena itu kamu jangan terkejut atau heran bila Allah turun ke bumi dengan wajah manusia, inilah membuktikan bahwa Yesus Kristus [ Allah ] itu sendiri datang dalam bentuk manusia. Dan disebut Anak Allah, bukan seperti kita ini lahir dengan perkawinan.
~
Saudara John,
Memang Alkitab mengajarkan dengan jelas, baik secara nubuat maupun melalui kenyataan, bahwa Allah dalam Perjanjian Lama menjelma dalam Yesus Kristus.
Adapaun maksud Yesus Kristus menjelma menjadi manusia adalah untuk menebus manusia dari hukuman akibat dosa.
“Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:17).
~
Slamet
~
Aku mengenal Allah subhanahu wata’ala Tuhan ku dan Tuhan mu, melalui ciptaan-Nya, matahari, bulan, bintang, tujuh lapis langit yang kokoh tanpa tiang.
Dan sebaliknya andalah yang tidak mengenal Tuhan anda dan cukuplah Surat Maryam ayat 90-91 ini meruntuhkan konsep ketuhanan anda.
“Hampir saja langit pecah dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh (karena ucapan itu) karena mereka menganggap Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak” (Qs Maryam:90-91).
Wahai Nasrani Aslim Taslam
~
Saudara Dahlia,
Sebelum manusia jatuh dalam dosa sesungguhnya penyataan alam tentang Allah adalah sempurna adanya. Melalui alam, manusia dapat mengenal Allah dengan baik, karena alam menjadi cermin yang jernih untuk menyatakan kemuliaan Allah.
“Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan berita itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar” (Zabur, Kitab Mazmur 19:2-3).
Setelah manusia jatuh dalam dosa, Allah bermaksud menyatakan diri-Nya melalui Isa Al-Masih. Allah sendiri datang menjadi manusia, maka manusia dapat bercakap-cakap langsung dengan-Nya. Allah secara langsung menyatakan seperti apa diri-Nya “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:9).
Walaupun Allah bukan berbentuk seperti manusia, namun orang yang berjumpa dengan Isa Al-Masih akan merasakan kasih-Nya dan keadilan-Nya. Dengan Isa Al-Masih menjadi manusia, manusia dapat bercakap-cakap dengan Allah secara langsung.
~
Slamet