Semua manusia pasti ingin masuk surga. Namun penghalang untuk mendekat pada Allah Yang Maha Kudus adalah dosa.
Sayangnya, setiap kita penuh dosa dan salah. Jauh lebih banyak dari amal dan perbuatan baiknya.
Dosa manusia sangatlah besar. Karena itu, bagaimana kita bisa selamat? Dalam hal ini adakah pribadi yang mampu menanggung dosa orang lain?
Topik menanggung dosa orang lain sangat menarik. Karena kita sebagai manusia, masing-masing memikul beban berat dosa. Bagaimana solusinya? Mari kita melihat uraiannya.
Semua Manusia Pasti Berdosa
Bukankah benar bahwa manusia penuh kelemahan? Tidak ada yang mampu hidup sempurna.
Dosa membuat manusia takut hukuman Allah. Ia akan meminta pertanggungan-jawab atas semua perbuatan kita.
“. . . Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan” (Qs 6:120).
Terlebih lagi, dosa membuat manusia tidak mampu masuk surga. Tidak mungkin manusia bisa mendekat pada Allah yang Maha Kudus. “. . . Wahai para manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik . . .” (Hadits Ahmad No.7998).
Karena itu kita semua pasti membutuhkan pertolongan. Apakah ada yang bisa melepaskan dari beban dosa? Adakah yang mampu menanggung dosa orang lain?
Al-Quran: Tidak Ada Yang Mampu Menangung Dosa Orang Lain!
Dalam ajaran Islam, seorang Muslim bertanggung-jawab penuh atas tindakannya sendiri. Jika ia melakukan amal saleh, maka akan mendapat pahala. Sebaliknya jika melakukan maksiat, maka akan memikul beban dosa.
Masalahnya, amal saleh seseorang belum tentu dapat menutupi dosanya sendiri. Apalagi jika ia harus menanggung dosa sesamanya.
Dalam kondisi seperti ini tentu tidak ada yang mampu menanggung dosa orang lain. Manusia sudah berat dengan beban dosa pribadi.
“Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudaratannya kembali kepada dirinya sendiri: dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain” (Qs 6:164).
Terlebih lagi ajaran Islam juga menyatakan manusia bisa terkena dosa tambahan. Hal ini membuat tanggungan pribadi manusia menjadi lebih berat.
Berbagai Beban Dosa Tambahan
“Dosa tambahan” adalah dosa yang orang lain perbuat, namun kita turut mendapat hukumannya. Hal ini karena berhubungan dengan kelalaian tanggung-jawab kita. Atau istilah lainnya adalah “terkena cipratan dosa.”
Al-Quran memberi beberapa contohnya.
- Dosa karena mencontohkan perbuatan buruk.
Ini adalah tanggungan dosa karena mencontohkan atau mengajak orang lain berbuat kejahatan. Maka dosa yang orang lain perbuat menjadi tanggungan kita juga.
Al-Quran memberi contoh tanggungan dosa karena menyesatkan orang lain. “. . . mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan . . .” (Qs 16:25).
Hal ini membuat kita khawatir. Apakah ada perbuatan buruk yang teman atau anak contoh dari kita? Karena dosa mereka menjadi tanggungan kita juga.
- Dosa karena pemimpin/ suami yang membiarkan kejahatan.
Dalilnya adalah karena pemimpin memiliki tanggung-jawab. Demikian juga suami sebagai kepala keluarga. Sehingga berkewajiban untuk meluruskan jika ada pelanggaran.
Namun jika tidak melakukannya maka menandakan iman yang lemah (Hadits Abu Daud No.963). Bahkan bisa diperhitungkan serupa dengan orang yang melakukan pelanggaran (Qs 4:140).
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka . . .” (Qs 66:6).
Hal ini mengakibatkan para ulama menyatakan para pemimpin dan suami menanggung dosa. Yaitu dari kejahatan yang dibiarkan di bawah pimpinan mereka.
Tidak mudah untuk menegur dan mendisiplinkan orang lain. Seringkali kita merasa sungkan melakukannya.
Apakah Anda yakin menjadi pemimpin dan suami yang baik? Bagaimana jika mendapat dosa tambahan karena pelanggaran yang kita biarkan?
- Tanggungan amal ibadah dari keluarga/orang tua.
Setiap umat Muslim wajib menjalankan amalan ibadah. Jika tidak sanggup memenuhinya, maka menjadi tanggungan keluarga. Contohnya adalah dalam hal puasa.
“Siapa yang meninggal, sedangkan ia masih memiliki hutang puasa, maka yang membayarnya adalah walinya” (Shahih Muslim 1935).
Bagaimana mungkin kita sanggup melakukan amal ibadah pribadi, namun dengan tambahan hutang amal keluarga? Mampukah Anda menangung semuanya?
Karena jika tidak sanggup maka akan ada hukuman berat. Baik bagi Anda maupun keluarga (Qs 23:102-104).
Semua hal ini seperti peribahasa “Sudah Jatuh Tertimpa Tangga.” Dosa kita pribadi sudah sangat banyak. Terlebih lagi jika harus menanggung beban dosa tambahan lainnya.
Jadi jelas manusia pasti tidak mampu menanggung dosa orang lain. Bahkan menangung dosa sendiri saja tidak akan sanggup. Bagaimana cara Allah memberikan solusi untuk hal ini?
Isa Mampu Menanggung Dosa Orang Lain!
Dalam kondisi seperti ini hanya ada satu pribadi yang mampu menanggung dosa orang lain. Dia adalah Isa Al-Masih.
Karena hanya Isa yang tertulis tidak berdosa. Sehingga hanya Dia yang mampu menolong manusia berdosa.
Baik dalam kitab Al-Quran dan Injil menyatakan Isa adalah suci.
- “. . . seorang anak laki-laki (Isa Al-Masih) yang suci” (Qs 19:19).
- “. . . Kristus [Isa Al-Masih] datang untuk menghapuskan dosa-dosa manusia, dan bahwa tidak ada dosa dalam diri-Nya” (Injil, Surat 1 Yohanes 3:5).
Hanya pribadi suci yang mampu menanggung dosa orang lain. Isa mampu menjadi pengantara manusia mendekat pada Allah.
Isa adalah solusi Allah untuk menyelamatkan manusia. Jika Anda mengimani dan menjadi pengikut Isa, maka Allah akan mengampuni dosa Anda! Allah juga akan memberikan jaminan surga di akhirat.
Mengimani Isa, Mendapatkan Pengampunan Allah
Manusia memang tidak akan mampu selamat dari dirinya sendiri. Apalagi jika harus menanggung dosa orang lain.
Namun, melalui Isa, Allah memberikan keselamatan. Hanya dengan mengimani dan menjadi pengikut Isa, beban dosa manusia bisa terselesaikan.
“Semua orang sudah berdosa dan jauh dari Allah yang hendak menyelamatkan mereka. Hanya karena rahmat Allah saja yang diberikan dengan cuma-cuma, hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Caranya ialah: manusia dibebaskan oleh Kristus Yesus [mengimani Isa Al-Masih]” (Injil, Surat Roma 3:23-24, BIS).
Mari mengimani Isa sekarang! Agar Anda mendapatkan pengampunan Allah dari semua dosa.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Dosa Nabi Islam dan Nabi Lain dalam Al-Quran, Adakah Nabi yang Suci?
- Al-Quran dan Injil Mengajarkan: Dosa Mendapatkan Balasan!
- Hakikat Manusia Dalam Al-Quran: Berdosakah Semua Mukmin?
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Anda apakah amalan manusia akan cukup? Jika demikian bagaimana cara manusia memperoleh surga?
- Bagaimana menurut Anda mengenai berbagai dosa tambahan yang menjadi beban manusia?
- Bagaimana menurut Anda bahwa hanya Isa mampu menanggung dosa orang lain karena Ia suci?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
Menurut saya, semua manusia dilahirkan ke dunia tujuan awalnya jelas, untuk berbakti dan hidup di jalan Tuhan.
Saat seseorang menyimpang dan melakukan dosa maka dia akan mendapatkan hukuman, saat berbuat baik maka dia mendapat pahala, jahat balasannya neraka dan baik balasannya surga.
Sangat tidak fair manusia hidup hanya mengandalkan pengampunan dan mencari si Pemikul dosa , itu akan sangat berbeda dengan tujuan awal Adam diturunkan ke dunia.
~
Tujuan Adam diciptakan adalah untuk memuliakan dan dan melayani Allah. Ia dipercaya untuk memelihara dan menjaga taman Eden. Namun Adam gagal dalam hal ini karena tidak mentaati perintah Allah. Akibatnya ia dinyatakan sebagai orang berdosa yang membawa maut.
Sebagai orang berdosa keturunan Adam, menurut pemandangan Allah sebenarnya dalam diri kita tidak ada kemampuan untuk berbuat baik. “Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak” (Injil, Surat Roma 3:12). Kita hidup dalam bayang-bayang maut dan nasib kita akan berakhir di neraka.
Namun Kitab Suci juga menyatakan, “Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus” (Injil, Surat Roma 5:15).
~
SL
*
Dalam Injil, Surat 1 Petrus 2:24, ini jelas perkataan Petrus bukan firman Tuhan. Di surat yang lain dosa manusia itu dipertanggung-jawabkan sendiri dihadapan Tuhan, tidak dipikulkan kepada orang lain. Hanya orang-orang yang tidak bertanggung jawab dosanya dibebankan kepada orang lain.
Saya tidak percaya kalau dosa saya dan milyaran orang di dunia juga dipikul Yesus. Justru orang yang percaya dosanya dipikul oleh Yesus banyak melakukan dosa dan kerusakan.
~
Pada waktu manusia berbuat dosa, ia tetap bertanggung jawab terhadap Allah akan dosanya itu. Allah memandang tiap orang bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya dan hendak membalas selaras dengan perbuatannya itu. Tiap orang menerima pembalasan yang adil karena kelakuannya.
Namun bagi orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Isa Al-Masih, semua dosanya sudah dibayar oleh Isa Al-Masih di atas kayu salib, sehingga ia tidak lagi bisa dihukum. “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Injil, Surat Roma 8:1).
~
SL
*
Jika benar Isa Al-Masih itu Tuhan, kenapa Dia tidak menghapus saja dosa umat-Nya?
Kenapa harus dipikul (dia yang menanggung)?
Apakah karena Dia harus bertanggung jawab lagi kepada Tuhan yang lebih agung (Bapa)?
Apakah Bapa dan Isa Al-Masih itu beda?
~
Saudara Mualaf,
Allah itu Maha Adil dan Maha Kasih. Tentunya Allah yang adil tidak akan kompromi dengan dosa. Setiap orang yang berdosa harus dihukum, sebab upah dosa adalah maut.
Tetapi Allah yang adil itu juga Maha Kasih. Dia tidak ingin manusia ciptaan-Nya mati binasa akibat dosa. Untuk itulah, Allah mengutus Firman-Nya dalam diri Isa Al-Masih ke dunia. Sebagai tebusan Allah, orang yang percaya kepada Isa Al-Masih tidak binasa.
Dalam ajaran Kristen, Allah Bapa berbeda dengan Kalimat Allah (Isa Al-Masih) namun baik Bapa maupun Kalimat Allah adalah pribadi-pribadi di dalam Allah yang Esa.
Untuk penjelasan selengkapnya tentang Allah Tritunggal, Saudara dapat me-link http://tinyurl.com/d472uyd
~
SL
*
Darmagalih,
Di sinilah anda harus belajar memahami dosa asal dan dosa perbuatan.
Kalau dosa perbuatan di situ yang bertanggung jawab adalah jiwa dan nafsu. Walaupun jiwa tidak ikut dalam dosa tetapi jika nafsu lebih kuat maka cenderung manusia untuk berbuat jahat. (Jika di jelaskan Panjang banget jadi saya ringkas saja).
Lain dengan dosa asal, adalah dosa yang berasal dari Adam yaitu dosa karena manusia memberontak terhadap Allah.
Jadi hanyalah Allah sendiri yang dapat menanggung hukuman akibat dosa. Hanya melalui kasih karunia-Nya dalam Pribadi Isa Al-Masih dapat terjadi penebusan dan penghapusan dosa. Melalui sengsara, wafat dan kebangkitan Isa Al-Masih karunia dan kemuliaan Allah dinyatakan.
*
Saudara Iswara,
Terima kasih untuk komentarnya, semoga dapat menjadi berkat bagi kita semua.
~
SL
~
Sepasang suami isteri yang baru saja menikah sangat mendambakan lahirnya anak dari pernikahan mereka. Mereka berusaha sungguh-sungguh disertai doa yang tulus kepada Tuhan agar dapat diberi anak.
Puji Tuhan, sang isteri mengandung. Ia kemudian sangat menjaga kesehatan dirinya juga kandungannya, agar nanti dapat melahirkan anak yang sehat sesuai harapannya.
Namun ada ‘ganjalan’ di hatinya karena ia teringat akan ajaran bahwa manusia membawa dosa asal. Ia bertanya dalam hati apa bayiku jika nanti lahir sudah berdosa disebabkan oleh dosa kakek moyangku dulu (Adam) yang aku dan bayikupun belum pernah bertemu dengannya. Apakah bayiku yang akan lahir nanti sudah membawa dosa?
~
Muhtadi Thoeplik,
Terimakasih untuk kisah yang saudara sampaikan. Namun kami akan senang menanggapi apabila saudara menyampaikan “pertanyaan” secara langsung.
Demikian harap maklum
~
Slamet
~
Saudara Slamet,
Apakah dosa warisan itu? Sudahkah seorang bayi yang baru saja lahir menyandang dosa?
Itu dulu pertanyaanku mudah-mudahan tidak muncul pertanyaan baru setelah mendapat jawaban saudara. Terima kasih.
~
Sebenarnya dosa sudah menjalar ke seluruh manusia tanpa terkecuali, sejak peristiwa Adam dan Hawa melanggar perintah Allah yang pertama kali yaitu mengenai buah “terlarang.”
“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa” (Injil, Surat Roma 5:12).
Melalui Adam kecenderungan untuk berbuat dosa masuk ke dalam umat manusia dan manusia menjadi orang yang sudah bertabiat dosa.
Manusia mempunyai kecenderungan berdosa bukan karena mereka melakukan dosa, mereka berbuat dosa karena mereka adalah orang-orang berdosa. Inilah keadaan yang disebut sebagai dosa warisan.
Sama seperti kita mewarisi karakteristik fisik dari orangtua kita, kita mewarisi tabiat dosa dari Adam. Dan tentang tabiat dosa ini Nabi Daud mengatakan, “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” (Zabur Kitab Mazmur 51:7).
~
Slamet
~
Sudah sangat jelas.
“Tetapi kamu berkata: Mengapa anak tidak turut menanggung kesalahan ayahnya? –Karena anak itu melakukan keadilan dan kebenaran, melakukan semua ketetapan-Ku dengan setia, maka ia pasti hidup. Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati” (Kitab Nabi Yehezkiel 18:19-21) .
~
Saudara Krisdi,
Terima kasih untuk ayat-ayat yang saudara kutip dari Kitab Nabi Yehezkiel ini. Namun kami akan senang menanggapinya apabila saudara bersedia memberikan komentar berdasarkan ayat-ayat tersebut.
~
Slamet
~
Saudaraku ini contoh di dunia saja apabila saya merampok terus saya di tangkap polisi, apa saudara mau menanggung hukuman saya di penjara, tidak bukan? Karena setiap dosa seseorang yang menanggung yang melakukannya.
~
Saudara Ashadi,
Memang tidak adil kalau Allah mengabaikan dosa. Oleh karena itu mati dalam neraka merupakan hukuman yang adil bagi dosa. “Sebab upah dosa ialah maut” (Injil, Surat Roma 6:23).
Namun Allah yang adil itu juga Allah yang berbelas kasihan, sehingga Allah mengutus Isa Al-Masih ke dalam dunia untuk mati disalib guna memikul dosa manusia. Isa Al-Masih yang tidak pernah berdosa harus mati sebagai pengganti kita.
“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (Injil, Surat 2 Korintus 5:21).
~
Slamet
~
Dalam Al-Quran tidak ada pernyatan dosa seluruh manusia di bebankan pada Isa.
“Katakanlah: “Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan” (Qs Al An’am164).
Alkitab Kristen :
Injil Rasul Besar Matius 16: 27 versi 1974, “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya …. pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.”
Sayangnya ada penggantian menjadi :
Versi 2006, “…. Pada saat itu, Anak Manusia akan memberikan haknya kepada.”
~
Saudara Malikul,
Memang “Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain…” (Qs. 6:164), benar adanya. Jelas orang yang berdosa tidak dapat memikul beban dosa orang lain.
Tetapi, bagaimana bila ada satu Pribadi yang tidak berdosa? Tentunya Dia dapat memikul beban dosa orang lain, bukan?
“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (Injil, Surat 2 Korintus 5:21).
Kematian Isa Al-Masih di kayu salib, adalah untuk memikul beban dosa manusia. Dia dapat melakukannya, karena Dia seorang “anak laki-laki suci”. Rasul Petrus menulis, “Ia [Isa] sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (Injil, Surat 1 Petrus 2:24).
~
Slamet
~
Sdr Malikul Kudus,
Dalam Al-Quran tidak ada pernyatan dosa seluruh manusia di bebankan pada Isa.
Benarkah Al-Quran atau Injil wahyu dari Allah? Al-Quran mencatat Isa Al-Masih tidak mati di kayu salib, sedangkan Injil mencatat Isa Al-Masih mati dikayu Salib. Dua hal berbeda mengarah ke “Fitnah”.
Sabda Isa Al-Masih : ”Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepadamu suatu Injil [Isa Al-Masih] yang berbeda dengan Injil [Isa Al-Masih] yang telah kami beritakan terkutuklah dia” (Injil, Surat Galatia 1:8).
Saudaraku Malikul Kudus, Al-Quran bukan wahyu Allah tapi berasal Muhammad, dan Muhammad bukan rasul Allah tetapi rasul manusia.
~
Saudara Natal,
Kami setuju dengan pandangan “Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain…” (Qs. 6:164)
Pada waktu manusia berbuat dosa, ia tetap bertanggung jawab terhadap Allah akan dosanya itu. Allah memandang tiap orang bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya dan hendak membalas selaras dengan perbuatannya itu. Tiap orang menerima pembalasan yang adil karena kelakuannya.
Namun bagi orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Isa Al-Masih, semua dosanya sudah dibayar oleh Isa Al-Masih di atas kayu salib, sehingga ia tidak lagi bisa dihukum. “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Injil, Surat Roma 8:1).
~
Slamet
~
Sejarah tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa sudah jelas menggambarkan bagaimana murkanya Allah terhadap ciptaanNya (kita manusia), namun Ia masih mengasihi manusia, (tercermin s’perti bapak yang murka terhadap anak). Ia mengutus para nabi dan orang orang saleh kala itu untuk mengajak manusia kembali kepadaNya. Namun upaya tersebut tidak diindahkan manusia, sehingga Ia sendiri yang turun ke bumi menyerupai rupa manusia dan menunjukkan ke-esaan serta ke-kuasaanNya kepada manusia. Dan lagi-lagi manusia tidak mempercayai!
~
Saudara Galany,
Walaupun masih banyak orang yang menolak keselamatan yang telah disediakan oleh Isa Al-Masih, namun sampai saat ini Isa Al-Masih dengan sabar mengetok pintu hati setiap orang berdosa.
“Lihat, Aku [Isa Al-Masih] berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku” (Injil, Kitab Wahyu 3:20).
Sebaliknya bagi setiap orang yang saat ini bersedia menerima Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka Allah memebrikan anugerah kepadanya sebagai anak-anak Allah. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12).
~
Slamet
~
Saudaraku, sebenarnya Allah lah yang dapat memberikankan ampunan dosa. Siapakah Allah itu? Bagi umat Kristen Yesus Kristus (Isa As) adalah Allah itu sendiri. Dengarlah Kalam Allah: “Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan efraim kembali, Sebab Aku ini Allah bukan manusia, yang kudus ditengah – tengah mu dan Aku tidak datang untuk menghanguskan” (Kitab Nabi Hosea 11:9).
Muhammad mendapatkan bisikan, bisikan itu mengatakan bahwa Yesus Kristus itu bukan Allah dan tidak disalibkan. Sembahlah Allah. Allah yang mana?
~
Saudara Natal,
Allah memang sangat mengasihi manusia berdosa. Dia rela turun ke dunia dalam pribadi Isa Al-Masih. Oleh karena itu Isa Al-Masih bukan seperti nabi lainnya Dia adalah sosok Firman Allah yang hidup.
Dan “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:3).
~
Slamet
~
Sdr Slamet,
Saat ini anda sudah masuk Kristen, apakah anda sudah pasti bersih dari dosa? Seharusnya anda selalu bersih dari dosa karena sudah percaya Yesus adalah Tuhan.
Padahal faktanya anda dan semua orang kristen di dunia ini, saat ini pasti tidak mungkin bersih dari dosa.
~
Saudara Malikul,
Jelas tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak berdosa, termasuk para nabi utusan Allah. Namun karena kasih-Nya maka Allah dengan rela mengirimkan Isa Al-Masih menjadi kuban penebus dosa. Sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya dosanya telah dihapus oleh darah-Nya.
“Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup” (Injil, Surat Ibrani 9:13-14).
~
Slamet
~
Saudara Malikul,
Saudaraku, saya setuju dengan pendapat anda, bahwa semua orang dan tidak ada satupun manusia suci, walaupun dia masuk Kristen.
Sesuai dengan sabdanya: “Karena semua orang telah berbuat dosa” (Injil, Surat Roma 3:23).
Nabi Musa, Ellia, adalah nabi panggilan Allah, sehingga mendapat hak sorga dari Allah. Bukan berarti Musa dan Ellia tidak berdosa?
Muhammad membawa ajaran Islam, adakah ia mampu naik ke sorga melalui ajaran Al-Quran? Dalam ajaran Injil, ada orang masuk sorga. Lihat seorang yang jahat ketika Yesus disalibkan. Bertanyalah pada orang yang disalibkan, apa katanya? Hari ini juga kamu berada ditaman Firdaus ( Sorga) bersama Aku (Yesus Kristus). Amin
~
Saudara Kamelia,
Kami sependapat dengan saudara bahwa semua orang telah berbuat dosa namun Allah berkenan menbus manusia melalui pengorbanan Isa Al-Masih. “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus” (Injil, Surat Roma 3:23-24).
~
Slamet
~
Saya ada pertanyaan kepada anda :
1. Tuhan sangat mengetahui pada mahluknya, kenapa penebusan dosa tidak sejak nabi Adam punya dosa kalau memang Tuhan maha kasih terhadap kita dan bagaimana dengan manusia yang dilahirkan sebelum Yesus ?
2. Mungkin pertanyaan ini sangat aneh sekali, tapi mungkin anda memilki jawabannya. Iblis sebelumnya adalah malaikat yang taat kepada ALLAH, tapi kesombongannya sehingga dia berdosa. kenapa penebusan dosa hanya berlaku kepada manusia saja tetapi tidak ke iblis, padahal iblis sudah teruji ketaatannya kepada Tuhan.
Terima kasih
~
Saudara Hamba,
Sejak zaman Perjanjian Lama, penumpahan darah sebagai korban pengampunan dosa ini dilakukan lewat domba yang dikorbankan di atas mezbah. Hal ini berulang-ulang terjadi setiap kali manusia memerlukan pengampunan dosa hingga digenapi oleh Isa Al-Masih pada Perjanjian Baru.
Justru Allah sendiri yang memberikan jalan keluar atas dosa dan kematian, yaitu dengan sistem penggantian atau substitusi. Setelah manusia berdosa, dijalankan sistem penggantian. Setelah Adam berdosa di hadapan Allah, Allah menentukan sistem penggantian dengan darah yang dicucurkan, binatang yang mati dibunuh. Pertama, ada binatang yang dibunuh untuk diambil kulitnya untuk pakaian Adam dan Hawa (Taurat, KItab Kejadian 3:21).
Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah yang hidup. Dia sudah ada sebelum dunia ini ada, namun Isa Al-Masih sebagai manusia baru dikenal mulai masa Perjanjian Baru. Jadi tidaklah salah apabila Musa diselamatkan karena iman kepada Isa Al-Masih.
“Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah” (Injil, Surat Ibrani 11:24-26).
~
Slamet
~
Coba berikan kepada saya pernyataan Yesus, bahwa dosa Adam di berikan kepada semua manusia, dan Yesus menjadi penebus dosa Adam. Dari cerita-cerita Injil, saya melihat bahwa dosa manusia tidak dipindahkan kepada orang lain. Tidak pernah ada pernyataan Yesus bahwa dosa Adam di bebankan pada seluruh umat manusia. Pernyataan dosa warisan di informasikan oleh Paulus, seorang yan mengaku jadi rasul.
~
Saudara Malikul,
Memang Injil tidak pernah mencantumkan firman Isa Al-Masih berkenaan dengan pertanyaan saudara. Sebab Isa Al-Masih mengetahui semua orang telah berdosa. Ini adalah fakta yang telah menjadi pengetahuan umum. Karena itu, Isa Al-Masih bertindak untuk menyelamatkan manusia dengan “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
Kami menyadari ini tidak mudah diterima oleh saudara. Tetapi kita perlu menerima firman yang disampaikan Isa Al-Masih dan tindakan-Nya menyelamatkan manusia dari dosa. Dialah yang memikul dosa semua manusia, Muslim dan Kristen. Kiranya saudara merenungkan ini.
~
Solihin
~
Dosa dihapuskan oleh salib Yesus? Oh ya, enak banget ya anda. Sekalipun berdosa asal percaya
Yesus, dia tetap masuk sorga. Mending kalau benar, kalau ternyata tidak, bagaimana?
Jelas mending Islam sudah percaya Nabi Isa, Islam masih harus ibadah. Soalnya kami sadar, kalau kami harus memberikan yang terbaik sama Allah.
~
Saudara Anda,
Kami menghargai dan setuju dengan komentar saudara.
Inilah yang dinamakan anugerah, suatu pemberian yang sebenarnya tidak layak kita terima. Keselamatan memang anugerah Allah melalui kematian Isa Al-Masih disalib kepada orang berdosa yang diterima hanya oleh iman kepada-Nya.
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Injil, Surat Efesus 2:8).
Pertanyaannya:Apakah setelah menerima anugerah Allah ini, kita tidak perlu berbuat baik dan ibadah?
Jelas kita yang telah menerima keselamatan ini, tidak hanya diselamatkan dari hukuman neraka tetapi juga diselamatkan dari kehidupan hawa nafsu yang sia-sia. Oleh karena itu orang yang telah diselamatkan pasti beribadah kepada Allah dan berbuat baik terhadap sesama manusia.
“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Injil, Surat Efesus 2:10).
~
Slamet
~
Kepada Anda Stress,
(Dosa dihapuskan oleh salib Yesus? Oh ya, enak banget ya anda. Sekalipun berdosa asal percaya
Yesus, dia tetap masuk sorga.)
Respon:
Saudara, anda stress juga keliru (#nama yang kocak).
Kalau Kristen KTP saja ya belum tentu masuk surga. Bahkan pendeta-pendeta yang jago berceramah, rajin puasa, rajin berdoa, bisa mengusir setan, juga belum tentu masuk surga. Hanya Kristen yang mengimani kematian Yesus, percaya dengan tulus dengan segenap hati pikirannya. Juga sangat taat akan ajaran-ajaran dan perintah-Nya saja, dan setia kepada imannya sampai dia meninggal dunia. Inilah berhak masuk surga.
Salam.
~
Saudara ApaAja,
Memang benar orang Kristen itu adalah orang yang sungguh percaya Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat. Mereka adalah orang-orang yang sifatnya telah dijadikan baru di dalam Isa Al-Masih. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17).
Bahkan Isa Al-Masih dengan tegas mengatakan, apabila seseorang tidak dilahirkan kembali ia tidak dapat melihat sorga. “Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:3)
~
Slamet
Allah itu kasih,akibat dosa asal adam&hawa maka Tuhan rela datang dlm rupa mnsia,Awas, istilah “dosa-asal” sering disalah-pahami sbgn orang. Sbgn Muslim bahkan memplesetkannya menjadi “dosa-waris” yg turun temurun.
Dosa-asal bkn dosa-asli segepok Adam yg dipindah-lengketkan kpd keturunannya. Itu melainkan adalah dosa- perdana, yg Tuhan perkutukkan kpd Adam sbg Pengelola Bumi (Kej.1:28) / Khalifah-Bumi dlm istilah Quran. Krn status & perannya sbg khalifah bumi, mk dampak kutukannya menjalar keseluruh bumi (dgn akibat alam yg tdk ramah) & khususnya menjalar kpd mnsia, shga semua orang menjadi hamba dosa & cenderung berbuat dosa (Roma 5:12-15; Yoh.8:34).
lanjut
Mnsia tercemar “gen” dosa yg membuahkan domain-natural bg dosa dr dlm dirinya sendiri. stp mnsia memang menanggung dosanya sendiri2 (tdk diturunkan segepok-segepok). “Orang yg berbuat dosa itulah yg hrs mati. Anak tdk akan turut menanggung…” (Yeh.18:20). Dosa Adam (dan moyang lainnya) tdk dilimpahkan kpd anak2,namun akibat kutukan Tuhan, “natur-dosa” telah menjalar kesemua dimensi kehidupan & mencemarinya!