Di dunia kejahatan sungguh berkuasa. Banyak orang menderita karena penipuan, kemarahan, dan pembunuhan. Keluarga dan masyarakat mengalami siksaan dan bencana. Kegelapan dalam dunia memperbudak dan memenjarakan banyak orang. Kitab Injil berkata, “Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (Injil, Surat 1 Petrus 5:8).
Bagaimana dengan ajaran Islam dan adanya kejahatan dimana-mana, siapa penyebab dibalik adanya kejahatan menurut Al-Quran?
Pandangan Al-Quran: Islam Dan Adanya Kejahatan
Darimanakah sumber penderitaan dan siksaan manusia? Iblis merupakan salah satu sumber kejahatan dan penderitaan. Itulah sebabnya iblis merupakan musuh Allah dan manusia. Al-Quran menulis “sesungguhnya setan itu musuh yang terang [jelas/nyata] bagi manusia” (Qs 17:53).
Iblis ingin memerintah, merugikan, dan menghalangi manusia untuk mengenal Allah. Iblis juga membohongi dan menipu manusia. Kita harus mengetahui suatu kebenaran, agar kita mendapat perlindungan dari kuasa-kuasa jahat.
Hanya Tuhan Yang Berkuasa Atas Iblis
Iblis adalah oknum yang kuat. Bagaimana manusia dapat menanganinya? Bagaimana melindungi keluarga dan masyarakat dari kuasanya?
Baik Al-Quran maupun Injil menekankan bahwa Allah berkuasa atas Iblis. Menurut Injil, Isa Al-Masih juga berkuasa atas iblis. Mengapa? Karena Isa Al-Masih suci, “Sesungguhnya aku ini [Jibril] hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci” (Qs 19:19). Iblis tidak ingin kita mengetahui kebenaran ini! Iblis memberi pengharapan lain, yang bukan dalam Isa Al-Masih. Pengharapan ‘baik’ yang dia berikan, sebenarnya hanya tipuan yang akan membawa manusia ke neraka.
Di antara mujizat yang dilakukan Isa Al-Masih, Dia mampu membebaskan orang dari kuasa gelap. Tertulis dalam Kitab Injil, Isa mengusir roh jahat dari seseorang di rumah ibadat (Injil, Rasul Markus 1:23-27).
Kepada pengikut-Nya pun Isa Al-Masih memberi kuasa untuk menguasai kejahatan iblis. Mereka diberi kuasa untuk mengusir iblis.
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Injil, Surat Para Rasul 1:8).
Nama Isa Al-Masih berkuasa untuk mengalahkan Iblis dan kuasa kegelapan.
Adakah Saudara Dikuasai Kegelapan?
Fakta yang terjadi bagi umat beragama, Kristen, Islam dan adanya kejahatan di mana-mana terkadang mengakibatkan ketakutan, kemarahan, atau keputus-asaan. Tentu Allah tidak ingin semua manusia menderita. Allah merindukan umat-Nya mengalami kemenangan dan berkuasa atas kuasa kegelapan. Dia ingin hati manusia dipenuhi dengan pengharapan dan keberanian.
Kitab Injil berbicara bagi manusia, “Tetapi Tuhan [Isa Al-Masih] adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat” (Injil, Surat 2 Tesalonika 3:3).
Allah mengaruniakan kedamaian yang dapat diterima melalui Isa Al-Masih. Di dalam Injil, Isa Al-Masih berkata kepada kita, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Jangan gelisah dan gentar hatimu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:27).
Sang Pemberi Kehidupan dan Pemelihara Jiwa Kita
Isa Al-Masih adalah Pemelihara kehidupan. Dia mengaruniakan kehidupan yang kekal dan melindungi jiwa manusia. Roh jahat dan kegelapan tidak berkuasa lagi atas orang yang berada dalam Isa Al-Masih. Yaitu mereka yang menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat pribadi, dan percaya bahwa Dia telah mati di kayu salib bagi dosa manusia.
Keselamatan dari Isa Al-Masih berlaku bagi setiap orang. Dengan mengundang-Nya menjadi Tuhan atas hidup kita, maka Dia akan memberi hidup kekal dan melindungi dari kuasa gelap dan ketakutan.
[Staf Isa dan Islam – Kiranya Saudara mengunjungi link: http://tinyurl.com/6ntpehg, untuk mempelajari karunia Keselamatan dari Allah yang mengasihi dan menantikan Saudara.]
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Teka-Teki Keadilan Dan Rahmat Allah
- Bagaimana Rahmat Dapat Mengubah Hati?
- Al-Fatihah 2-4 Menjelaskan Pribadi Isa Al-Masih
- Sikap Isa Al-Masih Terhadap Pembantaian Muslim Rohingya
- Mukmin Afghanistan Lewati Timur Tengah Untuk Menemukan Jalan Lurus
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Kristen, Islam Dan Adanya Kejahatan Di Mana-Mana”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
Sudah jelas di Qs 19:30 Isa hanya seorang manusia, Dia hanya nabi bukan Tuhan.
Suci yang dimaksud di Qs19:19 adalah bayi Isa yang suci. Sebagaimana juga bayi manusia lainnya, juga suci. Bayi itu memang suci, dan belum berdosa.
~
Memang dalam Qs 19:30, menyatakan Isa Al-Masih adalah nabi. Bagaimana dengan Isa Al-Masih sebagai “Kalimat Allah” (Qs 3:39) dan “seorang terkemuka di dunia dan di akhirat” (Qs 3:45)? Hal ini tidak dikatakan pada seorang nabi lainnya, termasuk Muhammad.
Tentunya Nabi Daud tidak mengatakan: “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” (Zabur, Kitab Mazmur 51:5), kalau semua bayi manusia adalah suci.
Ayat ini menunjukkan bahwa dihadapan Allah, seluruh umat manusia telah menjadi hamba dosa. Meraka condong dan bernafsu untuk berbuat dosa. Bahkan Al-Quran mencatat bahwa nabi-nabi Allah itu juga berdosa. Seperti Nabi Nuh (Qs 11:47), Nabi Ibrahim, (Qs 26:82; 14:41), Nabi Musa (Qs 28:15-16), dan juga Nabi Muhammad (Qs 48:2; 47:19).
Hanya Isa Al-Masih yang berani mengatakan: “Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:46). Dan “ supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” (Injil, Rasul Lukas 5:24).
Bukankah hanya Allah saja yang tidak berdosa dan yang berhak mengampuni dosa manusia, bukan?
~
SL
~
Menanggapi balasan admin untuk komentar saudara Nuno.
Ayat (yang kerap anda jadikan landasan) Surat Ali Imron:45 bunyinya bukan seperti itu.
“mushaddiqom bi kalimatim minnal Allah”
Saya jabarkan tafsir perkata
“mushaddiqom”= berasal dari kata shiddiq,artinya bersifat benar, ditambah imbuham ‘mu’ berarti pelakunya. Maka artinya orang yang membenarkan
Membenarkan apa?
“bi kalimati minnal Allah” =bi kalimati artinya kalimat/ayat/firman, minnal artinya berasal/dari, dan Allah
Jadi artinya “yang membenarkan kalimat/firman dari Allah” Sudah sering saya katakan. Jangan memenggal ayat serampangan. Apalagi cuma mengambil dari terjemahan.
~
Dalam Al-Quran terjemahan sering ada tambahan dalam kurung, sehingga Qs 3:45 dikesankan bahwa Isa Al-Masih adalah pribadi yang diciptakan dari Kalimat Allah.
Pada hal wahyu Allah sebelumnya yaitu 700 tahun sebelum Al-Quran ada mengatakan bahwa Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah yang telah menjadi manusia.
“Pada mulanya adalah kalimat. Kalimat itu bersama sama dengan Allah dan kalimat itu adalah Allah. Kalimat itu telah menjadi manusia” Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1,14).
Mungkinkah Allah berubah-ubah dalam memberikan wahyu-Nya kepada umat manusia, tidak bukan?
~
Slamet
~
Tanda kurung diberikan agar sesuai dengan makna aslinya, sebagaimana orang Arab asli memaknainya.
Terjemahan tak mungkin bisa sama persis dengan sinonim dalam bahasa asli. Jadi penambahan tanda kurung adalah untuk menambahkan keterangan penjelasannya. Tanpa tanda kurungpun, orang Arab asli sudah tahu persis maknanya.Seandainya kalimat dalam tanda kurung tsb merusak konten, tentu Al Qur’an Indonesia diprotes oleh orang asli Arab.
~
Sdr. Xucinxgaronx,
Terimakasih untuk penjelasan Anda mengenai tanda kurung dalam terjemahan Al-Quran.
Masih berkait dengan apa yang disampaikan staff IDA (Sdr. Slamet) di atas, Qs 3:45 berseberangan dengan firman Allah di dalam Injil Yohanes 1:1,3,14, dimana Isa Al-Masih adalah Kalimatullah, Sang Pencipta, bukan ciptaan. Padahal, di sisi lain, Al-Quran sendiri mengakui kebenaran Injil yang telah ada 7 abad sebelum Al-Quran itu sebagai petunjuk dan cahaya bagi orang bertakwa (Qs 5:46).
Nah, mungkinkah Allah menurunkan wahyu yang saling bertentangan? Apakah Allah sungguh-sungguh Maha Benar jika Ia dapat melakukan kesalahan dan merevisinya melalui kitab yang muncul kemudian? Di manakah konsistensi kebenaran itu sendiri?
~
Yuli
~
Tunjukkan satu ayat saja di dalam Injil/Alkitab bahwa “mereka yang menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat pribadi, dan percaya bahwa Dia telah mati di kayu salib bagi dosa manusia maka hidupnya akan kekal dan selamat.”
~
Jelas Kitab Suci Injil menegaskan bahwa untuk memperoleh keselamatan masuk sorga itu hanya ada dalam nama Isa Al-Masih, bukan yang lain.
“Tidak ada keselamatan melalui seorang lain pun, karena di kolong langit ini tidak ada satu nama lain pun yang diberikan kepada manusia sehingga melalui nama itu kita dapat diselamatkan”(Injil, Surat Kisah Para Rasul 4:12).
Dan agar diselamatkan maka kita harus percaya kepada Isa Al-Masih sebagai Juruselamat.
“Percayalah kepada Isa, Junjungan kami Yang Ilahi, maka engkau akan diselamatkan; engkau dan seisi rumahmu”(Injil, Surat Kisah Para Rasul 16:31).
~
Slamet
~
Hanya Tuhan Yang Berkuasa Atas Iblis
Anda benar hanya Tuhan yang berkuasa atas Iblis, yang pasti mencoba/mengganggu manusia termasuk mencoba Yesus.
Untuk itu marilah kita sembah Tuhan yg Esa, Yesus masih dicoba Iblis, Tuhan pasti tidak bisa diganggu Iblis karena Iblis adalah ciptaannya, Iblis takut pada Tuhan.
~
Saudara Malikul,
Jelas Iblis tunduk kepada Isa Al-Masih, mari kita perhatikan Injil Rasul Lukas 8:28, “Ketika ia [setan] melihat Yesus [Isa Al-Masih], ia berteriak lalu tersungkur di hadapan-Nya dan berkata dengan suara keras: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi [gelar keilahian Isa Al-Masih]? Aku memohon kepada-Mu, supaya Engkau [Isa Al-Masih] jangan menyiksa aku.”
Setan-setan juga memohon agar Isa tidak menyiksanya. “Lalu setan-setan itu memohon kepada Yesus [Isa Al-Masih], supaya Ia jangan memerintahkan mereka [setan-setan] masuk ke dalam jurang maut [neraka]” (Injil Rasul Lukas 8:31).
Siapakah Isa Al-Masih sebenarnya, Setan/Iblis sujud dan begitu takut kepada-Nya? Saudara sendiri mengatakan Iblis takut pada Tuhan, bukan?
~
Slamet
~
Sdr Slamet,
Yesus masih dicobai iblis, dan iblis masih berani karena Yesus manusia. Tuhan sangat berbeda dengan manusia. Sampai saat ini saya dengar banyak pastur yg bisa mengusir setan.
~
Saudara Malikul Kudus,
Jelas tidak ada seorangpun yang dapat menang melawan setan/iblis. Oleh sebab itu tidaklah mungkin seseorang dapat mengusir setan apabila tidak menerima kuasa dari Isa Al-Masih.
Mengenai hal ini memang Isa Al-Masih telah berjanji kepada setiap pengikut-Nya. “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku” (Injil, Rasul Markus 16:17).
Dan ternyata pekerjaan mengusir setan menurut Kitab Suci bukanlah pekerjaan “luar biasa” melainkan merupakan hal yang wajar, biasa, normal,yang menyertai orang-orang yang percaya kepada Isa Al-Masih. Tapi bagi yang tidak percaya Isa Al-Masih adalah luar biasa.
~
Slamet
~
Saudara Slamet,
Anda benar pekerjaan mengusir setan bukan pekerjaan luar biasa bagi pengikut Isa Al-Masih. Berikut ayatnya:
“Yohanes berkata: “Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita” (Injil, Rasul Lukas 9:49).
“Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita” (Injil, Rasul Markus 9:38).
~
Saudara Malikul,
Alkitab mengajarkan pada kita bahwa kuasa Yesus Kristus lebih besar daripada kuasa Setan. Setiap orang yang percaya pada kuasa Nama Yesus juga dapat menang atas semua kekuatan Setan.
Bagaimana dengan saudara? Apabila saudara percaya pada Yesus Kristus maka saudara dapat menang atas Setan. Mengapa? Karena Setan takut pada Yesus Kristus.
“Seorang yang kerasukan setan berteriak dengan suara keras: “Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah” (Injil, Rasul Lukas 4:43-44).
~
Slamet
~
Saudara Malikul Kudus,
Benar sekali, saudaraku kejahataan ada dimana-mana semuanya itu kurangnya bimbingan rohani bagi setiap manusia. Manusialah menciptakan kejahaan itu karena di dalam hatinya ada rasa cemburu, iri, sirik, dengki, rakus, tamak dan sebagainya.
Bila iman kita ditaburi dengan firman Allah dengan betul dan rutin kemungkinan kecil Iblis dapat merasuki hati kita untuk berbuat yang jahat.
Kalam Yesus Kristus: “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah” (Injil Surat Galatia 6:9).
~
Saudara Natal,
Ketika Allah menciptakan Adam, manusia yang pertama hatinya bersih tidak bercacat cela. Tetapi kemudian Adam berbuat dosa. Ia mendengar dan mentaati suara iblis Adam meninggalkan jalan yang benar, yang ditunjukkan Allah.
Iblis senang, ia mendapat tempat dalam hati Adam. Kita semua sama seperti Adam. Kita telah berbuat dosa. Oleh karena itu Firman Allah mengatakan, “Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang” (Injil, Rasulo Besar Matius 5:18-20).
~
Slamet
~
Sdr Slamet,
Saya tidak takut pada setan, karena saya percaya pada Allah Yang Maha Esa, Tuhan dari Isa Al-Masih.
Kejahatan berupa pembunuhan, pencurian, perkosaan ada dimana-mana karena pengaruh minuman keras, narkoba, penyimpangan seksual, adakah aturan tegas dalam Kristen yang bisa menyelesaikan secara pasti kejahatan ini.
Faktanya di negara-negara Kristen seperti Filiphina, Amerika, Meksiko, angka kejahatan sangat tinggi, sehingga di beberapa tempat di negara tersebut pada malam hari tidak disarankan untuk jalan kaki keluar rumah.
Anda tahu kelompok kriminal terbesar berada di luar negara-negara Islam seperti Mafia di Italia dan Amerika, Coclombia, Meksiko, Yakuza di Jepang, Triad di Hongkong, apakah ada di negara Arab atau Indonesia?
~
Saudara Malikul,
Pada mulanya Allah menciptakan manusia dan seluruh alam semesta dalam keadaan yang harmonis dan sungguh amat baik. Alkitab mencatat, “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik” (Taurat Kitab Kejadian 1:31).
Namun kemudian manusia jatuh ke dalam dosa. Manusia tidak mentaati perintah Allah dengan memakan buah yang terlarang. Manusia tergoda oleh rayuan iblis yang memutar-balikkan perintah Allah tersebut. Sehingga semua orang telah berbuat dosa, bukan hanya negara Kristen, tetapi juga di negara Islam.
Bagaimana manusia bisa pulih seperti semula? Ketika seorang berdosa, menerima Isa Al-Masih sebagai Juru Selamat pribadi, maka Allah akan menghapus hukuman atas dosa-dosanya tersebut. Lebih dari itu ia akan mengalami hidup yang baru. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”(Injil, Surat 1 Korintus 5:17).
~
Slamet
~
Saudara Malikul,
Saudaraku, sepertinya hanya orang Kristen saja yang melakukan kejaharan, anda memberikan contoh negara-negara kristen. Saudaraku, diakhir zaman ini malah negara-negara muslim yang lagi perang.
Saudaraku, mari tegakkan kebenaran Allah, mulai dari diri sendiri, jika ada kejahatan dimana-mana, apakah anda tidak melakukan kejahatan (dosa)?
Saudarakau, untuk itu mari kita melakukan mulai dari diri sendiri, lalu mengajak teman se lingkungan dan seterusnya.
~
Saudara kita mengetahui dalam Kitab Suci Allah, “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Injil, Surat Roma 6:23).
Injil adalah kabar baik yang dibawa oleh Isa Al-Masih adalah berita bahwa dosa telah menjauhkan manusia dari Allah dan membawa hukuman dari Allah. Tetapi, karena kasihNya yang begitu besar kepada manusia, Allah bertindak untuk menyelamatkan manusia dari hukuman kekal.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
Slamet