Masalah ke-Esa-an Allah adalah topik menarik untuk dibicarakan. Baik orang Islam maupun Kristen percaya menyembah pada Allah yang Esa.
Apakah sebenarnya arti kata “Esa” itu sendiri? Mengapa Islam dan Kristen mempunyai pandangan yang sama tentang sifat Allah yang satu ini? Bagaimana arti “Esa” dalam agama Islam dan Kristen? Apakah Al-Quran dan Muhammad mengartikan Allah yang Esa sama dengan pengertian dalam Injil?
Esa Hanya Milik Allah
Arti kata Esa dalam bahasa Arab disebut Ahad atau Ahadun yang adalah Satu. Dalam pengalaman kami berinteraksi dengan umat Muslim, mereka sangat yakin kata Esa hanya milik Allah SWT sebab Allah mutlak satu dan tunggal.
Atas dasar inilah, para ahli umat Muslim masa lalu mengembangkan rukun Islam mengenai Allah yang Esa. Konsep ini disebut “Tauhid” dalam bahasa Arab.
Muhammad mengartikan Allah Yang “Ahadun”
Al-Quran hanya menjelaskan satu kali bahwa Allah itu esa atau Ahadun. “Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa” (Qs 112:1). Dan lima kali menjelaskan Allah yang esa atau ahadun itu, tidak ada yang menyerupai-Nya (diantaranya Qs 89:25).
Berdasarkan pengertian yang demikian, umat Muslim percaya setelah penciptaan dunia, Allah hanya berada di sorga. Ia tidak boleh melakukan kegiatan apapun di dunia. Semua kehendak dan rencana-Nya, harus dan hanya dijalankan oleh malaikat-malaikat-Nya untuk berinteraksi dengan manusia.
Siapapun, . . . Adalah “Ahadun”
Sayangnya, dalam menjelaskan ahadun Al-Quran memberi dua pandangan yang berbeda. Siapapun juga dapat disebut ahadun.
Tidak seorangpun juga disebut ahadun (menyerupai Allah). “Katakanlah: “Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun (ahadun) yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya” (Qs 72:22).
Namun di ayat lain dikatakan seseorang dapat disebut “ahadun”. “. . . Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang (ahadun) seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujahmu di sisi Tuhanmu”. . .” (Qs 3:73).
Ahad atau Ahadun
Bila demikian, maka arti kata Esa atau Ahad atau Ahadun bukan milik Allah semata. Tetapi dapat menjadi milik siapapun. Sehingga kata Esa tidak berarti mutlak “satu” tetapi bagian dari “kesatuan.”
Jadi, inilah pertanyaan yang perlu direnungkan: Manakah yang benar: Allah itu Tunggal atau Allah itu Esa? Karena tidak pernah ada keputusan dalam sejarah umat Muslim maupun Kristen yang mengatakan Allah itu Tunggal. Juga tidak ada isi doa mengatakan: “kepada Allah yang Tunggal”.
Dan karena Allah bukan hanya memiliki Roh, tetapi juga memiliki bagian diri-Nya yang lain. Diri-Nya yang lain berarti Allah juga punya perasaan, sehingga Ia dapat mengasihi. Allah juga punya pikiran, sehingga Ia bisa mengadili dengan seadil-adilnya.
Allah yang “Echad” dalam Alkitab
Dua ribu tahun sebelum agama Islam muncul, Kitab Taurat Musa telah mendeklarasikan bahwa Allah itu Esa (Ibrani: echad) (Taurat, Kitab Ulangan 6:4). Seharusnya Al-Quran dan Muhammad mengartikan Allah sesuai dengan kitab terdahulu agar kaum Muslim tidak keliru memahami maksud dari Allah yang Esa.
Adapun arti kata echad adalah “satu” yang merupakan “kesatuan” yang tidak terpisahkan. Pengertian ini tidak berbeda dengan pengertian dari kata ahad atau ahadun yang sudah dijelaskan di atas.
Dengan kesamaan pengertian tersebut, maka patut dipertanyakan apa yang dimaksud dengan Allah itu esa atau satu tapi merupakan kesatuan?
Allah yang Esa Adalah Satu Kesatuan
Orang Kristen menyebut Allah adalah Esa, pengertian yang sama dengan menyebut Allah Tri-Tunggal. Hal ini bukan dimaksudkan dengan formula 1+1+1=3. Tetapi dengan pengertian formula 1x1x1=1. Bukan dimaksud dengan relasi dari Tiga Allah (dari penganut sekte Unitarian) dan bukan pula dimaksudkan dengan tiga keberadaan yang tiga-tiganya adalah Allah (dari penganut sekte Triteisme).
Ketiga oknum itu dikenal dengan nama: Allah Bapa, Allah Roh, dan Kalimat/Firman Allah. Ketiga oknum ini, selain merupakan satu kesatuan, juga mempunyai kesetaraan yang sama.
Kalimat Allah Menyelamatkan Dunia
Kemudian diterangkan juga bahwa Allah mengutus Kalimat-Nya ke dunia dalam rupa Isa Al-Masih. Selama proses dalam rahim, Isa Al-Masih juga disebut berasal dari Roh Allah (Qs 4:171). Ini berarti bahwa ada Allah, ada Roh Allah dan ada Kalimat Allah dalam rupa Isa Al-Masih. Inilah yang disebut “satu” yang merupakan “kesatuan” yang tidak terpisahkan.
Dijelaskan lebih lagi, tujuan Kalimat Allah tersebut datang ke dunia untuk memberi jaminan kepastian keselamatan bagi setiap orang yang mau menerima-Nya. “. . . setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15).
[Staf Isa dan Islam – Bacalah kesaksian dari orang-orang yang telah menerima Jaminan Keselamatan dari Kalimat Allah pada artikel kesaksian ini.]
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Bagaimana Muhammad Mengartikan Allah Yang Esa” , silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
Siapa yang pertama kali membuat asas Tritunggal?
Yesus tidak pernah mengatakan itu.
~
Memang tidak ada istilah Tritunggal atau Trinitas baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru.
Namun sejak semula Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia dalam Allah Tritunggal. Dalam Taurat Kejadian 1:26, Allah menggunakan kata ganti Kita (jamak tetapi esa). “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,…”
Isa Al-Masih juga memperkuat pernyataan-pernyataan ketritunggalanNya dengan menyuruh murid-muridNya menjadikan seluruh bagsa itu muridNya dan membaptiskan mereka dalam nama “Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Injil, Rasul Besar Matius 28:19).
Selanjutnya untuk penjelasan selengkapnya, saudara kami persilakan membaca artikel “Keesaan Allah dan Allah Tritunggal.”
~
SL
*
Anda bilang: “Memang tidak ada istilah Tritunggal atau Trinitas baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru.”
Kemudian siapa yang membuat istilah itu? Padahal itu adalah prinsip dasar Kristen. Bagaimana sampai Tuhan tidak menjelaskan itu?
~
Saudara Maha, kiranya perlu diketahui bahwa istilah “Tritunggal” tidak ada dalam Alkitab (juga istilah “tauhid” tidak ada dalam Al-Quran), namun keseluruhan Alkitab mengajarkan bahwa Allah Yang Maha Esa, juga beroknum tiga.
Doktrin Allah Tritunggal merupakan doktrin utama Kristen dan sekaligus merupakan doktrin yang unik di antara agama-agama yang ada di dunia. Doktrin ini sudah ada sejak masa Bapak Bapak Gereja, Tertullianus adalah orang yang pertama kali merumuskan istilah dan pengertian Tritunggal.
Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, menyatakan keberadaan Allah Bapa, Kalimat Allah dan Roh Kudus tersirat dalam banyak ayat, baik secara terpisah maupun bersama-sama. Misalnya dalam perintah Isa Al-Masih tentang pembaptisan.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Injil, Rasul Besar Matius 28:19).
~
SL
*
Dalam Injil, Rasul Besar Matius 28:19, Yesus tidak pernah mendeklarasikan bahwa Bapa dan Anak dan Roh Kudus Esa, bahwa Bapa dan Anak dan Roh Kudus sama, bahwa Bapa dan Anak dan Roh Kudus satu, bahwa Bapa dan Anak dan Roh Kudus harus disembah.
Dalam Al-Quran (Qs 3:2), Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, jelas mendeklarasikan bahwa Allah adalah Tuhan yang harus disembah.
Jadi umat Kristen yang menyembah Yesus dan Roh Kudus berlandaskan tafsiran atau siratan ayat padahal Yesus tidak pernah menyuruh/mendeklarasikan itu tetapi hanya tafsiran/siratan dari Tertullianus.
~
Injil Rasul Besar Matius 28:19, adalah salah satu ayat tentang Allah Tri Tunggal. Dalam ayat ini memang tidak ada istilah esa atau satu. Namun dalam ayat yang lain dengan jelas menyatakan bahwa Allah Bapa dan Kalimat Allah adalah satu.
“Aku dan Bapa adalah satu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30).
Umat Kristen menyembah Allah Esa dengan tiga pribadi berdasarkan atas penyataan Allah dalam Alkitab.
Alkitab adalah wahyu Allah dalam bentuk tulisan. Hanya melalui Alkitab manusia dapat mengenal penyataan diri Allah dan kehendak-Nya.
~
SL
*
Dari Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30, “Aku dan Bapa adalah satu.”
Ayat ini sudah memberi tahu bahwa seharusnya doktrin Kristen bukan Tritunggal tetapi dwitunggal. Tidak pernah ada ayat Injil yang mengatakan Allah, Yesus dan Roh Kudus
adalah sama.
Mohon ditanggapi.
~
Saudara Maha,
”Aku dan Bapa adalah satu.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30), memang bukan ayat yang menyatakan secara langsung bahwa Allah itu Tritunggal. Ayat ini justru merupakan klaim bahwa Isa Al-Masih itu adalah Tuhan.
Ayat yang menyatakan bahwa Allah itu Tritunggal adalah sabda Isa Al-Masih yang tertulis dalam Injil, Rasul Besar Matius 28:19. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”
Ajaran Tritunggal mengakui Satu Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, di mana ketiganya adalah berbeda namun sama dalam esensi, kedudukan, kuasa dan kemuliaannya.
~
SL
*
Injil mengatakan : ”…Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga, tempat kediaman-Mu yang tetap,..” (Kitab 1 Raja Raja 8:39).
Apakah surga itu ciptaan Tuhan yang esa?
Sebelum menciptakan surga, Allah tinggal dimana? Tidak mungkin Tuhan tinggal pada ciptaan-Nya.
Agama Islam tidak pernah mencampuradukkan Allah dengan ciptaan-Nya. Tidak mungkin Allah jadi manusia turun ke bumi. Allah itu maha besar, ciptaan-Nya tidak sebanding sama sekali. Kalau Nasrani percaya Allah sebanding dengan ciptaannya, itu Tuhan yang lemah.
~
Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk sorga. Sorga digambarkan sebagai tempat kediaman Allah, tetapi bukanlah berarti Allah tinggal di suatu tempat seperti manusia, tetapi sorga merupakan tempat di mana kehadiran dan kemuliaan Tuhan paling nyata.
Allah sebagai pencipta pasti mempunyai suatu tujuan waktu menciptakan segala sesuatu. “TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka” (Zabur, Kitab Amsal 16:4).
Demikian juga ketika Allah menjadi manusia tentulah mempunyai tujuan. Allah menjadi manusia dalam Isa Al-Masih untuk menjembatani jurang pemisah antara Allah dan manusia.
Hanya dengan mengenal Isa Al-Masih, manusia dapat mengenal Allah yang esa.
“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:18).
~
SL
*
Admin,
Cara anda menjelaskan tentang Muhammad mengartikan Allah yang Maha Esa, salah kaprah. Islam berbicara tentang eksistensi Tuhan dalam sudut pandang yang lebih holistik, keluar dari kemakhlukan. Salah satu di antaranya adalah Tuhan sangat dekat dengan makhluk-Nya.
Diistilahkan lebih dekat daripada urat nadi yang ada di leher kita sendiri. Tentu, antara kita dengan urat leher tidak berjarak, Karena urat leher itu sudah di dalam tubuh kita. Tetapi Allah menggambarkan Dirinya sebagai lebih dekat daripada yang tidak ada jaraknya itu.
Ini sekaligus membantah orang-orang yang mempersepsi Tuhan sebagai sosok.
~
Saudara Yohanes,
Benarkah Allah yang Esa itu lebih dekat daripada urat leher?
Sebenarnya tidak ada seorang Muslim pun yang tahu, bagaimana kedekatan Allah terhadap dirinya. Jangankan “lebih dekat dari urat leher” setiap umat-Nya, satu kali pun Allah tidak pernah berbicara dengan nabi terdekat-Nya.
Nama Muhammad memang sempat disebut 4 kali (melalui Jibril, pihak ketiga) dalam Al-Quran. Namun tidak ada satu ayat pun yang menunjukkan Allah pernah memanggil dirinya secara pribadi.
Allah tidak pernah secara langsung berkata Muhammad kepada: ”Hai (engkau) Muhammad …”
Jadi Islam tidak dapat menunjukkan manifestasi apapun dari eksistensi Allah yang dapat disaksikan atau dirasakan oleh Muhammad maupun umat Muslim.
~
SL
*
Untuk Staff IDI,
Tuhan yang Esa itu akan memakai anda semua lebih dasyat lagi, sebelum kedatangan-Nya sudah lebih banyak lagi manusia yang belum dan keras kepada kebenaran di ubahkan dan diselamatkan dari hukuman kekal.
Tuhan memberkati.
~
Saudara Riswan,
Sebagaimana halnya nubuat tentang kedatangan Tuhan yang pertama sudah tergenapi, demikian pula nubuat tentang kedatangannya kembali yang kedua kali pasti akan digenapi.
Kedatangan kembali Isa Al-Masih akan mengakhiri zaman ini. Dan selanjutnya akan lahir zaman baru, zaman baru di mana Dia akan memerintah atas bumi ini.
Dan hari kedatangan itu sudah semakin dekat, dan sangatlah penting bagi kita untuk sama-sama memberitakan kabar keselamatan kepada setiap orang.
“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran” (Injil, Surat 2 Timotius 4:2).
~
SL
*
Umat Muslim hanya mengetahui bahwa Allah itu Esa, namun lucunya di mana keberadaan Allah itu sendiri meraka tidak tahu.
Al-Quran mengatakan bahwa, Allah bersemayam di Arsy tidak tahu di mana tempatnya dan tidak pula tinggal di surga. Namun ada ayat lain yang mengatakan, Allah lebih dekat dari urat nadi. Jadi mana yang benar, tidak tahu keberadaan Allah ataukah Allah dekat dengan urat nadi?
Kemudian, jika Allah umat Muslim tidak berada di sorga, untuk apa Al-Quran mengatakan tentang sorga yang akan diberikan kepada umat Muslim?
~
Saudara Dear God,
Terima kasih atas komentarnya. Kiranya Allah Yang Esa itu akan memberi pencerahan bagi saudara kita umat Muslim.
~
SL
*
Dear God,
Itulah umat Islam tidak berani mengatakan keberadaan Allah, karena umat Islam tahu dan meyakini bahwa Allah itu esa dan maha mengetahui. Jadi ketika ada orang mengetahui keberadaan Tuhannya berarti bukan Allah yang dia sembah karena orang itu tahu keberadaan Tuhan
~
Kalaupun umat Muslim tidak mengetahui keberadaan Allah yang esa, itu memang tidak boleh disalahkan. Karena Allah yang esa tidak pernah menyatakan diri-nya kepada Muhammad nabi umat Muslim. Dan sesungguhnya Muhammad tidak pernah mengenal Allah yang esa.
Hal ini sangat berbeda dengan nabi-nabi Israel. Kepada Nabi Musa, Allah pernah menyatakan diri-Nya bahwa Dia adalah Allah esa. Sehingga dalam kitab Taurat Nabi Musa berani mengajarkan kepada umat Israel adalah esa. “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Taurat, Kitab Ulangan 6:4)
Dan kepada Isa Al-Masih, Allah menyatakan diri-Nya disaksikan oleh banyak orang melalui suara dari sorga yang berkata: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Injil, Rasul Besar Matius 3:17).
~
SL
*
Dear Admin Yth,
Nabi Isa As dan Nabi Muhammad Saw adalah sama-sama seorang nabi dan rasul. Dan sama-sama menjalankan apa yang diperintahkan oleh-Nya.Hanya untuk menyembah Allah SWT.
Membahas soal ke-Esa-an Allah SWT sesuai dengan apa yang manusia inginkan sampai akhir hayat manusia itu pun pasti tidak akan merasa puas.
~
Saudara Ella,
Allah itu Esa. Kami pengikut Isa Al-Masih tidak pernah menyangkali ke-esa-an Allah. Kami percaya bahwa Allah itu Esa (echad), dan bukan Allah yang Tunggal (yachid). Jadi umat Kristiani mempercayai adanya Allah Tritunggal
Tentu tidak ada seorangpun yang dapat melihat Allah dan mengetahui apa yang dilakukan-Nya. Tetapi dengan Konsep Allah Tritunggal yang diajarkan dalam Alkitab, kami menjadi mengerti tentang Pribadi Allah. Walaupun memang tidak sepenuhnya.
Melalui konsep ini, kami menjadi mengenal Allah yang kami sembah. Dan melalui penjelmaan Kalimat Allah ke dunia, kami juga bisa melihat bagaimana Allah menyatakan kasih-Nya kepada manusia. Memang iman yang demikian tidak ada dalam ajaran lain, sehingga umat beragama menyatakan bahwa hal tersebut adalah iman yang sesat.
Bukankah lebih baik menyembah Tuhan yang kita kenal, dibanding Allah yang sama sekali tidak pernah menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya, bukan?
~
SL
*
Tuhan kita sama, literatur dan sejarah penyebaran ajaran yang berbeda. Contoh fakta yang menyatakan Tuhan kita sama adalah kita sama-sama yakin bahwa “Tuhan (Allah dalam Islam dan “konsep Tritunggal” dalam Kristen) adalah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya.
Kalau umat Muslim menganggap Tuhan Islam dan Kristen berbeda, artinya secara implisit meyakini ada Tuhan lain selain Allah itu adalah perbuatan musyrik, dosa hukumnya. Saya tidak tahu kalau dalam Kristen apa istilahnya.
Dengan kata lain Objek Sang Pencipta Alam ini adalah sama. Dari 99 nama Asmaul Husna nalar saya berpendapat bahwa Allah bukanlah sosok yang bisa kita lihat baik sekarang atau nanti, melainkan bisa kita rasakan kehadirannya.
~
Banyak orang yang beranggapan bahwa Tuhan dalam Alkitab dan Al-Quran adalah sama dan satu, hanya namanya saja yang berbeda. Dia adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi.
“Satu Allah” tidak berarti bahwa identitas dari Tuhan yang Esa itu sama pada kedua agama tersebut. Orang-orang di zaman purba bahkan telah mengajarkan bahwa Baal atau Molokh adalah satu-satunya Tuhan yang benar dan yang Maha Kuasa. Namun itu tidak menjadikannya sama dengan Tuhan orang Kristiani atau Allah orang Muslim.
Tuhan Alkitab adalah Allah yang exist, dan tampak dalam kehadiranNya ditengah-tengah umatNya. Dia berbicara langsung dengan manusia (termasuk nabi-nabi Allah). Dia bernubuat di antara sejarah manusia. Dia bermukjizat di antara para saksi.
Bahkan Dia berinkarnasi menjadi manusia, dan bersedia mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa. “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Injil, Surat Roma 5:8).
~
SL
~
Coba anda jelaskan tauhid dalam Al-Quran serta rumusan-rumusan masalahnya?
~
Saudara Sujarwo,
Melalui artikel ini sebenarnya jawaban atas pertanyaan saudara sudah kami jawab dengan jelas. Namun apabila saudara ingin mengetahui pandangan kami tentang konsep Tauhid, silakan saudara membaca pada link http://tinyurl.com/bslhrsz.
Dan apabila ingin berdiskusi, saudara dapat menuliskan email pada
Demikian harap makhlum dan terima kasih.
~
Slamet
~
Saudara Ella,
Bukan Allah tidak mau mengenalkan diri-Nya, hanya saja anda yang tidak mau mengenal-Nya.
Begitu banyak dalam semua kitab (Injil, Taurat, Zabur, dan Al-Quran). Tentang bagaimana Allah itu, telah dikenalkan kepada kita sifat wajib bagi-Nya, sifat harus bagi-Nya dan sifat mustahil bagi-Nya.
~
Saudara Sujarwo,
Kami setuju dengan pandangan saudara bahwa memang sejak jaman dahulu Allah selalu memperkenalkan diri-Nya kepada manusia melalui firman-Nya. Namun pada jaman akhir ini Allah ingin menyatakan diri-Nya melalui Isa Al-Masih.
“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta” (Injil, Surat Ibrani 1:1-2).
Sudah jelas bahwa Tuhan menggunakan banyak cara untuk berbicara atau memperkenalkan diri-Nya kepada kita. Namun masalahnya bukan apakah Dia berbicara kepada kita atau tidak, melainkan, apakah kita bersedia mendengarkan-Nya. Mintalah Tuhan untuk membantu kita peka pada saat Dia berbicara. Biarkan Roh Allah menuntun kita sepanjang hari dengan cara yang tidak dapat kita duga.
~
Slamet
~
Staff IDI,
1)Pemahaman tentng Allah Taala adalah mengikut martabat manusia dari yang paling jahil kepada bijaksana.
2)”Aku dan Bapa adalah satu.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30)
Tahukah kamu dalam keadaan apakah Isa menyebutkan kata-kata itu? Dalam Islam juga terdapat wali Allah yang melalui pengalaman seperti itu seumpamanya Mansur Al-Hallaj. Tapi kami tidak menganggap bahwa ia adalah Tuhan sebab Allah itu Esa.
3)Kamu sudah keliru jauh tentang Allah yaitu DZat Allah yang paling tinggi. Manusia tidak boleh mengkaji pun tentangNya.
Semoga kamu beroleh hidayah.
~
Manusia tidak dapat memahami tentang Allah, kalau Allah tidak menyatakan diri-Nya.
Perkataan Isa Al-Masih, “Aku dan Bapa adalah satu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30), menyatakan bahwa Isa Al-Masih dan Allah memiliki satu Dzat, satu Hakekat yaitu Allah. Konteks kata satu menjelaskan “persatuan dan kesatuan hubungan timbal-balik yang esensial antara Isa Al-Masih (Kalimat Allah) dan Allah (Allah Bapa).
Bahkan tidak ada seorang pun dapat membayangkan untuk berjumpa dengan Allah sendiri secara “muka ketemu muka” Namun Isa Al-Masih berjanji akan menyatakan Allah kepada murid-murid-Nya melalui diri-Nya. Oleh karena itu Dia berkata kepada Filipus murid-Nya: “Barang siapa yang telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:9).
Allah yang tak terbatas tidak mungkin dapat dipahami oleh ciptaan-Nya yang terbatas. Namun Allah yang Maha Tinggi itu berkenan dihampiri manusia melalui Isa Al-Masih Kalimat-Nya yang hidup.
“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya”(Injil, Rasul Besar Yohanes 1:18).
~
Slamet
~
[quote name=”Staff Isa dan Al-Quran”]~
Kalaupun umat Muslim tidak mengetahui keberadaan Allah yang esa, itu memang tidak boleh disalahkan. Karena Allah yang esa tidak pernah menyatakan diri-nya kepada Muhammad nabi umat Muslim. Dan sesungguhnya Muhammad tidak pernah mengenal Allah yang esa.
SL[/quote]
Ini pernyataan yang sangat keliru. Kalau Nabi Muhammad saw tidak mengetahui Allah itu esa atau tunggal kenapa harus menghancurkan berhala?
Kalau kamu memang yakin agama nabi Isa as adalah Nasrani coba jelaskan!
Dan kalau esa itu bukan tunggal dari mana dalilnya? Ingat itu nabi umat muslim yang terakhir adalah Muhammad saw
~
Allah menampakkan diri-Nya kepada Musa dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Allah juga menampakkan diri kepada bangsa Israel di dalam tiang awan, yang disertai guruh dan kilat di atas gunung Sinai.
Dan yang terakhir Allah berbicara kepada Isa Al-Masih, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Injil, Rasul Besar Matius 3:17). Ketika Isa Al-Masih selesai dibaptis dan disaksikan oleh banyak saksi mata.
Oleh karena itu nabi-nabi Israel dengan tegas berani berkata: “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”
Isa Al-Masih datang ke dunia tidak untuk mendirikan agama Nasrani, melainkan menyelamatkan orang berdosa. “Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Injil, Rasul Lukas 19:10).
Kalau saudara bersedia membaca artikel ini sekali lagi dengan teliti, tentu saudara akan memahami latar belakang pengertian istilah “Esa” dan “Tunggal”.
~
Slamet
~
Allah sedekat urat nadi menjelaskan bahwa nyawa kalian bisa dicabut kapan saja tanpa ada yang bisa menghalangi.
“Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu” (Qs 69:47).
~
Saudara Happy,
Kami senang apabila saudara dapat memberikan komentar yang sesuai dengan topik yang sedang akan yaitu Muhammad Mengartikan Allah Yang Esa.
Siapapun dia, tidak mungkin dapat mencabut nyawa orang Kristen tanpa seijin Isa Al-Masih. Karena orang Kristen adalah milik-Nya Isa Al-Masih.
“Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci” (Injil, Rasul Besar Yohanes 17:12).
~
Slamet
~
Staff IDI,
Bagaimana pendapat anda tentang konsep Arianisme dan Saksi Jehovah?
Saya sendiri adalah seorang Katolik dan percaya Tritunggal tetapi dengan beberapa pemahaman Alkitabiah antara lain, bahwa Yesus berasal dari Surga (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:23); Allah Bapa lebih besar daripada Yesus/Anak Allah (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:28); dan Yesus adalah jalan menuju Surga/Keselamatan/Allah (Injil, Rasul Besar Yohanes 17:3, 15:1,5).
Amin,
~
Saudara Greg Dewanto,
Kami berterimakasih karena saudara berkenan mengunjungi dan memberikan komentar pada situs kami. Tetapi maaf, komentar saudara tidak berhubungan dengan artikel di atas.
Saran kami, bila saudara ingin berdiskusi tentang hal tersebut, kami persilakan menuliskan email kepada alamat
Demikian harap maklum.
~
Slamet
~
Tahukah kalian siapa yang membukukan/menyusun atau bagaimana penyusunan Injil Matius, Barnabas dll? Kenapa isi nya berbeda-beda? Sedangkan Al-Quran, di belahan dunia mana pun, dari jaman apapun, isinya tetap sama tidak berubah satu huruf pun .
Demi Allah, Allah mempunyai sifat yang berbeda dari ciptaannya/makhluknya termasuk kita (manusia). Jadi kalau kita mendiskusikan tentang Allah bagaimana mengatur ini, di mana Allah bersemayam, cukup katakanlah Allah maha mengetahui sedangkan kita tidak. Ilmu kita dibandingkan dengan ilmu Allah bagaikan setetes air di tengah lautan luas.
~
Saudara Yuda Muallaf,
Sebenarnya kami senang, bila saudara memberikan komentar yang sesuai dengan topik artikel ini.
Sebagai wahyu Allah yang terdahulu jelas Kitab Injil tidak akan berubah. Bila kitab suci dapat diubah-ubah, tentunya Al-Quran sendiri menjadi tidak konsisten. Karena Al-Quran menuliskan, “Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah” (Qs 6:34).
Sangat disayangkan bahwa sebenarnya saudara tidak tahu tentang Injil Barnabas. Dr. Abbas Mahmoud Al Aqqad, seorang guru besar terkenal di Universitas Al Azhar di Cairo, Mesir, mengajak umat Muslim sedunia untuk menjauhkan diri dari Injil Barnabas. Ia menguraikan beberapa ajaran dalam Injil Barnabas yang bertentangan dengan Al-Quran.
Sebagai ciptaan, kita tidak boleh boleh mengatakan bahwa firman-Nya Pencipta berubah-ubah. “Langit dan bumi akan lenyap, tetapi perkataan-Ku tetap selama-lamanya” (Injil, Rasul Besar Matius 24:35).
~
Slamet
~
Saudara Yuda Mualaff,
Kami berterimakasih atas kesediaan saudara mengunjungi situs kami juga memberikan komentar. Namun maaf, dengan terpaksa kami harus menghapus komentar-komentar saudara karena tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.
Saran kami, sebelum saudara memberi komentar, kiranya saudara dapat membaca aturan yang telah kami taruh di bawah setiap artikel yang ada. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini kami tuliskan kembali aturan tersebut.
Pedoman wajib untuk memasukkan komentar:
1. Tidak boleh memakai lebih dari satu kolom komentar.
2. Pertanyaan/masukan harus berhubungan dengan uraian diatas.
3. Sebaiknya satu atau dua pertanyaan dalam satu kolom komentar.
4. Hanya menggunakan bahasa Indonesia yang umum dan dimengerti semua orang.
5. Tidak memakai singkatan-singkatan, misalnya yg, dlm, sdh, tdk, dlsbgnya.
6. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
7. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .
Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.
Demikian, kiranya saudara dapat maklum.
~
Slamet
~
Kepada Saudara Nasrani,
Allah itu ada dimana mana, dan anda hanya dapat melihat-Nya apabila menggunakan mata hati. Dia “ada” pada bulan, matahari, angin, awan, dedaunan bahkan kekuasaan-Nya ada pada anda sendiri.
~
Saudara WA,
Kami sependapat dengan saudara bahwa Allah itu maha hadir. Namun percayakah saudara bahwa Allah juga hadir dan menyatakan diri dalam pribadi Isa Al-Masih?
“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Injil, Rasul Besar 1:18).
~
Slamet
~
Katanya Tuhan itu esa, tapi dalam Tritunggal sepertinya Tuhan itu tidak lagi esa.
Katanya Tuhan itu esa, berarti kalau Dia punya anak berarti ternoda dong keesaa-Nya.
~
Orang Kristen menyebut Allah adalah Esa, pengertian yang sama dengan menyebut Allah Tri-Tunggal.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada artikel di atas, pengertian kata esa bukanlah satu (tunggal) melainkan merupakan “kesatuan” yang tidak terpisahkan.
Oleh karena Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh bukanlah tiga Allah melainkan membentuk kesatuan yang esa.
Dan yang dimaksud dengan kata Anak Allah bukanlah anak secara biologis melainkan sebuah relasi antara pribadi pertama dan pribadi kedua dalam Allah Tritunggal.
~
Slamet