Abdul Ghani senang menyambut datangnya puasa bulan Ramadhan. Dia ingin mendekatkan diri kepada Allah melalui puasa Ramadhan. Mungkin Anda juga merasakan hal yang sama.
Namun, setelah puasa Ramadhan lewat, Abdul Ghani dan semua kawan Muslim saya bersedih lagi. Mereka berbuat dosa lagi dan kurang beramal baik. Akibatnya, mereka merasa jauh lagi dengan Allah.
Bagaimana mendapatkan hikmah puasa Ramadan, yaitu mendekatkan diri kepada Allah sehingga berbahagia di dunia ini dan di dunia-akhirat?
Hikmah Puasa Ramadhan
Menurut Islam, hikmah utama puasa Ramadhan ialah mendekatkan diri kita kepada Allah.
Tujuan Muslim berpuasa ialah untuk mentaati segala perintah Allah, memasrahkan diri kepada Allah, agar semakin dekat kepada-Nya.
Dr. Muhd Fajrul Falah menjelaskan bahwa puasa berbeda dari ibadah lainnya, seperti shalat, zakat, dan haji. Katanya, “. . . karena puasa adalah urusan hamba dengan sang khaliqnya . . . sangat tepat sebagai momentum mendekatkan diri kepada Allah SWT.”
Perjelasannya itu berdasar Qs. 2:183, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kalian berpuasa, sebagaimana diwajibkan kepada orang-rang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”
Memang ketika umat beragama dapat menaati perintah Allah akan merasa dekat kepada-Nya. Dan itu bukan hanya puasa Ramadhan, melainkan semua perintah Allah.
Dengan berpuasa Ramadhan umat Islam berharap beroleh pengampunan dosa-dosanya. Mereka berharap dapat tambahan pahala untuk masuk surga.
Namun, setelah Ramadhan lewat, lalu berbuat dosa-dosa lagi, Mukmin merasa jauh dari Allah. Mereka terus ketakutan akan hukuman dosa-dosanya. Mereka kuatir Allah menolak amal baiknya yang tidak sempurna/kurang.
Kita tidak mau gelisah seperti itu sepanjang hidup kita, bukan? Apakah kita mau mendekat kepada Allah bergantung puasa bulan Ramadhan yang datang setahun sekali?
Penghalang Mendekatkan Diri Kepada Allah
Kitab Allah menegaskan bahwa penyebab manusia jauh dari Allah ialah dosa. “. . . tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu” (Kitab Nabi Yesaya. 59:2).
Ketika berdosa melanggar perintah Allah, relasi Adam dengan Allah terputus. Allah menghukumnya dengan pengusiran. Dosa-dosa membuat kita jauh dari Allah secara rasa dan fakta.
Kita semua sama-sama berdosa sehingga tidak dapat mendekat dan mengenal Allah. Apakah dibenarkan berpuasa Ramadhan dengan tujuan agar dianggap beribadah atau sholeh, agar dapat pahala pengampunan, dsb.?
Solusi Agar Dekat dan Diterima Allah
Kitab Allah memberitakan cara pasti untuk mendekatkan diri kepada Allah, baik dalam bulan Ramadhan dan sesudah Ramadhan. Allah pasti menerima kita untuk menikmati surga-Nya. Yaitu dengan beriman kepada Rabb Isa Al-Masih.
Firman-Nya, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya (percaya kepada Rabb Isa Al-Masih) diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya . . .” (Injil Rasul Besar Yohanes 1:12-13).
Karena Isa Al-Masih sudah menanggung hukuman dosa umat-Nya, maka umat-Nya diangkatnya menjadi anak-anak Allah.
Ketika kita menjadi anak-anak Allah berarti sangat dekat dengan Allah, dan pasti akan masuk surga-Nya. Jaminan itu membuat kita bahagia dan bersemangat untuk menaati Dia sepanjang hidup.
Andapun dapat pasti dekat kepada Allah dan terjamin masuk surga-Nya jika beriman kepada Isa Al-Masih sekarang. Anda dapat bahagia di dunia dan akhirat!
[Staf Isa dan Al-Quran – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Al-Quran.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa dosa-dosa kita menghalangi kita mendekat kepada Allah?
- Apakah puasa Ramadhan selalu membuat Saudara dekat dengan Allah? Berikan alasannya!
- Bagaimana Isa Al-Masih menjamin kita mendekat kepada Allah dan diterima-Nya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Tujuan Puasa Ramadan Untuk Hati Yang Bersih
- Dapatkah Ketakwaan Dalam Islam Menjamin Masuk Sorga?
- Bagaimana Mendekatkan Diri Kepada Allah Pada Bulan Puasa?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718.
“
Mengapa dosa-dosa kita menghalangi kita mendekat kepada Allah?” Dimanakah Tuhan anda? Di surga? Satu-satunya surga yang diceritakan dalam Bible hanya taman eden. Ada surga yang lain. Buktikan dengan isi Bible. Buktikan surga anda layak untuk diperjuangkan. Ngapain di surga menjadi jomblo karena tidak ada kawin mawin.
~
Saudara Coba,
Tentu saja dosa dan Allah yang uci tidak dapat bersatu. Manusia menjadi terpisah dengan Allah akibat dosa
Seperti tertulis dalam Kitab Nabi Yesaya, “Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu” (Kitab Nabi Yesaya 59:2).
Manusia harus terpisah dengan Allah akibat dosanya. Manusia elalu berusaha mencari Allah tapi tidak menemukannya. Namun rahmat Allah amat besar. Allah berkenan untuk memperkenalkan diri-Nya dan mengampuni dosa manusia dengan cara Allah sendiri yaitu melalui Isa Al-Masih.
Karena itulah Isa berkata, “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:3).
Isa ada di surga dan Isa akan menyediakan tempat bagi umat-Nya di surga. Inilah jaminan kepastian yang diberikan Isa Al-Masih. Sangat dangkal jika saudara membayangkan bahwa surga adalah tempat orang kawin dan mengawinkan. Sebab surga yang duberikan Isa Al-Masih jauh melampaui segala hal yang ada di dunia ini.
~
Noni
~
Inti pertanyaan adalah apakah surga Kristen adalah taman Eden? Kalau bukan, surga yang mana?
~
Saudara Coba,
Baik sekali pertanyaan saudara. Karena agama-agama menawarkan sorganya, sehingga seolah ada banyak surga. Padahal surga hanya satu sebab Tuhan hanya satu. Manusia diciptakan oleh satu pencipta.
Nah, sorga bukan taman Eden. Tetapi sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, sungguh taman itu adalah sorga bagi manusia di bumi ini. Tetapi surga yang kita sedang nantikan kelak adalah surga yang tidak fana, di akhirat dan di sana orang yang telah ditebus dapat hidup selamanya bersama Tuhan. Bagaimana gambaran sorga yang saudara yakini?
~
Noni
~
Pertanyaan: “Bagaimana Isa Al-Masih menjamin kita mendekat kepada Allah dan diterima-Nya?” Jawabnya: Jika kristiani memenuhi kebutuhan ini:
(1) “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Matius 10:39)
(2) “Yesus berkata kepada mereka semua, “Jika seseorang ingin mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya sendiri, dan memikul salibnya setiap hari, dan mengikuti Aku” (Lukas 9:23)
Sulitnya untuk ke surga Isa Al-Masih.
Saudara U-Turn,
Terimakasih atas jawabanya. Memang benar ayat-ayat tersebut memberikan penekanan etis bagi siapapun yang akan mengikut Isa Al-Masih. Isa Al-Masih menuntut komitment manusia kepada diri-Nya. Hal ini membuktikan bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan. Adakah nabi lain yang dapat berbicara seperti itu? Tidak ada.
Adapun kehilangan nyawa demi Isa Al-Masih bukan syarat masuk surga-Nya. Isa Al-Masih adalah jaminan surga. Namun orang yang tidak percaya dan menyangkali hal itu, maka mereka tidak akan menerima sorga. Demikian juga memikul salib, bukan berarti ada salib kayu yang harus dipikul. Tetapi melawan nafsu dan keinginan dosa. Demikianlah orang yang sudah diselamatkan maka mereka akan meninggalkan nafsu dosa.
~
Noni
~
Admin,
Matius 10:39 “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya”. Ada kaitannya dengan puasa Yesus di Matius 4:2 jika anda mengetahuinya. Mengikut Matius 4:2 setelah dibaptis, Yesus berpuasa selama 40 hari dan 40 malam di Gurun Yudea sebelum memulai pelayanan-Nya.
Pertanyaan saya, kenapa anda tidak berpuasa saperti Yesus selepas anda dibaptis? Itukan sunnah Tuhan anda. Jangan takut, jika anda meninggal (kehilangan nyawa) anda tidak rugi apa-apa. Surga Yesus pasti menunggu anda dan anda tidak akan kecewa. Beranikah anda berpuasa 40 hari 40 malam terus menerus saperti diajarin Tuhan Yesus?
~
Saudara U-Turn,
Kami yakin saudara paham bahwa kita sebagai manusia tidak mungkin mampun melakukan segala yang dilakukan oleh Isa Al-Masih. Mengenai puasa 40 hari 40 malam adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan dengan kekuatan manusia. Saya secara pribadi belum tentu mampu mengerjakannya. Tetapi perhatikanlah bahwa apa yang Isa Al-Masih lakukan adalah tidak semuanya untuk dilakukan manusia.
Apa yang tidak bisa kita lakukan, telah dilakukan oleh Isa Al-Masih untuk manusia. Itu sebabnya Dia menanggung seluruh tuntutan Hukum Taurat bagi manusia, supaya kita boleh menerima sorga yang sempurna itu. Tanpa Isa Al-Masih menggantikan kita, maka tidak mungkin kita masuk ke sorga. Apakah saudara menyadari keajaiban kasih Isa Al-Masih ini?
~
Noni
~
Heran dengan agama Kristen ini. Dosa saja perlu ditanggung. Padahal kuasa ada di tangan Tuhan. Tuhan tidak perlu menanggung dosa-dosa manusia. Cukup pakai satu jari pun sudah bisa menghapus dosa-dosa sebesar apa pun.
Ingat, kuasa ada di tangan Tuhan loh. Tuhan itu maha pemaaf dan maha mengerti. Seperti Big Boss di kantor, bila ada pegawai yang salah maka keputusan ada di tangan Big Boss, dimaafkan atau tidak nih. Bukan Big Boss yang menanggung kesalahan pegawai tersebut. Logis, kan?
~
Saudara Warni,
Terimakasih atas penjelasan saudara. Memang benar sangat logis persoalan memaafkan lebih logis daripada menanggung. Tetapi apakah memaafkan berarti membereskan masalah? Memaafkan itu tidak membersihkan si pelaku dari kesalahan. Sedangkan menanggung, berarti mengambil alih kesalahan dan berakibat di pelaku dibersihkan dari tuntutan.
Bukankah Allah itu adil, maka harus menghukum manusia akibat dosa bukan memaafkan.Tetapi juga Dia Pengasih, dan itu sebabnya di dalam Firman Allah dijelaskan Dia menanggung sebab manusia tidak mungkin dapat menanggungnya. Nah, bagaimana dengan saudara apakah saudara mengalami seluruh dosa saudara sudah dibersihkan tuntas ?
~
Noni
~
Noni,
Sedangkan menanggung, berarti mengambil alih kesalahan. Res: Isa Al-Masih mengambil alih kesalahan pelaku! Kalau begitu Isa Al-Masih sekarang pasti berada di neraka kerana dosa-dosa Nasrani yang dipikulnya. Betulkah begitu?
Apakah manusia berbuat dosa Tuhan yang menjadi galang gantinya. Ingat Roma 6:23, upah dosa adalah maut (neraka) dan Isa Al-Masih tidak bisa menghindari hukuman neraka kerana Tuhan sejati tidak akan memungkiri ketetapannya sendiri pada Roma 6:23!
~
Saudara Gossip,
Terimakasih atas penjelasan saudara. Memang benar, siksa neraka itu ditanggungkan atas-Nya. Tetapi Dia sendiri tidak mungkin ditundukan oleh neraka. Itu sebabnya Dia bangkit dan memberikan keselamatan kekal itu bagi manusia.
Sebelum penebusan, maka penghukuman maut itu tetap berlaku dan manusia tidak mungkin selamat jika harus menanggungnya. Maka hanya Dialah yang dapat menanggungnya dan melunasi bagi diri-Nya sendiri. Seperti seorang hakim yang baik, tetapi anaknya mendapatkan hukuman atas kejahatannya. Hakim itu harus menegakkan hukum yang dilanggar anaknya. Namun hakim ini karena kasihnya menanggung penghukuman itu atas nama dirinya yang adalah hakim tersebut.
Karena itu manakah yang saudara pilih, saudara menanggung sendiri hukuman kekal atau menerima anugerah-Nya melalui pengorbanan-Nya.
~
Noni
~
@Noni
Sebelum penebusan, maka penghukuman maut itu tetap berlaku dan manusia tidak mungkin selamat jika harus menanggungnya. Maka hanya Dialah yang dapat menanggungnya dan melunasi bagi diri-Nya sendiri.
Respon: Jadinya manusia yang hidup dan mati sebelum peristiwa penyaliban (penebusan) Yesus pasti tidak terlepas dari neraka. Pertanyaan saya, kenapa Tuhan Yesus tidak mengorbankan diri-Nya pada saat Adam berbuat dosa. Tidakkah pengorbanan ini sudah terlewat dan tidak adil bagi generasi terdahulu?
~
Saudara Gossip,
Terimakasih atas pertanyaan saudara. Memang benar ada neraka dan ada sorga, suatu hari kelak semua manusia akan berjalan ke sana. Namun Allah memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mengikuti jalan-Nya. Sedangkan bagi mereka yang hidup sebelum Isa Al-Masih, ada Firman Allah atas mereka melalui orang-orang kudus-Nya.
Jika mereka beriman kepada Firman Allah maka mereka akan diselamatkan. Namun orang-orang di zaman Nuh menolak Allah dan Firman-Nya. Orang-orang di zaman Abraham, Israel dan para nabi menolak pula. Jika mereka percaya dan beriman akan janji Allah di waktu kedepan, maka mereka akan ikut dalam keselamatan yang akan diberikan melalui Isa Al-Masih.
Bagi kita pun sama, kita yang hidup setelah Isa Al-Masih, akan selamat jika percaya dan beriman kepada waktu yang lampau dimana Isa Al-Masih mati dan bangkit. Keselamatan dari Allah itu sendiri melintasi waktu, namun atas kedaualatan-Nya baru dinyatakan kemudian.
~
Noni
~
@Noni
Jika mereka beriman kepada Firman Allah maka mereka akan diselamatkan. Namun orang-orang di zaman Nuh menolak Allah dan Firman-Nya. Orang-orang di zaman Abraham, Israel dan para nabi menolak pula. Jika mereka percaya dan beriman akan janji Allah di waktu ke depan, maka mereka akan ikut dalam keselamatan yang akan diberikan melalui Isa Al-Masih.
Respon: Mohon disenaraikan referensi ayat-ayat PL sebagai bukti. Terimakasih.
~
Saudara Gossip,
Terimakasih atas tanggapan saudara. Baiklah kita mulai dari Kitab Kejadian 3:15. Di dalam ayat tersebut Allah memberikan suatu pertanda “Keturunan Perempuan” yang meremukan kepala ular (Dajjal)“.
Di dalam ayat 21, petunjuk kedua, bahwa ada hewan yang diambil kulitnya untuk dijadikan pakaian menutup aib ketelanjangan Adam dan Hawa atau menggantikan pakaian yang mereka buat sendiri. Kedua ayat ini menunjuk kepada Isa Al-Masih yang lahir dari perawan dan yang dikurbankan untuk membereskan aib najis dosa manusia. Itu sebabnya nenek moyang manusia menyembelih hewan kurban dalam rangka mengingat janji Allah akan penyelamatan, lihat dalam Kitab Keluaran 12 yang memperinci aturan kurban lebih lanjut. Kemudian, di zaman Nuh, pada Kitab Kejadian 6 manusia hidup dalam dosa dan dihukum dengan air bah, Tetapi Nuh dan keluarga selamat. Lalu Nuh menyembelih kurban (lihat Kejadian 9).
Lalu pada Kejadian 12 Allah memilih Ibrahim untuk menerima berkat dan menjadi berkat (Kejadian 12:1-4). Supaya barangsiapa yang beriman kepada Allah nya Ibrahim pada masa itu maka mereka akan memiliki janji keselamatan yang akan diberikan melalui Isa Al-Masih.
Ada begitu banyak ayat mengenai hal itu namun kami tidak mungkin menunjukannya satu persatu. Demikianlah di dalam Kitab Galatia 3:14 berkata: “Isa Al-Masih telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.”
~
Noni
~
Noni,
Jika mereka beriman kepada Firman Allah maka mereka akan diselamatkan. Namun orang-orang di zaman Nuh menolak Allah dan Firman-Nya. Orang-orang di zaman Abraham, Israel dan para nabi menolak pula.
Jika mereka percaya dan beriman akan janji Allah di waktu kedepan, maka mereka akan ikut dalam keselamatan yang akan diberikan melalui Isa Al-Masih.
Respon: Mohon disenaraikan referensi ayat-ayat Perjanjian Lama sebagai bukti. Terimakasih.
~
Saudara Gossip,
Terimakasih atas tanggapan saudara. Dengan senang hati kami berikan beberapa ayat terlebih dahulu dan semoga saudara mendapatkan berkah melalui ayat ayat tersebut.
Pertama: “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (Kitab Nabi Yesaya 53:3-5). Nabi Yesaya yang hidup puluhan abad sebelum Isa Al-Masih telah menubuatkan bahwa Isa Al-Masih sebagai kurban yang menanggung aib najis dosa manusia. Apakah saudara mau menerima keselamatan dari-Nya?
~
Noni
~
Noni,
Cara penghapusan dosa umat terdahulu tidak sama dengan umat Nasrani masa kini. Umat terdahulu terpaksa mengeluarkan ongkos membiayai hewan korban tapi umat Nasrani masa kini cukup dengan iman semata tanpa perlu apa-apa ongkos. Itulah sebabnya saya katakan “pengorbanan Yesus di kayu salib sudah terlewat dan tidak adil bagi generasi terdahulu terutama golongan miskin yang tidak berharta”. Yesus sepatutnya mengorbankan dirinya di zaman Adam lagi agar semua manusia mendapat keadilan yang sama.
~
Saudara Gossip,
Berbicara pelunasan dosa itu sama baik yang terdahulu maupun yang terkemudian. Umat terdahulu mempersembahkan hewan kurban sebab hal itu adalah kiasan dari penggenapannya kelak. Kurban hewan itu tentu saja tidak sempurna dan mereka yang melakukannya sambil mereka beriman kepada Allah maka mereka terselamatkan oleh penggenapan tersebut.
Penggenapannya adalah pada kurban Isa Al-Masih. Itu sebabnya Isa Al-Masih sebelum menyerahkan nyawanya berkata: “sudah selesai” artinya sudah digenapi. Firman Allah juga berkata: “Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan” (Injil, Surat Ibrani 10:14). Jadi bagaimana saudara melunasi aib najis dosa saudara?
~
Noni