Pak Dwi Cahyono adalah seorang Muslim sejak kecil. Sebagai seorang Muslim keinginannya ialah menjadi hamba yang bertakwa kepada Allahnya. Meski menikah dengan istri yang beda agama, dia tetap setia beriman kepada agamanya.
Namun, dia tidak merasakan kebahagiaan dalam proses menjadi hamba Allah yang bertakwa. Dia merasa tidak sempurna menaati Allahnya. Apakah Anda juga merasakan hal itu?
Syukurlah, pada masa tuanya dia menemukan solusi bagaimana cara menjadi hamba Allah yang baik, bertaqwa dan bahagia. Apakah kunci dan syaratnya untuk menjadi hamba Allah yang bertakwa?
Cara Menjadi Hamba Allah yang Baik Dalam Islam
Situs Islam menjelaskan bahwa kata Islam berasal dari kata dari aslama, yuslimu, islaaman yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada ajaran-ajaran Islam yang diberikan oleh Allah SWT.
Bila seorang Muslim ingin menjadi seorang hamba Allah yang baik, maka harus hidup sesuai pengertian kata Islam. Al-Quran menuliskan, “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah” (Qs 2:165).
Ibnu Taimiyah menjelaskan, “Al-‘Ubudiyyah (penghambaan diri) atau ibadah adalah sesuatu yang menghimpun rasa cinta yang utuh disertai sikap merendahkan diri yang sempurna.”
Masalahnya, kebanyakan umat beragama beribadah kepada Allah bukan karena cinta kepada-Nya. Ibadah mereka karena mengharap pahala dan surga-Nya. Berkenankah Allah akan motivasi ibadah seperti itu?
Seringkali kita beribadah dengan hati yang berat dan cenderung malas. Itu membuktikan bahwa manusia berdosa dan tidak dapat menjadi hamba Allah yang bertakwa. Keberdosaan itu mengakibatkan hukuman kekal di neraka.
Penjelasan itu membuat Pak Dwi Cahyono semakin merasa takut, karena tidak dapat memenuhinya. Apakah Anda juga takut?
Kegelisahan Menjadi Hamba Allah yang Bertakwa
Pak Dwi Cahyono sering berpikir akan ketaatan yang tidak sempurna itu. “Jika ketaatanku kepada Allah tidak sempurna, apakah amal ibadahku diterima-Nya? Bagaimana nasibku di akhirat nanti?”
Jika Allah menerima kita berdasarkan ibadah kita yang sempurna, maka kita gagal. Sebab kita cenderung melanggar perintah dan larangan-Nya. Itulah masalahnya jika kita hanya menjadi hamba Allah.
Apakah Anda juga gelisah akan hal itu? Syukurlah Wahyu Allah memberikan solusi akan masalah itu. Allah ingin kita mengetahui cara menjadi hamba Allah yang baik dan berkenan kepada-Nya sesuai tuntunan-Nya.
Kabar Gembira dan Solusi dari Wahyu Allah
Perhatikanlah firman Allah ini! “Tetapi semua orang yang menerima-Nya [Isa Al-Masih] diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12-13).
Seorang yang berserah/mempercayakan dirinya kepada Rabb Isa Al-Masih diangkat Allah sebagai anak-Nya dalam arti kiasan. Artinya, Allah tidak lagi menilai mereka berdasarkan jumlah kebaikan, pahala, dan menghukum dosa-dosanya seperti seorang hamba.
Sebaliknya, Allah menganugerahkan pengampunan atas hukuman dosa dan kepastian hidup kekal di surga-Nya. Karena jaminan itu mereka dapat menjadi anak Allah dengan bahagia dan maksimal.
Manusia tidak dapat menghamba kepada Allah dengan maksimal dan bahagia sebelum diterima Allah menjadi anak-Nya. Seorang hamba yang dinilai berdasarkan amal baik dan pahalanya yang tidak sempurna itu akan selalu takut sepanjang hidupnya.
Karena itulah Allah menerima orang-orang yang beriman kepada Isa Al-Masih menjadi anak-anak-Nya. Sebab Isa Al-Masih mengampuni dosa-dosanya, dan menjamin mereka masuk surga-Nya. Hasilnya, mereka dapat menjadi hamba Allah yang bahagia, bertaqwa dan maksimal ketika di dunia.
Kunci Cara Menjadi Hamba Allah yang Baik dan Bahagia
Karena itulah, di masa tuanya, Pak Dwi Cahyono mempercayakan dirinya kepada Isa Al-Masih. Kini dia menikmati bahagia sebagai hamba dan anak Allah, baik di dunia dan di akhirat nanti.
Sekarang dia menaati Allah dengan bahagia dan penuh kasih, seperti seorang anak menaati orang tuanya. Dia merenungkan Kitab Suci, beribadah, berdoa, dan memuji Allah dengan hati yang bahagia. Sebab Allah telah mengangkatnya menjadi anak-Nya dan membebaskannya dari hukuman kekal.
Karena itu jika Anda ingin menjadi hamba Allah yang baik dan bertaqwa serta maksimal, berimanlah kepada Isa Al-Masih sekarang. Itu kunci utama menjadi hamba Allah sesuai tuntunan Allah.
[Staf Isa dan Al-Quran – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Al-Quran.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah Saudara sanggup mengikuti cara menjadi hamba Allah yang baik menurut Islam? Jelaskan!
- Bagaimana Isa Al-Masih dapat memberikan kebahagiaan orang yang beriman kepada-Nya dalam menjadi hamba Allah?
- Menurut Saudara, bagaimana cara menjadi hamba Allah yang baik dan apa yang harus dilakukan? Silakan dijelaskan!
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Solusi Cara Menjadi Hamba Allah yang Baik dan Bahagia” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Hubungan Manusia dengan Allah Menurut Kitab Allah
- Dapatkah Ketakwaan Dalam Islam Menjamin Masuk Sorga?
- Pewaris Surga: Untuk “Hamba Allah” (Islam) Atau “Anak Allah” (Kristen)?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel: “Solusi Cara Menjadi Hamba Allah yang Baik dan Bahagia“, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718