Jika Allah memang baik kenapa hidup selalu susah? Saya berkali-kali menanyakan hal ini dalam hidup saya.
Saya mengalami berbagai kemalangan. Usaha keluarga kami beberapa kali bangkrut. Kami juga pernah ditipu kerabat. Ayah saya meninggal dalam usia relatif muda karena sakit.
Semua hal ini menimbulkan pertanyaan kenapa hidup selalu susah? Sebagai manusia kami sudah berusaha melakukan amal dan ibadah semampunya. Namun cobaan terus datang.
Mungkin hal ini juga menjadi kegelisahan Pembaca. Mari temukan jawabannya.
Kegelisahan yang Saya Rasakan
Saya mengetahui kita diajarkan untuk ikhlas dan tabah. Bahwa semua ada dalam ketetapan Allah.
“. . . sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (Qs 65:3).
Namun, sebagai manusia, saya seringkali tidak bisa menerima keadaan. Sulit untuk terus ikhlas.
Kadang saya mempertanyakan: Adakah kepedulian Allah dalam semua hal ini? Mengapa Ia membiarkannya terjadi?
Benarkah Allah Maha Kuasa dan Maha Kasih Bertentangan?
Satu saat saya mendapat tugas dari kelas filosofi. Untuk mencari jawaban mengapa ada banyak penderitaan di bumi. Pertanyaannya adalah: “Jika Allah baik mengapa Ia mengijinkan penderitaan?”
Hal ini berlanjut dengan mempertanyakan sifat Allah. Bahwa jika ada Allah, maka Ia hanya Maha Kuasa atau Maha Kasih. Namun tidak mungkin keduanya. Karena terbukti dengan adanya penderitaan di bumi.
Hal ini terkesan seperti pandangan para atheis. Namun pertanyaan ini juga ada dalam hati saya. Karena latar belakang keluarga yang mengalami banyak penderitaan.
Dalam kebingungan, saya mencari jawaban dari guru agama.
Umat Perlu Belajar Ikhlas Menerima Takdir
Ustadz memberi jawaban bahwa memang benar Allah Maha Kuasa. Ia juga mengasihi. Namun dalam hal kasih-Nya, kita manusia belum dapat memahami secara penuh.
Satu hal yang kita sadari adalah bahwa Allah Maha Tahu. Artinya, Ia yang memiliki ketetapan sempurna. Sehingga manusia perlu menerima takdir dengan tabah dan ikhlas.
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah . . .” (Qs 4:125).
Memang dalam hidup ini ada dua macam takdir. Yaitu yang dapat berubah dengan kerja keras. Atau yang kita harus pasrah menerimanya (Qs 13:11).
Namun sehubungan dengan penderitaan, seringkali kita harus pasrah. Dan menerima putusan dari Allah yang Maha Mengetahui kehidupan.
Berbagai Hikmah dari Penderitaan
Ustadz melanjutkan penjelasannya. Bahwa mungkin saja penderitaan bagian dari cobaan Allah (Qs 2:155). Dan akan memiliki faedah pada akhirnya.
Penderitaan bisa mendekatkan umat kepada Allah. Untuk mengingatkan betapa singkatnya hidup. Sehingga mengarahkan pandangan pada akhirat.
Penderitaan juga menjadi jalan Allah untuk menghapus dosa. “. . . sesungguhnya sakit seorang Mukmin karena Allah menghilangkan dosa-dosanya sebagaimana api menghilangkan kotoran emas dan perak” (Hadits Abu Daud No.2688).
Memang ustadz juga menyatakan ada banyak misteri kehidupan. Misalnya mengapa Nabi Islam mati akibat terkena racun (Sahih al-Bukhari 4428). Banyak ahli kitab tidak bisa menjelaskan alasannya. Namun kita tetap perlu ikhlas melihat kenyataan.
Saya menerima semua penjelasan ini. Karena bagian dari kepercayaan yang saya imani.
Namun dalam hati masih banyak kegelisahan. Saya tetap bertanya kenapa hidup selalu susah? Saat mengingat penderitaan keluarga.
Selain itu pengertian ini belum mampu menjawab pertanyaan dalam kelas filosofi. Contohnya: Adakah bukti kasih Allah bagi manusia? Jika penderitaan menghapus dosa, berapa banyak yang harus kita tanggung agar bisa masuk surga? Dan sebagainya.
Dasar Memahami Penderitaan
Kegelisahan saya berlanjut sampai saya berdiskusi dengan Edi. Ia adalah teman satu kelas filosofi.
Menurut Edi, memang tidak mudah menjawab masalah penderitaan. Namun dalam kepercayaannya ada beberapa dasar untuk membantu saya memahaminya.
- Pertama Allah adalah baik.
Dan hanya yang baik keluar dari Allah. Tidak ada kejahatan sama sekali pada-Nya.
“Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas. Diturunkan dari Bapa segala terang [Allah yang Maha Baik]” (Injil, Yakobus 1:17). - Penderitaan adalah hasil karena manusia berdosa.
Manusia memiliki kebebasan memilih. Dan Allah tidak mau memaksakan kebenaran.
Banyak pilihan manusia yang salah. Inilah yang mengakibatkan malapetaka. Misalnya perang, kemiskinan, penyakit dan sebagainya. - Walaupun demikian tetap ada pengharapan dalam kasih Allah.
Saya tertarik mendengar poin ketiga. Saya langsung bertanya: “Saya mengerti Allah Maha Kuasa dan Maha Tahu. Namun bagaimana kamu yakin dengan kasih Allah?”
Kasih Allah: Kekuatan Menghadapi Penderitaan Hidup
Edi setuju bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Tahu. Namun ia sangat menekankan bahwa Allah juga Maha Kasih. Itulah yang diajarkan dalam Kitab Injil.
Dalam kepercayaannya, Edi yakin Allah peduli dengan manusia. Ada berbagai janji Allah untuk umat-Nya. Yang menyatakan kasih Allah. Sehingga menghibur dan memberi kekuatan menghadapi penderitaan.
- Allah beserta umat-Nya.
“Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu” (Zabur 34:20). - Allah berbuat kebaikan dalam segala peristiwa.
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia” (Injil, Surat Roma 8:28).
- Allah menjaga agar tidak melebihi kekuatan.
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (Injil, Surat 1 Korintus 10:13).
Sehingga, walau memang kita tidak selalu mengerti keadaan yang kita alami. Namun Edi percaya Allah mengasihi dan akan menolongnya melewati penderitaan hidup.
Inilah yang menurutnya menjadi jawaban pengait. Bahwa Allah yang Maha Kuasa dan Maha Tahu akan menyertai manusia melewati berbagai penderitaan. Di dalam kasih-Nya, Ia pasti menolong dan memberikan jalan keluar.
“Penderitaan bukan tanda Allah tidak peduli. Melainkan tempat Ia menyatakan kasih-Nya!”
Bahkan Edi menyatakan ia tahu bukti kasih Allah yang terutama. Ia bertanya, bolehkah ia memberitahukannya? Saya menjawab: “Silakan! Tentu saja boleh.”
Isa Al-Masih Perwujudan Kasih Allah Menolong Manusia
Pernyataan kasih Allah terbesar adalah Isa Al-Masih. Karena Ia adalah Kalimatullah yang menjelma menjadi manusia. Sebagai perwujudan kasih Allah sejati.
Pengorbanan Isa di kayu salib adalah untuk menghapus dosa manusia. “Kristus [Isa Al-Masih] sendiri memikul dosa-dosa kita pada diri-Nya di atas kayu salib, supaya kita bebas dari kekuasaan dosa, dan hidup menurut kemauan Allah” (Injil, Surat 1 Petrus 2:24, BIS).
Isa menderita menanggung azab dosa. Agar kita tidak perlu lagi menanggungnya di akhirat.
Jika kita mengimani dan menjadi pengikut Isa, maka Allah akan mengampuni dosa. Ia akan menyertai kita dalam kehidupan ini. Dan memberikan jaminan selamat di akhirat.
Tentu saja hal ini sangat menghibur! Karena jika tidak demikian, coba bayangkan sudah banyak penderitaan kita selama hidup. Namun akan mendapat azab lagi di akhirat. Bukankah akan sangat menderita?
Penghiburan Allah Melalui Isa Al-Masih
Selanjutnya yang sangat menarik ialah Kalimat Allah sendiri rela menderita untuk kita. Sehingga Isa dapat memahami penderitaan kita.
Karena itu kita mendapat keyakinan akan penyertaan Allah. Dan juga penghiburan-Nya dalam penderitaan agar kita kuat.
“Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan . . . dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah [melalui Isa Al-Masih]” (Injil, Surat 2 Korintus 1:3-4).
Inilah penjelasan Edi yang membuat saya merenung. Ia sangat yakin dan menekankan kasih Allah melalui Isa.
Karana itu saya ingin membagikan kepada para pembaca. Maukah Anda mengalami penghiburan kasih Allah? Mari mengimani Isa Al-Masih!
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Kata-Kata Bijak Motivasi Kehidupan Islami Menghadapi Penderitaan
- Al-Fatihah: Allah Adalah Paling Rahmat, Paling Penyayang
- Bagaimana Memahami Makna Kesusahan Hidup Umat Islam?
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara mengapa Allah mengijinkan penderitaan dalam hidup ini?
- Apakah pandangan Saudara mengenai hubungan penderitaan dan takdir?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai Isa sebagai perwujudan kasih Allah, karena melalui-Nya kita bisa mendapatkan jaminan surga?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .