Kita tahu bahwa banyak orang Eropa menjadi ateis. Tapi di Timur Tengah ada jutaan Muslimin dan Muslimah yang telah menjadi ateis. Mereka meninggalkan Islam, agama yang mereka yakini sebagai agama Allah.
Mengapa para Muslim dan Muslimah di Timur Tengah menjadi atheis?
Jutaan Muslim di Timur Tengah Jadi Ateis
Menurut survei WIN/Gallup 2012, 19% [sekitar 5.688.600] penduduk Arab Saudi mengaku tidak lagi orang beragama, dan 5% [sekitar 1.472.500] mengaku sebagai kaum ateis yang yakin.
Hasil survei dan polling lembaga Dar Al Ifta di Mesir (Desember 2014) ada sekitar 6 juta atheis di Arab Saudi.
Statistical Center of Iran (tahun 2011) melaporkan ada sekitar 0,3% dari populasi Iran/sekitar 164.043 orang yang mengasosiasikan diri sebagai non-agama.
Mengapa Para Muslim Menjadi Ateis?
Menurut ulama Syafii Maarif, salah satu sebab utama Muslim Arab Saudi menjadi atheis ialah ketidak-percayaan terhadap ulama dan para penguasa.
Ahmad Husain Harqan, murid Yasir Birhami, tokoh salafi besar Mesir menjadi ateis karena menemukan kontradiksi dalam Al-Quran. Menurut dia, ISIS dan Boko Haram yang membunuh dan menarik jizya/pajak dari non-Muslim merepresentasikan Islam dan apa yang Muhammad lakukan.
Beragama, Lebih Baikkah Dari Atheis?
Baik Islam dan Nasrani menentang ateisme. Meninggalkan Islam, agama yang telah mereka imani, dan menjadi ateis bukanlah pilihan yang terbaik. Orang–orang ateis akan dihukum di neraka kekal karena dosa-dosa mereka.
Para Muslim percaya bahwa Islam adalah agama yang diakui Allah dan jelas lebih baik dari ateis. Namun, Islam mengajarkan bahwa para Muslim akan mendatangi neraka (Qs 19:71). Mereka harus melewati jembatan sirat/neraka yang sangat mengerikan.
Allah akan menimbang amal para Muslim di akhirat. Mereka akan dihisab/disiksa di neraka karena dosa-dosanya. Nabi Islam menjelaskan, “. . . barangsiapa yang dimunaqasyah hisabnya, maka ia akan binasa” [Muttafaqun ‘alaihi].
Para Muslim dan Muslimah yang jadi ateis jelas menolak janji-janji Islam itu, dan menganggapnya bukanlah pilihan yang terbaik. Sayangnya, menjadi ateis juga bukan pilihan terbaik. Kalau begitu, bagaimana seharusnya cara agar seseorang dapat menghindari neraka? Jawablah di email ini.
Inikah Pilihan Terbaiknya?
Isa Al-Masih berjanji, “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28). Isa Al-Masih berkuasa mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal di sorga bagi orang yang percaya kepada-Nya.
Bukankah mengimani Isa Al-Masih itu pilihan terbaik? Jelaskan pendapat Anda di email ini.
Jadi beriman kepada Isa Al-Masih adalah pilihan terbaik bagi manusia. Karena Isa Al-Masih, Sumber Kehidupan berkuasa mengampuni dosa dan menjamin masuk sorga setiap orang yang percaya kepada-Nya.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa para Muslim menjadi atheis di negara-negara Arab itu? Jelaskan pendapat Saudara!
- Sesuai artikel di atas, apakah pilihan terbaik bagi kepastian keselamatan manusia? Berikan alasannya!
- Selain melalui percaya Isa Al-Masih, menurut Saudara adakah pilihan terbaik lainnya bagi keselamatan manusia? Jelaskan!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Mengapa Orang Beragama Menjadi Atheis?
- Apakah Hisab Menurut Islam Adalah Bukti Kasih Sayang Allah?
- Muslim: Bukankah Semua Nasrani Masuk Neraka?
- Satu Kata Yang Menyimpulkan Semua Sifat Allah, Tahukah Anda?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
~
Jadi atheis bukan disebabkan ulama dan penguasa tetapi melainkan ideologi-ideologi sesat, seperti paham komunis, paham liberal. Anda lupa, D.N Aidit awalnya dia Islam, tapi setelah belajar paham komunis dari Rusia, pulangnya jadi atheis. Anda lupa, Cak Nur, dia belajar di Amerika, pulangnya jadi liberal. Nah anda tidak tahu siapa itu Syafi’i Maarif? Dia liberal. orang masuk neraka itu tergantung siapa yang dia ikuti. Salah jangan diikuti, benar diikuti kita diajarkan tidak boleh taklid buta, tapi dipelajari. Kalau ulama tidak istiqomah, jangan diikutin walaupun benar, contoh: Said Aqil, Quraisy Shihab Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Masa begitu saja anda tidak tahu.
~
Saudara Hakkullah,
Memang ada sebagian Muslim yang meninggalkan Islam karena mempelajari ideologi negara lain. Namun ada banyak orang Islam yang meninggalkan agamanya setelah ia mengalami pencerahan dari Allah. Mereka menolak Islam karena takut ancaman Allah bahwa setiap Muslim akan mendatangi neraka (Qs 19:71). Mereka harus melewati jembatan sirat/neraka yang sangat mengerikan.
Para murtadin ini percaya bahwa Allah akan “menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu [yaitu Isa Al-Masih] di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat” (Qs 3:55).
Juga janji Isa Al-Masih ini, “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).
Bagaimana dengan saudara, kami berharap saudara juga akan mengalami pencerahan Allah. Sehingga saudara tidak perlu lagi mendatangi neraka.
~
Slamet
~
Bapak mengutip sebuah perkataan, tapi anda tidak sekaligus memberikan contoh. Pernyataan disertai dengan contoh. Kenapa harus ada contohnya? Orang mudah memahami itu dilihat dari contohnya. Contohnya shalat. Bagaimana cara shalat? Apakah cukup memahami dengan membaca pernyataan? Ternyata tidak mudah memahaminya makanya, masih kecil itu diajarkan shalat, nanti sudah gedenya paham pernyataan-pernyataan tentang shalat. Selama ini anda tidak memberikan contohnya, anda membaca pernyataan Alkitab dan prilaku anda sebagai contohnya. Pertanyaan, anda dapat contoh dari mana? Ini saja sebagai tambahan dan renungan anda. Ok
~
Saudara Hakkullah,
Kami menghargai saran yang saudara sampaikan.
Sebenarnya Muslim yang meninggalkan Islam jumlahnya ada jutaan, dan ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Islam. Salah satu contohnya adalah Dr. Ali Sina. Dia adalah mantan profesor dan ulama besar Muslim Arab Saudi yang telah mengalami pencerahan dan hidayah Allah.
Semoga bermanfaat untuk dijadikan bahan kajian, mengapa ada banyak umat Muslim yang meninggalkan Islam?
~
Slamet
~
Hakkullah,
Kelihatan dari komentar saudara sangat mengimani Islam, terutama yang menghina Islam harus dibunuh. Memang seperti itulah ajaran Islam yang sebenarnya. Pelajari seperti yang saudara sampaikan, bagaimana saudara dapat mempelajarinya sendiri? Apakah saudara masih bergantung dengan ulama? Darimana saudara tahu ulama itu benar atau salah? Darimana ulama itu belajar?
Tentu banyak yang berpaling dari Islam karena mereka belajar dari sumbernya yang paling dekat jamannya dengan kematian nabi saudara, baik Al-Quran, Tafsir dan Hadis. Tetapi ada beberapa ulama yang menolak sumbernya, dan menutup mata dengan memberi tafsiran sendiri. Seperti Islam agama damai? Tidak mengajarkan kekerasan?
~
Saudara Park,
Memang selama ini Islam selalu ‘digembar-gemborkan’ kalau Islam adalah agama damai, agama penuh toleransi, agama yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan serta menentang pengrusakan atau pembunuhan. Benarkah demikian?
Hanya Isa Al-Masih yang mengenalkan kasih Allah yang nyata dan abadi untuk manusia, dan bahkan Dia mengajarkannya pada kita. Perintah-Nya yang paling utama adalah untuk mengasihi Allah dengan seluruh diri dan kemampuan kita, dan mengasihi sesama kita seperti mengasihi diri kita sendiri.
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu… Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri…” (Injil, Rasul Markus 12:30-31).
~
Slamet
~
Janji Allah murtad akan digantikan oleh Allah lebih dari 2 orang. Misal: 1 orang, akan diganti 3 orang. Kalau jutaan orang, berarti Allah gantikan berlipat-lipat. Kita buktikan janji Allah, benar tidak? Berapa penduduk manusia seluruh dunia? Berapa banyak jumlah Kristen dengan Muslim? Kalau secara umum, tetap lebih banyak orang kafir. Anda heran, semakin murtad ternyata melebih jumlah muallaf saya yakin, janji Allah itu berdasarkan pada Al-Maidah 54.
Ada yang lebih dari Dr.Ali Sina, yaitu mantan shahabat nabi, terkenal luas ilmunya, akhir hayatnya keluar dari Islam. Allah mencabut hidayah kepada siapa yang dikehendakiNya, meskipun ulama mantan shahabat bisa keluar apalagi Ali Sina.
~
Saudara Hakkullah,
Kalaupun kami menyebut nama Dr. Ali Sina, itu karena hanya memenuhi keinginan saudara supaya ada contohnya.
Sebenarnya Isa Al-Masih sendiri tidak membutuhkan pengakuan/kesaksian dari manusia tentang keilahian-Nya.
“Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 2:25).
Jadi Isa Al-Masih tidak membutuhkan siapapun untuk melakukan misi-Nya, karena Dia adalah Allah yang telah menjadi manusia.
~
Slamet
~
Buat Sdr Slamet:
(1) Allah SWT tidak pernah memaksa seseorang untuk menerima/mempercayai Al-Quran. Jadi, siapa yang mau beriman kepada Al-Quran dipersilahkan untuk beriman, dan barang siapa ingin kafir kepada Al-Quran dipersilahkan untuk Kafir.
(2) Kenapa Anda harus terlalu heran dengan adanya fakta ‘Muslim jadi Atheist?’ Bukankah banyak juga fakta ‘Orang Kristen jadi Atheist?’
(3) Tetapi hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah kenyataan bahwa “Orang berakal dan berilmu di seantero dunia ini mulai ramai-ramai masuk ke dalam Islam.”
Coba Anda baca berita tentang “Pesatnya Pertumbuhan Populasi Muslim Di Eropa dan Amerika.”
~
Saudara Pradjanto,
Saudara memberikan penjelasan yang tepat sekali bahwa Allah tidak pernah memaksa seseorang untuk memercayai firman-Nya. Demikian juga hal nya dengan Isa Al-Masih. Dia tak pernah memaksa orang untuk menyebut Dia sebagai Tuhan. Isa Al-Masih tidak pernah berkata, “Akulah Tuhan dan sembahlah Aku!”
Isa Al-Masih memberikan kehendak bebas kepada setiap manusia. Demikian bebasnya sampai-sampai ada orang yang “…meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia” (Injil, Rasul Besar Matius 26:67). Itulah yang diperbuat orang-orang yang membenci dan memusuhi-Nya, bahkan menjadikan Dia bahan tertawaan atau lelucon. Puncaknya mereka membunuh dan menyalibkan Dia di atas Kayu Salib.
“Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya…” (Kitab, Nabi Yesaya 53:3-4).
~
Slamet
~
Senada dengan ayat Al-Quran ini, “Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang (semua makhluk)” (Qs. Al-Balad: 17).
Anda mau bahas kasih sayang atau syariat? Syariat itu berkenaan dengan hukum, seperti berzina, mabuk murtad dll. Setiap agama memiliki syariat yang berbeda-beda. Atau bicara kasih sayang? Orang Kristen tahu dalil tapi tidak tahu bagaimana caranya. Coba jelaskan caranya, bagaimana kita bisa membalas kejahatan dengan kebaikan sedang kita dijajah atau ditindas? Anda dipukul-pukulin, terus anda bilang; mas, nanti saya kasih uang kepadamu ya. Anda tidak punya wibawa. diinjak mau saja.
~
Saudara Hakkullah,
Sekali lagi kami sampaikan terima kasih untuk ayat yang terdapat dalam kitab saudara ini.
“Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang (semua makhluk)” (Qs. Al-Balad: 17).
Marilah kita belajar untuk melakukan isi yang terkandung dalam ayat ini, sehingga sebagai umat beragama kita dapat hidup berdampingan dengan rasa aman dan damai.
~
Slamet
~
Mau lagi saya keluarkan ayat Al-Quran kasih sayang? Dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai terhadap orang-orang yang berbuat kerusakan (QS. Al-Qasas: 77).
Namanya anda mencari pembenaran. Bagusan mana ayat palsu anda dengan ayat Al-Quran di atas lebih hebat mana? Ternyata ayat Al-Quran kita lebih lengkap dan lebih jelas:
1. diperintahkan untuk berbuat baik
2. tidak boleh berbuat kerusakan, seperti yang dilakukan oleh Kristen Afrika Tengah, menumpahkan darah ummat Islam. Mau bantah? Kristen telah banyak mengadakan kejahatan. “kerusakan” di sini “kejahatan.”
~
Saudara Hakkullah,
Kami mengakui bahwa ayat-ayat yang saudara postingkan kali ini sangat indah. Memang ada cukup ayat-ayat Al-Quran yang dapat dijadikan ajaran untuk semua orang selama ayat-ayat tersebut cocok dengan ayat Alkitab.
Demikian harap maklum dan terima kasih.
~
Slamet
~
Yohanes 17:3, pengakuan Yesus bahwa dirinya utusan Allah, bukan Allah ataupun Allah jadi manusia. Allah – Yesus, Allah diberi label : Tuhan, Yesus diberi label : manusia. Allah turun ke bumi,lalu masuk tubuh Yesus di mana otak anda?
Allah Maha Besar, Allah menjadi manusia, tentunya bertentangan dengan sifat Allah “Maha Besar”. Allah menjadi manusia, berarti Allah Maha Kecil. Allah Maha Besar dan Allah Maha Kuasa. Maha Besarnya Allah tidak boleh berlainan dengan sifat Maha Kuasa. Maha kuasapun tidak boleh berlainan dengan Maha Besar. Allah itu Maha Sempurna Sifat dan Nama-Nya, tidak ada sifat Allah Maha Kecil harus jelas status Yesus “Yesus adalah manusia seperti kita.”
~
Saudara Hakkullah,
Memang manusia menjadi Allah itu tidak masuk akal kita, tapi Allah menjadi manusia itu bisa diterima. Apa buktinya? Isa Al-Masih adalah Allah-Manusia. Oleh karena itu Dia bukanlah manusia biasa seperti kita. Kitab suci saudara menyebutnya ‘orang yang terkemuka di dunia dan di akhirat'(Qs 3:45).
Tentunya saudara juga memahami kalau yang terkemuka di dunia dan di akhirat itu adalah Allah, bukan?
Semoga saudara mengalami pencerahan dari Allah sehingga tidak bingung lagi tentang hal ini.
~
Slamet
~
Kita bicarakan Yesus itu manusia atau Allah? Ayat itu tidak mengandung makna Tuhan. Kalau dibilang; eh masuk diakal tidak Tuhan ada 2? Atau ada lebih dari satu Tuhan? Tidak masuk diakal yang menyebabkan tidak masuk diakal di mana?
Yesus mengakui diri-Nya utusan bahkan Yesus menunjuk ke atas artinya Allah berada di atas. Coba saja anda pahami Yohanes 17:3. Yesus tidak menunjuk ke diri-Nya. Jadi sebetulnya Alkitab ini banyak bahasa yang tidak kamu pahami. Makanya setiap anda menjelaskannya selalu meloncat bahkan banyak ngawurnya. Saya tanya, benar tidak pernyataan saya bahwa keyakinan kristen Allah berbentuk kalimat? Tolong anda jelaskan. Jadi, itulah tidak masuk akalnya. Terima kasih.
~
Saudara Hakkullah,
Saudara memberikan jawaban yang tepat sekali bahwa tidak ada dua Tuhan. Orang Kristen juga percaya adanya Tuhan yang esa. Tuhan yang telah menjadi manusia dalam pribadi Isa Al-Masih. Jelas Isa Al-Masih mengaku, “Aku dan Bapa adalah satu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30). Dan “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:9).
Jelas pikiran manusia tidak dapat menjangkau pikiran Allah, bukan?
~
Slamet
~
Rasulullah saw bersabda,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya” (Muslim).
Coba bagaimana cara memahaminya, padahal kita tidak melihat-Nya? Anda tidak melihat Yesus dan anda juga tidak melihat Allah. Dan anda tidak ada kesempatan bertanya kepada Yesus, maknanya apa? Berarti ayat itu tidak mengandung makna Allah bersemayam di dalam tubuh Yesus apalagi berubah wujud, bertentangan dengan Yohanes 17:3. Tidak ada dalil pasti bahwa Allah bisa berubah wujud dan Allah tidak berbentuk kalimat. Jadi, Yesus itu manusia seperti kita. Anda sudah sepakat bahwa Tuhan itu satu atau Esa. kalau anda masih mengatakan Yesus itu tuhan atau huruf N besar,maka anda yakin Tuhan itu dua.
~
Saudara Hakkullah,
Kami memang belum pernah melihat Yesus Kristus dengan mata jasmani, tapi kami dapat melihat Dia dengan iman. “Berbahagialah orang yang percaya meskipun tidak melihat Aku!” (Injil, Rasul Besar Yohanes 20:29).
Yesus Kristus bukan manusia biasa, melainkan Allah Esa yang menjadi manusia. Dia adalah Yang Awal dan Yang Akhir penguasa akhirat. “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut” (Injil, Kitab Wahyu 1:18-19.
~
Slamet
~
Buat Sdr Slamet,
(1) Kita tentunya tidak akan tahu kebenaran promosi sebuah Restaurant yang mengatakan bahwa “Masakannya Dijamin Enak Dan Sesuai Dengan Selera Kita” sebelum kita memakan/mencicipi masakan di Restaurant itu bukan?
(2) Jika Bibel menjanjikan bahwa Anda pasti masuk Surga, maka tentunya hal itu masih merupakan ”Promosi” saja , bukan? Anda tentunya belum tahu kebenaran Promosi Bibel itu sebelum Anda benar-benar masuk ke dalam Surga. Jadi, rasanya kita ini masih sama-sama menunggu Keputusan Tuhan atas diri kita ini sampai datangnya Hari Akhir nanti.
(3) Iman Islam mengajarkan bahwa Allah SWT itu esa dalam ”Sifat Dan DzatNya”. Jadi, tidak ada yang serupa dengan Allah SWT.
~
Saudara Pradjanto,
Jika saudara dapat memahami fakta tentang sorga dan neraka, tentunya saudara tidak akan menggunakan ilustrasi tersebut. Karena seseorang akan tahu tentang sorga dan neraka setelah dia meninggal dunia. Nabi saudara juga telah meninggal dunia dan saudara pun juga tidak tahu tentang keberadanya. Sebagai pengikutnya saudara hanya bisa berharap, semoga nabi saudara selamat dan masuk sorga.
Oleh karena itu akan lebih bijak kalau kita bertanya kepada pribadi yang telah mati namun kini Dia hidup kembali. Bahkan Dia adalah penguasa akhirat. Siapakah pribadi itu? Yesus Kristus.
Dia adalah Yang Awal dan Yang akhir penguasa akhirat. Mari kita perhatikan pengakuan-Nya, “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut” (Injil, Kitab Wahyu 1:17-18).
Bagaimana menurut saudara?
~
Slamet
~
Hakkullah,
Tentu dalam (QS 90:17) berkasih sayang terhadap umatnya saja sedangkan untuk “orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam neraka, yang tertutup rapat” (QS 90:19-20).
Itulah yang sering digunakan muslihat Islam, selama mereka lemah wahyu ini digunakan, tetapi jika mempunyai kekuatan perang maka “Janganlah kamu lemah dan minta damai, padahal kamu-lah yang di atas” (QS 47:35).
Dan bagi mereka yang takluk wajib mengucapkan shahadat dan melakukan ritual islam atau nyawa dan harta mereka melayang (HR. Bukhari, 25). Itulah sebabnya banyak Muslim di negeri barat menjadi ateis atau murtad karena kepalsuan ajaran Islam yang sebenarnya.
~
Saudara Park,
Memang banyak umat Muslim yang murtad bahkan manjadi ateis, salah satunya disebabkan ayat tentang jihad. Kitab Islam menuliskan, “Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk. Kepada masing-masing, Allah menjanjikan yang baik dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar” (Qs 4:95).
Jelas Islam bukanlah sebuah jalan damai menuju Tuhan, seperti yang selama ini dia percayai. Sebaliknya, ayat ini mendorong seseorang melakukan kehendak Tuhan dengan cara apa saja, termasuk membunuh, walaupun hal ini seakan bukan sifat Allah. Inilah yang membuat seseorang menjadi frustasi dan tidak lagi mau mencari Tuhan.
~
Slamet
~
Buat Sdr Slamet,
Allah SWT adalah Esa dalam Dzat dan SifatNya. Apakah Yesus esa dalam dzatnya? Tentunya tidak bukan? Sebagai layaknya manusia yang lain, tubuh/dzat Yesus terdiri dari berbagai-bagai unsur. Ada unsur Air, ada Unsur Udara, ada Unsur Fisika dan Kimia, dan lain-lain Unsur yang menunjukkan bahwa Yesus tidak memiliki keesaan dalam dzatnya.
Sifat Yesuspun tidaklah esa. Sebagai seorang laki-laki, sifat Yesus sama dengan saya dan Anda. Yesus tentunya juga punya hasrat kepada Wanita. Terbukti dari adanya fakta bahwa Yesus beristrikan Maria Magdalena. Jadi, tidak ada tanda dan bukti bahwa Yesus memiliki dzat dan sifat yang esa.
~
Saudara Pradjanto,
Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Memang dalam keadaan sebagai manusia, dia juga memiliki sifat-sifat seperti yang saudara miliki. Hanya saja Yesus tidak memiliki tabiat dosa dalam pribadi-Nya.
Menurut Qs 19:19 Isa Al-Masih dilahirkan sebagai “anak laki-laki yang suci.” Demikian juga Hadis Al-Bukhari menuliskan, “Iblis menjamah setiap anak yang masuk dunia, kecuali Maryam dan Anaknya . . .”
Demikian semoga bermanfaat untuk saudara renungkan.
~
Slamet
~
Buat Sdr Slamet,
(1) Untuk apakah ada seorang nabi, jika Tuhan harus turun ke bumi sebagai manusia? Apakah untuk memahami dari dekat kehidupan para pelacur, maka seorang Wanita peneliti sosiologi harus menjadi pelacur juga? Bukankah Tuhan bersifat “Maha Tahu, Maha Melihat, Maha Mendengar”? Untuk apa Tuhan harus menjadi manusia jika hanya sekedar untuk tahu kehidupan manusia?
(2) Fakta menunjukkan bahwa Yesus telah gagal dalam membawa bangsa Israel ke Jalan Yang Benar. Sampai hari ini, Bangsa Israel menolak kenabian Isa. Jika Yesus adalah tuhan, kenapa Yesus gagal? Bukankah Tuhan berkuasa atas segala-galanya?
~
Saudara Pradjanto,
Jelas ajaran dan petunjuk nabi sangat penting bagi keselamatan manusia. Sebelum Isa Al-Masih mati di kayu salib untuk menyucikan manusia dari dosa-dosa-nya maka para nabi selaku utusan Allah telah memberikan petunjuk dan arahan untuk umat manusia. “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada…” (Injil, Surat Ibrani 1:1-2).
Sekilas Isa Al-Masih tampaknya gagal menjalankan misinya, tapi sebenarnya Dia telah berhasil. “Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka” (Injil, Surat Ibrani 1:3-4).
Jadi meskipun banyak manusia yang menolak karya keselamatan Isa Al-Masih, namun Dia berhasil untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada Dia.
~
Slamet
~
@Park,
Jelas Islam bukanlah sebuah jalan damai menuju Tuhan, seperti yang selama ini dia percayai. Sebaliknya, ayat ini mendorong seseorang melakukan kehendak Tuhan dengan cara apa saja, termasuk membunuh, walaupun hal ini seakan bukan sifat Allah. Inilah yang membuat seseorang menjadi frustasi dan tidak lagi mau mencari Tuhan.
Respon: bisakah anda berikan contoh dengan apa yang anda pahami? Pemahaman itu didasari dengan contoh, jika tidak ada contohnya, maka menjadi sebuah pemahaman yang hoaks. Saya berikan contoh pada masa khalifah Umar bin Khattab, tidak ada tuh pemaksaan dalam memeluk agama Islam. Buktikan dengan contohnya, pernyataan Al-Quran dan Hadits, harus disertai contohnya.
~
Saudara Hakkullah,
Mungkin nabi saudara tidak pernah membunuh atau memaksa seseorang untuk memeluk agama saudara. Namun nabi saudara memerintahkan para pengikutnya untuk melakukan kekerasan. Misalnya, nabi Islam juga mengijinkan para budak untuk dipukul secara keras. Saat istrinya diperiksa
dengan seksama mengenai tuduhan perzinahan, menantu Muhammad, Ali, secara brutal memukuli budak Aisha di depan nabi Islam, untuk memastikan bahwa ia mengatakan yang sebenarnya mengenai Aisha.
Berikut kutipan dari “Sirat Rasulallah” karya Ibnu Ishaq, yang diterjemahkan A. Guillaume (Kehidupan Muhammad, halaman 496): “Lalu Rasul memanggil Buraira (budak Aisha) untuk menanyainya, dan Ali bangkit dan memberikannya pukulan yang menyakitkan sambil berkata, “Katakan pada Rasul yang
sebenarnya…” Dan ternyata nabi Islam tidak menghentikan Ali memukuli budak tersebut.
Demikian semoga bermanfaat.
~
Slamet
~
Buat Sdr Slamet,
Diantara 99 Asma’ul Husna ada 3 Nama Allah SWT, yaitu Al Awwalu (Yang Maha Awal), Al Akhiru (Yang Maha Akhir), dan Al Hayyu (Yang Maha Hidup). Saya heran, Anda menyematkan Al Awwalu, Al Akhiru, dan Al Hayyu yang merupakan hak Allah SWT semata itu pada seorang manusia bernama Yesus.
Apakah dasarnya menyebut Yesus sebagai Yang Awal, sementara Yesus dilahirkan oleh Maryam yang telah lebih dulu ada sebelum Yesus? Apakah Yesus adalah Yang Akhir sementara pada hari ini ada saya dan Anda ketika Yesus sudah wafat? Apakah Yesus adalah Yang Hidup sementara Yesus sudah wafat 2000 tahun yang lalu?
~
Saudara Pradjanto,
Kami tidak pernah memberikan gelar ilahi kepada Isa Al-Masih kalau kitab suci Allah tidak menuliskannya.
Jelas dalam kitab saudara, Isa Al-Masih disebut sebagai “seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)” (Qs 3:45).
Nabi saudara juga sangat menjunjung tinggi Isa Al-Masih. “Nafas hidupku ada di dalam Isa Putra Maryam” (Mutiara Hadist, 2002 jilid III No. 152).
Bahkan Isa Al-Masih mengakui dengan tegas kalau Diri-Nya adalah Yang Awal dan Yang Akhir. “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya” (Injil, Kitab Wahyu 1:17-18).
Semoga bermanfaat dan saudara tidak heran lagi.
~
Slamet
~
Buat Sdr Slamet,
(1) Sejak kapankah Yesus menjadi Tuhan? Sejak dari dalam kandungan Maryamkah? (2) Jika Yesus menjadi Tuhan sejak dari dalam kandungan, maka itu berarti bahwa selam 9 Bulan 10 Hari Alam Semesta ini tidak dikendalikan oleh Tuhan? Lalu siapakah yang membuat Alam Semesta ini tetap eksis dan teratur selama 9 Bulan 10 Hari itu ketika Tuhan sedang dalam proses pembentukan sebagai manusia dalam kandungan Maryam?
~
Saudara Pradjanto,
Tentunya saudara mengetahui kalau Tuhan itu kekal, bukan? Kekal berarti abadi, tidak berawal dan tidak berakhir. Mari kita perhatikan Zabur Kitab Mazmur 90:2 yang menyatakan tentang kekekalan Tuhan. “Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.”
Namun Allah yang kekal ini berkenan menyatakan diri-Nya pada Pribadi Isa Al-Masih yang dilahirkan melalui perawan Maria. Oleh karena itu agar setiap orang mengetahui bahwa Allah telah menjadi manusia maka Kitab Suci Allah menyatakan, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia” (Injl, Rasul Besar Yohanes 1:1,14).
Demikian semoga bermanfaat.
~
Slamet
~
Buat Sdr Slamet,
(1) Penjelasan Anda dalam alinea kedua pada komentar Anda menunjukkan bahwa Yesus telah menjadi Tuhan sejak Yesus masih menjadi seorang bayi. Kita semua tahu, bahwa seorang bayi belumlah mampu untuk berbuat sesuatu. Bagaimana caranya, Yesus sebagai Tuhan yang masih berwujud bayi itu mengatur alam semesta ini?
(2) Sifat Tuhan yang ‘Tidak Berawal Dan Tidak Berakhir’ tentunya tidak membolehkan adanya pemahaman bahwa ‘Tuhan pernah menjadi bayi’, bukan? Apakah ini tidak kontradiktif dengan keyakinan Anda bahwa Yesus menjadi Tuhan sejak Yesus masih bayi? Mohon penjelasan Anda?
~
Saudara Pradjanto,
Jelas Tuhan itu kekal adanya, Dia tidak berawal dan tidak berakhir. Oleh karena itu tidaklah tepat jika dikatakan Yesus menjadi Tuhan sejak Dia masih bayi.
Memang dalam agama Islam tidak dikenal Tuhan menjadi manusia, namun tidak demikian dengan ajaran Kitab Suci Allah. Bahkan dalam keadaan-Nya sebagai manusia Yesus Kristus dapat mati tapi Dia hidup kembali. Mari kita perhatikan pengakuan Yesus Kristus ini. “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya…” (Injil, Kitab Wahyu 1:17-18).
Demikian semoga bermanfaat untuk saudara.
~
Slamet
~
Anda kurang cerdik dan kurang analisa. Persoalan saya adalah Bapa itu Allah, lalu Yesus itu siapa? Seharusnya Yesus tidak menyebutkan Bapaku. Jadi, Yesus adalah manusia biasa seperti kita bisa makan, minum, dan lain lain. Dari situ sudah kelihatan, ajarannya tidak jelas. Siapa Tuhanmu dan Siapa Nabimu? ajaran yang tidak jelas, tidak perlu diikuti. Coba anda bantah saya dengan logika anda. Mungkinkah Tuhan dilahirkan? Kalau anda bilang, Yesus bukan Tuhan, maka pertanyaan itu tidak akan muncul. Jadi persoalan saya adalah status Yesusnya dalam penjabaran anda tidak jelas. Bantah saja bahwa Yesus dilahirkan. “ciri tuhan yang saya inginkan tidak dilahirkan.”
~
Saudara Hakkullah,
Sebelum menjawab pertanyaan saudara tentang Tuhan dilahirkan. Izinkanlah saya mengajukan pertanyaan, tentunya Tuhan itu maha kuasa, bukan?
Jika Tuhan maha kuasa, dapatkah Tuhan menjadi manusia? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Slamet
~
Terpujilah Tuhan Allah yang tidak terbatas. Kita manusia dengan logika yang terbatas tidak akan sanggup memikirkan dengan logika kita sendiri. Untuk itu dengan keterbatasan kita belajarlah untuk menerima segala rancanganNya. Mintalah dicurahkan Roh kudus agar diberi hikmat dan kuasa sorgawi utk memahami firmanNya. Agama tidak bisa menyelamatkan mu yang terpenting adalah penurutan jangan keras tengkuk mengandalkan pemikiran mu sendiri, sebelum pintu kasihan itu ditutup oleh Yesus Imam Besar itu. Yesus yang awal dan yang akhir yang terkemuka di dunia dan di akhirat yang berarti adalah Allah. Tapi kembali lagi ke mananusia itu sendiri beriman kepada-Nya atau tidak. Kita diberi kebebasan memilih. Jesus bless.
~
Saudara Aprltb,
Terima kasih untuk komentar yang saudara sampaikan. Memang kita wajib bersyukur atas rahmat Allah yang begitu besar, yaitu keselamatan di dalam Isa Al-Masih. Karena baik umat Kristen, Muslim maupun umat beragama lain tidak dapat memperoleh kesempatan ke sorga kecuali bersedia membuka hati bagi Isa Al-Masih.
Kitab Suci Injil menunjukkan tentang jaminan keselamatan agar kita tidak mendapat murka Allah. “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:36).
Jelas satu-satunya jaminan semua orang untuk dapat memperoleh pengampunan dosa dan kehidupan yang kekal di sorga adalah percaya pada Isa Al-Masih.
~
Slamet