Setiap orang ingin agar semua kebutuhan hidupnya tercukupi. Bila kebutuhan tidak tercukupi, akan susah dan menderita.
Sebaliknya, jika semua kebutuhan terpenuhi, maka akan berbahagia. Kita yakin dan beriman bahwa Allah mencukupi kebutuhan kita, tapi kita juga harus bisa mengelolanya dengan benar agar dapat kebutuhan kita cukup. Mengelola uang secara tidak benar, dapat membuat miskin dan kekurangan.
Allah mencukupi kebutuhan kita umat-Nya. Namun, agar Anda berkecukupan, terapkanlah prinsip-prinsip menurut Wahyu Allah di bawah ini.
1. Bekerjalah, Sebab itu Perintah Allah
Allah memerintahkan manusia bekerja sejak awal penciptaan. “TUHAN Allah mengambil manusia [Adam] itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu” (Taurat, Kejadian 2:15). Di taman Eden, Allah memenuhi kebutuhan Adam dengan buah-buahan sehingga tidak kekurangan makanan, namun Allah memerintahkannya bekerja.
Demikian juga yang tertulis dalam hadist. “. . . mengikatkan kayu bakar . . . lalu menjualnya, hal itu lebih baik dari pada meminta-minta kepada manusia” (HR. Bukhari).
Kita harus bekerja dengan keras dan cerdas. Yaitu menggunakan sedikit tenaga atau modal, namun mendapat hasil maksimal dan berlipat.
Para pengikut Isa Al-Masih wajib bekerja yang baik/halal. “Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik …” (Injil, Surat Efesus 4:28).
Allah mencukupi kebutuhan kita. Dia memberikan rezeki-Nya melalui pekerjaan yang kita lakukan. Tetapi itu juga tergantung bagaimana kita mengelolanya.
2. Berhemat
Kitab Amsal Sulaiman/Salomo 20:21 mengajarkan bahwa orang yang memboroskan harta/uang adalah bebal atau bodoh. Sebaliknya, orang pintar pasti berhemat.
Berhemat merupakan salah satu cara memenuhi kebutuhan umat Islam juga. “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros . . .” (Qs. 17:26).
Mungkin Anda cenderung membelanjakan uang tanpa kendali dan menjadi boros. Mulai sekarang cobalah untuk berhemat. Anda dapat berhemat dengan tidak merokok, tidak membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan, dan sebagainya.
3. Menabung
Kisah Nabi Yusuf, pejabat di Mesir yang mengumpulkan hasil panen gandum selama tujuh tahun untuk menghadapi masa-masa paceklik di sana, adalah contoh mengelola harta bagi masa depan (Taurat, Kejadian 41). Menyimpan harta Anda untuk kebutuhan ke depan adalah cara yang bijaksana.
Islam nampaknya setuju dengan prinsip itu. “Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu” (HR. Bukhari).
Sebisa mungkin Anda menabung akan sangat baik bagi masa depan Anda sendiri.
4. Mencukupkan Diri
Manusia cenderung menjadi tamak. Umat beragama dinasihatkan untuk mencukupkan diri agar terhindar dari kekurangan dan ketamakan. “Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: ‘Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?’ Jawab Yohanes kepada mereka: ‘Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu’“ (Injil, Rasul Lukas 3:14).
5. Membedakan Kebutuhan dan Keinginan
Islam mengajarkan agar dalam membelanjakan sesuatu tidak berlebihan. Qs. 25:67 menuliskan, “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan . . .”
Demikian juga Kitab Allah melarang kita mengikuti semua keinginan, karena dapat menyebabkan dosa. “. . . janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya” (Injil, Surat Roma 13:14).
Orang yang berkecukupan ialah mereka yang tercukupi kebutuhannya, bukan keinginannya. Kebutuhan terbatas, namun keinginan tidaklah terbatas, karena itu kita harus membedakan keinginan dan kebutuhan.
Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dimiliki agar bisa hidup. Tetapi keinginan merupakan sesuatu yang ingin dimiliki untuk menambah kenyamanan hidup, namun tidak mendasar.
Misalnya, jika aktivitas dan pekerjaan Anda cukup memakai sepeda motor, maka membeli mobil adalah keinginan. Ini akan menyusahkan Anda jika tidak dipikirkan dengan baik.
Cara lain membedakan keinginan dan kebutuhan ialah menunda memiliki barang atau jasa itu selama seminggu atau dua minggu. Jika Anda tidak ada masalah tidak memilikinya, maka itu hanya keinginan, bukan kebutuhan.
6. Penguasaan Diri
Penguasaan diri adalah perintah Allah dan luas penerapannya. Dalam berbuat baik kita menguasai diri dari dosa. Dalam kaitan mengelola rezeki maka kita juga harus bijaksana dan menguasai diri.
Misalnya, kita semua membutuhkan smartphone, namun kita harus membelinya sesuai dengan kebutuhan kita. Jangan yang terlalu mahal atau mewah. Memang itu kebutuhan, namun kita wajib sesuaikan dengan kebutuhan dan budget kita.
7.Hidup Sederhana
Isa Al-Masih memberikan teladan hidup suci dan sederhana. Ketika menjadi manusia, Dia tidak mengejar uang atau kekayaan, melainkan hidup sederhana. Dia berkuasa untuk melipat-gandakan beberapa roti dan dua ikan, sehingga dapat mengenyangkan 5000 dan 4000 orang.
Dia tidak hidup dalam kemewahan, melainkan hidup bersahaja. Dia berkuasa mencukupi kebutuhan manusia di dunia maupun kebutuhan hidup kekal di akhirat.
Bagaimana Kebutuhan Hidup Kekal Kita Terpenuhi?
Dengan menerapkan tujuh prinsip di atas hidup Anda di dunia akan tercukupi.
Tetapi, sudahkah kebutuhan rohani kita akan hidup kekal tercukupi?
Al-Quran mengingatkan akan pentingnya kehidupan di akhirat. ”Katakanlah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu nilainya kecil. Nilai akhirat jauh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa” (Qs 4:77). Tapi, manusia tidak mungkin beroleh hidup kekal dengan usaha dan kebaikannya sendiri yang tidak sempurna.
Kabar baiknya, “Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya [Isa Al-Masih]. . . . supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah [Isa Al-Masih] tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (Injil, Surat 1 Yohanes 5:11-13).
Sebab Isa Al-Masih, Sumber Kehidupan/Al-Hayat telah membayar lunas hutang dosa manusia, yaitu kematian kekal di neraka, dengan kematian-Nya di kayu salib. Karena itulah, Dia mengaruniakan hidup kekal setiap orang yang beriman kepada-Nya.
Allah bukan saja mencukupi kebutuhan kita di dunia, tetapi juga di akhirat. Karena itu, agar kebutuhan hidup kekalmu terpenuhi, berimanlah kepada Isa Al-Masih sekarang! Maka Anda akan menikmati hidup di dunia dengan bahagia.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Meski beriman Allah mencukupi kebutuhan, mengapa tidak semua orang dapat mencukupi kebutuhannya?Jelaskan!
- Dari beberapa poin di atas untuk mencukupi kebutuhan hidup, manakah yang masih sulit Anda lakukan? Berikan alasannya!
- Bagaimana Isa Al-Masih dapat menjamin kecukupan hidup kekal kita? Lalu seperti apakah sikap kita seharusnya kepada-Nya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “7 Hal Penting Agar Tahu Allah Mencukupi Kebutuhan Kita“ Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Rahasia Surat Al-Fatihah, Kebutuhan Manusia, Dan Jawabannya
- Menerima Warisan dari Allah Agar Selamat di Akhirat
- 5 Kunci Mengatasi Kemiskinan Untuk Para Mukmin
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .