Di Malaysian Airlines terdapat alat elektronik penunjuk arah kiblat bagi penumpang yang ingin sholat. Malaysian National Space Agency (Angkasa) bahkan pernah mensponsori konferensi ulama-ulama yang bertujuan menentukan kiblat bagi angkasawan yang mengelilingi bumi.
Selain arah sholat, kiblat Islam menentukan arah memakamkan orang dan menyembelih hewan.
Mengapa Kiblat Penting Bagi Mukmin?
Ulama akan menjawab, “Berkiblat adalah perintah Allah!” “. . . Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya . . . ” (Qs 2:144. Perhatikan, ayat ini tidak memuat kota Mekkah).
Perintah ini masuk akal. Di tempat Masjidil Haram ada Kaabah dan Batu Hitam (al-Hajr Aswad).
Dari tahun 610 s/d 623 Kiblat Islam mengarah ke Yerusalem. Kemudian Nabi Islam menyuruh umatnya berkiblat ke Masjidil Haram.
Petra atau Mekkah, Arah Kiblat Islam Awal Agama Islam?
Dalam buku “Qur’anic Geography,” hasil riset ahli arkeologi Dan Gibson, terdapat informasi baru mengenai kiblat pada awal Islam.
Beliau menemukan arah kiblat di mesjid-mesjid terkuno yang didirikan pada awal Islam. Ia mendasarkan risetnya pada satellite imaging (membuat gambar dengan satelit).
Antara tahun 622-725M (1-107 AH) kiblat semua mesjid kuno yang ia periksa, (antara lain, mesjid Kufa dan Wassit di Irak, mesjid Fustat di Mesir) berkiblat ke Petra. Kota ini terletak 1,270 kilometer sebelah utara Mekkah.
Demikian purbakalawan berkesimpulan kiblat Islam yang pertama mengarah ke Petra di Yordania. Sesudah 725M, sebagian mesjid baru berkiblat ke Mekkah. Sesudah tahun 822M semua mesjid baru berkiblat ke Mekkah. Para agamawan perlu mempertimbangkan penemuan baru ini. Jika Anda ingin informasi tambahan, silakan menghubungi kami.
“Kiblat” Umat Kristen
Umat Kristen tidak mempunyai kiblat. Tidak berdoa ke arah Yerusalem. Mengapa? Bukankah Yerusalem kota asal Isa Al-Masih?
Makam Isa Al-Masih di Yerusalem tetapi kosong! Akidah Kristen dan Islam menekankan Isa Al-Masih di sorga. Allah juga berada di sorga. Firman-Nya, “Langit adalah takhta-Ku” (Injil, Kisah Para Rasul 7:49). Isa Al-Masih mengajar umat-Nya berdoa, “Bapaku di sorga”
Karena alasan-alasan ini para Mukmin mesti setuju, tidak pantas umat Nasrani berkiblat ke Yerusalem. Jika Anda mempunyai pandangan lain, silakan mengemail kami.
Sikap Hati Jauh Lebih Penting dari Kiblat
Ayat suci menekankan, jika menyimpan dosa dalam hati, Allah tidak akan mendengarkan kita (Mazmur Allah, 66:18).
Karena itu umat Allah perlu berfokus pada pembersihan hati saat sembahyang dan bukan masalah kiblat.
Injil Allah membuka satu-satunya cara untuk melenyapkan dosa dari hati. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia [Isa] . . . akan . . . menyucikan kita dari segala kejahatan” (Injil, Surat I Yohanes 1:9). Jika hati bersih dari dosa, bagaimanapun arah kiblat, Allah akan mendengarkan doa kita!
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa kiblat Islam pada awal agama Islam mengarah ke kota Petra? Bagaimana penemuan baru ini akan mempengaruhi agama Islam pada masa ini? (Kalau Saudara lebih senang mengemail kita dengan jawaban ini, klik di sini.
- Apakah Saudara merasa orang Kristen lebih baik berkiblat ke Yerusalem? Jelaskanlah alasan-alasan Saudara.
- Apakah Saudara merasa lebih penting orang bershalawat memperhatikan kiblat atau pembersihan hatinya dari dosa? Jelaskanlah jawaban Saudara.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Sholat, Kiblat, Dan Konsep “Rumah Allah” Yang Membingungkan
- Mahasiswa Meneliti Sejarah Kota Suci Mekah Dan Yerusalem
- Benarkah Ibrahim Membangun Ka’bah?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Fondasi Kiblat Islam Dan “Kiblat” Kristen”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718
~
Umat Kristen seringkali menghina Islam dengan mengatakan Islam menyembah batu Hitam di Ka’bah. Padahal justru Kristen yang mengingkari kitabnya karena perintah menghadap kiblat ini telah diingkari secara tidak sadar. Mazmur 5:8, “Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.”
Ini jelas perintahnya tapi kenapa tidak dilaksanakan? Sebab Kristen bukan ajaran Yesus melainkan ajaran baru yang mengadopsi agama pagan berhala dan melecehkan Isa dan dijadikannya berhala sesembahan. Malah topik di atas menelanjangi mereka sendiri.
~
Saudara Pengunjung,
Memang ayat Mazmur menyatakan demikian. Tetapi ayat tersebut bukan perintah. Ayat tersebut merupakan gambaran kerinduan Raja Daud kepada Allah. Nah, beribadah atas dasar kerinduan kepada Allah lebih baik dibandingkan berpatokan pada kiblat, bukan?
Lagi pula, Isa Al-Masih pernah berfirman, “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem…Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian” (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:21, 23). Kiranya ini dapat menolong saudara memahami arti kiblat sesungguhnya.
~
Solihin
*
3. Sangat jelas bahwa pembersihan hati dari dosa lebih penting dari pada kiblat. Sebab Allah maha kudus, maha suci membenci hati yang kotor, dan tidak berkenan kepada orang yang tidak memperhatikan kebersihan hatinya dari dosa.
Allah tidak berada di suatu tempat di bumi ini sehingga tidak usah berkiblat, yang paling terpenting adalah pembersihan hati dari segala dosa. Dosa membuat jurang pemisah (terputus) hubungan Allah dengan manusia. Kebencian, amarah, dusta-bohong, menipu, mencuri, mengingini milik sesama manusia, membunuh, tidak dapat mengasihi sesama manusia merupakan dosa yang tidak dapat ditutupi di hadapan Allah. Sebab semua manusia “telanjang” di hadapan Allah.
*
Saudara Realita,
Memang benar bahwa Allah tidak berada di suatu tempat tertentu di bumi ini. Karena itu, esensi ibadah adalah kebersihan hati, bukan kiblat. Kiblat adalah usaha manusia untuk fokus kepada Allah, tetapi bukan jaminan ibadah tersebut diterima Allah.
~
Solihin
~
Kiblat ini jelas ada dalilnya di Al-Quran.
~
Saudara Domba,
Artikel di atas telah mengutip ayat mengenai kiblat. Saudara dapat membaca isi artikel di atas dengan saksama. Menurut kami, kiblat tidak memberikan jaminan apapun bagi umat beragama. Apakah dengan memiliki kiblat tertentu menjadikan ibadah seseorang diterima Allah? Tentu kita perlu mengetahui dasar dan alasan mengapa kiblat dijadikan patokan, bukan?
Karena itu, kami berharap saudara dapat menjelaskan dasar dan alasan mengapa Muslim harus mengarahkan kiblat ke Masjidil Haram? Mohon pencerahan saudara.
~
Solihin
~
Kiblat dari mesjid Irak dan Mesir itu dibuat oleh orang yang kurang paham membaca arah. Tetapi mengapa dua bangsa sama-sama menuju satu arah yang sama? Ada apa ini? Mengapa perintah mengarahkan wajah oleh Allah SWT dilakukan oleh umat Islam dengan mengarahkan wajah ke bangunan orang-orang Kristen kuno? Ah, semoga penelitian para ahli arkeologi itu salah.
Pengunjung,
Mazmur 5:8 itu 100% bukan ke Mekkah, tempat Kabah dan batu hitam. Bait Allah yang hendak didirikan oleh raja Daud itu tempatnya di Yerusalem di atas bukit, tapi yang mendirikannya adalah putranya yaitu raja Sulaiman. Bukit Sion hanya ada di Israel, bukan di Mekkah.
~
Saudara Agur,
Menanggapi tanggapan saudara kepada saudara Pengunjung, maka yang disampaikan oleh saudara adalah benar. Mazmur 5:8 bukan diarahkan ke Mekkah. Namun, esensi ayat itu merupakan gambaran kerinduan Raja Daud kepada Allah. Tentu ibadah yang didasarkan pada hati lebih diterima Allah, bukan?
~
Solihin
~
Inilah yang haram yaitu segala yang keluar dari hati manusia yang menyebabkan kenajisan pikiran dan perbuatan jahat atau disebut dosa. Dosa yang harus diharamkan. Tapi yang masuk ke dalam mulut dan bergizi serta berguna bagi tubuh tidak haram, sebab teknologi pangan dan pengolahan makanan yang baik membuat tubuh terjaga baik.
Demikian kiblat, asalnya dari tradisi nenek moyang umat Yahudi. Daniel berdoa mengarah Yerusalem. Tapi Isa Al-Masih menjawab perempuan Samaria yang mempermasalahkan kiblat, dan menjawabnya bahwa telah tiba saatnya bahwa umat Allah akan menyembah Allah tidak berdasar kiblat tapi harus menyembah dalam roh dan kebenaran. Kebenaraan adalah Isa Al-Masih sendiri dan roh itu ada di dalam hati manusia. Jadi hati pikiran dan akal sehat zaman sekarang harus kita ikuti.
~
Saudara Realita,
Sesungguhnya kiblat tidak menentukan ibadah seseorang diterima Allah. Ini adalah pendapat kami. Namun, kita dapat mengkaji hal ini melalui sebuah pertanyaan. Apakah dengan mengarahkan ibadah pada kiblat tertentu menjadikan seseorang masuk sorga? Bukankah poros bumi dapat bergeser berkenaan dengan perubahan iklim dan pemanasan global? Tentu ini membawa dampak bagi kiblat itu sendiri, bukan? Kiranya saudara-saudara di forum ini memikirkannya.
~
Solihin
*
Jawaban no. 3. Bagi umat Muslim tiga-tiganya penting. Jelas umat Islam mementingkan segalanya. Menghadap kiblat perintah Allah. Bershalawat juga perintah Allah. Apalagi menjaga hati tetap bersih dari dosa. Itu semua perintah Allah juga. Kenapa anda bertanya ini?
*
Saudara Bara,
Kami senang dengan jawaban saudara bahwa ketiganya penting. Bila ketiganya penting, mengapa yang mendapatkan penekanan adalah kiblat, bukan pembersihan hati? Apakah kiblat dapat menentukan ibadah seseorang diterima Allah? Kami kira kita perlu memikirkan hal ini. Itu sebabnya, kami bertanya mengenai hal ini agar kita mengerti manakah prioritas utama, kiblatkah atau membersihkan hati.
Bagaimana menurut saudara mengenai pendapat kami di atas? Kiranya saudara dapat memberikan pandangan saudara. Sebab sesungguhnya Isa Al-Masih tidak pernah menekankan kiblat, tetapi Al-Quran memerintahkan kiblat ke Masjidil Haram.
~
Solihin
~
To: Bara Dunia,
Saya mau tanya kenapa Allah SWT sampai memindahkan kiblat dari Yerusalem ke Mekkah? Berikan dalil-dalilnya yang kredible.
~
Saudara Hendy,
Saudara memberikan pertanyaan yang menarik. Harap saudara-saudara di forum ini berkenan memberikan tanggapan sehingga ini dapat menjadi diskusi yang menarik. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Kamu yang mengambil agama penjajah, kamu bercakap tentang penyucian hati dan dosa sedangkan dosa yang paling besar yang tidak diampunkanlah yaitu menyekutukan Allah dengan makhluknya. Isa bin Maryam adalah manusia yang diutus Allah kepada Bani (anak cucu) Israel atau Nabi Allah Yakub.
~
Saudara Hussin,
Memang benar bahwa Muslim berpendapat bahwa dosa yang paling besar adalah menyekutukan Allah. Namun, sesungguhnya umat Nasrani tidak pernah menyekutukan Allah, melainkan mengakui kemahakuasaan Allah. Itu sebabnya, Allah yang mahakuasa pasti mampu menjadi manusia (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1, 14). Bukankah demikian saudara?
Mengacu pada kemahakuasaan Allah tersebut, maka Isa Al-Masih tidak pernah menekankan kiblat dalam peribadatan manusia. Sebab Allah mahakuasa dan mahahadir. Allah tidak dibatasi oleh arah atau kiblat. Karena itu, Isa Al-Masih menekankan bahwa penyembah Allah harus menyembah dalam roh dan kebenaran (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:23).
Dalam roh karena Allah adalah Roh. Dalam kebenaran, manusia perlu disucikan sehingga ia dibenarkan. Hanya Isa Al-Masih yang dapat menyucikan manusia dari dosa sebagaimana artikel di atas telah menjelaskannya. Silakan saudara mengemail kami bila ingin berdiskusi secara khusus ke:
~
Solihin
~
Isa Al-Masih datang menyelamatkan umat manusia dan memberi standar kekudusan kesucian hati. Dia maha tahu sebab Dia adalah firman Allah yang maha kuasa. Iblis setan membenci kekudusan kesucian yang sudah distandarkan Isa Al-Masih sehingga roh jahat tersebut menyesatkan dengan membutakan manusia mengenai siapa Isa Al-Masih karena si jahat mau supaya manusia tetap dalam kubangan lumpur dosa hawa nafsu duniawi tidak dapat masuk surga yang dijanjikan Isa Al-Masih tapi masuk ke dalam ‘surga’ tipuan berupa hawa nafsu birahi.
~
Saudara Realita,
Tepat sekali yang disampaikan saudara bahwa Isa Al-Masih yang menyucikan manusia dari dosa (Injil, Surat 1 Yohanes 1:7). Dengan memerhatikan fakta tersebut, maka kita mengetahui bahwa kiblat bukan ukuran atau standar ibadah seseorang diterima Allah, melainkan kesucian hati. Pertanyaannya adalah adakah manusia yang suci?
~
Solihin
***
Mengapa awal kiblat Islam mengarah ke kota Petra, Yordania? Sebenarnya bukan ke kota Petra. Yordania terletak di selatan Yerusalem. Jika Iraq, Mekah Madinah sholat yang mengarah ke bait suci umat Islam pertama (Masjidil Al Aqsa) maka seakan mengarah ke kota Petra yang indah yang termasuk dalam tujuh keajaiban dunia.
Adalah sangat wajar apabila ada penyimpangan arah, karena 1400 tahun lalu masih belum ditemukan kompas. Mereka hanya mengandalkan perbintangan. Melenceng 1-5 derajat sangat wajar sehingga seolah-olah orang Iraq sholat menghadap kota Petra. Kristen tidak perlu ada kiblat, karena tidak ada sholat. Kalau berdoa memang tidak perlu kiblat mau ke arah mana juga tidak masalah, karena Allah ada dimana-mana. Islam perlu arah kiblat dalam sholat bukan dalam berdoa.
***
Saudara Gandhi,
Dugaan bahwa ketiadaan kompas dapat menyebabkan penyimpangan arah memiliki konsekuensi logis terhadap diterima atau tidaknya ibadah Muslim selama masa penyimpangan arah tersebut. Namun, sesungguhnya kompas telah ada sekitar abad ke-4 sebelum Masehi di China. Kemudian penggunaan kompas meluas ke berbagai negara.
Mengacu pada arah kiblat tersebut, maka sesungguhnya penekanan ibadah Muslim adalah kiblat. Tentu ini menjadi pertanyaan besar. Apakah ibadah yang sesuai dengan kiblatnya akan menjamin ibadah seseorang diterima sehingga mendatangkan kepastian masuk sorga? Selain itu, bagaimana dengan ibadah yang pernah mengalami penyimpangan arah? Apakah diterima atau tidak? Dapatkah saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin
~
Kenapa umat Islam tidak langsung berkiblat ke Mekah? Karena kondisi Masjid Al-Haram masih dipenuhi berhala-berhala (semacam patung Yesus) yang disembah oleh orang Arab sebelum kedatangan Islam. Sehingga di bawah dominasi kekufuran seperti itu, rasulullah belum bisa menunaikan ibadah shalat di tempat tersebut. Hal itu akan menjadi kebanggaan bagi kaum kafir Quraisy bahwa rasulullah seolah mengakui berhala-berhala mereka sebagai Tuhan.
Inilah salah satu hikmah diperintahkannya shalat dengan menghadap ke Baitul Maqdis (Al-Aqsha). Setelah hijrah itu, Allah memerintahkan rasulullah untuk menghadapkan wajahnya ke Masjidil Haram (Ka’bah). Perpindahan ini dimaksudkan adalah sebagai pemersatu umat Islam dalam menentukan arah kiblat.
~
Saudara Sejarah,
Kami tertarik dengan jawaban saudara bahwa Masjidil Haram masih dipenuhi berhala sehingga tidak diarahkan ke Mekah. Kalau boleh tahu, mengapa sholat tetap diarahkan ke Mekah sekalipun ada batu Hajar Aswad di sana? Bukankah sesungguhnya pusat penyembahan manusia kepada Allah dan mengarah kepada Allah? Apakah dengan mengarahkan kiblat ke Masjidil Haram menjamin ibadah umat diterima Allah? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
Berbeda dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih tidak pernah menekankan kiblat sebagai dasar manusia menyembah Allah. Sebaliknya, Isa Al-Masih pernah berfirman, “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:18). Artinya seseorang perlu memercayai Isa Al-Masih agar masuk sorga, bukan mengarahkan ibadah pada kiblat tertentu.
~
Solihin
~
Saudara-saudara Pengunjung,
Kami sangat berterimakasih untuk kesediaan saudara berdiskusi di forum ini. Antusiasme saudara-saudara telah mendorong berkembangnya diskusi. Kalau boleh meminta dan berharap, ada baiknya bila kita berdiskusi sesuai topik yang ada. Ini penting mengingat topik ini perlu didalami agar kebenaran dan hidayah diberikan.
Karena itu, kami memohon maaf terpaksa menghapus setiap komentar yang tidak sesuai topik, menggunakan bahasa yang kasar dan tidak menghargai rekan diskusi, memasukkan komentar lebih dari satu kolom, dan sebagainya. Harapan kami adalah saudara-saudara tetap menghargai rekan diskusi di forum ini.
~
Solihin
~
“Ulama akan menjawab, ‘Berkiblat adalah perintah Allah! . . . Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya . . . .’ (Quran, Sura Al-Baqarah [2]:144. Perhatikan, ayat ini tidak memuat kota Mekkah).”
Ya, betul arah kiblat karena ada contohnya dari rasulullah. Anda hanye baca saja, dipahami dengan makna anda sendiri. Semua harus ada contohnya karena jelas siapa yang memerintahkannya. Kalau Allah perintahkan ke arah kiblat Indonesia, pasti saya turuti. Baik dibuktikan secara ilmiah ataupun tidak, ini perintah Allah, jalankan.
~
Saudara Hakkulah,
Memang benar yang disampaikan saudara bahwa kiblat adalah perintah Allah SWT sebagaimana ulama pun menyatakannya. Bila mencermati artikel di atas, setidaknya telah terjadi tiga kali perpindahan arah kiblat. Pertama, kiblat mengarah ke Petra berdasarkan Qur’anic Geography. Kedua, Yerusalem. Ketiga, ke Masjidil Haram.
Tentu ini menjadi pertanyaan besar. Mengapa Allah memindahkan kiblat? Apakah kiblat menentukan diterima atau tidaknya ibadah seorang Muslim? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin
~
Sujud menghadap baitullah itu bukan perintah lalu apa ini? Kiblat bagi Muslim untuk arah sholat dan anda tidak perlu kiblat karena tidak sholat. Islam pun kalau hanya mau menyanyi, tepuk tangan tidak perlu menghadap kiblat. Penyembah dalam roh dan kebenaran seperti teladan dan tata cara yang diberikan Yesus.
~
Saudara Sejarah,
Kami telah menjelaskan mengenai Mazmur 5:8 bahwa Raja Daud menyampaikan hal itu dalam Mazmur bukan sebagai perintah, melainkan kerinduan Raja Daud kepada Allah. Tentu kita tidak menemukan perintah di sana. Kalau boleh tahu, bagian mana dari Mazmur 5:8 yang merupakan perintah kiblat? Mohon saudara menjelaskannya.
Itu sebabnya, pengikut Isa Al-Masih tidak pernah menyembah Allah harus berpatokan pada kiblat. Sebab Isa Al-Masih tidak pernah memerintahkannya karena kiblat tidak menjamin ibadah seseorang diterima Allah.
~
Solihin
*****
Jawaban pertanyaan anda
1. Darimana anda tahu kiblat umat Islam awalnya ke arah kota Petra? Apakah anda tahu kota Petra itu dulunya apa?
2. Terserah anda kalau mau berkiblat ke arah mana
3. Umat Islam bershalawat untuk Nabi Muhammad. Saya tidak mengerti dengan bershalawat memperhatikan kiblat.
*****
Saudara Raditya,
Kami berterimakasih untuk jawaban saudara. Berikut tanggapan kami atas jawaban saudara.
1. Kami tidak menemukan jawaban saudara mengenai pertanyaan no. 1. Namun, alangkah lebih baik bila saudara membaca artikel di atas secara teliti untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan saudara.
2. Sebuah tanggapan yang menarik. Muslim memiliki kiblat yang dijadikan patokan dalam beribadah. Tetapi Isa Al-Masih tidak pernah mengajarkan untuk berkiblat kemanapun seperti yang dilakukan nabi saudara. Pertanyaannya adalah mengapa nabi saudara mengajarkan untuk berkiblat ke Masjidil Haram?
3. Bukankah ibadah Muslim ditentukan arah kiblat? Apakah shalawat nabi yang dilakukan Muslim tidak perlu memerhatikan kiblat? Mengapa? Dapatkah saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin
~
Staff Isa dan Al-Quran,
Anda sudah salah memahami Islam. Perintah menghadap kiblat lebih sedikit dalam Al-Quran, dan perintah berbuat baik/membersihkan hati jelas lebih banyak. Lalu maksud anda apa mengatakan lebih menekankan kiblat dibanding membersihkan hati? Saya minta anda jawab, supaya kata-kata anda dapat dipertanggungjawabkan. Silakan anda jawab.
Anda bertanya mana yang lebih penting, silakan anda baca komen saya sebelumnya. Saya katakan ketiganya penting. Apa masih mau diperbandingkan lagi? Jangan memutar-mutar, cukup jawab saja, jangan mengulang-ulang.
~
Saudara Bara,
Kami berterimakasih karena saudara telah mengoreksi kami. Kami berpendapat bahwa berbuat baik tidak berarti membersihkan hati. Apakah saudara yakin bahwa perbuatan baik dapat membersihkan hati saudara? Apa dasar dari keyakinan tersebut? Kiranya saudara dapat menjelaskannya kepada kami.
Itu sebabnya, kami menyatakan bahwa Muslim lebih menekankan kiblat dibandingkan membersihkan hati karena kebersihan hati tidak dapat dicapai dengan berbuat baik. Kami mengajukan pertanyaan mana yang lebih penting menandakan adanya perbandingan. Tentu saudara perlu membuat skala prioritas dari penting dan lebih penting.
Karena itu, kami bertanya kepada saudara. Manakah yang lebih penting memerhatikan kiblat atau pembersihan hati? Mohon saudara menjelaskannya kepada kami.
~
Solihin
~
To: Bara Dunia dan Sejarah,
Anda itu tidak menjawab pertanyaan saya, jawab dan berikan dalil-dallilnya. Saya mau tanya kenapa Allah SWT sampai memindahkan kiblat dari Yerusalem ke Mekkah? Berikan dalil-dalilnya yang kredible.
~
Saudara Hendy,
Kami berterimakasih karena saudara mengingatkan saudara Bara mengenai pertanyaan yang belum dijawab. Ini merupakan bagian dalam mendalami topik di atas. Kiranya saudara Bara dan Sejarah berkenan menjawabnya.
~
Solihin
~
To: Hendy Gunawan,
Apakah ini penting? Kalau penting buatmu, saya cukup jawab saya tidak tahu kenapa arah kiblat dipindahkan. Bagi saya apa yang diperintahkan, saya cukup menjalankannya saja. Tidak pantas bagi saya untuk menentang Allah. Maka dari itu, aku pasrahkan apapun perintahnya, cukup saya jalani.
~
Saudara Bara,
Saudara memiliki sikap ketaatan yang baik. Namun, kami mengajak saudara untuk memikirkan hal ini lebih jauh. Tentu kita mengetahui bersama bahwa Allah konsisten dengan firman-Nya, bukan? Memindahkan kiblat dari Yerusalem ke Mekkah menunjukkan inkonsistensi Allah SWT. Karena itu, bukankah baik bila kita mencari tahu mengapa Allah memindahkan kiblat tersebut? Bagaimana menurut saudara?
Menurut kami, bertanya dan mencari tahu alasan Allah SWT memindahkan kiblat bukan berarti menentangnya. Bila bertanya dianggap sebagai bentuk menentang dan ketidaktaatan, maka pengertian tersebut keliru. Bagaimana bila seorang anak yang tidak mengerti lalu bertanya kepada orangtuanya dan dianggap sebagai menentang, apakah itu bukan menandakan pemikiran orangtua yang keliru?
~
Solihin
~
To: Bara Dunia,
Untuk mengetahui maksud Allah SWT saja memindahkan kiblat anda tidak tahu, bagaimana anda sanggup menjawab pernyataan-pertanyaan Al-Quran yang lainnya?
Baca Surat Albaqarah :143. “Dan demikian (pula), Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia, dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang), melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata), siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi beberapa orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya, Allah Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang kepada manusia” (Qs 2:143).
~
Saudara Hendy,
Kami berpendapat bahwa sebenarnya kita bisa mencari tahu mengapa Allah SWT memindahkan kiblat tersebut. Ini merupakan langkah lebih jauh dari sekedar menyatakan tidak tahu. Tentu tidak tahu dengan tidak mau tahu adalah dua hal berbeda. Kami berharap saudara Bara sampai pada pemikiran untuk mencari tahu perpindahan kiblat tersebut.
~
Solihin
~
To: Hendy,
Anda sudah tahu ayatnya. Kenapa saya tidak jawab? Karena saya yakin anda sudah tahu, cuma terlalu bertele-tele pertanyaannya.
Apanya yang terbatas? Di sana justru Allah SWT sedang menunjukkan kemahatahuannya. Lihat betul-betul ayat itu. Bukankah ayat itu memberi gambaran bagaimana Allah AWT dapat dengan mudah menunjukkan manusia-manusia munafik, yang tidak percaya pada Muhammad?
~
Saudara Bara,
Memang menarik Qs 2:143 tersebut. Berdasarkan ayat tersebut, fungsi kiblat adalah untuk mengetahui siapa yang mengikuti nabi saudara dan yang tidak. Tentu ini adalah tujuan yang patut dipertimbangkan karena ini tidak ada hubungannya dengan kebesaran Allah SWT, melainkan mengutamakan nabi saudara.
Perhatikan kalimat, “…Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot…” (Qs 2:143). Pertanyaannya adalah mengapa kiblat menjadi penentu siapa yang mengikuti nabi saudara dan yang tidak mengikuti nabi saudara? Mohon pencerahan saudara.
~
Solihin