Hasan, seorang Muslim, tidak merasakan nikmat dan manisnya beribadah. Akibatnya, ia mulai meninggalkan sholat, puasa di bulan Ramadhan, membaca Al-Quran, dan ibadah lainnya.
Ia merasakan ibadahnya hanya sebagai kewajiban agama yang berat. Kecuali itu, juga ada ketakutan kalau ibadahnya tidak diterima Allah. Apakah Anda juga merasakan bahwa ibadah tidaklah nikmat dan hanya sebagai kewajiban saja?
Kami akan membuka rahasia agar Anda beroleh kenikmatan beribadah dan penuh kebahagiaan di dunia-akhirat.
Kenikmatan Ibadah dalam Islam
Rupanya banyak Muslim yang tidak merasakan nikmatnya ibadah. Itu terjadi di negara-negara seperti Irak, Tunisia, dan Maroko, dan juga di Indonesia. Mereka telah berubah menjadi non-agama Islam.
Menjawab seorang Muslim yang mengalami seperti Hasan di atas, ulama Islam mengutip hadist. “Tiga sifat yang jika ada pada diri seseorang, ia akan meraih manisnya iman, Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, . . .” (HR. Muslim no. 67).
“Rasa manis ini . . . hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang jujur kecintaannya terhadap Allah dan Rasul-Nya . . .” terang ulama Islam.
Kenikmatan Ibadah dan Halangannya
Jika Anda mencintai seseorang pasti akan merasa senang, gembira dan nikmat bersama dia. Namun, jika orang yang Anda cintai belum tentu mencintai Anda, rasanya lain?
Kepastian dicintai oleh orang yang kita cintai sangat penting untuk menghasilkan kebahagiaan dan kenikmatan bersama dia.
Berkaitan dengan kenikmatan beribadah, yang terpenting adalah kepastian Allah mencintai Anda, bukan? Jika tidak, maka cinta Anda kepada-Nya tidak terasa nikmat. Kondisi itu membuat Anda kuatir di dunia dan takut di akhirat. Akibatnya ibadah Anda tidak terasa manis dan nikmat.
Karena sadar akan dosa-dosa, banyak umat Islam kuatir dan takut kalau Allah menolak ibadah, sholat, puasa dan amalnya. Apakah Anda juga merasakan demikian sehingga tidak nikmat beribadah?
Rahasia Menikmati Ibadah Kepada Allah
Fatimah, merasakan kenikmatan ibadah karena telah mengalami kasih keselamatan dari Isa Al-Masih. Firman-Nya, “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah. Tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya [Isa Al-Masih, Kalimatullah] sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:10).
Maksud kasih teristimewa di sini ialah rahmat Allah yang menyelamatkan melalui penebusan Isa Al-Masih. Melalui kematian-Nya di kayu salib, Isa Al-Masih memikul hukuman dosa semua manusia. Berkat istimewanya, mereka yang percaya kepada Isa Al-Masih beroleh jaminan ampunan dosa dan masuk surga-Nya.
Keyakinan akan kasih Allah yang menyelamatkan itulah dasar ibadah umat Isa Al-Masih. Sehingga Allah menerima mereka, ibadahnya penuh kenikmatan dan kebahagiaan dalam beribadah kepada-Nya. Maka tidak perlu lagi berusaha agar Allah menerimanya.
Terimalah Kasih-Nya Agar Anda Menikmati Ibadah
Anda akan merasakan nikmatnya ibadah kepada Allah jika beriman kepada Isa Al-Masih sekarang. Nikmat itu akan Anda rasakan selama hidup dunia, terlebih di surga-Nya!
[Staf Isa dan Al-Quran – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Al-Quran.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah Saudara sudah merasakan nikmatnya beribadah selama ini? Berikan alasannya!
- Mengapa mencintai Allah saja tidak cukup untuk menghasilkan nikmat beribadah?
- Mengapa menerima kasih Isa Al-Masih dapat membuat ibadah seseorang menjadi nikmat?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Al-Fatihah Dan Keterbatasan Syukur Umat Beragama Islam
- Bukti Terbesar Kasih Allah Dalam Islam Dan Kristen
- Seorang Muslim Mengalami Bahagia dalam Allah
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718.
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .