
Kisah ini adalah kisah seorang Muslim yang mengalami bahagia dalam Allah. Dia belum pernah merasa bahagia begitu besar. Hidupnya berubah secara total. Berikut kisahnya.
Hidup Tanpa Arah dan dengan Beban Dosa
Dengan mengingat hidupku sendiri yang dahulu tanpa arah dan dengan kesadaran beban dosa karena sering berbuat hal yang melanggar kehendak atau kesucian Allah, saya menjadi gelisah. Saya sangat takut ditimpa maut dan kemudian masuk neraka.
Jika Anda merasa beban seperti saya, ceritakanlah kepada kami.
Tetapi, dengan kemurahan Allah saya mengalami ‘rahmat’ dari Allah. Rahmat ini seperti apa?

Seorang Muslim Mengalami Bahagia dalam Allah
Saya masih ingat dengan jelas hari bahagia itu, bagaimana ketika saya berseru kepada Allah agar dosa saya diampuni. Ia menunjukkan kepada saya sebuah salib besar, dan seketika itu juga terang bersinar dari salib itu. Akibatnya, saya mau lompat-lompat dengan girang.
Mengapa? Karena hati saya tahu bahwa Isa Al-Masih yang memandang saya dengan rahmat. Karena Ia telah menanggung beban dosaku ketika Ia wafat. Beban dosa seluruhnya lenyap.
Sungguh Saudara, seakan-akan saya berjalan di atas awan begitu ringan hidup saya. Langit di atas terang-benderang dan segalanya kelihatan baru karena saya tahu Allah mengangkat saya masuk ke dalam keluarga-Nya (Injil, Yohanes 1:12).

Ketakutan Saya Lenyap
Sungguh, mulai hari itu juga lenyap ketakutan terhadap maut atau siksaan neraka. Sungguh mulai saat itu saya sadar bahwa saya mempunyai persekutuan dengan Allah serta jaminan dalam hati bahwa saya akan masuk surga dan hidup dengan Allah selama-lamanya.
Nah, seandainya Anda mengalami perubahan begitu indah, bukankah Anda juga akan memberitahukan kabar baik itu kepada orang lain? Itu saja yang saya lakukan.
Ada orang yang anggap hal ini ‘propaganda murah’. Tetapi, karena perubahan hidup saya, dan karena keyakinan bahwa Isa Al-Masih memang Juruselamat dunia, maka seperti Rasul Allah, Petrus, dulu bila ditanya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga [meninggalkan Isa Al-Masih]?” (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:67).
Saya juga harus menjawab, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal dan kami telah percaya dan tahu bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:68-69).
Jika Anda sedang mencari bahagia, ketenangan hati, atau jalan ke surga, dan belum menemukannya, berimanlah kepada Isa Al-Masih! Saya sudah mengalami bahagia dalam Allah dan ingin menolong Anda juga. Hubungi kami jika Anda mau mempelajari Isa.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah Saudara merasa ada beban berat karena dosa? Silakan sampaikannya ke kami dan kami akan mendoakannya.
- Apakah Saudara percaya bahwa semua rasa takut dan gelisah bisa lenyap dalam hidup ini? Mengapa?
- Apakah Saudara pernah merasa bahagia dalam Allah atau agamanya? Kalau belum, apakah Saudara ingin merasakannya? Silakan mengemail kami jika mau.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Mengapa Para Mukmin Gelisah Akan Kiamat?
- Mengapa Seorang Kyai Islam Mengikuti Isa Al-Masih?
- Mimpi Berjumpa Isa, Imam Islam Menjadi Pengikut Isa Al-Masih
- Kedamaian Setelah Menerima Isa Al-Masih
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Kisah Seorang Mukmin Mengalami Keselamatan”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .