“Demokrasi runtuh, Syariah kembali!” Sekelompok wanita berpakaian burqa membawa papan-papan bertuliskan slogan ini di Inggris. Menurut umat Mukmin, hukum syariah berasal dari Allah. Namun, apakah syariah adalah yang terbaik untuk seluruh masyarakat di dunia? Apakah syariah Islam pantas diterapkan di seluruh masyarakat?
Empat Praktik Syariah Merendahkan Kemanusiaan
Dari apa yang kami pelajari, setidaknya ada empat praktik syariah, yang kelihatan merendahkan kemanusiaan.
1. Membunuh, menyalibkan, dan memotong tangan serta kaki. “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka . . .” (Qs 5:33).
2. Merajam dengan Batu. Orang-orang yang kedapatan berzinah akan mendapatkan rajaman batu. “Dan ketika ia telah memberi perintah atas wanita itu dan wanita itu dikubur hingga ke dadanya, ia memerintahkan orang-orang untuk melempari wanita itu dengan batu . . .” (Muslim No. 4206).
3. Membalas secara Fisik. “Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya . . .” (Qs 5:45).
4. Membunuh Orang Murtad. “Barangsiapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah dia” (Shahih al-Bukhari 9/15 No. 6922).
Mungkin Anda berpendapat, praktik-praktik tersebut dapat mengurangi kejahatan. Tetapi, menurut ajaran Isa Al-Masih, praktik-praktik tersebut adalah kejahatan. Oleh sebab itu, bukankah sebaiknya syariah Islam tidak diterapkan di seluruh lapisan masyarakat? Apakah syariah Islam pantas diterapkan di Indonesia yang memiliki ragam agama?
Prikemanusian dan Perintah Utama Allah
Isa Al-Masih berkata, perintah utama Allah adalah, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39).
Isa Al-Masih juga mengatakan, “Jikalau seorang berkata, ‘Aku mengasihi Allah padahal ia membenci saudaranya, orang itu bohong. Karena jikalau ia tidak mengasihi saudaranya yang dapat dilihat, maka tidak bisa ia mengasihi Allah yang belum pernah dilihatnya’” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:20 – KIS).
Ketika Anda berkata bahwa Anda mengasihi Allah, maka pada saat yang sama Anda seharusnya juga mengasihi sesama. Kasih merupakan sifat terpenting untuk ditanamkan dalam masyarakat yang menjunjung-tinggi Allah. Membunuh serta merajam seseorang bukan cerminan kasih Allah, bukan? Sehingga, menurut kami jawaban dari pertanyaan apakah syariah Islam pantas diterapkan adalah tidak, ini bukan hukum yang baik untuk mengatur masyarakat.
Hukum Kasih Menyelamatkan Manusia, Bukan Hukum Syariah
Kita telah melakukan perbuatan-perbuatan yang melawan perintah Allah. Oleh karena itu, kita layak dihukum mati! Tetapi, Allah menyelamatkan kita dari hukuman tersebut. Allah mengutus Isa untuk menyelamatkan kita. “Karena upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi” (Injil, Surat Roma 6:23). Maukah Anda mempelajari hukum kasih ini lebih dalam?
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana tanggapan Saudara tentang empat praktik syariah di atas?
- Apakah Saudara setuju bahwa syariah tidak dapat mengurangi kejahatan? Bagaimana tanggapan Saudara?
- Apakah Saudara setuju bahwa hukum kasih dapat diterapkan untuk mengatur masyarakat? Berikan tanggapan Saudara.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda*****pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Apakah Syariah Islam Pantas Diterapkan Di Semua Masyarakat?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718.
*****
1. Syariah itu adalah hukum/ketetapan Tuhan untuk menata/mengatur makhluk ciptaan-Nya. Berbicara praktek, tentu sangat dipengaruhi keinginan/kemauan dari pada manusia itu sendiri untuk mengadopsi atau melaksanakannya. Adapun sebab tidak diberlakukannya adalah kecendurangan sifat manusia yang tidak suka konsekwensi dari sikap salah yang dilakukannya.
2. Bila diberlakukan,saya yakin dapat mengurangi kejahatan, misal sederhana saja, anda tidak akan berani mencuri bila terbukti tangan anda akan dipotong. Kalau anda jawab berani, sebaiknya periksakan saja dulu jiwa anda ke psikiater alias sakit jiwa.
3. Anda memang tidak paham tentang hukum syariah itu sendiri, di situ mengandung reward (kasih sayang) dan punishment (konsekwensi dari kesalahan).
Semoga anda paham.
*****
Saudara Panggabean,
Terima kasih bahwa saudara telah memberikan komentar yang sesuai dengan harapan kami.
1. Hukum syariah tampaknya baik karena sangsi hukum yang diberikan setimpal dengan kesalahannya. Tetapi dalam praktik sering melampaui batas atau di luar batas. justru balas dendam menjadi ukuran keadilan.
2. Isa Al-Masih jelas tidak senang dengan kejahatan, namun Dia mengasihi orang jahat. justru Dia rela mati untuk orang berdosa, “Akan tetapi, Allah sudah menyatakan kasih-Nya kepada kita, karena Al Masih telah mati untuk kita ketika kita masih menjadi pendosa” (Injil, Surat Roma 5:8).
3. Belas kasihan hanya ada pada hukum kasih karena dasarnya adalah cintakasih ilahi. Isa Al-Masih sendiri telah memberi contoh, ketika tergantung di kayu salib. Dia tidak melaknat tetapi justru mendoakan para pembunuh-Nya.
“Kemudian Isa bersabda, “Ya Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan” (Injil, Rasul Lukas 23:34).
~
Slamet
~
1. Saya sama sekali tidak setuju bila keempat syariah tersebut diatas diterapkan diseluruh dunia, karena sangat kejam terhadap sesama manusia. Dunia alangkah indahnya bila kita sesama manusia saling mengasihi, penuh damai dan toleransi seperti tertera di Alkitab.
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi”(Injil, Rasul Besart Matius 22:37-40).
3. Saya setuju hukum kasih itu dapat diterapkan untuk masyarakat, karena bila setiap manusia takut kepada Allah dan tidak melakukan dosa sekecil apapun sesuai dengan kehendak Allah, maka dunia ini damai. Hal ini terjadi dengan syarat tidak ada satu manusiapun yang bertentangan dengan hukum kasih Allah.
~
Saudara Janto,
Kami menyampaikan terima kasih atas tanggapan saudara.
Jelas Tuhan tidak menginginkan manusia hidup dalam kekerasan. Tuhan menghendaki manusia hidup dalam damai. Tuhan berpesan agar manusia dapat mengasihi, baik mengasihi Tuhan, maupun mengasihi sesama manusia.
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”(Injil, Rasul Besar Matius 22:37,39).
~
Slamet
~
Membunuh tanpa alasan yang haq tidak dapat dibenarkan. “Bahwa sesungguhnya, siapa yang membunuh seorang manusia, yang bukan membunuh orang atau bukan membuat bencana di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia semuanya” (Qs 5:32).
“Janganlah kamu bunuh manusia yang diharamkan Allah, kecuali dengan kebenaran” (Qs 17:33).
Apalagi kalau membunuh manusia yang tidak bersalah pada hukum manapun. Namun hal itu ada dikisahkan dalam Alkitab yaitu kisah kematian Yesus Kristus. Malah pembunuhan itu ‘disyukuri’ oleh jutaan orang yang percaya karena mereka ‘merasa’ telah diselamatkan dari dosa. Berjasakah para pembunuh Yesus Kristus itu karena turut andil terwujudnya ‘Kasih Allah’?
~
Saudara Daandiet,
Isa Al-Masih melarang para pengikut-Nya untuk membunuh sesama manusia tanpa syarat apapun. “Kamu telah mendengar Firman yang disampaikan melalui nenek moyang kita, ‘Jangan membunuh orang! Barangsiapa melakukannya, ia harus dihakimi.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, barangsiapa marah kepada saudaranya, ia harus dihakimi”(Injil, Rasul Besar Matius 5:21-22).
Dan Isa Al-Masih mati bukan karena ada yang membunuh-Nya. Dia tidak dapat mati kalau Dia tidak menyerahkan nyawa-Nya, karena tidak ada seorangpun baik di sorga maupun di bumi ini yang sanggup mencabut nyawa Isa Al-Masih.
“Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali”(Injil, Rasul Besar Yohanes 10:18).
Dan oleh karena kasih-Nya, Isa Al-Masih rela menyerahkan nyawa-Nya untuk menyelamatkan orang berdosa. Jadi jelas tidak ada seorangpun yang turut andil dalam mewujudkan kasih Allah demi keselamatan manusia.
~
Slamet
~
Sekalipun hukum syariah lenyap ditelan bumi, tidak ada yang merugi.Tetapi jika kasih itu lenyap sama dengan lilin yang padam dan garam yang telah tawar.
~
Saudara Boas,
Kiranya komentar saudara akan memberikan wawasan yang luas bagi kita semua. Karena hukum agama yang dibangun tanpa dasar kasih akan mengalami banyak konflik yang mengarah kepada kekacauan.
Oleh karena itu marilah kita mengejar dan memiliki kasih sebab itulah hal utama yang Allah kehendaki dalam hidup kita. Tanpa kasih, semua yang kita kerjakan dalam hidup ini sia-sia!
~
Slamet
~
Memang saya paham bahwa pemilik situs ini dan kroninya adalah kaum pembangkang terbukti pada bahasan yang sederhana ini.
Semua manusia pasti setuju kaidah ini, “Yang bersalah dihukum sebagai konsekwensi atas kesalahan yang dilakukannya.” Namun kalian tidak! dan dengan entengnya kalian buat kaidah baru “Yang bersalah diberikan belas kasih, diampuni saja.”
Saya tanya, sanggupkah anda melakukan apa yang anda katakan? Kalau istri kamu diperkosa dan kemudian disalibkan, sanggupkah anda mengatakan, “Ya Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan” (Injil, Rasul Lukas 23:34)?
~
Saudara Panggabean,
Kita tinggal di negara yang menjujung hukum, apabila terjadi tindak pidana seperti yang saudara tentunya harus kita serahkan pada penegak hukum. Sedangkan tentang memberikan pengampunan itu persoalan lain.
Sebagai pengikut Isa Al-Masih, kita perlu mengampuni tanpa syarat pada semua orang yang berbuat salah terhadap kita. Keengganan mengampuni seseorang akan menimbulkan kebencian, dan kemarahan dalam diri kita. Memang sebagai manusia berdosa tidaklah mudah untuk memberikan pengampunan.
Sewaktu di dalam dosa, sebenarnya kita terputus hubungan dengan Allah. Kita hidup hanya bagi diri- sendiri, tidak memiliki kasih, dan tidak bisa mengampuni. Karena sifat ilahi Isa Al-Masih tidak ada pada kita.
Namun ketika kita telah menerima Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kita diberi sifat ilahi. Sehingga kita dapat mengampuni kesalahan orang lain. Misalnya, Stefanus.
Kitab Suci Injil menunjukkan bahwa Stefanus yang telah dipenuhi kasih Isa Al-Masih, rela mengampuni orang-orang yang membunuhnya. “Sementara mereka melempari Stefanus dengan batu, ia berseru kepada Tuhan, katanya, “Ya Isa, ya Junjunganku, terimalah ruhku.” Stefanus berlutut lalu berteriak dengan suara nyaring, “Ya junjunganku, janganlah menanggungkan dosa ini kepada mereka.” Setelah berkata demikian, ia pun meninggal” (Injil, Surat Kisah Para Rasul 7:59-60).
~
Slamet
~
Saudara Panggabean,
Kalau menurut hukum agama saudara mata ganti mata, hidung ganti hidung, apakah perkosaan dibalas perkosaan? Tentunya dunia akan hancur kalau berlaku hukum seperti itu. Bila kejahatan dibalas dengan kejahatan, kapan damai akan tercipta?
Pada perumpamaan yang saudara paparkan, tentu sebagai manusia kita akan marah, di Indonesia pun sudah ada sanksi hukum yang diberlakukan untuk kasus pidana tersebut. Setelah pelaku menerima sanksinya. Kami sebagai orang Kristen harus berusaha mengampuni seperti ajaran Isa. Walaupun kami tahu itu pasti sulit.
~
Saudara DKN,
Terimakasih atas komentar saudara. Kiranya penjelasan saudara ini dapat memberikan pencerahan bagi para pembaca khususnya saudara Panggabean.
~
Slamet
~
Saudara Panggabean,
Pembangkang itu siapa? Saudara tahu kan manusia sudah berdosa dan membangkang pada Tuhan. Jika hukum kasih tidak dikaruniakan Tuhan untuk manusia, maka saudara dan saya seharusnya sudah pasti masuk neraka setelah tamat perjalanan kita di dunia ini.
Manusia berdosa sedangkan Tuhan Kudus, apabila mau masuk sorga maka manusia harus kudus. Kuduskah hidup kita ini? Hukum kasih lebih utama dari pada syariat. Tuhan memberkati saudara.
~
Saudara Nababan,
Kami setuju dengan komentar saudara.
Manusia berdosa tidak mungkin dapat masuk sorga. Itulah sebabnya, Kalimat Allah dalam diri Isa Al-Masih datang ke dunia untuk memberi keselamatan bagi setiap orang berdosa.
“Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia menganugerahkan Sang Anak yang tunggal itu, supaya setiap orang yang percaya kepada Sang Anak tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal”(Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Jadi tidak ada jalan lain manusia dapat masuk sorga hanya melalui Isa Al-Masih saja seseorang dijamin keselamatannya masuk sorga.
~
Slamet
~
Dengan cara apa, kita bisa masuk sorga?[quote name=”Staff Isa dan Al-Quran”]~
Saudara Nababan,
Kami setuju dengan komentar saudara.
Manusia berdosa tidak mungkin dapat masuk sorga. Itulah sebabnya, Kalimat Allah dalam diri Isa Al-Masih datang ke dunia untuk memberi keselamatan bagi setiap orang berdosa.
“Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia menganugerahkan Sang Anak yang tunggal itu, supaya setiap orang yang percaya kepada Sang Anak tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal”(Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Jadi tidak ada jalan lain manusia dapat masuk sorga hanya melalui Isa Al-Masih saja seseorang dijamin keslamatannya masuk sorga.
~
Slamet[/quote]
Caranya bagaimana? Apa hanya dengan percaya saja?
~
Saudara Mafith,
Kitab Suci Injil menjelaskan bahwa keselamatan itu hanya ada dalam nama Isa Al-Masih. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia [Isa Al-Masih], sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”(Injil, Kisah Para Rasul 4:12).
Bagaimana caranya? Keselamatan hanya dapat kita terima dengan iman pada anugerah Allah melalui Isa Al-Masih.
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah”(Injil, Surat Efesus 2:8).
~
Slamet
~
“Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, sebab berlaku: nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki” (Taurat, Kitab Ulangan 19:21).
Alangkah kejamnya ajaran Kristus! Tinggalkan ajaran yang tidak mengenal rasa kasih sayang ini!
~
Saudara Usil,
Isa Al-Masih yang rela mati untuk menyelematkan orang berdosa, jelas tidak mungkin mengajarkan dan melakukan “Hukum Pembalasan.”
Justru dalam “Khotbah di Bukit”, Isa Al-Masih mendesak agar pengikut-Nya mengasihi musuh-musuhnya. Hal ini merupakan suatu yang bertentangan dengan dengan hukum dalam Perjanjian Lama tersebut.
Isa Al-Masih mengajarkan:“Kamu telah mendengar yang difirmankan, Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:38-39).
~
Slamet
~
Injil Rasul Besar Matius 10:34-36, “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.”
Dari ayat di atas kita bisa simpulkan siapa yang mengajarkan kekejaman?
~
Saudara Anton,
Isa Al-Masih tidak pernah mengajarkan kekerasan. Di dalam keseluruhan Alkitab, dari nubuat di Perjanjian Lama dan juga di dalam Perjanjian baru, Sang Juruselamat yang terpenuhi dalam diri Isa tidak pernah mengajarkan kekerasan, namun kasih.
Sehingga maksud dari kalimat “Isa Al-Masih tidak datang membawa damai”, adalah mengajarkan kepada pengikut-Nya. Apabila seseorang bersedia menjadi pengikut Isa Al-Masih, maka ada harga yang harus dibayar. Perhatikan ayat lainnya, “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Injil, Rasul Besar Matius 10:39).
Jelas tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat melebihi ajaran Isa Al-Masih tentang kasih kepada sesama manusia. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44).
~
Slamet
~
Kepada Saudara Boas dan Anton,
Kami berharap Saudara hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Bagaimana tanggapan Saudara tentang empat praktik syariah di atas?
2. Apakah Saudara setuju bahwa syariah tidak dapat mengurangi kejahatan? Bagaimana tanggapan Saudara?
3. Apakah Saudara setuju bahwa hukum kasih dapat diterapkan untuk mengatur masyarakat? Berikan tanggapan Saudara.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Harap maklum dan terima kasih.
~
Slamet
~
Islam adalah agama yang tegas dalam hal kebenaran. Satu contoh, jika (maaf) istri atau ibu anda diperkosa kemudian pelakunya dibawa ke hadapan anda, hukum apa yang paling pantas untuk si pelaku? Benar, mayoritas orang akan mengatakan hukuman yang paling pantas adalah hukuman mati. Lantas kenapa jika itu terjadi pada orang lain, hukuman mati dikatakan kejam?
Menurut data statistik departemen keadilan tahun 1996 di Amerika rata-rata setiap hari terjadi 2713 pemerkosaan. Itu artinya setiap 3,5 jam terjadi 350 pemerkosaan. Maka jika hukum syariah Islam diterapkan di Amerika yakni siapapun yang memperkosa wanita langsung dihukum mati, apakah tingkat pemerkosaan meningkat atau berkurang? Semua orang akan menjawab berkurang. Penerapan hukum syariah pasti mendapatkan hasil.
~
Saudara Anton,
Bukan masa yang menetapkan hukuman bagi pelaku kejahatan melainkan pemerintah.
Dan penerapan syariat Islam berupa hukuman mati sebenarnya sama sekali tidak akan pernah menyentuh sifat yang ada pada hati manusia berdosa. “Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan” (Injil, Rasul Markus 7:20-21).
Mungkin hukuman mati itu dianggap dapat memberikan efek jera? Bagaimana dengan hukuman mati yang dijatuhkan pada teroris Amrozi? Bukankah, Amrozi justru ingin segera dihukum mati, karena ia meyakini bahwa bidadari cantik sedang menunggu di surga. Jelas tidak ada efek jera bagi Amrozi dan kelompoknya. Semakin mereka melakukan aksi terorisme, semakin cepat mereka menuju kepada surganya.
Sebaliknya ketika seseorang menerima Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat, ia akan mengalami pembaharuan di dalam hidupnya. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 1 Korintus 5:17). Pertanyaan adalah bersediakah saudara menerima kehidupan baru di dalam Isa Al-Masih?
~
Slamet
~
Anda jangan salah sdr Slamet. Apakah anda tahu siapakah Amrozi? Apakah Amrozi Muslim? Jawabannya adalah bukan. Semua umat Islam tidak ada yang mengakui bahwa dia adalah Muslim. Karena apa yang dilakukan tidak mencerminkan ajaran Islam sama sekali.
~
Saudara Anton,
Islam adalah agama yang dibawa oleh Muhammad. Dan ajaran-ajaran yang terdapat di dalam agama Islam tentulah ajaran-ajaran yang dibawa oleh Muhammad bukan nabi lain.
Salah satu ajaran Islam/Muhammad adalah jihad. Islam atau Muhammad mengijinkan seseorang untuk menteror maupun membunuh non-Muslim bila mereka menolak ajaran Islam. “Kelak akan aku jatuhkan rasa ketakutan kedalam hati orang-orang kafir, maka penggalah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka”(Qs 8:12).
Kalaupun ada pengikut Muhammad yang menebar teror maupun memenggal kepala orang yang dituduh kafir, sebenarnya ia hanya melalukan perintah Allah yang ada dalam Al-Quran.
~
Slamet
~
Saudara Umat Muslim,
Umat Islam meyakini Taurat dan Injil, tetapi Isa Al-Masih tidak lagi mengunakan Taurat. Di sinilah kekeliruan Muhammad, sehinggah masih mencari Allah, padahal Allah pernah ada di dunia dalam ujud manusia yaitu Yesus Kristus atau Isa Al-Masih.
Saudaraku, syariah Islam itu berasal dari Taurat, maka bagi kita umat Allah, Taurat tidak pantas lagi karena sangat keji, maka berbahagialah kita atas kedatangan Yesus Kristus/Allah, memberi kelegaan bagi kita atas hukuman dari dosa kita.
~
Saudara Natal,
Semua agama memang didasarkan pada perbuatan baik manusia. Dan kalau kita mencoba berbuat baik lebih banyak lagi, maka kita akan membuat Allah harus memberikan pengampunan, dan kemakmuran yang lebih lagi bagi kita.
Namun tidak demikian dengan kasih karunia, menurut Kitab Suci Injil, Isa telah menuntaskan syarat yang benar dari hukum Agama bagi kita. Dia telah menyelesaikan segala yang diperlukan, dan karakter saleh yang sesungguhnya dibangun oleh Isa Al-Masih yang hidup di dalam kita.
“Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Injil, Surat Galatia 2:20).
~
Slamet
~
Perdebatan klasik antara HAM dan Hukum Islam seolah tidak ada habisnya. Masing-masing memiliki argumentasi yang sama kuat hingga memunculkan dua kubu arus utama, yaitu yang menolak (antagonis) dan yang menerima HAM Universal (akomodatif/negosiatif).
Bagi kelompok antagonis, mereka dipenuhi dengan kecurigaan terhadap negara-negara pengusul (khususnya Barat) karena hak asasi manusia dianggap akan menjadi pintu masuk yang akan merusak kebudayaan bangsa-bangsa Timur.
~
Saudara Arpan,
HAM memang memungkinan meberikan pengaruh yang kuarang baik terhadap etika hidup bangsa Timur, tetapi Hukum Kasih tidak.
Dengan Hukum Kasih (yang juga dikenal dengan Hukum Kristus), Isa Al-Masih memberi pengajaran yang sederhana dan jelas; meskipun kelihatannya sederhana. Tetapi hukum tersebut mencakup seluruh hukum Taurat!
Sebab orang yang mengasihi sesama manusia, berarti ia sudah memenuhi semua hukum Allah. “Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” (Injil, Surat Roma 13:9).
~
Slamet
~
Sdr. Arpan
Bila Anda berlakukan hukum syariat Islam, berarti anda tidak pengikut Isa Al-Masih, karena Islam masih mengimani Taurat dan Injil.
Saudara Arpan, bila anda melakukan sebuah dosa, misalnya mengintip wanita lagi mandi, kemudian anda ketahuan, lalu mata anda dicungkil, apakah anda mau? Tentu anda jawab mau.
Muhammad berkata: “imanilah injil, didalamnya terdapat Petunjuk dan cahaya serta orang yang bertakwa.
Isa Al-Masih/Allah datang dengan tujuan pengenapan perjanjian lama [ Taurat, Kitab Para Nabi dan Zabur ]. Siapakah Isa? “Sebab Aku adalah Allah bukan Manusia”(Kitab Para Hosea 11: 9).
~
Jelas Hukum Kasih tidak membatalkan tuntutan Hukum Taurat, melainkan menggenapi. “Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat” (Injil, Surat Roma 13:10).
Sesunggunya hukum Taurat hanyalah gambaran samar-samar dari akan datangnya hukum yang lebih mulia dan agung, yaitu Hukum Kasih yang akan membebaskan manusia dari hukum dosa dan maut.
Jadi saat ini Hukum Taurat yang tertulis itu telah digenapi di dalam hukum yang tidak tertulis yaitu Hukum Kasih!
~
Slamet
~
Orang-orang Kristen mengasihi sesama manusia?
Sejarah telah mencatat bahwa orang-orang kalian telah melakukan perang suci bagi kalian, perang salib (Crusade). Orang-orang Kristen Spanyol dahulu juga melakukan reconquesta ke Muslim. Mereka menyiksa Muslim dan Yahudi. Jika memang kalian benar-benar mengasihi sesama kenapa kalian melakukan hal-hal demikian?
~
Saudara Farizal,
Perang Salib bukanlah perang antar agama melainkan masalah kejahatan politik. Dan kita mengetahui bahwa kejahatan itu tidak berasal dari surga melainkan dari neraka.
“Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik” (Injil, Surat Yakobus 3:15-17).
Kejahatan dan penderitaan di dunia itu tidak akan terjadi untuk selamanya, karena akan dipulihkan saat nafiri terakhir dibunyikan. “Tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah” (Injil, Surat 1 Korintus 15:51-52).
Dan Isa Al-Masih akan datang untuk yang kedua kalinya, mencari orang yang melakukan kehendakNya, memberi upah bagi umat-Nya yang bekerja sesuai dengan perintah-Nya. Juga akan menghukum orang-orang yang melakukan kejahatan.
~
Slamet
~
Hukum syariah mengcopy paste Hukum Taurat dan menambah lebih parah membunuh orang yang murtad. Sebab Isa Al-Masih adalah Allah sejati menjadi manusia datang supaya kehendak Allah langsung dinyatakan yaitu Allah sejati tidak pernah membolehkan membunuh manusia, apalagi dengan alasan untuk Allah. Allah mengasihi semua ciptaanNya, tidak semena-mena terhadap semua manusia.
Hukum kasih adalah sumber hukum tertinggi dalam kehidupan manusia, artinya Hukum taurat dan kitab para nabi harus bersumber dari kasih, tidak boleh bertentangan dengan kedua hukum kasih.
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Kasih itu sabar, murah hati, baik hati, setia, membawa damai sejahtera dan sukacita, lemah lembut, penguasaan diri dan tahan nafsu( amarah, sex, dan lain-lain)
~
Saudara Realita,
Terima kasih atas komentarnya.
Kitab Suci Allah menyatakan, “Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus” (Inil, Rasul Besar Yohanes 1:17).
Hukum-hukum tertulis Taurat telah disampaikan oleh Musa namun hukum-hukum tak tertulis (Kasih) itu disampaikan oleh Roh Kudus Allah dari dalam hati dan batin orang yang percaya kepada Isa Al-Masih.
Oleh karena itu jaminan masuk surga telah diberikan Allah dengan cuma-cuma melalui iman di dalam Isa Al-Masih!
~
Slamet