Presiden SBY memberikan respon yang cepat saat mengetahui bahwa dirinya disadap intelijen Australia. Ia mengutus Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa untuk membahas penataan kembali kerja sama bilateral, termasuk pertukaran intelijen dengan menyusun protokol dan kode etik yang jelas, adil, dan dipatuhi kedua negara (Tempo, 26 November 2013).
Apa yang ingin disampaikan di sini? Bukan soal kerjasama atau soal intelijen. Tetapi tentang orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi yang mengutus bawahannya. Dalam hal ini, presiden mengutus menterinya. Dan bila kita berbicara tentang nabi, maka yang berhak mengutus nabi adalah Allah. Sebab Allah mempunyai otoritas dan kehendak atas manusia.
Allah Mengutus Musa
Pada waktu bangsa Israel menderita di tanah Mesir, Allah mengutus Musa. “Dan TUHAN berfirman: ‘Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka . . . Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir'” (Taurat, Kitab Keluaran 3:7, 10).
Memerhatikan hal ini, kami tertarik untuk menelusuri kenabian Muhammad. Bagaimana Muhammad menerima jabatan kenabiannya? Siapakah yang mengutus Muhammad? Apakah Allah berfirman secara langsung kepada Muhammad?
Siapakah Yang Mengutus Muhammad dan Menyebutnya Nabi?
Salah satu riwayat menuliskan, “Diriwayatkan dari Urwah bin Zubair r.a. bahwa Aisyah, istri Nabi saw. memberitahukan kepadanya . . . tiba-tiba malaikat mendatangi beliau dan berkata, “Bacalah! Beliau menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” . . . Kemudian malaikat itu mendekapku kuat-kuat untuk yang ketiga kalinya, sehingga aku benar-benar tidak bisa bernafas . . . Setelah itu, Rasulullah saw. pulang dalam keadaan gemetar ketakutan menuju Khadijah (istri beliau) dengan membawa ayat-ayat tersebut, lalu ia berkata kepadanya, “selimuti aku, selimuti aku.”. . . Setelah itu, Khadijah membawa beliau kepada Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abd Al-Uzza, yaitu sepupu Khadijah putra saudara ayahnya, seseorang yang beragama Nasrani sejak zaman jahiliah . . . Waraqah berkata kepada beliau, “Inilah malaikat Jibril yang telah diutus kepada Musa bin Imran a.s. Aduhai, sekiranya aku masih gagah perkasa (muda), dan aku masih hidup sewaktu kaummu mengusirmu.” . . . ”(Hadits Shahih Muslim No. 73).
Jelas, Muhammad disebut nabi oleh Waraqah bin Naufal, dan bukan Allah. Demikian juga yang mengutus Muhammad bukan Allah. Karena Allah tidak berfirman secara langsung kepada Muhammad. Perhatikan juga kondisi Muhammad saat itu. Ia sangat ketakutan dan gemetar.
Berita Sukacita tentang Isa Al-Masih
Sangat berbeda dengan wahyu yang diterima Siti Maryam. Malaikat Gabriel membawa kabar sukacita tentang Kalimat Allah. Tidak ada rasa takut dalam diri Maryam, tetapi damai sejahtera. “Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: ‘Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau . . . Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi . . .’” (Injil, Rasul Lukas 1:28-32).
Berita ini adalah pesan yang sangat penting. Semua orang perlu mengetahuinya. Yaitu bahwa manusia dapat diselamatkan melalui Isa Al-Masih.
Kesimpulan
Dari hal di atas, kita mengetahui bahwa Allah mengutus hamba-Nya tidak dengan teka-teki dan tidak mendatangkan rasa takut, tetapi damai sejahtera. Sesungguhnya bukan manusia yang perlu meneguhkan panggilan seorang nabi, melainkan Tuhan. Dan ada pesan yang jelas tentang keselamatan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara, siapakah sesungguhnya yang menjumpai nabi Islam di Gua Hira? Jelaskan alasan Saudara!
- Mengapa Muhammad mengalami ketakutan setelah berjumpa dengan oknum tersebut?
- Dapatkah manusia mensahkan seseorang menjadi nabi? Jelaskan jawaban Saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Siapakah Sesungguhnya Yang Mengutus Muhammad?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Apa bukti Alkitab itu benar firman Tuhan? Jangan mengutip ayat!
~
Saudara Pengamat,
Kami senang apabila saudara berkenan untuk memberikan komentar yang berkaitan dengan salah satu pertanyaan di bawah ini:
1. Menurut saudara, siapakah sesungguhnya yang menjumpai nabi Islam di Gua Hira? Jelaskan alasan saudara!
2. Mengapa Muhammad mengalami ketakutan setelah berjumpa dengan oknum tersebut?
3. Dapatkah manusia mensahkan seseorang menjadi nabi? Jelaskan jawaban saudara!
Demikian harap maklum dan terima kasih.
~
Slamet
~
Rekan rekan Nasrani. Apabila anda menekuni ‘metafisik’, maka anda akan tahu apa yang sebenarnya dialami Muhammad. Itu adalah proses yang dialami nabi sebagai manusia ketika menerima wahyu. Sebagaimana juga dialami oleh Isa, Ibrahim, Musa dan semua nabi-nabi Allah.
~
Kita mengetahui bahwa wahyu Allah disampaikan kepada nabi-nabi-Nya dapat berupa mimpi atau penglihatahan. Juga dalam menyampaikan wahyu-Nya, Allah tidak dengan teka-teki dan tidak mendatangkan rasa takut, tetapi damai sejahtera.
Bahkan dalam hadiths Sahih Al-Bukhari, Volume 4, Book 54, Number 513. Dikisahkan oleh Abu Qatada. Sang Nabi berkata, “Mimpi baik datang dari Allah, dan mimpi buruk atau jahat datang dari setan; jadi jika ada diantara kalian yang bermimpi buruk dan jadi ketakutan, dia harus meludah ke sebelah kirinya dan minta perlindungan Allah atas yang jahat, sehingga orang itu tidak celaka.”
Hadith ini menjelaskan, ketika Muhammad menerima wahyu menyebabkan otot-otot lehernya kejang karena rasa takut. Oleh karena muncul pertanyaan, “Dari manakah datangnya wahyu yang buruk itu?”
~
Slamet
~
Saudara Pembaca Yang Terhormat,
Sebelumnya maaf karena beberapa komentar saudara kami hapus. Bukan karena kami pengecut atau karena tidak bisa menjawab pertanyaan saudara. Bila saudara ingin memberi komentar, silakan memberi komentar yang tidak melanggar aturan berikut ini:
Pedoman wajib untuk memasukkan komentar:
1. Tidak boleh memakai lebih dari satu kolom komentar.
2. Pertanyaan/masukan harus berhubungan dengan uraian di atas.
3. Sebaiknya satu atau dua pertanyaan dalam satu kolom komentar.
4. Hanya menggunakan bahasa Indonesia yang umum dan dimengerti semua orang.
5. Tidak memakai singkatan-singkatan, misalnya yg, dlm, sdh, tdk, dlsbgnya.
6. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
7. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .
Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.
~
Slamet
****
1. Dilihat dari caranya memperlakukan Muhammad sangat besar kemungkinan makhluk itu bukan malaikat
2. Ketakutan yang dialami oleh Muhammad menandakan bahwa makhluk yang menemuinya di gua itu adalah roh teror
3. Nabi-nabi sebelumnya tidak pernah bertanya kepada manusia, apakah dirinya nabi atau bukan. Bahkan nabi-nabi sebelumnya tidak pernah meminta pengakuan dari orang lain akan kenabiannya. Hanya Muhammad yang menyuruh orang mengucapkan kalimat syahadat.
****
Saudara John,
Terima kasih untuk komentar saudara. Kiranya komentar saudara dapat memberikan pencerahan dan hidayah kepada umat Muslim.
Isa Al-Masih tidak memerlukan pengakuan dari siapapun tentang keilaihan-Nya. “Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 2:24-25).
~
Slamet
~
Tuhan mengutus nabi-Nya. Artinya nabi menyembah Tuhan. Bagaimana bisa Tuhan menjadi nabi dan mengutus diri-Nya sendiri, kemudian mati dan dibangkitkan lagi. Tuhan itu Maha Besar menguasai bumi dan langit serta isinya. Masa urusan kecil tentang umat mau turun sendiri?
~
Memang benar bahwa tidak mungkin manusia menjadi Allah, tetapi Allah menjadi manusia bukanlah hal yang tidak mungkin. Karena bagi Allah “apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah” (Injil, Rasul Lukas 18:27).
Bagi Allah untuk menciptakan alam semesta cukup hanya dengan berfirman saja maka terjadilah. Dan untuk pemeliharaan alam semesta, Allah cukup menopang dengan firman-Nya yang penuh kuasa. Namun untuk menyelamatkan manusia tidak cukup bagi Allah hanya dengan firman-Nya. Allah harus mengutus Anak Tunggal-Nya turun ke dunia.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
Slamet
~
Yang menjadi pertanyaan yang lebih besar bagi saya, kenapa malah Warakah yang lebih tahu dari sang nabi bahwa yang menjumpai Muhammad adalah Jibril?
Kalau kita baca Perjanjian Baru khususnya Injil (yang semestinya sudah dipelajari oleh Warakah) maka seharusnya Warakah tahu atau paling tidak curiga kalau Muhammad sebenarnya kerasukan roh jahat.
Dari kisah di atas, kita tahu bahwa Muhammad tidak mengenal Roh Allah yang menjadi syarat mutlak bagi seorang nabi. Oleh karena itu dia terkecoh oleh roh-roh jahat.
Umat Islam pada umumnya tidak mengerti Roh Allah sehingga mereka menyamakan Roh Allah (Ruhul Qudus) dengan Jibril. Silakan anda baca Al-Quran terjemahan bahasa Indonesia oleh kementerian Agama RI.
Semoga bermanfaat.
~
Saudara Parlin,
Terimakasih untuk komentar yang telah saudara berikan. Semoga penjelasan saudara dapat memberikan pencerahan bagi siapa saja yang membacanya, terutama bagi saudara kita umat Muslim.
~
Slamet
~
“Maka seorang malaikat dari langit menampakkandiri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Yesus sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah” (Injil, Rasul Lukas 22:43-44). Siapa yang takut? Bukankah beliau hanya melihat?
“Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku” (Injil, Rasul Lukas 19:27).
Dapat dilihat kalau Yesus juga memaksa orang untuk mengakui-Nya. Jadi baca dulu Alkitab baru komentar.
~
Saudara Ponari,
Kami senang apabila saudara memberikan komentar yang sesuai dengan topik artikel “Siapakah Sesungguhnya Yang Mengutus Muhammad?”
Seandainya saudara bersedia membaca nats Alkitab tersebut dengan teliti dan benar, barulah saudara dapat memberikan komentar dengan benar
~
Slamet.
~
Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa” (Injil, Rasul Markus 12:29) .
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Injil, Rasul Besar Yohanes 17:3).
“Al Masih putra Maryam berkata: ‘Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolong pun'” (Qs Al Maaidah 72).
Tuhan Allah kita, Allah Tuhanku dan Tuhanmu, satu-satunya Allah yang benar.
~
Saudara Amel,
Kami setuju bahwa Tuhan itu Esa.
Dalam Kitab Suci Injil, Isa Al-Masih mengatakan “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Injil, Rasul Markus 12:29).
Namun Isa Al-Masih juga dapat menyatakan kuasa ke-Ilahian-Nya, yaitu mengampuni dosa seseorang “Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” (Injil, Rasul Markus 2:5).
Kita tahu bahwa hanya Allah yang dapat mengampuni dosa seseorang, bukan?. Inilah salah satu bukti yang ditunjukkan oleh Isa Al-Masih, bahwa Dia dan Bapa adalah satu.
~
Slamet
~
Allah mengutus Muhammad menjadi Nabi dan Rasul bagi umat manusia. Muhammad adalah manusia biasa, bisa sedih, senang, sakit dan menjalani hidupnya sebagaimana manusia lainnya. Hanya bedanya dengan manusia lainnya ia diberi wahyu oleh Allah. Wahyu disampaikan kepada Muhammad melalui malaikat Jibril.
Wahyu pertama yang diterimanya berbunyi (kurang lebih artinya), “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”(Qs 96:1-5).
Wahyu tersebut turun 1400-an tahun yang lalu di lingkungan masyarakat jahiliah. Dari kandungan wahyu itu mungkinkah penyampainya roh jahat?
~
Kami tidak mengatakan bahwa Muhammad menerima wahyu melalui roh jahat, karena kami dilahirkan di bumi.
Namun Isa Al-Masih jelas mengetahui darimana asalnya wahyu yang diterima oleh Muhammad tersebut. Hanya Isa Al-Masih adalah satu-satunya pribadi yang tahu akan alam sorga, karena hanya Dia-lah yang berasal dari sana.
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:11-13).
~
Slamet
~
Saudara Ponari,
Apabila Injil, Rasul Lukas 22:43-44 diperhatikan dari ayat 39-46, Yesus memang takut dan menyadari akan penderitaan yang datang kepada-Nya bukan Malaikat. Maka Yesus semakin sungguh-sungguh berdoa dan segera turun menemui murid-Nya dan berkata: “Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam percobaan.”
Sedangkan dalam Injil, Rasul Lukas 19:27 yaitu mengenai perumpamaan tentang uang mina, selengkapnya terdapat dalam Injil, Rasul Lukas 19: 11-27. Tuhan Yesus hanya menyampaikan perumpamaan seorang bangsawan yang dinobatkan menjadi Raja.
Saya menyarankan agar saudara Ponari membaca secara penuh dan tidak dilakukan dengan membaca ayat secara terpisah. Semoga Damai selalu beserta kita.
~
Saudara Athanasius,
Terimakasih untuk komentar saudara. Kiranya penjelasan saudara dapat bermanfaat bagi saudara Ponari dalam memahami nats Alkitab.
~
Slamet
~
Allah adalah dewa pangan yang disembah oleh umat lain. Yang disembah oleh umat pilihan Tuhan adalah Yahweh. DIA adalah Tuhan yang menyelamatkan di dalam Yesus Kristus. Oleh karennya untuk membedakan umat pilihan Tuhan dan bukan, mulai sekarang sebaiknya tidak menggunakan kata Allah.
~
Dalam Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani, Nama Yahweh bukanlah satu-satunya nama diri yang digunakan Tuhan, sebab ada nama lain yang juga digunakan sebagai nama diri yaitu El, Elohim, Eloah, dan juga Adonai.
Nama ‘Allah’ disebut sebagai ‘El’ adalah sinonim nama Yahweh. Orang Arab yang beragama Yahudi dan Kristen sudah ada sebelum hadirnya Islam, sudah menggunakan nama ‘Allah’ untuk menyebut ‘El’.
Dan bangsa Arab sudah masuk ke Indonesia sejak abad-13, jadi sebelum agama Kristen masuk, dan nama ‘Allah’ Arab sudah dimasukkan sebagai kosa-kata bahasa Indonesia, maka penggunakan nama ‘Allah’ dalam Alkitab Indonesia adalah sah dan tepat.
~
Slamet
~
Saudara Ngkoes,
Mohon maaf kalau kami terpaksa menghapus komentar saudara. Karena tujuan situs kami bukan untuk mendiskriditkan agama lain.
Demikian harap maklum dan terimakasih.
~
Slamet
~
Admin,
Terus siapa yang mengatakan Yesus itu Tuhan? Yesus disebut Tuhan itu karena ada sidang Konsili Nicea.
~
Saudara Aaa,
Jauh sebelum Konsili Nicea diadakan, Kitab Suci Allah sudah menujukkan bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan dan Juruselamat. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Injil, Rasul Lukas 2:10-11).
Konsili Nicea hanya menegaskan kembali, agar orang-orang yang tadinya tidak menerima dapat melihat bukti dan fakta bahwa sesungguhnya Isa Al-Masih adalah Tuhan yang menjadi manusia.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.Firman itu telah menjadi manusia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1,14).
~
Slamet
~
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Menurut saudara, siapakah sesungguhnya yang menjumpai nabi Islam di Gua Hira? Jelaskan alasan saudara!
2. Mengapa Muhammad mengalami ketakutan setelah berjumpa dengan oknum tersebut?
3. Dapatkah manusia mensahkan seseorang menjadi nabi? Jelaskan jawaban saudara!
~
Saudara Aiueo,
Memang benar, agar diskusi kita tidak menyimpang maka kami berharap para pembaca dapat menanggapi salah satu pertanyaan-pertanyan di atas.
~
Slamet
~
Iblis pun mempunyai pasukan yang sangat licik dan cerdas dengan segala tipu daya untuk menyesatkan manusia.
Pendeta Waraqah sepupu Khadijah mengatakan yang menjumpai nabi Islam adalah malaikat Jibril. Jelas hal ini meragukan karena Muhammad sendiri tidak tahu siapa yang ditemui di dalam Gua Hira.
Karena percaya pada Pendeta Waraqah, maka Muhammad menjadi percaya diri bahwa yang ditemui adalah Jibril. Sebenarnya Muhammad jadi lebih mudah dimanfaatkan oleh oknum dalam gua tersebut.
Hal itu terus berlanjut dengan mimpi-mimpi yang katanya dari malaikat, yang hasilnya selalu menguntungkan kelompok Muhammad, terlebih demi kepuasan pribadi Muhammad.
Terbukti adanya pembenaran atas dosa yang dilakukannya (pembunuhan dan hal lainnya). Dan Muhammd merasa benar berbuat dosa karena telah tertipu oleh oknum Gua Hira.
~
Saudara Aiueo,
Terimakasih saudara telah memberikan komentar sesuai dengan harapan kami. Semoga hal ini akan diikuti oleh pembaca yang lain dalam hal memberikan komentar.
~
Slamet
~
Jadi sebenarnya semua manusia adalah makhluk berdosa, yang mudah dihasut oleh Iblis atau pasukan Iblis. Termasuk Muhammad tentunya.
Hanya satu Pribadi saja yang benar-benar suci tanpa dosa, yaitu Isa Al-Masih. Kenal lebih dekatlah kepada Isa, karena Dia adalah satu-satunya jalan kebenaran yang berasal dari sorga. Dia mampu menyelamatkan manusia, dan berkuasa atas dunia maupun akhirat. Dia memeteraikan kepada setiap pengikut-Nya tempat di sorga.
~
Saudara Aiueo,
Memang benar bahwa semua orang telah berbuat dosa, dan hanya Isa Al-Masih saja yang tidak berdosa. Oleh karena itu hanya Dia sanggup memikul dosa setiap manusia.
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh” (Injil, Surat 1 Petrus 2:24).
~
Slamet
~
1. Yang mengetahui adalah Muhammad, tetapi katanya malaikat Jibril, itu menurut pengakuan Waraqah
2. Muhammad yang tahu, bentuk/penampakan oknum tersebut menakutkan tapi entahlah.
3. Tidak, gelar nabi diberikan oleh Tuhan dengan cara memberikan mukjizat kepada nabi yang diutus dan bisa dilihat oleh manusia lainnya “buah” dari perbuatan nabi tersebut apakah mengajarkan kedamaian atau tidak.
~
Saudara Anton,
Komentar yang baik dan kami menghargai.
Bagi orang Kristen memang tidak mudah menjelaskan siapakah Muhammad sebenarnya. Apakah dia benar seorang nabi seperti yang diakui oleh umat Muslim, atau hanya manusia biasa yang merasa mendapat pewahyuan dari Allah.
Bagaimana kita dapat mengenali seorang nabi yang berasal dari Allah? Kitab Taurat menjelaskan bahwa “apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN” (Taurat, Kitab Ulangan 28:22), Apabila terjadi yang sebaliknya maka nabi tersebut tidak berasal dari Allah.
~
Slamet
~
Apabila Muhammad bukan utusan Allah niscaya pohon ajaran Islam tidak akan tegak dan buahnya akan ditinggalkan orang-orang.
Akan tetapi “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanam nya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar” (Qs 48:29).
~
Saudara Jajang,
Sebenarnya tidak mudah bagi kami menjelaskan siapakah Muhammad. Apakah dia benar seorang nabi seperti yang diakui oleh umat Muslim, atau hanya manusia biasa yang merasa mendapat pewahyuan dari Allah.
Salah satu alasannya adalah ajaran Muhammad bertentangan dengan ajaran Isa Al-Masih. Seperti naik haji. Menurut orang Kristen, mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali dan mencium batu hitam itu mustahil merupakan ajaran dari Allah.
~
Slamet
~
Berkaitan dengan apa yang dialami Nabi Muhammad di Gua Hira bukanlah mimpi. Hal tersebut dialami Nabi Muhammad dan bukan dalam mimpinya. Saya rasa wajar, seseorang takut melihat hal-hal seperti itu, karena diaadalah manusia.
Sama halnya dengan Nabi Isa. Saya mengutip dari Injil Rasul Lukas 22:43-44, “Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya (Isa) untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya( (Isa) menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.”
Nabi Isa pun takut, karena wajar, Dia manusia, manusia memiliki rasa takut, oleh karena itu manusia berdoa meminta perlindungan-Nya (Allah).
~
Saudara Fikri,
Apa sebenarnya yang menjadi sumber dari kegelisahan dan rasa takut yang dialami Isa Al-Masih? Jelas bukan penampakan malaikat melainkan Dia sedang dalam pergumulan rohani yang dahsyat..
Isa Al-Masih dalam keilahian-Nya, Dia pasti telah mengetahui secara rinci semua yang akan terjadi pada-Nya. Dia tahu bahwa secara jasmani Dia akan mengalami salah satu bentuk hukuman mati yang paling mengerikan yang pernah ada. Tubuh-Nya adalah manusia, dan Dia dapat merasakan semuanya itu setidaknya dalam taraf yang sama dengan kita.
Namun yang paling membebani Isa Al-Masih adalah pengetahuan bahwa Dia akan menderita akibat dari menanggung semua dosa manusia di atas diri-Nya, termasuk dosa saya dan dosa Saudara. Dia tahu bahwa di bawah beban dosa, Allah Bapa akan meninggalkan-Nya dan dengan demikian Dia akan mengalami suatu wujud neraka untuk para orang berdosa.
“Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Kitab Nabi Yesaya 53:5).
~
Slamet
~
Saudara Zakir,
Kami perlu mengingatkan agar saudara hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1.Menurut saudara, siapakah sesungguhnya yang menjumpai nabi Islam di Gua Hira? Jelaskan alasan saudara!
2. Mengapa Muhammad mengalami ketakutan setelah berjumpa dengan oknum tersebut?
3. Dapatkah manusia mensahkan seseorang menjadi nabi? Jelaskan jawaban saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
~
Slamet
~
“Kisah Percakapan Nabi Muhammad saat bertemu Iblis”simak di you tube upload by Gita Putri Lestari, nabi Islam mendapat wejangan nasehat Iblis.
Isa Al-Masih bersabda, “Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran apabila ia berdusta ia berkata atas kehendaknya sendiri sebab ia adalah pendusta dan bapa segala pendusta” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:44)
Muhammad mau menerima wejangan nasehat Iblis, astagafirullahazim? Iblis tetap pendusta, yang sering menyamar sebagai Malaikat terang dan mengutip firman Allah tapi bertujuan menyelewengkan kebenaran firman Allah.
Bagaimana dengan Jibril di Gua Hira yang meneror Muhammad? Nabi menerima dia, dan menjadi pemberi wejangan nasehat ‘wahyu’ termasuk saat dalam selimut Aisyah.
~
Saudara Anto,
Memang benar bahwa Iblis adalah pendusta, dan pada akhir zaman ia akan menyatakan diri secara terang-terangan akan menyangkal Isa Al-Masih.
Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak (Injil, Surat 1 Yohanes 2:22).
~
Slamet
~
Begitulah cara kerja Iblis, mendatangi manusia dengan seolah-olah ramah mengutip firman Allah namun ujungnya menyesatkan, menyelewengkan, mengkorupsi atau menambah dan mengurangi firman Allah dalam Taurat, Kitab Para Nabi, dan Injil
Akibatnya ada yang nyambung sesuai dengan aslinya tapi iblis menambahi dan mengurangi kebenaran tersebut sehingga akan bertentangan, bertolak belakang dengan kebenaran firman Allah yang sudah ada.
Satu tujuan supaya manusia tersesat tidak mendapat keselamatan hidup kekal yang merupakan rahmat Allah, pengorbanan Isa Almasih di kayu Salib dan kebangkitanNya dan kembali ke Surga
Ditambah, dikurangi bertujuan hanya satu, supaya orang lemah dikacaukan dan tersesat ke neraka bersama dia Iblis
~
Saudara Anto,
Terima kasih untuk komentar yang saudara sampaikan, semoga dapat menjadi bahan perenungan bagi para pembaca.
“Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu” (Injil, Surat Ibrani 2:1-3).
~
Slamet
~
Kepada Umat Muslim,
Setiap umat muslim wajib hukumnya mengatakan: “Aku bersaksi bahwa muhammad adalah rasul Allah”.
Padahal itu tidak pernah terjadi.
Dapatkah kita mengatakan Muhammad adalah rasul Allah, jelas tidak karena itu adalah Hak Allah.
Lihatlah Musa dipanggil Allah untuk membebaskan umatnya bangsa Israel dari kekejaman bangsa Mesir,
Musa disebut nabi bukan karena manusia yang mengucapkan, tetapi Allah. Karena mujizat sebagai tanda seorang nabi ada pada Musa, sehinggah wajib hukumnya mendapat sorga, Amin Ya Allah Amin.
Allah tidak menempatkan Muhammad di sorga karena dia menyembah Allah lain, bila dia sujud kepada Isa Al-Masih pasti dia di sorga. Amin Ya Amin.
~
Saudara Natal,
Umat Muslim menempatkan Muhammad sebagai utusan Allah. Namun Al-Quran mencatat bahwa Muhammad adalah manusia biasa. “Katakan, sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, …” (Qs 18:110).
Bahkan Waznin Ibnu Mahfudl mengakui bahwa Muhammad “… adalah manusia biasa, bukan malaikat dan bukan pula anak Tuhan atau yang lainnya. Ia secara manusiawi sama dengan kita seluruh umat manusia.”
~
Slamet