Saya lahir dari keluarga Muslim di Iran. Setelah lulus SMA, orang tua mengirim saya ke Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan studi. Namun sebelum berangkat, saya harus menikah. Singkatnya, saya kemudian menikah dan berangkat ke AS bersama suami saya. Di tempat inilah awal perjalanan iman saya kepada Isa Al-Masih dimulai. Kisah Muslimah Iran berdoa pada Isa Al-Masih.
Hidup dalam Ketakutan
Selama di AS, kami tidak boleh bekerja karena kami memegang visa mahasiswa. Tetapi pendapatan kami tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karenanya, saya berhenti dari sekolah dan mengambil pekerjaan penuh.
Walau setiap hari saya sholat dan taat berpuasa, tapi saya merasa Allah sangat jauh. Saya menjadi depresi karena kesepian. Dokter menyarankan agar saya pulang ke Iran untuk beberapa lama. Saya ingin sekali, tetapi tidak bisa.
Dokumen Permohonan Kewarganegaraan AS Ditolak!
Atas saran dokter, saya mengikuti program kelas aerobik. Sebab menurut dokter olah-raga adalah salah satu cara untuk mengatasi kekhawatiran.
Kami juga mulai menemui beberapa pengacara. Salah seorang pengacara berkata, jika ada perusahaan Amerika yang mensponsori kami, maka suami saya akan mendapat ijin menetap dari Departemen Tenaga Kerja AS. Kami segera mengurusnya, tetapi permohonan kami ditolak. Kami sangat kecewa!
Berdoa kepada Isa Al-Masih
Suatu hari, seorang rekan di kelas aerobik yang saya ikuti, bertanya apakah saya memiliki permohonan doa. Lalu saya menceritakan masalah yang sedang kami hadapi. Beberapa teman lain juga mendengarkan cerita saya. Mereka adalah pengikut Isa Al-Masih.
Kemudian mereka mendoakan kami dalam nama Isa Al-Masih. Malam itu saya juga berdoa, “Isa Al-Masih, jika benar bahwa Engkau adalah Tuhan, beritahu apa yang harus saya lakukan.” Inilah kisah Muslimah Iran berdoa dimulai.
Mimpi Bertemu Isa Al-Masih
Malam itu juga, saya bermimpi bertemu dengan Isa Al-Masih. Saya dan anak-anak saya pergi ke Yerusalem untuk bertemu Isa Al-Masih. Kami sampai dan berdiri di depan sebuah tembok batu-bata, namun tidak ada pintunya. Saya menangis dan berkata, “Isa Al-Masih, saya datang jauh-jauh untuk bertemu dengan-Mu. Tetapi tidak ada pintu. Apakah tidak ada jalan untuk bertemu dengan-Mu?”
Kami berjalan lagi. Jalanannya menaik. Akhirnya kami sampai pada pintu surgawi. Pintu tersebut terbuka, kami berjalan masuk. Tidak lama kemudian, seseorang datang dan mengulurkan tangan-Nya dengan tangan terbuka. Saya langsung mengetahui bahwa Ia adalah Isa Al-Masih!
Saya langsung menceritakan semua permasalahan saya kepada-Nya. Depresi dan kegelisahan saya berangsur-angsur hilang. Saya mulai letih untuk berkata-kata lagi. Tetapi Isa Al-Masih membaca pikiran saya dan mulai menjawab saya. Dia katakan, saya dapat bertemu dengan-Nya kapan saja dan menjawab semua pergumulan saya. Saya telah bertemu dengan Allah yang benar! Saya terbangun dari tidur.
Allah adalah Bapa Surgawi
Keesokan harinya, perasaan depresi dan frustasi saya benar-benar hilang! Tidak lama kemudian pengacara kami menghubungi saya dan berkata, “Departemen Tenaga Kerja telah mengeluarkan sertifikat tenaga kerja untuk suami saya!” Jawaban doa ini mengakhiri kisah Muslimah Iran berdoa, yang dijawab oleh Isa Al-Masih.
Selang beberapa waktu, kami menerima Isa Al-Masih sebagai Juru Selamat kami. Kami juga mempercayai Ia adalah Allah. Ia adalah Penyedia saya. Ia telah memberikan saya kekuatan. Saya tidak lagi terbeban oleh kekhawatiran dan pemeliharaan. Ia telah berjanji bahwa Ia tidak akan meninggalkan saya, sebagaimana Dia berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28).
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana menurut Saudara mengenai kesaksian dari kisah Muslimah Iran, berdoa pada Isa Al-Masih?
- Menurut Saudara, apakah yang mendorong dirinya untuk berdoa kepada Isa Al-Masih?
- Apakah berdoa kepada Isa Al-Masih benar? Berikan tanggapan Saudara.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718.
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .