Saya berasal dari keluarga kelas menengah Kurdi. Lahir dan dibesarkan di Irak Utara. Ibu saya meninggal ketika saya berusia empat tahun. Ayah saya menolak untuk menikah lagi. Beliau merawat saya dengan penuh kasih sayang.
Mulai Berpuasa Pada Umur Sembilan Tahun
Ayah sangat memperhatikan pendidikan agama saya. Beliau seorang pencinta Al-Quran, itu sebabnya beliau mulai mengajarkan huruf Arab, Al-Quran dan hukum Islam saat usia saya masih sangat muda. Dengan suaranya yang bagus, Ayah selalu membaca Al-Quran di malam hari sebelum tidur. Walau tidak mengerti, namun saya menikmatinya.
Di usia enam tahun saya sudah bisa membaca Al-Quran. Usia sembilan tahun, saya mulai berpuasa penuh selama bulan Ramadhan.
Keinginan Yang Kuat Untuk Belajar Agama
Saya mengikuti teladan ayah saya, sebagai seorang pencinta Al-Quran. Pada liburan musim panas saya gunakan untuk melanjutkan pelajaran Al-Quran di Mesjid terdekat. Saya belajar bagaimana menafsirkan Al-Quran juga kehidupan Muhammad dan Kalifah. Ketika SMA saya bergabung dengan kelompok pelajar dibawah partai politik Islam moderat. Kami memiliki jadwal pertemuan mingguan untuk mendiskusikan Jalan Hidup Islam dan bagaimana menjadi murid Islam yang aktif.
Sementara itu, saya melanjutkan belajar hukum Islam (fiq-h). Bagaimana membaca Al-Quran dengan benar (tajwid), Hadis, hidup Muhammad (Sira) dan Tata Bahasa Arab (Nahu). Saat saya lulus sekolah, saya sudah menjadi anggota penuh partai tersebut.
Di usia 18 tahun saya melanjutkan sekolah ke jenjang universitas di kota lain. Di sana saya mengenal banyak murid yang juga merupakan anggota partai Islam.
Mencari Jawaban Untuk Pertanyaan
Saat itu banyak pertanyaan mulai bermunculan dalam benar saya. Saya tidak dapat menemukan jawabannya. Pertanyaan, seperti “Apakah tujuan hidup?” dan “Mengapa kita harus menyembah dan mengikuti hukum Allah?”
Jawaban seperti “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (Qs 51:57) tidak memuaskan. Saya yakin harus ada tujuan yang tinggi. Yaitu sesuatu yang lebih berarti daripada menyembah dalam hubungan sebagai tuan-budak.
Saya juga terganggu dengan kekerasan yang terjadi di sekitar saya setiap hari. Kekerasan yang terdapat dalam buku-buku sejarah. Dalam karakter pendiri agama dan dalam buku agama serta sejarah Islam.
Meninggalkan Agama Islam
Walaupun saya aktif dalam agama dan sebagai seorang pencinta Al-Quran, namun dalam tahun pertama kuliah, saya kehilangan iman saya. Kemudian saya dengan aktif mulai mencari-cari jawaban. Saya bertanya di antara orang Kristen Irak yang sangat berhati-hati untuk membagikan tentang “agama” mereka. Kemudian di antara orang Yezidis, pengikut agama kuno Kurdi.
Akhirnya sayapun bertanya pada orang ateis. Namun saya terus yakin bahwa Tuhan ada. Tetapi saya tidak tahu jalan ke Allah. Terkadang saya tidak merasa orang harus berhubungan dengan Allah.
Bertemu Dengan Orang Percaya
Bertahun-tahun kemudian, satu hari saya bertemu dengan pengikut Isa Al-Masih. Pria berusia 60-an. Kami berbicara kira-kira satu jam. Tentang politik, Timur Tengah, Amerika Serikat, sejarah, agama, dan Allah.
Untuk pertama kalinya saya mendengar, bahwa saya dapat percaya kepada Isa Al-Masih tanpa harus menjadi “Kristen secara budaya.” Juga saya mendengar bahwa “Allah adalah Bapa dan mengasihi saya sekalipun saya adalah anak yang memberontak.” Lebih menarik lagi, “Dari Adam sampai Isa Al-Masih semua ceritera Alkitab terhubung dan inti dari ceritera-ceritera tersebut adalah tentang Sang Penyelamat, Isa Al-Masih.” Saya tertarik dengan penemuan saya yang terakhir, karena sepengetahuan saya ceritera-ceritera tersebut juga ada dalam Al-Quran.
Selama dua bulan kami tidak pernah bertemu. Saya juga hampir melupakannya. Hingga satu hari saya merasa perlu berbicara lagi dengannya. Lalu saya mulai meng-email dia dan kami pun sepakat untuk bertemu lagi pada akhir minggu.
Saya Minta Buku dan Diberi Alkitab
Ketika saya meminta sebuah buku untuk dibaca, saya mengharapkan dia memberikan buku yang khusus ditulis untuk mengubah orang Islam atau bahkan orang Kurdi menjadi Kristen. Tapi dia merekomendasikan Kitab Suci Injil. Saya terkejut bahwa dia berpikir saya dapat diyakinkan dengan sebuah teks bacaan yang kuno.
Namun saya menerima anjurannya dan mulai membaca Kitab Suci itu Injil. Kalimat-kalimat pertama bukanlah seperti kalimat-kalimat yang pernah saya dengar sebelumnya:
“Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1-4).
Saya terus membaca dan ketika saya membaca tentang Roh Kudus, saya merasa ada yang aneh dalam pikiran saya. Penuh perhatian dan spiritual. Selama berminggu-minggu saya membaca Kitab Injil. Saya menemukan setiap jawaban dari semua pertanyaan saya. Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya mengerti kisah manusia dari mulanya sampai sekarang dalam satu tema: Isa Al-Masih, Sang Juruselamat Manusia.
Kunjungan Ke Rumah Saudara Perempuan
Satu hari saya menerima telepon dari kakak perempuan saya yang tinggal di kota lain. Dia ingin saya mengunjunginya.
Saya memutuskan untuk mengunjunginya. Tapi saya tidak bisa membawa Alkitab. Karena ada pos-pos pemeriksaan dalam perjalanan. Saya takut mereka menemukan Kitab Suci saya dan saya akan mendapat masalah. Kakak perempuan saya sedang hamil dan sakit. Jadi saya harus tinggal selama satu minggu dengannya.
Ayat-Ayat Kitab Suci Yang Sangat Indah
Saya sangat menginginkan ayat-ayat Kitab Suci yang bisa saya baca. Saya tidak terpikir bahwa ada tersedia Kitab Suci secara online. Hari Jumat, saya mendapat e-mail dari orang percaya yang memberikan saya Kitab Suci itu. Saya membuka e-mail itu dan tidak seperti e-mail yang lain yang saya terima. Hanya ini yang tertulis di dalam e-mail tersebut:
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang rumput yang hijau,
Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan di dalam lembah kekelaman,
Aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;
Gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku;
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;
Pialaku penuh melimpah.
Kebajikan dan kemurahan belaka yang mengikuti aku, seumur hidupku;
Dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa (Kitab Mazmur 23).
Saya menghabiskan malam itu dengan membaca ayat-ayat tersebut berulang-ulang. Saya menangis karena bahagia dan dari kepastian yang diberikan oleh ayat-ayat tersebut.
Tidur Lama
Saya tidak tahu sudah berapa lama saya tidur. Kakak perempuan saya dan suaminya bertanya bagaimana saya bisa tidur begitu lama. Ketika saya bangun, hari sudah pagi. Tapi bukan hari Sabtu, melainkan Minggu. Ayat-ayat yang saya baca masih terngiang-ngiang di telinga saya.
Tetapi sesaat kemudian hal itu tidak menjadi masalah karena saya menyadari apa yang telah terjadi pada saya. Saya telah dilahirkan baru seperti dijelaskan dalam Injil Allah, “. . . jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:3). “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17).
Perubahan Hidup Terbesar Seorang Pencinta Al-Quran
Beberapa hari kemudian, saya menceritakan kepada teman-teman saya bahwa saya telah berubah dan sekarang menjadi pribadi yang berbeda. Saya begitu bersemangat hidup baru dalam Isa Al-Masih, dan rindu membagikan iman saya kepada mereka. Namun saya frustrasi karena tidak seorang pun yang perduli untuk mendengar tentang Allah. Setiap orang seperti terlalu sibuk untuk hal itu. Keluarga saya memilih untuk menyangkal bahwa saya telah berubah. Mungkin karena mereka tidak sanggup untuk memilih antara saya dan iman mereka. Saya kecewa dengan reaksi mereka. Namun kemudian saya menyadari, saya tidak dapat mengubah mereka. Hanya kasih karunia Allah yang dapat mengubah hati manusia. Lebih baik saya mendoakan daripada berusaha mengubah mereka. Seharusnya saya menyatakan kasih dan pengampunan. Bukan menghakimi mereka.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Kepastian Akan Keselamatan Bagi Para Muslim
- Sirath Islam Atau Isa Al-Masih, Manakah Jembatan Yang Pasti Ke Surga?
- Muhammad Setuju, Injil Adalah Kebenaran Allah
- Keselamatan Dalam Al-Quran Dan Injil
- Al-Quran Dan Injil Setuju, Isa Al-Masih – Jalan Lurus
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Mengapa Pencinta Al-Quran Menjadi Pengikut Isa Al-Masih?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
Saya dulu seorang yang jahat, hampir semua dosa saya lakukan berulang ulang, Saya tahu akan hukuman tapi saya tidak berubah, Namun karena kasih Jesus yang terus mengejar saya, maka saya sekarang menjadi orang yang berharga dan dikasih oleh Tuhan Jesus, Saya sebenarnya harusnya dihukum mati, tapi Jesus telah menebus saya menjadikan saya ciptaan baru.
Sekarang saya bisa mengasihi orang lain,saya bisa bersekutu dengan Roh kudus (Roh Allah),saya dengar suaraNya berkata kata dengan saya dan saya tidak dapat menjelaskan indahnya bersekutu denganNya dan setiap saya membaca injil saya seringkali menangis karena Dia membukakan betapa Dia mengasihi saya dan banyak lagi.
~
Mereka yang menjadi ciptaan baru di dalam Kristus menerima kasih karunia terus-menerus untuk menjalani hidup Kristen, menolak dosa dan melayani Allah. Orang Kristen berjuang untuk hidup bagi Allah oleh kasih karunia-Nya yang bekerja di dalam mereka. Kasih karunia Allah bekerja dalam orang Kristen yang sungguh-sungguh, hingga mereka rela dan bertindak menurut maksud baik Allah.
“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Injil, Efesus 2:10)
~
SL
~
Coba anda baca Injil. dari awal hingga akhir, betapa banyak pertentangan satu ayat dengan ayat lain, Bahkan bagaimana mungkin Tuhan bisa dicobai manusia dan sangat mengherankan bagaimana ayat suci memuat hal-hal yang sangat jorok. Jadi mustahil ini berasal dari yang maha suci. Tolong anda renungkan kembali!
~
Saudara Munadi,
Kami menyampaikan terimakasih untuk komentar saudara. Namun komentar saudara tidak sesuai dengan topik di atas.
Kami juga memiliki artikel yang berhubungan dengan tuduhan bahwa Injil telah diubah. Untuk ini kami mempersilakan saudara mengunjungi link ini http://tinyurl.com/dygnn2j . Terimakasih.
~
Slamet
~
Bukankah Siti Hawa lebih istimewa dari Isa Al-Masih yang lahir tanpa ibu? bagaimana dengan Nabi Adam, yang lahir tanpa ayah dan ibu?
~
Saudara Edward,
Bagaimanapun hebatnya proses penciptaan Adam, ia adalah manusia berdosa. Adam juga membutuhkan pengampunan dari Allah atas segala dosanya.
Tidak demikian dengan Isa Al-Masih, hanya Dia satu-satunya pribadi yang tidak mempunyai dosa, karena Dia adalah Allah yang menjadi manusia.
Oleh karena itu Isa Al-Masih sanggup mengampuni dan menyelamatkan manusia berdosa. “Isa Al-Masih berkata: “Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” (Injil, Rasul Markus 2:10). Tentunya kita mengetahui bahwa hanya Allah saja yang berhak mengampuni dosa manusia, bukan?
~
Slamet
~
Apa yang harus saya lakukan agar saya tetap teguh pada Kristen ?
~
Saudara Williy,
Firman Allah mengatakan bahwa iman itu timbul dari pendengaran, yaitu pendengaran akan firman Allah. Jadi supaya iman bertumbuh dan bertambah teguh, kita memerlukan setiap hari firman Tuhan untuk dibaca, direnungkan dan dipraktekkan.
“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin” (Injil, Surat Yakobus 1:22-23).
~
Slamet
~
Suamiku awalnya seorang Katolik, tapi justru begitu dia baca tentang Islam dan mendengar lantunan ayat yang menyentuh bathin hatinya bergetar, menangis. Dan setelah mendapat dukungan dari kedua orangtuanya, dia menjadi mualaf sekarang.
~
Saudara Aisah,
Kitab Suci Allah menjelaskan seseorang akan diangkat menjadi anak Allah apabila ia membuka hati dan menerima Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12).
Jelas orang yang bijaksana tidak akan melepaskan kedudukannya sebagai ahli waris Kerajaan Sorga, bukan?
~
Slamet
~
“Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku”(Injil, Rasul Besar Yohanes 5:30).
Bukankah Yesus telah menjelaskan kalau Dia hanya menuruti perintah Tuhan. Dengan kata lain Dia bukanlah Tuhan melainkan hamba Tuhan yang taat? Ada yang bisa menjelaskan? Mohon pencerahannya.
~
Saudara Dewanto,
Apakah benar Isa Al-Masih hanyalah utusan Allah?
Untuk itu mari kita berfokus pada kata ‘menghakimi.’ Bukankah hanya Allah saja yang dapat menjadi hakim bagi seluruh umat manusia pada hari kiamat?
Dengan kata lain karena Isa Al-Masih yang akan menentukan seseorang layak masuk sorga ataupun neraka berarti Isa Al-Masih adalah Allah itu sendiri.
Bagaimana dengan saudara, sudahkah saudara siap mengadapi penghakiam Isa Al-Masih di hari kiamat?
~
Slamet
~
Perbedaan tajam antara Islam dan Kristen adalah bahwa orang-orang Kristen tidak mengakui kenabian Muhammad. Sementara itu orang-orang Islam tidak mengakui ketuhanan Yesus (Isa). Saya muslim, saya berpegang pada Al-Quran terutama Surah Al Maidah 116-117.
Saya pernah membaca bukunya Pdt Stephen Tong yang menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang menjadi manusia. Meskipun demikian saya menghormati keyakinan mereka, seperti yang tertulis dalam Surah Al Kafirun 1-5.
~
Saudara Mugi,
Memang benar Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah atau Allah yang menjadi manusia. “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1,14).
Ketika kami membaca Al-Quran, kami juga menemukan pernyataan dari Al-Quran, yang menyebutkan Isa Al-Masih adalah Kalimatullah. “Ingatlah, ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)” (Qs 3:45).
Jadi sebelum datang ke dunia melalui proses kelahiran, Isa Al-Masih adalah Kalimatullah atau Firman Allah.
~
Slamet
~
Saya seorang Muslim dan menurut saya semua agama mengajarkan kebaikan dan mengajarkan untuk menghargai sesama manusia.
Dalam tiap agama maupun etnis, selalu ada orang-orang yang nyeleneh mengartikan maksud dari ajaran aliran mereka sendiri. Andai semua orang paham bahwa agama itu mengajarkan kebaikan, betapa damainya hidup ini.
~
Saudara Henry,
Semua agama memang mengajarkan kepada kita mengenai kebaikan bagi sesama kita. Juga hidup saleh dan beramal sebanyak mungkin selama hidup di dunia untuk mencapai keselamatan di akhirat.
Namun kenyataannya, kita tidak dapat memperoleh keselamatan itu dengan perbuatan baik kita sendiri. Karena hanya Allah yang dapat memberikan jalan dan menjamin keselamatan manusia.
Dan jalan keselamatan itu hanya ada dalam Isa Al-Masih. Sebagaimana pengakuan Isa Al-Masih, “dan Aku [Isa Al-Masih] memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).
Percayakah saudara bahwa Allah telah menyediakan keselamatan melalui Isa Al-Masih ini?
~
Slamet
~
Di mana dalam Injil atau Alkitab yang menyatakan bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus?
~
Saudara Alastoo,
Memang Kitab Suci Injil tidak mencatat tanggal kelahiran Isa Al-Masih, namun bukan berarti umat Kristen tidak boleh merayakan kelahiran-Nya pada tanggal 25 Desember.
Bagi umat Kristen yang terpenting adalah penjelmaan Sang Juruselamat, yaitu Isa Al-Masih. Karena kehadiran-Nya ke dunia ini bertujuan untuk memperbaiki hubungan manusia dengan Allah yang telah rusak akibat kesesatan manusia.
Untuk penjelasan yang lebih lengkap tentang “Mengapa Natal Jatuh Tanggal 25 Desember?” saudara dapat membaca pada link tinyurl.com/7wb7ehu
~
Slamet
~
Katakan “Dialah Allah Yang Maha Esa.” Allah tempat meminta segala sesuatu. Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu setara dengan Dia.”
~
Saudara Sabna,
Umat Kristen juga percaya bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, seperti yang tertulis dalam Al-Quran. “Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan”(Qs 112:3).
Istilah “anak-anak Allah”yang disematkan pada orang-orang Kristen bukan mengacu kepada Allah beranak, tetapi lebih kepada hubungan khusus yang dimiliki antara umat Kristen dengan Bapa di sorga.
“Tetapi kepada orang-orang yang menerima-Nya diberi-Nya hak untuk menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya kepada nama-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12).
~
Slamet
~
Pembukaan Al-Quran (Al-Fātiĥah:6), “Tunjukilah kami jalan yang lurus,”
Tafsir Al-Muyassar Al-Fatihah 6: Tunjuki dan tuntun kami pada jalan yang lurus, kuatkan pendirian kami pada jalan itu hingga kami menghadapmu kelak, jalan itu adalah Islam, jalan terang yang menuju keridhaan dan surga Allah.
Jalan yang ditunjukkan oleh penutup para nabi dan rasul Muhammad SAW. Tidak seorang hambapun yang bisa meraih kebahagiaan melainkan dengan menempuh jalan itu secara istiqamah.
~
Saudara Sabna,
Apabila kita hendak menuju surga tentunya kita harus mengetahui Sang pemilik surga itu, bukan?
Isa Al-Masih bersabda “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Injil, Rasul Besar Matius 28:18). Bahkan Isa Al-Masih adalah jalan menuju kehidupan kekal, seperti yang pernah Dia katakan:“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Slamet
~
Salam sejahtera,
Mas Slamet, Alkitab itu isinya cerita dari para rasul-rasul. Kenapa tidak Nabi Isa yang menulis langsung biar akurat karena bisa saja para rasul itu menulisnya tidak akurat.
Jadi bisa dinyatakan Alkitab itu karangan rasul sedangkan Al-Quran, Rasul Nabi Muhammad saw menulis berdasarkan wahyu Allah. Dan mana yang harus kita pegang Alkitab atau Al-Quran? Mohon penjelasan.
~
Saudara Charles,
Walaupun penulis Alkitab tidak didikte oleh Allah, namun mereka dituntun dan diilhamkan oleh Allah secara keseluruhan.
Dan untuk menguji sebuah kitab suci itu berasal dari Allah atau bukan adalah melihat nubuat dan penggenapannya. Dalam Alkitab ada banyak nubuat dan juga penggenapannya. Sedangkan dalam Al-Quran tidak ada nubuat, kecuali yang berhubungan dengan hari penghakiman.
Oleh karena itu , kita tidak dapat menguji benarkah Al-Quran dari Allah atau hanya karangan manusia belaka.
~
Slamet.
~
Bagusan kalian beragama Islam, karena Islam itu agama kebenaran!
~
Saudara Raihan,
Sebagai orang beriman tidak salah kalau kita ini memiliki agama. Namun agama sebenarnya hanyalah usaha manusia untuk boleh mengenal dan mencapai Allah di sorga.
Agama adalah cara yang diupayakan dan dijalani oleh setiap manusia untuk hidup secara lebih baik. Dan sebagai balasannya, ia berharap nantinya akan diberi kesempatan untuk boleh masuk dalam sorga.
Isa Al-Masih tidak mengajarkan tentang agama yang baik, agar bisa masuk sorga. Karena Dia adalah jalan menuju sorga itu sendiri.
“Kata Isa kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada (Allah) Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Slamet
~
Kasihan anda telah sesat, segeralah bertobat kembali ke jalan Islam.
~
Saudara Arbakti,
Banyak orang merasa jalan yang ditempuhnya adalah jalan menuju arah yang benar. Mereka menganggap lurus jalannya, namun sebenarnya tersesat. “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut” (Zabur, Kitab Amsal 14:12).
Jadi berjalan menurut jalannya sendiri itu berbahaya dan mudah tersesat. Kita membutuhkan jalan yang benar yaitu Isa Al-Masih. Sebab Isa adalah “Jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Isa’” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Slamet
~
Apapun yang mereka perbuat itu aneh-aneh dan tidak masuk akal. Mereka beranggapan sudah ditebus Yesus.
Kalau sudah ditebus mengapa mereka berbuat baik, beribadah segala macam. Bukankah mereka sudah selamat? Inilah yang aneh, bagaimana mungkin orang lain yang berbuat tapi dosanya ditanggung oleh orang lain. Dan setelah selamat hidup bermanja-manja karena dosa telah dtebus Yesus.
~
Memang berita mengenai keselamatan melalui kematian Isa Al-Masih di kayu salib merupakan kebodohan dan tidak masuk akal. “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan …, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah” (Injil, Surat 1 Korintus 1:18).
Dan perbuatan baik yang dilakukan oleh orang Kristen adalah bukti bahwa ia telah diselamatkan dan ini harus menjadi bagian dari kehidupannya, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Injil, Surat Efesus 2:10).
~
Slamet
~
Menurut saya kisah di atas, dia tidak mau repot-repot. Di dalam Islam memang kita dituntut bahwa apapun yang telah kita kerjakan akan ada balasan yang setimpal dengan perbuatan kita. Baik atau buruknya akan kita tuai hasilnya.
Namun begitu masuk kelompok orang Kristen, semuanya mudah saja karena merasa telah ditebus Yesus hanya dengan modal percaya.
~
Saudara Pengikut Isa,
Memang agama di dunia mengajarkan perbuatan baik sebagai sarana dan jaminan masuk sorga. Namun Alkitab tidak sependapat dengan keyakinan ini. Alkitab tidak membenarkan dan mengajarkan perbuatan baik sebagai sarana untuk masuk sorga.
Karena segala perbuatan baik manusia sia-sia dan tidak memilik pengaruh apapun dalam penyelamatan dirinya dari hukuman neraka. Bahkan semua kebaikan manusia merupakan kekejian bagi Allah. “Kami semua telah menjadi seperti orang najis, karena dosa-dosa kami. Segala kebenaran kami hanya seperti kain yang buruk dan kotor” (Kitab Nabi Yesaya 64:6).
Jadi jelas keselamatan sepenuhnya rahmat Allah, dan manusia tidak melakukan satu perbuatan baik apapun untuk mendapatkannya. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).
~
Slamet
~
Penulis artikel bertukar agama dari Islam ke Kristen, yang menurutnya bermula dari dua pertanyaan yaitu apa tujuan kita hidup? Mengapa kita harus menyembah dan mengikuti hukum Allah?
Itulah dua pertanyaan yang menyebabkan penulis artikel di atas menukar agama dari Islam menjadi Kristen. Yang disayangkan, kenapa anda tidak bertanya kepada ulama Islam? Anda tidak adil pada diri anda sendiri. Baiklah, untuk pertanyaan pertama sudah terjawab dengan ayat Al-Quran “tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah Aku.”
Untuk pertanyaan kedua, insya Allah, biar saya jelaskan, walaupun saya bukan ulama.
~
Saudara Awarisman,
Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, maka rusak jugalah hubungan manusia dengan Allah. Akibatnya tujuan manusia hidup di muka bumi ini juga menyimpang dari kehendak Allah.
Namun Allah sangat mengasihi manusia yang telah berdosa ini dengan cara mengutus Sang KalimatAllah yaitu Isa Al-Masih ke dunia. Dia datang untuk memulihkan keadaan manusia seperti semula. “Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Injil, Rasul Lukas 19:10).
Lebih jauh lagi Allah di dalam Isa Al-Masih menghedaki umat-Nya menjadi kudus di hadapan-Nya. “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya” (Injil, Surat Efesus 1:4).
~
Slamet
~
Saudara Marningot dan Moh Yasid,
Tentunya kami senang apabila saudara dapat memberikan komentar yang sesuai dengan topik artikel ini.
Oleh karena itu mohon maaf, apabila kami terpaksa menghapus komentar saudara yang menyimpang dari topik di atas.
~
Slamet
~
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).
Semua kebaikan manusia merupakan kekejian bagi Allah. “Kami semua telah menjadi seperti orang najis, karena dosa-dosa kami. Segala kebenaran kami hanya seperti kain yang buruk dan kotor” (Kitab Nabi Yesaya 64:6).
Wah hebat mengapa lagi kalian repot ke gereja dan berbuat baik lainya?
~
Saudara Manusia Biasa,
Jelas amal ibadah dan perbuatan baik tidak dapat membawa orang berdosa masuk ke sorga, namun perbuatan baik dan ibadah itu harus menjadi bagian dari kehidupan orang yang telah diselamatkan. Mengapa?
Perbuatan baik dan ibadah yang mereka lakukan adalah bukti bahwa mereka telah diselamatkan. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Injil, Surat Efesus 2:10).
~
Slamet
~
“Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan …, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah” (Injil, Surat 1 Korintus 1:18).
Ini bukan pernyataan Yesus tapi surat pribadi Paulus. Mana dalilnya bahwa Yesus selama masih hidup memberitkan salib? Inilah yang dikatan bahwa Alkitab itu sudah bercampur dengan surat-surat karangan.
~
Saudara Cari Tau,
Isa Al-Masih sendiri menyatakan bahwa tujuan kedatangan yang pertama di bumi adalah menyerahkan nyawa-Nya untuk mati di kayu salib. Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh pengampunan dosa dan hidup yang kekal.
“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Markus 10:45)
Hal ini juga direkam secara lengkap oleh Rasul Besar Matius dalam Kitab Suci Injil .“Mulai dari saat itu, Yesus berkata terus terang kepada pengikut-pengik ut-bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan mengalami banyak penderitaan dari pemimpin-pemimp in, imam-imam kepala dan guru-guru agama. Ia akan dibunuh, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan kembali. Lalu Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, “Mudah-mudahan Allah menjauhkan hal itu, Tuhan! Jangan sampai hal itu terjadi pada Tuhan!” Yesus menoleh lalu berkata kepada Petrus, “Pergi dari sini, Penggoda! Engkau menghalang-hala ngi Aku. Pikiranmu itu pikiran manusia; bukan pikiran Allah!” (Injil, Rasul Besar Matius16:21-23)
~
Slamet
~
Saudaraku Umat Muslim,
Orang yang dituntun Roh Kudus kata dan perbuatannya akan membuat orang di sekitarnya nyaman dan damai. Bukan takut dan gelisah karena kehadirannya, atau juga karena ajaran yang dia pegang. Yang saya rasakan, Anda memaksakan Roh Kudus, yang suci itu harus taat pada kehendak manusia.
~
Saudara YB Sap,
Memang benar mereka yang bersedia hidup di pimpin oleh Roh Kudus akan memiliki damai sejahtera. Karena mereka tidak akan lagi hidup berdasarkan keinginan daging atau hawa nafsu.
“Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Injil, Surat Galatia 5:19-23).
~
Slamet