Saya berasal dari keluarga kelas menengah Kurdi. Lahir dan dibesarkan di Irak Utara. Ibu saya meninggal ketika saya berusia empat tahun. Ayah saya menolak untuk menikah lagi. Dia merawat saya dengan penuh kasih sayang.
Mulai Berpuasa Pada Umur Sembilan Tahun
Ayah sangat memperhatikan pendidikan agama saya. Dia seorang pencinta Al-Quran, itu sebabnya dia mulai mengajarkan huruf Arab, Al-Quran dan hukum Islam saat usia saya masih sangat muda. Dengan suaranya yang bagus, Ayah selalu membaca Al-Quran di malam hari sebelum tidur. Walau tidak mengerti, namun saya menikmatinya.
Di usia enam tahun saya sudah bisa membaca Al-Quran. Usia sembilan tahun, saya mulai berpuasa penuh selama bulan Ramadhan.
Keinginan Yang Kuat Untuk Belajar Agama
Saya mengikuti teladan ayah saya, sebagai seorang pencinta Al-Quran. Pada liburan musim panas saya gunakan untuk melanjutkan pelajaran Al-Quran di Mesjid terdekat. Saya belajar bagaimana menafsirkan Al-Quran juga kehidupan Muhammad dan Kalifah. Ketika SMA saya bergabung dengan kelompok pelajar dibawah partai politik Islam moderat. Kami memiliki jadwal pertemuan mingguan untuk mendiskusikan Jalan Hidup Islam dan bagaimana menjadi murid Islam yang aktif.
Sementara itu, saya melanjutkan belajar hukum Islam (fiq-h). Bagaimana membaca Al-Quran dengan benar (tajwid), Hadis, hidup Muhammad (Sira) dan Tata Bahasa Arab (Nahu). Saat saya lulus sekolah, saya sudah menjadi anggota penuh partai tersebut.
Di usia 18 tahun saya melanjutkan sekolah ke jenjang universitas di kota lain. Di sana saya mengenal banyak murid yang juga merupakan anggota partai Islam.
Mencari Jawaban Untuk Pertanyaan
Saat itu banyak pertanyaan mulai bermunculan dalam benar saya. Saya tidak dapat menemukan jawabannya. Pertanyaan, seperti “Apakah tujuan hidup?” dan “Mengapa kita harus menyembah dan mengikuti hukum Allah?”
Jawaban seperti “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (Qs 51:57) tidak memuaskan. Saya yakin harus ada tujuan yang tinggi. Yaitu sesuatu yang lebih berarti daripada menyembah dalam hubungan sebagai tuan-budak.
Saya juga terganggu dengan kekerasan yang terjadi di sekitar saya setiap hari. Kekerasan yang terdapat dalam buku-buku sejarah. Dalam karakter pendiri agama dan dalam buku agama serta sejarah Islam.
Meninggalkan Agama Islam
Walaupun saya aktif dalam agama dan sebagai seorang pencinta Al-Quran, namun dalam tahun pertama kuliah, saya kehilangan iman saya. Kemudian saya dengan aktif mulai mencari-cari jawaban. Saya bertanya di antara orang Kristen Irak yang sangat berhati-hati untuk membagikan tentang “agama” mereka. Kemudian di antara orang Yezidis, pengikut agama kuno Kurdi.
Akhirnya sayapun bertanya pada orang ateis. Namun saya terus yakin bahwa Tuhan ada. Tetapi saya tidak tahu jalan ke Allah. Terkadang saya tidak merasa orang harus berhubungan dengan Allah.
Bertemu Dengan Orang Percaya
Bertahun-tahun kemudian, satu hari saya bertemu dengan pengikut Isa Al-Masih. Pria berusia 60-an. Kami berbicara kira-kira satu jam. Tentang politik, Timur Tengah, Amerika Serikat, sejarah, agama, dan Allah.
Untuk pertama kalinya saya mendengar, bahwa saya dapat percaya kepada Isa Al-Masih tanpa harus menjadi “Kristen secara budaya.” Juga saya mendengar bahwa “Allah adalah Bapa dan mengasihi saya sekalipun saya adalah anak yang memberontak.” Lebih menarik lagi, “Dari Adam sampai Isa Al-Masih semua ceritera Alkitab terhubung dan inti dari ceritera-ceritera tersebut adalah tentang Sang Penyelamat, Isa Al-Masih.” Saya tertarik dengan penemuan saya yang terakhir, karena sepengetahuan saya ceritera-ceritera tersebut juga ada dalam Al-Quran.
Selama dua bulan kami tidak pernah bertemu. Saya juga hampir melupakannya. Hingga satu hari saya merasa perlu berbicara lagi dengannya. Lalu saya mulai meng-email dia dan kami pun sepakat untuk bertemu lagi pada akhir minggu.
Saya Minta Buku dan Diberi Alkitab
Ketika saya meminta sebuah buku untuk dibaca, saya mengharapkan dia memberikan buku yang khusus ditulis untuk mengubah orang Islam atau bahkan orang Kurdi menjadi Kristen. Tapi dia merekomendasikan Kitab Suci Injil. Saya terkejut bahwa dia berpikir saya dapat diyakinkan dengan sebuah teks bacaan yang kuno.
Namun saya menerima anjurannya dan mulai membaca Kitab Suci itu Injil. Kalimat-kalimat pertama bukanlah seperti kalimat-kalimat yang pernah saya dengar sebelumnya:
“Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1-4).
Saya terus membaca dan ketika saya membaca tentang Roh Kudus, saya merasa ada yang aneh dalam pikiran saya. Penuh perhatian dan spiritual. Selama berminggu-minggu saya membaca Kitab Injil. Saya menemukan setiap jawaban dari semua pertanyaan saya. Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya mengerti kisah manusia dari mulanya sampai sekarang dalam satu tema: Isa Al-Masih, Sang Juruselamat Manusia.
Kunjungan Ke Rumah Saudara Perempuan
Satu hari saya menerima telepon dari kakak perempuan saya yang tinggal di kota lain. Dia ingin saya mengunjunginya.
Saya memutuskan untuk mengunjunginya. Tapi saya tidak bisa membawa Alkitab. Karena ada pos-pos pemeriksaan dalam perjalanan. Saya takut mereka menemukan Kitab Suci saya dan saya akan mendapat masalah. Kakak perempuan saya sedang hamil dan sakit. Jadi saya harus tinggal selama satu minggu dengannya.
Ayat-Ayat Kitab Suci Yang Sangat Indah
Saya sangat menginginkan ayat-ayat Kitab Suci yang bisa saya baca. Saya tidak terpikir bahwa ada tersedia Kitab Suci secara online. Hari Jumat, saya mendapat e-mail dari orang percaya yang memberikan saya Kitab Suci itu. Saya membuka e-mail itu dan tidak seperti e-mail yang lain yang saya terima. Hanya ini yang tertulis di dalam e-mail tersebut:
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang rumput yang hijau,
Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan di dalam lembah kekelaman,
Aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;
Gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku;
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;
Pialaku penuh melimpah.
Kebajikan dan kemurahan belaka yang mengikuti aku, seumur hidupku;
Dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa (Kitab Mazmur 23).
Saya menghabiskan malam itu dengan membaca ayat-ayat tersebut berulang-ulang. Saya menangis karena bahagia dan dari kepastian yang diberikan oleh ayat-ayat tersebut.
Tidur Lama
Saya tidak tahu sudah berapa lama saya tidur. Kakak perempuan saya dan suaminya bertanya bagaimana saya bisa tidur begitu lama. Ketika saya bangun, hari sudah pagi. Tapi bukan hari Sabtu, melainkan Minggu. Ayat-ayat yang saya baca masih terngiang-ngiang di telinga saya.
Tetapi sesaat kemudian hal itu tidak menjadi masalah karena saya menyadari apa yang telah terjadi pada saya. Saya telah dilahirkan baru seperti dijelaskan dalam Injil Allah, “. . . jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:3). “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17).
Perubahan Hidup Terbesar Seorang Pencinta Al-Quran
Beberapa hari kemudian, saya menceritakan kepada teman-teman saya bahwa saya telah berubah dan sekarang menjadi pribadi yang berbeda. Saya begitu bersemangat hidup baru dalam Isa Al-Masih, dan rindu membagikan iman saya kepada mereka. Namun saya frustrasi karena tidak seorang pun yang perduli untuk mendengar tentang Allah. Setiap orang seperti terlalu sibuk untuk hal itu. Keluarga saya memilih untuk menyangkal bahwa saya telah berubah. Mungkin karena mereka tidak sanggup untuk memilih antara saya dan iman mereka. Saya kecewa dengan reaksi mereka. Namun kemudian saya menyadari, saya tidak dapat mengubah mereka. Hanya kasih karunia Allah yang dapat mengubah hati manusia. Lebih baik saya mendoakan daripada berusaha mengubah mereka. Seharusnya saya menyatakan kasih dan pengampunan. Bukan menghakimi mereka.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Pencinta Al-Quran Mendapat Keselamatan dalam Injil Isa Al-Masih”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
Jesus Park mengatakan
~
Khai,
Jika membaca Injil maka saudara akan tahu bahwa Isa disalib karena Ia sudah bernubuat, “maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.” (Injil, Rasul Matius 26:2). Mengapa Isa tahu? Karena Ia adalah Tuhan. Tujuan Isa, “Jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.” (Injil, Rasul Yohanes 12:47).
Jika Isa melarang zina, lalu Muslim berzina terhadap budak (QS 70:30) karena allah Islam mengijinkannya, bukankah berarti saudara menolak perintah Isa? Jadi mengapa saudara bertanya zina dimana-mana sedangkan saudara setuju allah Islam membebaskan perzinahan?
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Park,
Semoga penjelasan sdr dapat dicermati oleh saudara Khai. Terima kasih sdr Park.
~
Purnama
Hurry_20 mengatakan
~
JS Park
“Jika Isa melarang zina, lalu Muslim berzina terhadap budak (Qs 70:30) karena allah Islam mengijinkannya”.
Kalau sama budak itu jatuhnya bukan zina om, coba saudara baca lagi sejarah dijaman tersebut secara umum. Budak itu ibarat barang milik, pemiliknya memiliki hak terhadap diri budak tersebut dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kecuali sama istri orang, atau sama anak tetangga itu berzina. Ayat ini kan turun pada masa dimana perbudakan masih terjadi tapi pelan-pelan Islam mmbuka banyak jalan untuk kemerdekaan budak dan menutup jalan menuju perbudakan. Karena dalam Islam manusia itu sama derajatnya. Jangan lihat ayat sepotong-sepotong. Lihat kisah dibelakangnya, sejarah dan alasannya.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hurry,
Memang benar bahwa pada zaman itu perbudakan tidak dilarang dan budak menjadi milik tuan yang menebusnya. Namun ini adalah hukum buatan manusia. Hukum Allah tetap di atas hukum manusia. Allah yang menciptakan lembaga pernikahan, dan jika tidak ada ikatan pernikahan, tetap disebut berzina. Karena itulah hingga saat ini perbudakan telah dihapus dan dilarang.
~
Noni
Jesus Park mengatakan
~
Hurry,
Jadi menurut saudara, Allah Islam menghalalkan zinah untuk sementara terhadap budak. Lalu mengharamkannya. Kapan Allah Islam mengharamkan budak untuk digauli? Lalu menurut saudara, zinah kalau menggauli istri orang. Mengapa Nabi Islam mendapat wahyu special kalau semua wanita boleh mendaftar untuk digauli oleh Nabi Islam (Qs 33:50)? Tradisinya, wanita dihalalkan untuk melakukan prostitusi seperti (Qs 24:33)?
Apakah Allah Islam tidak dapat membedakan zinah atau bukan? Atau Nabi Islam mendapat wahyu dari syaitan yang tidak ia sadari seperti (Qs 53:19-20)? Silakan di jawab dengan data. Tanpa data maka saudara sedang berimajinasi dengan Islam karangan sendiri dan membuat sejarah imajinasi.
Staff Isa dan Al-Quran mengatakan
~
Saudara Hurry,
Terimakasih atas penjelasan saudara. Agama-agama dalam dunia ini jika tidak memiliki kesalehan niscaya tidak akan diminati. Tetapi bagaimana jika ada agama yang cacat moral di beberapa unsur agamanya misalnya pengajarannya atau pengajarnya, tetapi masih diminati oleh banyak orang? Ini bisa saja terjadi jika agama tersebut memiliki pengaruh berupa ancaman atau hadiah yang begitu dalam hingga ke kedalaman budaya.
~
Noni