Semua manusia, tanpa terkecuali, tentu pernah melakukan kesalahan. Dengan kata lain, tidak seorang pun di antara manusia di dunia yang luput dari kesalahan. Dampak dari kesalahan-kesalahan tersebut, membuat sekalipun amal tidak dapat menjadi benar di hadapan Allah.
Bagaimana menjadi benar di hadapan Allah? Apakah kegiatan keagamaan dapat membuat kita menjadi benar di hadapan-Nya?
Apakah Tujuan Utama Umat Beragama?
Dalam Qs 19:19 Jibril memberi berita kepada Siti Maryam: “. . . aku . . . memberimu seorang anak laki-laki yang suci” Anak suci yang dimaksudkan ialah Isa Al-Masih. Istilah suci dalam ayat ini diterjemahkan oleh Muhammad Muhsin Khan (orang Afghan, Dr. Medis dan penterjemah Al-Quran, lahir 1927) sebagai “a righteous son.” “Righteous” dalam bahasa Indonesia berarti “benar.”
Menjadi righteous atau orang benar merupakan tujuan utama umat beragama. Bildad, tokoh dalam Kitab Ayub, bertanya, “Bagaimana manusia dapat dipandang benar oleh Allah?” (Kitab Nabi Ayub, 25:1).
Tawaran Agama Cara Menjadi Benar
Tawaran yang diberikan agama untuk menjadi benar di hadapan Allah, selain dengan melakukan ritual-ritual serta rutinitas keagamaan, juga beramal. Alhasil, umat beragama berlomba-lomba melakukan amal. Berharap, semakin besar amalan yang dilakukan, maka semakin besar kesempatan untuk menjadi benar.
Namun sepertinya ajaran agama tersebut tidak seiring-sejalan dengan perkataan Al-Quran bahwa amal tidak dapat menjadi benar, “Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs 2:81).
Demikian juga nabi Islam berkata, “Bukan amal seseorang yang memasukkannya ke Surga atau melepaskannya dari neraka . . .” (HSM 2412-2414).
Lalu, dengan cara apakah dosa saya dibersihkan dan saya menjadi benar di hadapan Allah?
Isa Al-Masih Memberi Jalan Keluar!
Yang indah adalah bahwa Isa Al-Masih dilahirkan “benar,” yaitu suci. Ia datang untuk menawarkan hati yang benar (righteous) kepada kita. Bagaimana caranya? Wahyu Allah dalam Injil memberi jalan. “Dia yang tidak mengenal dosa [Isa Al-Masih] telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (Injil, Surat 2 Korintus 5:21).
Kita perlu menyerahkan semua dosa kita kepada Isa Al-Masih. Kita perlu mohon Dia untuk menggantikan kejahatan hati kita dengan kebenaran-Nya. Sehingga, kita akan “dibenarkan oleh Allah”, bukan dengan amal, karena amal tidak dapat menjadi benar.
[Staf Isa dan Islam – Dengan mempelajari “Lima Langkah Menjadi Benar” pada link berikut, akan menolong Anda menjadi benar di hadapan Allah. Silakan klik di sini.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa amal dan ritual-ritual keagamaan tidak dapat membuat seseorang menjadi benar di hadapan Allah?
- Menurut Saudara, selain melalui Isa Al-Masih, adakah cara agar seseorang benar di hadapan Allah? Jelaskan!
- Menurut Saudara, apakah dengan mengikut satu agama tertentu, dapat membuat seseorang menjadi benar di hadapan Allah? Jelaskan alasan Saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- “Kitab Kehidupan” Atau “Buku Catatan Amal”?
- Akankah Amal Baik Melebihi Amal Buruk Seseorang?
- Ternyata Amalan Tidak Menyelamatkan Manusia Dari Hukuman Allah!
- Amal-Amal Orang Beragama Bagaikan Kain Kotor?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel, “Dengan Amal, Tidak Dapat Menjadi Benar!”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718.
~
Saf Isa dan Islam,
Tuhan sejati tidak datang untuk menyelamatkan manusia karena Tuhan sejati selalu hadir untuk menyelamatkan manusia. Tuhan sejati tidak naik ke surga karena Tuhan sejati selalu berada di dalam surga.
Tuhan sejati tidak menebus dosa karena Tuhan sejati menghapus semua dosa.Tuhan sejati tidak datang hanya sebagai hakim pada akhir zaman karena Tuhan sejati selalu hadir sebagai hakim sepanjang zaman.
~
Saudara Kebenaran,
Terimakasih atas komentar yang saudara sampaikan, kami menghargai.
Tuhan yang sejati adalah Tuhan yang tidak jauh dari kita, dan tidak terpisah dari kita. Dalam diri Kalimat Allah, Dia telah turun ke dunia untuk menyelamatkan kita dan mendiami hati kita.
Saat ini Isa Al-Masih mengundang kita: “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku ” (Injil, Surat Wahyu 3:20).
~
Slamet
~
Iman seseorang dikenall melalui perbuatannya (Injil, Rasul Besar Matius 12:33). Iman jika tanpa perbuatan maka pada hakekatnya iman itu mati (Injil, Surat Yakobus 2:17)dan iman itu kosong (Injil, Surat Yakobus 2:20).
Yesus mengajarkan bahwa konsekwensi yang akan diterima manusia adalah melalui amal perbuatannya (Injil, Rasul Besar Matius 5:19) sesuai dengan ketentuan (taurat) sebagai perjanjian dari Tuhan karena Tuhan menetapkan segala sesuatu menurut aturan hukum-Nya (Kitab Nabi Yesaya 55:3).
~
Kitab Suci Allah menjelaskan bahwa kita diperkenan oleh Allah bukan karena melakukan Hukum Allah, tetapi karena iman.
“Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: “Orang yang benar akan hidup oleh iman” (Injil, Surat Galatia 3:11).
~
Slamet
~
Buat Saudara Salib Bening,
Amal sedekah adalah perbuatan baik untuk sesama manusia, saling mengasihi.
Dengarlah sabda Allah: “Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya jamu hidup dengan demikian Tuhan, Allah semesta alam akan menyertaimu” (Kitab, Nabi Amos 5:14).
Tetapi dapatkah amal dan sedekah kita mendapat jaminan menuju sorga? Allah mengatakan bahwa semua itu adalah semata-mata pemberian Allah.
Dengarlah sabda Allah : “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah [Isa Al-Masih]” (Injil, Surat Efesus 2:8).
Dan hanya melalui Isa Al-Masihlah kita mendapat keselamatan Sorga. SabdaNya: “Dan….memberikan tempat bersama-sama dengan Isa Almasih di sorga” (Injil, Surat Efesus 2:6).
~
Saudara Natal,
Terima kasih untuk komentar saudara. Memang benar bahwa jalan menuju sorga itu hanya satu yaitu anugerah dari Allah melalui pengorbanan Isa Al-Masih di kayu salib.
“Jadi, saudara-saudara , oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri” (Injil, Surat Ibrani 10:19-20).
~
Slamet
~
Pantesan orang Kristen selalu berbuat sesuka hati, beribadah sesuka hati, karena mereka sudah dibutakan oleh tuan Paulus dalam suratnya (Surat 2 Korintus 5:21). Bayangkan hanya dengan surat Paulus orang Kristen tersesat. Taukah kalian bahwa iblis itu menjadi musuh Allah hanya karena tidak mau mengikuti perintah-Nya. Apakah iblis tidak mengakui ke-Esaan Allah? Dia sangat mengetahui dan mengakui. Bayangkan jika kalian tidak menganggap penting amal baik yang diperintahkan Allah, ditambah lagi menjadikan manusia lemah sebagai Tuhan, berarti kalian sudah lebih bejat daripada iblis. Tempatnya di neraka selama-lamanya.
~
Saudara Gandhi,
Jelas salah besar jika saudara mengatakan kalau perbuatan baik itu tidak penting bagi orang Kristen. Mengapa? Karena orang Kristen adalah ciptaan baru yang dipersiapkan oleh Allah untuk berbuat baik. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Injil, Surat Efesus 2:10).
~
Slamet
~
Saya tertarik dengan komentar saudara kebenaran, bahwa
1. Tuhan sejati selalu hadir untuk menyelamatkan, namun kenapa selalu ada azab?
2. Tuhan sejati tidak turun dari surga, apakah suara atau kalimat Allah itu bukan dari Allah sendiri?
3. Tuhan sejati selalu menghapus dosa, terus apa gunanya idul qurban kalian?
Kalau Anda paham sekali tentang Islam tolong terjemahkan surah Maryam ayat 1 yang berbunyi KA ha ya ain sat… Ada yang bisa jelaskan? Saya sangat kagum akan ayat tersebut.
~
Saudara Cp,
Tanggapan saudara sangat baik sekali. Kiranya pertanyaan yang sdr sampaikan dapat dicermati dan pertimbangkan dan dijawab dengan baik oleh Sdr. Kebenaran. Sesungguhnya Allah sejati adalah Allah yang perduli dengan keselamatan manusia berdosa. Itu sebabnya Dia bersedia datang dan menebus manusia berdosa agar manusia dapat memperoleh kesempatan hidup kekal di sorga. Ini adalah bukti nyata Allah sejati yang mahapengasih dan penyayang.
Firman-Nya, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
Purnama
~
Untuk saudara Salib bring Pak dan saudara Gandhi,
Tentang iman dan amal perbuatan, tidak bisa dipisahkan, iman dalam ayat tersebut adalah iman kepada Kristus Yesus yang mana harus disertai dengan perbuatan yang baik. Itulah kenapa orang Kristen tidak ada yang bertindak anarkis hanya karena iman. Apakah sudah cukup jelas?
Saran saya tolong jangan mencomot satu ayat atau bahkan memotong sebagian ayat harusnya dibaca dengan rentetan dan berurutan supaya memperoleh pengertian yang benar yang di komentar selanjutnya akan saya tunjukan.
~
Saudara Cp,
Kami kira, teman-teman Muslim terlalu cepat menilai dan berprasangka tanpa mempelajari apa yang diajarkan oleh Isa Al-Masih. Iman yang benar dan baik menghasilkan tindakan yang baik dan benar. Begitu juga dengan ajaran yang benar menghasilkan tidakan yang benar dan baik. Keduanya mengikat, bertindak benar dihadapan Allah juga antar sesama manusia. Firman Allah berkata: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini” (Injil, Rasul Markus 12:30-31). Terima kasih, semoga dapat dipahami.
~
Purnama
~
Untuk saudara Salib bening p7k dan saudara Gandhi yang kukasihi,
Kalau bisa tolong baca secara lengkap dalam pasal tsb. Yakobus 2:17-20, 22 (TB) “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?… Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.”
~
Saudara Cp,
Kami berharap dengan saudara melampirkan ayat tersebut, teman-teman Muslim dapat mengerti bahwa iman dan perbuatan tidak dapat dipisahkan. Kita diselamatkan oleh anugerah dan iman di dalam Isa Al-Masih, tetapi kita juga dipersiapkan untuk melakukan kehendak Allah. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Injil, Surat Efesus 2:10). Terima kasih.
~
Purnama
~
Yang jadi pertanyaan apabila beriman kepada Yesus, dibaptis, selalu ibadat, tapi maksiat jalan terus. Malahan ada pendeta, pastur yang phidopile, atau berhubungan sesama, atau dengan biarawati. Apakah mereka tidak berdosa. Selain itu tidak ada manusia yang tidak melakukan dosa walaupun sebiji sawi. Anda menyinggung perasan teman itu juga dosa. Apakah tidak ada balasan atas dosa-dosa itu karena telah beriman kepada Yesus?
~
Saudara Gandhi,
Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa setiap orang yang sunguh-sungguh beriman kepada Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi pasti diselamatkan. “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:18).
Namun seseorang yang sudah diselamatkan Isa Al-Masih, bukan berarti ia bebas melakukan dosa. Sebaliknya ia harus terus-menerus menanggalkan manusia (tabiat) lama serta kelakuannya.
“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu” (Injil, Surat Kolose 3:5,8).
~
Slamet
~
Rekan Selamet, artinya tidak ada jaminan keselamatan, kalau harus berbuat baik juga. Berbuat baik (beramal) menjadi penentu masuk surga atau tidak. Sebab jika berbuat jahat akan masuk neraka juga. Neraka Kristen kekal. Mending Islam. Percaya tidak ada tuhan selain Allah. Tidak percaya kepada Tuhan jadi-jadian. Tidak percaya kepada manusia lemah menjelma jadi Tuhan, sudah jaminan masuk surga.
Melakukan amal shaleh untuk mengharap rahmat Allah. Apabila ada dosa, dosanya ditimbang dengan amal. Kalau banyak dosanya dicuci dulu di neraka, sudah bersih baru masuk surga. Kalau Kristen kan masuk neraka kekal, kalau masih ada dosa walaupun sebiji sawi. Karena menurut Kristen yang masuk surga itu kalau sudah mematikan duniawi. Selama masih ada dunia, pasti punya dosa.
~
Saudara Gandhi,
Jelas keselamatan masuk ke sorga tidak dapat diperoleh dengan amal dan perbuatan baik melainkan hanya iman kepada Isa Al-Masih.
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Injil, Surat Efesus 2:8).
Setelah memiliki keselamatan di dalam Isa Al-Masih barulah orang Kristen dapat melakukan perbuatan baik. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya”(Injil, Surat Efesus 2:10).
Jadi orang yang telah memiliki keselamatan tidak mungkin dia tidak melakukan yang baik, karena mereka diciptakan untuk berbuat baik.
~
Slamet
~
Sdr. Slamet, saya kutipkan komen anda sebelumnya:
Namun seseorang yang sudah diselamatkan Isa Al-Masih, bukan berarti ia bebas melakukan dosa. Sebaliknya ia harus terus-menerus menanggalkan manusia (tabiat) lama serta kelakuannya.
“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu” (Injil, Surat Kolose 3:5,8).
Dengan kata lain yang sudah diselamatkan tidak pasti selamat jika tidak mematikan segala sesuatu yang duniawi. Apa bisa semua itu? Pastur dan biarawati saja sering berbuat cabul. Apa bisa tidak marah, kata-kata kotor?
~
Saudara Gandhi Waluyan.
Keselamatan yang telah kita terima akan membuat perubahan dalam hidup. Yang tadinya suka berzina, ia meninggalkan perbuatan zinanya, yang tadinya sering dikuasai emosi kemarahan, ia akan mengendalikan dirinya jika ia marah. Semua manusia mansuiawi jika marah, namun jangan sampai dikuasai oleh amarah yang membuat manusia bisa gelap mata.
Keselamatan yang telah diterima akan membuat kita sadar akan dosa yang kita perbuat sehingga secara otomatis meninggalkan semua hal duniawi yang membuat manusia jatuh dalam dosa. Alllah memberikan Roh Kudus yang selalu mengingatkan agar kita menjauhi dosa.
~
Noni
~
Gandhi,
Perbuatan baik bukan menjamin keselamatan tapi Isa-lah yang menjamin keselamatan itu. Perbuatan baik yang kita lakukan hasil dari rahmat yang Isa berikan pada kami sebagai tanda syukur. Jadi orang percaya tidak akan menjadi pengikut pendeta atau biarawati tapi Isa karena Ia adalah teladan yang setara dengan Tuhan.
Berbeda dengan Islam, perbuatan baik (dibatasi hanya sesama Muslim saja QS 48:29) agar mendapatkan pahala, jadi Muslim melakukannya dengan syarat. Tapi tetap dijamin neraka dan saudara sudah mengakuinya walaupun dosanya dicuci, tapi kenyataan berbeda dengan khayalan karena “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahanam.” (QS 43:74).
~
Saudara Park,
Terima kasih untuk tanggapan sdr. Memang banyak yang salah paham berpikir bahwa seseorang yang sudah diselamatkan maka akan bebas seenaknya berbuat dosa, ataupun syarat diselamatkan harus berbuat baik terlebih dahulu. Isa Al-Masih berfirman bahwa setiap orang yang mengikut-Nya harus sangkal diri dan pikul salib (Injil, Rasul Markus 8:34). Artinya, seseorang harus mengikuti cara Kristus, cara berpikir, hidup dalam kebenaran dimana semua ajaran dan perintah-Nya bertentangan dengan keinginan daging dan duniawi. Semoga penjelasan sdr Park dapat meberikan pencerahan kepada Sdr Gandhi.
~
Purnama