Pada tanggal 6 dan 7 Desember 2016 dua peristiwa beruntun. Yaitu gempa Aceh dan pembubaran ibadah Natal di Bandung. Mungkinkah keduanya berkaitan?
Pembubaran Natal di Bandung
Ormas Pembela Ahlu Sunnah (PAS) dan Dewan Dakwah Islam (DDI) memprotes ibadah Natal di Sabuga, Bandung. Alasannya gedung itu bukanlah tempat ibadah.
Padahal, Al-Quran mengajarkan “Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia . . .” (Qs 9:6).
Cuitan Netizen di Twitter
Akun Twitter dengan tanda pagar/tagar #BandungIntoleran menjadi trending topik.
Hingga Rabu (7/12/2016), pukul 03.30 WIB, ada 8.100 cuitan di tagar itu.
“[email protected] kasihani kami minoritas ini . . . apa belum cukup kami di sebut2 KAFIR?” tulis akun Hendrix Tarihoran.
Akun Arya menuliskan “. . . sebagai warga bandung & muslim gw merasa malu atas tindakan ormas yang masuk ke dalam sabuga mengganggu kebaktian.”
“Hentikan mencoreng Islam yang damai dengan melakukan perbuatan melanggar hak asasi orang lain, proses hukum pelakunya,” kata akun Rhoma Irama.
Gempa Aceh Dan Pembubaran Natal Di Bandung, Apakah Ini Balasan?
Gempa hebat di Pidie, Aceh, mengakibatkan banyak korban dan kepedihan yang mendalam.
Benarkah gempa di Aceh sebagai balasan Allah terhadap pembubaran Natal di Bandung?
Tidak! Tidak semua bencana alam adalah hukuman Tuhan kepada manusia. Namun sewaktu-waktu Tuhan dapat menggunakan bencana alam untuk mengingatkan umat-Nya.
Yang pasti, dalam gempa bumi pun Allah sangat mengasihi manusia. Natal adalah salah satu bukti kebesaran kasih Allah.
Kaitan Pembubaran Natal Dan Gempa Aceh
Natal bukanlah momen kebencian, melainkan momen kasih. Kasih Isa Al-Masih menyatukan kedua peristiwa itu.
Kepada korban gempa Aceh dan pembubaran Natal di Bandung serta semua manusia, Isa mengajarkan kasih yang terbaik. Sabda-Nya “. . . kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 19:19).
Kita berdoa agar Tuhan menolong mereka. Umat Nasrani juga sudah mengirimkan bantuan untuk meringankan beban hidup mereka.
Kepada orang-orang yang memusuhi kita, Isa Al-Masih mengajarkan sikap termulia. “. . . Kasihilah musuhmu dan berdoalah [berkat] bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5: 44).
Isa mengajar umat-Nya agar jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Melainkan membalas kejahatan dengan kebaikan.
Islam, Kristen – Inilah Bukti Terbesar Kasih Allah
Bukti terbesar kasih Allah ialah turunnya Isa Al-Masih, Kalimatullah. Isa rela mati disalib untuk menggantikan hukuman dosa manusia. “. . . Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Isa Al-Masih begitu mengasihi semua manusia, termasuk umat Muslim. Ia ingin mereka percaya kepada-Nya agar beroleh pengampunan dosa dan jaminan hidup kekal di sorga. Jelas gempa Aceh dan pembubaran Natal di Bandung, tidak serta merta membuat Isa Al-Masih pilih kasih.
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca:
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara apakah hikmah dua peristiwa menyedihkan itu bagi umat beragama?
- Apakah ajaran mengasihi dari Isa Al-Masih adalah sikap terbaik terhadap pembubaran Natal di Bandung dan korban gempa di Aceh? Mengapa?
- Isa Al-Masih memberikan ajaran termulia, berkuasa mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal. Mungkinkah Dia hanya manusia biasa? Buktinya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Bencana Alam Merupakan Azab Allah?
- Adakah Harapan Bagi Umat Beragama Di Tengah Musibah?
- Al-Quran: Isa Al-Masih Memberikan Pengetahuan Tentang Hari Kiamat
- Bagaimana Hukum Yang Tepat Untuk Seorang Penghina Agama?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Gempa Aceh dan Pembubaran Natal di Bandung – Apakah Berkaitan?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718.
~
Jujur saya pernah berkomentar di suatu berita Online, ketika itu tentang Demo besar-besaran yang dilakukan “ormas islam” yang menuntut tentang diduganya Bapak Ahok menistakan agama. Saya menuliskan komentar tentang bencana, “saya takut setelah kejadian Demo besar-besaran itu akan datang musibah/bencana di indonesia” (dalam hati, saya merasa tidak layak untuk mehakimi ataupun berkata kasar atau menghujat mereka, karena ada Tuhan yang akan bekerja untuk kita) dan setelah beberapa minggu terjadilah gempa di Aceh.
Sebagai orang yang percaya akan kasih Yesus Kristus, sangatlah mengutamakan kasih. Hanya kasih yang akan mengalahkan kejahatan.
“Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44).
~
Saudara LGN,
Kami sependapat dengan komentar saudara bahwa kita harus mengasihi sesama. Mengapa? Karena adalah orang-orang yang sudah merima kasih Tuhan yang sangat besar. Kita yang seharusnya mati dan binasa, tetapi karena anugerah Tuhan, kita menjadi orang yang dikasihi Allah.
Oleh karena itu kita harus menyadari tentang hal ini, dan bersedia melakukan misi yaitu membagikan kasih karunia ini kepada orang lain.
“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:19).
~
Slamet
~
Fokus: Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, panitia KKR Natal tersebut tidak memiliki izin menggelar ibadah yang lengkap sehingga ormas protes di depan Sabuga. Menurutnya, tidak ada kericuhan dan situasi tetap kondusif. Setelah dilakukan mediasi, ibadah siang hari dapat dilanjutkan namun ibadah malam hari sepakat ditunda. Penyelenggara ibadah pun diminta berkoordinasi dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandung untuk menyelesaikan perizinan.
Dari kaitan diatas, bila di bulan Desember, adalah kegiatan Natal bagi umat Kristen, perlukah melakukan suatu koordinasi kepada pihak kepolisian?
Bagaimana bila itu terjadi bagi umat Muslim? Mohon Pencerahan.